Anda di halaman 1dari 2

Apa yang terjadi dengan Perkeretaapian Komuter Jabodetabek ?

Kereta Api Listrik pertama kali hadir di Indonesia pada tahun 1920. Pada saat
itu,pemerintah Kolonial Belanda membuat uji coba elektrifikasi jalur kereta api dari Stasiun
Tanjung Priok sampai dengan Stasiun Meester Cornelis (Jatinegara). Uji Coba yang berhasil
tersebut akhirnya membuat pemerintah Belanda menyetujui untuk mengelektrifikasi jalur
Tanjung Priuk-Jakarta Kota-Bogor. Setelah penjajahan,elektrifikasi jalur kereta api mulai
diperluas dengan bantuan dari negara Jepang dan Prancis hingga membentuk sistem kereta api
komuter seperti sekarang.

PT Kereta Commuter Indonesia selaku operator Kereta Api Listrik diresmikan tahun 2008
sebagai anak perusahaan dari PT Kereta Api Indonesia dengan nama awal PT Kereta Commuter
Jabodetabek (KCJ). Awalnya,kereta api listrik dioperasikan oleh PT KAI Divisi Jabodetabek.
Namun,dengan adanya Rencana yang disusun bersama oleh pemerintah Indonesia dengan
Pemerintah Jepang dalam hal ini JICA (Japan International Cooperation Agency) untuk
membenahi sistem transportassi massal maka PT KAI harus memberikan wewenang
operasional kereta api listrik kepada PT KCI yang awalnya bernama PT KCJ. Selain
itu,pemerintah telah merencanakan berbagai revitalisasi perkeretaapian listrik di Jabodetabek
karena kebutuhan akan transprotasi yang semakin meningkat.

Kereta api listrik yang memenuhi kebutuhan penumpang di jalur jabodetabek saat ini
berasal dari Jepang. Kereta-kereta tersebut merupakan kereta second hand yang dibeli dari
operator kereta api komuter di Jepang seperti Tokyo Metro,Japan Railway East,dan Tokyu
Corporation. Kereta ini dibeli secara bekas dikarenakan PT INKA belum mampu memenuhi
kebutuhan PT KCI yang harus memperbarui dan memperbanyak armada kereta api komuternya
hingga 1000 unit per tahun. Selain itu,kereta api bekas Jepang masih bisa diandalkan karena
usia pakai kereta tersebut masih cukup lama dan sangat sesuai dengan kondisi prasarana kereta
api listrik yang dimiliki oleh PT KCI. Pada tahun 2020,Pemerintah telah mengeluarkan
pernyataan bahwa kereta api yang beroperasi di Indonesia harus membeli baru langsung dari
Pabrik sehingga transfer kereta api bekas dari Jepang kemungkinan akan diberhentikan pada
tahun 2020.

Saat ini,proyek Double Double Track Manggarai-Bekasi-Cikarang sedang dibangun.


Proyek ini dikerjakan karena semakin penuhnya lintasan kereta api di wilayah Cikarang hingga
Manggarai. Selain itu menjawab keluhan penumpang yang berada di lintas tersebut. Proyek ini
akan merubah sistem perkeretaapian komuter di Jabodetabek dengan menjadikan Stasiun
Manggarai sebagai Stasiun Sentral di Jakarta yang melayani Kereta Api Antar Kota
(Intercity),Kereta api Bandara (Raillink),dan Kereta Api Komuter dan akan memisahkan antara
jalur kereta api antar kota dengan jalur kereta api komuter sehingga perjalanan dua kereta api
tersebut tidak saling terganggu. Selain itu pemerintah telah merencanakan pembangunan jalur
baru yakni Outer loop line yang menghubungkan Parung Panjang-Citayam-Nambo-Cikarang-
Tanjung Priuk serta mengintegrasikan beberapa moda transportasi massal lainnya seperti MRT
Jakarta,LRT Jabodebek,LRT Jakpro di daerah Dukuh atas dengan konsep “Indonesia Shinjuku”
yang dapat menambah kapasitas dan pelayanan penumpang kereta api komuter di
Jabodetabek .

PT KCI juga bekerja sama dengan Japan Railway East (JR East) yaitu salah satu operator
kereta api di Jepang. Kerja sama ini dilakukan karena JR East berpengalaman di bidang kereta
api komuter sehingga PT KCI dapat menerapkan beberapa nilai-nilai yang diaplikasikan oleh JR
East. JR East dipilih karena kemitraan yang telah terjalin sejak tahun 2013 dan kebanyakan
kereta api yang beroperasi di jabodetabek adalah kereta asal JR East. Selain itu, Program
transfer teknologi juga sedang dilaksanakan antara dua perusahaan tersebut sehingga akan
meningkatkan kinerja PT KCI dalam melayani penumpang.

PT KCI saat ini sedang berbenah untuk melayani penumpang kereta api komuter
jabodetabek agar pelayanan yang diberikan maksimal. Pemeritah juga mendukung dengan
membangun infrastruktur bagi kereta api komuter jabodetabek. Operator kereta api di luar
negeri khususnya dari Jepang juga membantu agar Sistem perkeretaapian Jabodetabek setara
dengan perkeretaapian negara-negara maju.

Anda mungkin juga menyukai