Anda di halaman 1dari 2

Apa Hubungannya SOSIOLOGI dengan POLITIK ???

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari seluruh seluk beluk yang berhubungan dengan sosial. Banyak
aspek yang dipelajari dalam ilmu sosiologi dimana berkait dengan kehidupan sosial, hubungan antar
sesama, kekeluargaan, kasta, rumpun, bangsa, agama dan asosiasi kebudayaan, ekonomi dan
organisasi politik, dari keseluruhan yang tersebut adalah pernyataan naluri dari khalayak sosial. Dapat
diambil pernyataan bahwa masyarakat adalah lebih dahulu dari pada Negara.

Dahulu kala Negara hidup dikalangan masyarakat dengan sendirinya, dimana Negara tersebut berlanjut
hingga ratusan ribu tahun dimanapun dan bervariasi pula dalam pertumbuhan dan pengembangannya.
Bahkan sampai sekarang ini dimana berbagai bangsa telah menggapai kehidupan bermasyarakat akan
tetapi tidak diperkuat oleh lembaga politik. Sosiologi adalah ilmu yang terkait kuat secara keseluruhan
akan proses perkembangan kehidupan manusia, dimana jangkauan dan penjamahan ilmu sosilogi lebi
luas layak pesatnya pertumbuhan manusia.

Disisi lain jangkauan ilmu politik bersifat terbatas. Ilmu politik bersifat menyusun atau mengatur disiplin
atau aturan, dan mengenai secara praktis dengan keistimewaan dari aspek kehidupan sosial atau
phenomena politik. Sosiologi juga mempelajari sesuatu yang tidak merupakan phenomena ilmu politik,
sedangkan hak yang tidak merupakan phenomena perpolitikan bersifat diluar atau terlalu sulit dijangkau
dengan ilmu politik.

Perbedaan dan Interasi Ilmu politik dan Sosiologi:

Gilchrist: mengatakan, didalam ilmu politik kita musti mengambil fakta- Fakta dan hukum dari asosiasi
masyarakat, dimana fakta- fakta dan hukum tersebut merupakan kewajiban dari ilmu sosilogi dalam
penentuan. Asal mula hukum- hukum dan pertumbuhan negara diputuskan oleh ilmu sosiologi dimana
keistimewaannya diminati oleh para pelajar ilmu politik.

Giddings: menegaskan, Bagaimana musibah bagi kita yang mengajarkan teori Kenegaraan untuk
masyarakat dimana kita sendiri atau masyarakat tersebut tidak mengetahui dasar ilmu sosiologi, maka
pengajaran tersebut serupa dengan mengajarkan mereka tentang ilmu bintang atau ilmu pergerakan
panas, dimana masyarakat bahkan kita sendiri tidak mengetahui syarat hukum dari pada Newtonian,
maka sia- sialah. Abad ini metodologi dari ilmu sociologi dan hukum- hukum masyarakat secara
keseluruhan ditemukan dengan terbuka sehingga ilmu politik juga turut berpengaruh. Demikian pula, ilmu
sosiologi berhutang budi terhadap ilmu politik atas informasi yang berkenaan dengan organisasi dan
aktifitas dalam Negara.
Perbedaannya adalah terletak pada dimensi atau sudut pandang yang digunakan oleh masing-masing
ilmu sosial untuk memahami, menelaah dan mencermati masyarakat itu secara khusus. Ilmu Ekonomi
mencoba memahami kehidupan individu dan masyarakat dalam usahanya

memenuhi kebutuhan hidup mereka. Usaha-usaha tersebut merupakan usaha manusia dalam
memproduksi, mendistribusikan dan mengkonsumsi barang dan jasa yang terbatas dalam masyarakat.
Sementara itu ilmu politik memahami tentang hak dan wewenang, kekuasaan, proses pembuatan
keputusan dalam masyarakat serta konflik yang terjadi sebagai akibat dari distribusi dan alokasi barang
dan jasa yang dianggap mempunyai nilai oleh masyarakat menjadi tidak seimbang. Sedangkan
sosiologimencoba memahami tentang struktur sosial, lembaga sosial, lapisan sosial, perubahan sosial,
interaksi sosial, mobilitas social dan modernisasi. Dari uraian tersebut di atas maka timbul pertanyaan
baru apakah ketiga disiplin ilmu tersebut, yaitu sosiologi, politik dan ekonomi mempunyai hubungan satu
sama lain ? hubungan itu ? Jika ada bagaimana bentuk

Apakah hubungan tersebut hanya sekedar kesamaan

obyek yang diteliti ? Disiplin ilmu social, politik dan ekonomi mempunyai hubungan satu sama lain. Ketiga
disiplin ilmu tersebut saling memberikan dukungan bail pada tingkat teoritis maupun pada tingkatan
implementasinya. Hubungan ketiganya dapat dijelaskan sebagai berikut.
Pertama, bahwa ketiga disiplin ilmu tersebut membicarakan dan menelaah obyek yang sama, yaitu
manusia baik sebagai individu maupun kelompok masyarakat. Ketiganya membicarakan tentang perilaku
individu maupun kelompok dalam masyarakat serta berbagai gejala sosial sebagai akibat dari interaksi,
serta status dan peran mereka dalam masyarakat. Kedua, karena membicarakan tentang obyek yang
sama, maka munculnya ketiga disiplin ilmu tersebut sesungguhnya di dasarkan pada sudut pandang atau
point view yang berbeda tentang tingkah laku manusia itu berikut gejala-gejala sosial yang
ditimbulkannya. Jika kita

mecermati secara lebih mendalam lagi sesungguhnya gejala-gejala sosial yang muncul ke permukaan di
dasarkan pada “kepentingan” atau alasan yang saling berkaitan satu sama lain. Misalkan seorang
pengusaha yang akan pergi ke tempat pemungutan suara dalam pemilihan umum (peristiwa politik),
secara rasional si pengusaha akan memilih partai politik yang mendukung kegiatan bisnisnya (peristiwa
ekonomi). Sementara itu kegiatan bisnis yang dilakukan oleh seorang pengusaha menentukan status dan
peran sosialnya (gejala sosiologis) sebagai pengusaha di dalam masyarakat. Ketiga, hubungan ketiga
disiplin ilmu ini menghasilkan disiplin ilmu baru. Hubungan antara sosiologi dan politik menghasilkan
cabang ilmu social dan politik. Cabang sosiologi politik dengan tokoh utamanya Maurice Duverger
membicarakan tentang basis-basis sosial dari kekuasaan dalam masyarakat.

Interaksi sosial merupakan suatu fondasi dari hubungan yang berupa tindakan yang berdasarkan
norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan di dalam masyarakat. Dengan adanya nilai
dan norma yang berlaku,interaksi sosial itu sendiri dapat berlangsung dengan baik jika aturan -
aturan dan nilai – nilai yang ada dapat dilakukan dengan baik. Jika tidak adanya kesadaran atas
pribadi masing – masing,maka proses sosial itu sendiri tidak dapat berjalan sesuai dengan yang
kita harapkan. Di dalam kehidupan sehari – hari tentunya manusia tidak dapat lepas dari
hubungan antara satu dengan yang lainnya,ia akan selalu perlu untuk mencari individu ataupun
kelompok lain untuk dapat berinteraksi ataupun bertukar pikiran. Menurut Prof. Dr. Soerjono
Soekamto di dalam pengantar sosiologi, interaksi sosial merupakan kunci semua kehidupan
sosial. Dengan tidak adanya komunikasi ataupun interaksi antar satu sama lain maka tidak
mungkin ada kehidupan bersama. Jika hanya fisik yang saling berhadapan antara satu sama lain,
tidak dapat menghasilkan suatu bentuk kelompok sosial yang dapat saling berinteraksi. Maka
dari itu dapat disebutkan bahwa interaksi merupakan dasar dari suatu bentuk proses sosial karena
tanpa adanya interaksi sosial, maka kegiatan–kegiatan antar satu individu dengan yang lain tidak
dapat disebut interaksi.

Anda mungkin juga menyukai