Anda di halaman 1dari 14

PSO – IMO DAN TAC PERKERETAAPIAN

DASAR HUKUM

PELAYANAN KELAS EKONOMI

UU 23 tahun 2007 tentang Perkeretaapian dan dalam pasal 153 ayat 1


PSO = Tarif yg dihitung Penyelenggara Sarana Perkeretaapian - Tarif yg ditetapkan Pemerintah
Tarif yg dihitung Penyelenggara Sarana Perkeretaapian berdasarkan pedoman penetapan tarif
yang ditetapkan oleh Pemerintah,.
Sudah diterbitkan :
Peraturan Menteri Perhubungan No.38 tahun 2010 tentang Pedoman Penetapan Tarif Angkutan
Orang Dengan Kereta Api

PENGGUNAAN PRASARANA

UU 23 tahun 2007 tentang Perkeretaapian Pasal 154


Penyelenggara Sarana Perkeretaapian membayar biaya penggunaan prasarana perkeretaapian.

Besarnya biaya penggunaan prasarana perkeretaapian berdasarkan pedoman penetapan biaya


penggunaan prasarana perkeretaapian yang ditetapkan oleh Pemerintah.

Belum diterbitkan pedoman penetapan biaya penggunaan prasarana perkeretaapian

1
PERMASALAHAN PSO – IMO DAN TAC

2
PERMASALAHAN PSO – IMO DAN TAC

PERKEMBANGAN TARIF KA EKONOMI Perkembangan Perubahan Kenaikan Tarif KA Ekonomi


6,000 1. Peraturan Menteri Perhubungan No: KM 7 Tahun 2009 4
Februari 2009. Mulai berlaku 4 Februari 2009.
5,000 2. Peraturan Menteri Perhubungan No: KM 35 Tahun 2010,
1 Juni 2010. Mulai berlaku sejak tanggal 1 Juli 2010
4,000 (kenaikan tarif)
3. Ditunda kenaikannya, mulai berlaku 1 Oktober 2010 (KM
Tarif (Rp)

3,000 48/2010).
4. Ditunda lagi kenaikannya (KM 54/2010). akan
2,000 diberlakukan setelah ada evaluasi tarif pada akhir bulan
Desember 2010.
1,000
5. Surat Menteri Perhubungan HK.202/1/3PHB 2011 tanggal
5 Januari 2011 perihal Pelaksanaan KM 35 tahun 2010
-
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 6. Ditunda dengan Surat Menteri Perhubungan PR.304/1/1
Cepat Merak 3,400 3,400 5,000 5,000 5,500 5,500 5,500 5,500 5,500 5,000 Phb 2011 tanggal 10 Januari 2011.
KRL 1,500 1,500 2,000 2,000 2,500 2,500 2,500 2,500 2,500 2,000 Ketidakpastian kenaikan tarif KA Ekonomi tidak kondusif bagi
investor yang akan masuk di sektor Perkeretaapian

Dengan kebijakan tarif KA Ekonomi yang rendah,


maka :
1. Diperlukan Dana PSO dari APBN yang cukup
besar, dan
2. Tingginya permintaan angkutan KA Ekonomi
tetapi tidak dapat diimbangi dengan kapasitas
produksi (keterbatasan sarana dan prasarana)
sehingga dapat menurunkan tingkat kenyamaan
penumpang.

3
PERMASALAHAN PSO – IMO DAN TAC
TATA CARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA PENYELENGGARAAN
KEWAJIBAN PELAYANAN UMUM

PMK: NOMOR 156 / PMK.02 / 2010 PMK: NOMOR 111 / PMK.02 / PMK:
Peraturan TENTANG 2007 NOMOR 125/PMK.02/2010
TENTANG
Menteri KEWAJIBAN PELAYANAN UMUM TENTANG
SUBSIDI BERAS
Keuangan BIDANG ANGKUTAN KERETA API SUBSIDI LISTRIK
KELAS EKONOMI
Pasal 2 ayat 2 Pasal 8 ayat 3 Pasal 5 ayat 2
Kuasa Dalam rangka pelaksanaan kewajiban Dalam rangka pelaksanaan Dalam rangka pelaksanaan
Pengguna pelayanan umum bidang anggaran subsidi listrik, Menteri anggaran subsidi beras bagi
Anggaran angkutan kereta api kelas ekonomi, Keuangan selaku Pengguna masyarakat berpendapatan
Menteri Keuangan selaku rendah, Menteri Keuangan selaku
Anggaran menetapkan Direktur
Pengguna Anggaran menetapkan Pengguna Anggaran menetapkan
Direktur Jenderal Jenderal Anggaran selaku Direktur Utama Perusahaan
PerkeretaapianKementerian Kuasa Pengguna Anggaran Umum (PERUM) BULOG selaku
Perhubungan selaku Kuasa Kuasa Pengguna Anggaran
Pengguna Anggaran (KPA). (KPA).

4
PERMASALAHAN PSO – IMO DAN TAC
TATA CARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA PENYELENGGARAAN
KEWAJIBAN PELAYANAN UMUM

PMK: NOMOR 156 / PMK.02 / 2010 PMK: NOMOR 111 / PMK.02 / PMK:
Peraturan TENTANG 2007 NOMOR 99/PMK.02/2009
TENTANG
Menteri KEWAJIBAN PELAYANAN UMUM TENTANG
SUBSIDI BERAS
Keuangan BIDANG ANGKUTAN KERETA API SUBSIDI LISTRIK
KELAS EKONOMI
Pasal 14 ayat 1 Pasal 20 ayat 1 Pasal 16 ayat 4
Pemerintah Dalam hal terdapat selisih kurang Apabila terdapat selisih kurang Apabila berdasarkan laporan hasil
membayar antara jumlah dana penyelenggaraan pembayaran Subsidi Listrik audit dinyatakan bahwa terdapat
lebih kecil kewajiban pelayanan umum bidang antara yang telah dibayar kekurangan pembayaran subsidi
angkutan kereta api kelas ekonomi kepada PT. PLN (Persero) beras bagi masyarakat
yang telah dibayar kepada PT Kereta dengan hasil audit berpendapatan rendah dari
Api (Persero) dengan hasil audit sebagaimana dimaksud dalam pemerintah kepada Perusahaan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal Pasal 19 ayat (2), jumlah selisih Umum (PERUM) BULOG pada
13 pada satu tahun anggaran, kurang dimaksud setelah satu tahun anggaran, kekurangan
kekurangan pembayaran tersebut mendapat persetujuan dari pembayaran dimaksud dapat
tidak dapat ditagihkan kepada Menteri Keuangan dapat diusulkan untuk dianggarkan
negara. diusulkan untuk dianggarkan dalam APBN tahun anggaran
dalam APBN tahun anggaran berikutnya
berikutnya atau APBN-
Perubahan tahun anggaran
berikutnya.

5
PERMASALAHAN PSO – IMO DAN TAC

PMK: NOMOR 156 / PMK.02 / PMK: NOMOR 111 / PMK.02 / PMK:


Peraturan 2010 2007 NOMOR 99/PMK.02/2009
TENTANG
Menteri TENTANG TENTANG
SUBSIDI BERAS
Keuangan KEWAJIBAN PELAYANAN SUBSIDI LISTRIK
UMUM
BIDANG ANGKUTAN KERETA
API KELAS EKONOMI

Pasal 5 ayat 1 Pasal 13 ayat 2 Pasal 8 ayat 1


Pencairan Pencairan dana Jumlah Subsidi Listrik yang Perusahaan Umum (PERUM) BULOG
dana penyelenggaraan kewajiban dapat dibayar untuk setiap dapat diberikan pembayaran subsidi
pelayanan umum bidang bulannya sebesar 95% (sembilan beras bagi masyarakat berpendapatan
angkutan kereta api kelas
puluh lima persen) dari hasil rendah tahap pertama paling banyak
ekonomi dilaksanakan secara
triwulanan. perhitungan verifikasi sebagaimana sebesar ½ x pagu anggaran subsidi
dimaksud dalam Pasal 11 beras bagi masyarakat berpendapatan
Pasal 14 ayat 1 rendah..
Terhadap pembayaran bulanan Pasal 11 ayat 1
Subsidi Listrik sebagaimana Dalam hal kebutuhan dana untuk
dimaksud dalam Pasal 13, PT. PLN mendukung kegiatan sebagaimana
(Persero) dapat mengajukan usulan dimaksud dalam Pasal 2 belum
mencukupi, Perusahaan Umum
koreksi setiap akhir triwulan.
(PERUM) BULOG dapat mengajukan
kredit perbankan kepada bank umum
milik negara dan/atau bank devisa.

6
PERMASALAHAN PSO – IMO DAN TAC

PMK:NOMOR 03/ PMK.02/ 2009


Peraturan Menteri TENTANG
Keuangan TATA CARA PENYEDIAAN, PENGHITUNGAN DAN PEMBAYARAN
SUBSIDI BAHAN BAKAR MINYAK JENIS BAHAN BAKAR MINYAK TERTENTU

Pasal 4 ayat 2
Kuasa Pengguna Dalam rangka pelaksanaan anggaran subsidi BBM Jenis BBM Tertentu, Menteri Keuangan selaku
Anggaran Pengguna Anggaran menetapkan Direktur Jenderal Anggaran selaku Kuasa Pengguna Anggaran.

Pasal 15 ayat 1
Pemerintah membayar Apabila terdapat selisih kurang pembayaran subsidi BBM Jenis BBM Tertentu antara yang telah
lebih kecil dibayar kepada Badan Usaha dengan hasil audit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2),
jumlah selisih kurang dimaksud dapat diusulkan untuk dianggarkan dalam APBN atau APBN-P tahun
anggaran berikutnya.
Pasal 8
Pencairan dana Jumlah Subsidi BBM Jenis BBM Tertentu yang dapat dibayar untuk setiap bulannya kepada Badan
Usaha paling tinggi 95% (sembilan puluh Iima persen) dari hasil perhitungan verifikasi..
Pasal 10 ayat 1
Koreksi terhadap jumlah subsidi BBM Jenis BBM Tertentu yang telah dibayar kepada Badan Usaha
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dilakukan secara triwulanan.

7
PERMASALAHAN PSO – IMO DAN TAC

Dari tabel di atas diketahui bahwa sampai dengan tahun 2004 sisa kekurangan dana dari Pemerintah untuk
pelaksanaan kewajiban program PSO dan IMO Pemerintah oleh PT KA telah mencapai jumlah Rp1.336.944.000.000,-
Sumber : LHP BPK tahun 2005

8
KETIDAKSETARAAN PERLAKUAN

1. Angkutan kereta api terkena beban Track


Access Charge (TAC), sementara beban
angkutan darat (truk) tidak terkena Road User
Charge (RUC)
2. Angkutan kereta api terkena BBM Non
Subsidi, dibandingkan angkutan darat (truk)
yang mendapat BBM Bersubsidi
3. Angkutan kereta api terkena PPN 10 %
sedangkan angkutan darat (truk) tidak terkena
PPN 10 %

Perpres No. 9 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden No. 55 Tahun 2005 Tentang Harga Jual Eceran
Bahan Bakar Minyak Dalam Negeri, dalam Lampiran 1 dinyatakan bahwa untuk konsumen pengguna Transportasi terdiri
dari Segala bentuk sarana transportasi darat (kendaraan bermotor, kereta api) yang digunakan untuk angkutan umum dan
angkutan sungai, danau, dan penyeberanga(ASDP);

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE - 119/PJ/2010 TENTANG PERLAKUAN PAJAK
PERTAMBAHAN NILAI ATAS PENYERAHAN JASA ANGKUTAN UMUM DI JALAN dinyatakan bahwa penyerahan jasa
Angkutan Umum dijalan dengan menggunakan Kendaraan Angkutan Umum tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai
sepanjang menggunakan kendaraan bermotor dengan tanda nomor kendaraan dengan dasar kuning dan tulisan hitam,
termasuk penyerahan jasa Angkutan Umum di jalan dengan menggunakan Kendaraan Angkutan Umum yang bersifat
charter atau sewa

9
TERMINOLOGI ANGKUTAN UMUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 44 TAHUN 1993 NOMOR 23 TAHUN 2007
TENTANG TENTANG
KENDARAAN DAN PENGEMUDI PERKERETAAPIAN

Pasal 178 Pasal 5


Bentuk, ukuran, bahan, warna, dan cara pemasangan 1) Perkeretaapian menurut fungsinya terdiri atas:
tanda nomor kendaraan bermotor sebagaimana a. perkeretaapian umum; dan
dimaksud dalam Pasal 176 ayat (3) harus memenuhi b. perkeretaapian khusus.
syarat-syarat 2) Perkeretaapian umum sebagaimana dimaksud pada ayat
sebagai berikut : (1) huruf a terdiri atas:
d. warna tanda nomor kendaraan bermotor adalah a. perkeretaapian perkotaan; dan
sebagai berikut : b. perkeretaapian antarkota.
2) dasar kuning, tulisan hitam untuk 3) Perkeretaapian khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
kendaraan umum; huruf b hanya digunakan secara khusus oleh badan usaha
tertentu untuk menunjang kegiatan pokok badan usaha
tersebut.

Terminologi angkutan umum , yang digunakan dalam Perpres No. 9 Tahun 2006 serta Keputusan Menteri Keuangan Nomor
527/KMK.03/2003 tentang Jasa di Bidang Angkutan Umum di Darat dan di Air yang Tidak Dikenakan Pajak Pertambahan
Nilai sebaiknya untuk angkutan dengan moda kereta api digunaan terminologi yang dikenal dalam Undang-undang 23 tahun
2007seperti perkeretaapian umum dan perkeretaapian khusus.

10
11
GHG EMISSION REDUCTIONS IN SOUTH SUMATRA

12
GHG EMISSION REDUCTIONS IN JAVA

13

Anda mungkin juga menyukai