Bandung
Reporter:
Antara
Editor:
56165
Demi menunjang Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), proyek kereta cepat yang semula hanya
menghubungkan Jakarta - Bandung akan diperpanjang sampai Kertajati, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
"Sekarang saya mau evaluasi, saya disuruh evaluasi. Presiden ingin tahu, kenapa.
Pokoknya saya mau dalam satu bulan ini sudah dapat bentuknya, ini gimana, apa
yang terjadi," katanya Senin, 8 Januari 2018.
Mantan Menko Polhukam itu mengaku diperintahkan oleh Presiden Joko Widodo
untuk melakukan evaluasi proyek kereta cepat Jakarta Bandung. Ia diminta
melakukan evaluasi bersama Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Thomas Lembong dan Menteri BUMN Rini Soemarno.
ADVERTISEMENT
Meski belum bisa mengatakan indikasi kendala yang membuat proyek kereta cepat
pertama itu belum juga terealisasi, Luhut mengatakan rencananya proyek tersebut
akan terhubung dengan Bandara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat.
"Presiden sudah minta evaluasi, kereta cepat Jakarta Bandung mungkin sampai
Kertajati. Karena kalau sudah sampai di situ, 200 km, mungkin `reasonable` (wajar)
biayanya," katanya.
Dengan evaluasi tersebut, Luhut mengaku proyek tersebut akan berada di bawah
koordinasi Kementerian Koordinasi Bidang Kemaritiman karena masuk ranah
program kementerian di bawah koordinasinya.
"Kira-kira begitu, karena ini kan masalah perhubungan, di bawah saya juga,"
katanya menegaskan bahwa Kementerian Perhubungan ada di bawah koordinasi
kementeriannya.
ADVERTISEMENT
Menurut Budi, mengenai tenggat waktu penyelesaian proyek kereta cepat Jakarta
Bandung akan dibahas dalam rapat Selasa, 9 Januari 2018 di Kemenko Maritim.
Ada pun terkait rute baru transportasi massal itu yang nantinya akan terhubung ke
Bandara Kertajati memang telah direncanakan sebelumnya. Sementara itu, kereta
cepat tidak akan terhubung dengan Pelabuhan Patimban yang lebih banyak
melayani logistik.
"Idenya malah bagaimana agar Bandara Kertajati dan Bandara Soekarno Hatta itu
linked (terhubung), jadi orang punya pilihan. Dan memang direncanakan satu
waktu Jakarta dan Bandung jadi mega metropolitan. Jadi kita sudah siapkan
Kertajati ke Halim bahkan mungkin ke Soekarno Hatta," ujarnya
https://bisnis.tempo.co/read/1048484/jokowi-minta-luhut-evaluasi-proyek-kereta-cepat-jakarta-
bandung
Home
Bisnis
Ekonomi
"Kereta cepat sudah disiapkan sejak 2008, tetapi rute Jakarta-Surabaya. Ini
dirancang Bappenas dan Kemenhub. Tapi karena pertimbangan politis dan dana
yang dibutuhkan besar, sementara pemerintah saat itu membutuhkan dana untuk
kegiatan-kegiatan lain, jadi proyek belum diimplementasikan," ujarnya di Jakarta,
Jumat (12/6/2016).
BACA JUGA
Menhub Jonan Tegaskan Tak Ada Jaminan Finansial Buat Kereta Cepat
RI Rawan Bencana, Kajian Proyek Kereta Cepat Harus Sempurna
"Karena dananya besar kita bikin strategi bagaimana bikin secara cepat, dibangun
bertahap, dipilih Jakarta-Bandung. Ini juga karena pertumbuhan ekonomi di koridor
yang dilewati ini akan luar biasa. Pendapatan per kapita dalam 5 tahun bisa US$ 10
ribu," jelasnya.
"Sehingga pada 2012, kita lakukan studi bagaimana bangun kereta cepat Jakarta-
Bandung, pola kala itu KPS. Tapi waktu itu minta pemerintah diminta 70 persen dan
swasta 30 persen. Itu tdak bisa. Kemudian diotak-atik muncul angka pemerintah 60
persen, sedangkan swasta 40 persen. Tetapi pemerintah yang lama belum
ada political will,sehingga terkesan proyek ini tidak berlanjut," kata dia.
Akhirnya, pembangunan kereta cepat ini baru terealisasi pada masa pemerintahan
Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dengan semangat meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, maka pembangunan infrastruktur pendorong pun mendapat dukungan dari
pemerintah, termasuk dengan beroperasinya kereta cepat.
Terealisasinya pembangunan kereta cepat ini juga sebenarnya berkat adanya minat
dari Jepang dan China. Setelah melewati tahapan seleksi, akhirnya pemerintah
memilih China untuk bekerjasama dengan BUMN membangun moda transportasi
terebut. Pemilihan China juga bukan tanpa alasan. China dianggap berani
membangun tanpa adanya bantuan dari pemerintah melalui APBN. Sedangkan
Jepang meminta bantuan dana pemerintah dalam proses pembangunannya.
"Keuangan kita terbatas, dan visi Pak Presiden kita bangun dari luar. Makanya kita
cari sumber pendanaan lain diluar. Perlu ada investasi lain seperti dari BUMN dan
swasta. Kemudian ada swasta yang tertarik pada pembangunan ini, ini sehingga
melihat adanya peluang. Sepanjang tidak menggunakan APBN yang diprioritaskan
untuk ulau luar untuk tujuan mendorong pertumbuhan ekonomi," tandas dia.
(Dny/Gdn)
https://www.liputan6.com/bisnis/read/2434749/ini-cerita-awal-proyek-kereta-cepat-jakarta-
bandung
Tempo.co
24 Februari 2016 15:27 WIB
001
Presiden RI, Joko widodo menghadiri Groundbreaking Proyek Kereta Cepat di Cikalong Wetan, Kabupaten
Bandung Barat, 21 Januari 2016. Proyek kereta api cepat ini merupakan kerjasama Indonesia dan Cina.
TEMPO/Aditya Herlambang Putra
"Kalau swasta mau masuk pasti yang diminta jaminan kepastian hukum, bukan
jaminan finansial karena investasi itu lama," Hanggoro berujar.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menurut Hanggoro, peraturan yang mendukung bisa menjadi daya tarik bagi
swasta untuk berinvestasi di Indonesia. "Mudah-mudahan pihak swasta bisa
berinvestasi di Indonesia lebih nyaman."
FRISKI RIANA
TERKAIT
Setya Novanto Dapat Ganti Rugi Proyek Kereta Cepat Rp 6,4 Miliar
33 hari lalu
TKA Cina di Bekasi, Ada yang Profesional Tapi Ada Juga yang ...
20 September 2018
TKA Cina Proyek Kereta Cepat Ulang Heboh Dua Tahun Lalu
20 September 2018
https://bisnis.tempo.co/read/747842/ini-alasan-skema-kereta-cepat-jakarta-bandung-
b-to-b
Dapatkan berita terkini dan terverifikasi dengan mengikuti social media TEMPO.CO
Tentang Kami
Pedoman Media Siber