Anda di halaman 1dari 17

1

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Sistem saraf manusia merupakan jalinan jaringan yang saling berhubungan ,
sangat khusus dan kompleks. Sistem saraf ini mengkoordinasikan, mengatur
dan mengendalikan interaksi antara seorang individu dengan lingkungan
sekitarnya. Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur aktivitas sebagian
besar sistem tubuh lainnya. Tubuh mampu berfungsi sebagai satu kesatuan
yang harmonis karena pengaturan hubungan saraf diantara berbagai sistem.
Fenomena mengenai kesadaran, daya pikir, bahasa, sensasi dan gerakan
semuanya berasal dari sistem ini. Oleh karena itu, kemampuan untuk
memahami, belajar dan berespon terhadap rangsangan merupakan hasil dari
integrasi fungsi sistem saraf, yang memuncak dalam kepribadian dan perilaku
seseorang.

Sistem saraf terdiri dari sel-sel saraf (neuron) dan sel-sel penyokong (neuroglia
dan sel schwan). Kedua jenis sel tersebut demikian erat berkaitan dan
terintegrasi satu sama lain sehingga bersama-sama berfungsi sebagai satu unit.
Neuron adalah sel-sel sistem saraf khusus peka rangsangan yang menerima
masukan sensorik atau aferen dari ujung-ujung saraf perifer khusus atau dari
organ reseptor sensorik dan menyalurkan masukan motorik atau masukan
eferen ke otot-otot dan kelenjar-kelenjar, yaitu organ-organ efektor. Sistem
saraf terbagi menjadi dua, yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer.
Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan medulla spinalis. Sistem saraf perifer
terdiri dari neuron aferen dan eferen sistem saraf somatis dan neuron sistem
saraf autonom (viseral). Sistem saraf pusat dilindungi oleh tulang tengkorak
dan tulang belakang. Selanjutnya, sistem saraf pusat dilindungi pula oleh
suspensi dalam cairan serebrospinalis (cerebrospinal fluid,CSF) yang
diproduksi otak dalam ventrikel otak. Selain itu, juga dilindungi oleh tiga
lapisan yang secara bersama-sama disebut sebagai meninges (durameter,
arakhnoid, piameter).1 Spesifitas komunikasi kerja sel saraf bergantung dengan

1
2

hubungan anatomis yang erat antara sel-sel saraf dan sel-sel sasaran mereka,
sehingga setiap neuron memiliki rentang pengaruh yang sempit.
Neurotransmitor dikeluarkan dengan distribusi yang sangat terbatas hanya ke
sel-sel sasaran spesifik di dekatnya, kemudian dengan cepat mengalami
inaktivasi oleh enzim-enzim di taut sel saraf sel sasaran atau diserapkan
kembali oleh ujung saraf sebelum dapat mencapai darah. Sel sasaran untuk
neuron tertentu memiliki reseptor untuk neurotransmitter yang bersangkutan,
tetapi hal itu juga dimiliki oleh sel-sel ditempat lain, dan sel-sel tersebut juga
akan berespon terhadap perantara yang sama tersebut apabila terpajan.

Secara umum, sistem saraf bertanggung jawab untuk mengkoordinasi respon


yang cepat san cermat. Sinyal - sinyal saraf dalam bentuk potensial aksi secara
cepat merambat di sepanjang serat-serat sel saraf, menyebabkan pelepasan
suatu neurotransmitter di ujung saraf yang akan berdifusi hanya dalam jarak
yang sangat dekat ke sel sasarannya sebelum respon timbul. Respon yang
diperantarai oleh sel saraf bukan hanya cepat, tetapi juga singkat, kerjanya
dengan cepat terhenti karena neurotransmitter dengan cepat disingkirkan dari
sasarannya. Hal ini memungkinkan penghentian respon, pengulangan respon
yang berlangsung hampir dengan segera atau muncul respon alternatif dengan
segera, bergantung pada keadaan (sebagai contoh, perubahan cepat perintah ke
kelompok-kelompok otot yang diperlukan untuk mengkoordinasikan gerakan
berjalan). Cara kerja ini menyebabkan komunikasi saraf berlangsung cepat dan
cermat. Jaringan sasaran saraf bagi system saraf adalah otot-otot dan kelenjar,
terutama kelenjar eksokrin.

2. Tujuan
a. Untuk mengetahui anatomi sistem syaraf
b. Untuk mengetahui fisiologi sistem syaraf
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi Sistem Saraf

Sistem saraf adalah suatu struktur yang terdiri dari komponen -


komponen sel saraf (neuron). Sel saraf terdiri dari badan dan juluran-
juluran protoplasma yang disebut akson atau neurit, yang berfungsi
untuk mengantarkan impuls-impuls melalui dendrit kemudian ke
badan sel saraf tersebut dan keluar melalui akson. Badan sel saraf
disebut perikarion yang berisi nukleus. Di dalam sitoplasma
perikarion terdapat bahan-bahan yang disebut substansi nissel.

Simpai mielin yang berlekuk-lekuk disebut nodus ranvier di dalam


saraf perifer. Akson dan dendrit tergabung dalam berkas-berkas
jaringan ikat disebut endoneurium. Berkas ini tergabung menjadi

3
4

berkas yang lebih besar disebut epineurium. Apabila sebuah akson


terputus maka bagian yang terputus hubungannya dengan korion
akan mengalami degenerasi, akson dan simpai mielinnya akan
berdegenerasi. Di luar susunan saraf terdapat selubung kedua,
diluar selubung mielin yang terdiri dari sel-sel Schwan. Sel-sel
Schwan ini akan berploriferasi membentuk kolom-kolom, dari
ujung sentral akson akan tumbuh masuk dalam kolom -kolom ini.

Sel-sel saraf akan berkumpul membentuk jaringan saraf dan


selanjutnya jaringan-jaringan saraf akan berkumpul dan
berkoordinasi membentuk sistem saraf. Hubungan antara sel saraf
yang satu dengan sel saraf yang lain disebut sinapsis, sedangkan
hubungan antara sel saraf dengan serabut otot disebut
neuromuscular junction.

Antara sel saraf (neuron) dengan sel saraf lainnya terjalin menurut
ikatan sinapsis. Hubungan ujung saraf berfungsi apabila diperlukan
untuk mengantarkan rangsangan impuls. Dikatakan sinapsis bila
sedang berfungsi mengirim impuls, hubungan menjadi satu
kesatuan, dan bila tidak berfungsi akan berpisah.
5

Dasar fungsi saraf mengirimkan sinyal ke sel lain mencakup


kemampuan untuk bertukar sinyal neuron satu sama lain. Jaringan
dibentuk oleh kelompok- kelompok yang saling berhubungan
neuron mampu berbagai fungsi, termasuk fitur deteksi, pola
generasi, dan waktu. Pada kenyataannya, sulit untuk menetapkan
batas-batas untuk jenis-jenis informasi pengolahan yang dapat
dilakukan oleh jaringan saraf: Warren McCulloch dan Walter Pitts
pada tahun 1943 menunjukkan bahwa bahkan terbentuk dari
jaringan yang sangat disederhanakan abstraksi matematis dari
neuron mampu komputasi universal.

Neuron pada manusia dapat kita kelompokkan berdasarkan struktur


dan fungsinya. Neuron berdasarkan strukturnya dibagi menjadi tiga
tipe, yaitu neuron multipolar, neuron bipolar, neuron unipolar.
Neuron multipolar adalah tipe neuron yang memiliki banyak
dendrite dan satu akson. Neuron bipolar memiliki hanya satu
dendrite dan satu akson, sedangkan neuron unipolar tidak memiliki
dendrite dan proses penghantaran impuls dilakukan oleh satu akson.
6

Berdasarkan fungsinya sel saraf dapat dibedakan menjadi tiga jenis ,


yaitu sel saraf motorik, sel saraf sensorik dan sel saraf
penghubung. Sel saraf motorik berfungsi menghantarkan atau
membawa impuls saraf dari otak dan sumsum tulang belakang ke
otak atau saraf tepi atau saraf perifer. Sel saraf sensorik berfungsi
menghantarkan impuls-impuls saraf dari alat indera ke otak atau
sumsum tulang belakang. Dan sel saraf penghubung mengandung
sel saraf sensorik dan sel saraf motorik sehingga dapat
menghantarkan impuls dalam dua jurusan.

Susunan saraf pada manusia dibagi atas dua bagian penting yaitu
susunan saraf pusat dan susunan saraf perifer. Susunan saraf pusat
terdiri atas otak dan medula spinalis atau sumsum tulang belakang.
Sedangkan susunan saraf tepi dibedakan atas susunan saraf somatik
dan susunan saraf otonom. Susunan saraf somatik adalah susunan
saraf yang mempunyai peranan spesifik untuk mengatur aktivitas
otot sadar dan serat lintang. Susunan saraf otonom adalah susunan
saraf yang mempunyai peranan penting memengaruhi pekerjaan
otot involunter (otot polos) seperti jantung, hati, pankreas, saluran
pencernaan, kelenjar dan lain-lain. Susunan saraf otonom dapat
dibedakan lagi menjadi susunan saraf simpatik dan susunan saraf
parasimpatik yang bekerja secara berlawanan.

B. Fisiologi Sistem Saraf


1. Menerima informasi (rangsangan) dari dalam maupun dari luar tubuh
melalui saraf sensori . Saraf sensori disebut juga Afferent Sensory
Pathway.
2. Mengkomunikasikan informasi antara sistem saraf perifer dan sistem saraf
pusat.
3. Mengolah informasi yang diterima baik ditingkat medula spinalis maupun
di otak untuk selanjutnya menentukan jawaban atau respon.
7

4. Mengantarkan jawaban secara cepat melalui saraf motorik ke organ-organ


tubuh sebagai kontrol atau modifikasi dari tindakan. Saraf motorik disebut
juga Efferent Motorik Pathway.

a) Sistem Saraf Pusat


Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan medula spinalis. SSP dibungkus
oleh selaput meningen yang berfungsi untuk melindungi otak dan medula
spinalis dari benturan atau trauma. Meningen terdiri atas tiga lapisan yaitu
durameter, arachnoid dan piamater.

a.Rongga Epidural
Berada diantara tulang tengkorak dan durameter. Rongga ini berisi
pembuluh darah dan jaringan lemak yang berfungsi sebagai bantalan. Bila
cidera mencapai lokasi ini akan menyebabkan perdarahan yang hebat oleh
karena pada lokasi ini banyak pembuluh darah sehingga mengakibatkan
perdarahan epidural
b.Rongga Subdural
Berada diantara durameter dan arachnoid, rongga ini berisi berisi cairan
serosa.
c.Rongga Sub Arachnoid
Terdapat diantara arachnoid dan piameter. Berisi cairan cerebrospinalis
yang salah satu fungsinya adalah menyerap guncangan atau shock
absorber. Cedera yang berat disertai perdarahan dan memasuki ruang sub
arachnoid yang akan menambah volume CSF sehingga dapat
menyebabkan kematian sebagai akibat peningkatan tekanan intra kranial
(TIK).
1.Sirkulasi Darah pada Sistem Saraf Pusat
Sirkulasi darah pada sistem saraf terbagi atas sirkulasi pada otak dan
medula spinalis. Dalam keadaan fisiologik jumlah darah yang dikirim ke
otak sebagai blood flow cerebral adalah 20% cardiac out put atau 1100-
1200 cc/menit untuk seluruh jaringan otak yang berat normalnya 2% dari
berat badan orang dewasa. Untuk mendukung tercukupinya suplai oksigen,
otak mendapat sirkulasi yang didukung oleh pembuluh darah besar.
Suplai Darah Otak
1. Arteri Carotis Interna kanan dan kiri
8

– Arteri communicans posterior


Arteri ini menghubungkan arteri carotis interna dengan
arteri cerebri posterior
– Arteri choroidea anterior, yang nantinya membentuk plexus choroideus
di dalam ventriculus lateralis
– Arteri cerebri anterrior
Bagian ke frontal disebelah atas nervus opticus diantara belahan otak kiri
dan kanan. Ia kemudian akan menuju facies medialis lobus frontalis cortex
cerebri. Daerah yang diperdarahi arteri ini adalah: a) facies medialis lobus
frontalis cortex cerebro, b) facies medialis lobus parietalis, c) facies
convexa lobus frontalis cortex cerebri, d) facies convexa lobus parietalis
cortex cerebri, e) Arteri cerebri media
– Arteri cerebri media
2. Arteri Vertebralis kanan dan kiri
Arteri Cerebri Media
Berjalan lateral melalui fossa sylvii dan kemudian bercabang-cabang
untuk selanjutnya menuju daerah insula reili. Daerah yang disuplai darah
oleh arteri ini adalah Facies convexa lobus frontalis coretx cerebri mulai
dari fissura lateralis sampai kira-kira sulcus frontalis superior, facies
convexa lobus parielatis cortex cerebri mulai dari fissura lateralis sampai
kira-kira sulcus temporalis media dan facies lobus temporalis cortex
cerebri pada ujung frontal.
Arteri Vertebralis kanan dan kiri
Arteri vertebralis dipercabangkan oleh arteri sub clavia. Arteri ini berjalan
ke kranial melalui foramen transversus vertebrae ke enam sampai pertama
kemudian membelok ke lateral masuk ke dalam foramen transversus
magnum menuju cavum cranii. Arteri ini kemudian berjalan ventral dari
medula oblongata dorsal dari olivus, caudal dari tepi caudal pons varolii.
Arteri vertabralis kanan dan kiri akan bersatu menjadi arteri basilaris yang
kemudian berjalan frontal untuk akhirnya bercabang menjadi dua yaitu
arteri cerebri posterior kanan dan kiri. Daerah yang diperdarahi oleh arteri
cerbri posterior ini adalah facies convexa lobus temporalis cortex cerebri
mulai dari tepi bawah sampai setinggi sulcus temporalis media, facies
convexa parietooccipitalis, facies medialis lobus occipitalis cotex cerebri
dan lobus temporalis cortex cerebri. Anastomosis antara arteri-arteri
cerebri berfungsi utnuk menjaga agar aliran darah ke jaringan otak tetap
terjaga secara continue. Sistem carotis yang berasal dari arteri carotis
9

interna dengan sistem vertebrobasilaris yang berasal dari arteri vertebralis,


dihubungkan oleh circulus arteriosus willisi membentuk Circle of willis
yang terdapat pada bagian dasar otak. Selain itu terdapat anastomosis lain
yaitu antara arteri cerebri media dengan arteri cerebri anterior, arteri
cerebri media dengan arteri cerebri posterior.

b) Sistem Saraf Tepi


Kumpulan neuron diluar jaringan otak dan medula spinalis membentuk
sistem saraf tepi (SST). Secara anatomik digolongkan ke dalam saraf-saraf
otak sebanyak 12 pasang dan 31 pasang saraf spinal. Secara fungsional,
SST digolongkan ke dalam: a) saraf sensorik (aferen) somatik : membawa
informasi dari kulit,otot rangka dan sendi, ke sistem saraf pusat, b) saraf
motorik (eferen) somatik : membawa informasi dari sistem saraf pusat
ke otot rangka, c) saraf sesnsorik (eferen) viseral : membawa informasi
dari dinding visera ke sistem saraf pusat, d) saraf mototrik (eferen) viseral
: membawa informasi dari sistem saraf pusat ke otot polos, otot jantung
dan kelenjar. Saraf eferen viseral disebut juga sistem saraf otonom.Sistem
saraf tepi (Perifer) meliputi saraf kranial, saraf spinal, dan saraf otonom.

a.Saraf kranial
Saraf-saraf kranial merupakan saraf yang datang dari batang otak. Jumlah
saraf ini ada dua belas, sepuluh di antaranya (saraf III-X) berasal langsung
dari batang otak. Saraf-saraf ini terdiri dari N. olfaktori (I), N. optikus (II),
N. okulomotoris (III), N. troklearis (IV), N. trigeminus (V), N. abducens
(VI), N. facialis (VII), N. vestibulokoklearis (VIII), N. glosofaringeus
(IX), N. vagus (X), N. asesorius (XI), dan N. hipoglosus (XII).
Digolongkan secara arah penghantaran impulsnya, saraf I, II, dan VIII
merupakan berkas saraf sensoris, saraf III, IV, VI, XII merupakan saraf
motoris, sedangkan saraf V, VII, IX, X, dan XI merupakan saraf sensoris-
motoris.
10

No Saraf Sensoris/motoris Nuklei Fungsi


I Olfaktori Sensoris Nuklei Mentransmisikan
olfaktori informasi
anterior penciuman
II Optikus Sensoris Nuklei Mentransmisikan
geniculate informasi
lateral pendengaran
III Okulomotoris Motoris Nuklei Mengatur
okulomotor, pergerakan bola
nuklei mata
Edinge-
Westphal
IV Troklearis Motoris Nuklei Depresi dan rotasi
troklear lateral bola mata
V Trigeminus Sensoris-motoris Nuklei Menerima sensasi
trigeminal bagian wajah
VI Abducens Motoris Nuklei Mempersarafi
abducens rektus larteral yang
menjauhi mata
VII Facialis Sensoris-motoris Nuklei Menerima sensasi
facialis 2/3 bagian lidah
dan mempersarafi
kelenjar saliva
VIII Akustikus Sensoris Nuklei Sensitif terhadap
vestibular, bunyi, rotasi dan
nuklei gravitasi
koklear
IX Glosofaringeus Sensoris-motoris Nuklei Menerima sensasi
ambiguus, 1/3 bagian lidah,
nuklei saliva mempersarafi
inferior, kelenjar parotis
nuklei
solitari
X Vagus Sensoris-motoris Nuklei Mempersarafi
ambiguus, laringeal dan
nuklei motor faringeal,
vagal dorsal, mempersarafi
nuklei secara
solitari parasimpatis visera
toraks dan
abdominal
XI Asesorius Sensoris-motoris Nuklei Mengontrol
ambiguus, pergerakan leher
nuklei
asesoris
spinal
XII Hipoglosus Motoris Nuklei Mempersarafi
11

hipoglossal lidah, penting


untuk mengunyah
dan artikulasi

b.Saraf spinal
Saraf-saraf spinal merupakan saraf yang datang dari korda spinalis. Saraf
spinal secara umum terdiri dari saraf aferen dan eferen, di mana serabut
untuk saraf aferen berupa dua serabut dorsal yang keluar dari substansi
grisea, dan saraf eferen berupa empat serabut ventral yang keluar dari
substansi alba. Saraf spinal terdiri dari 8 pasang saraf bagian servikal, 12
pasang saraf bagian torakal, 5 pasang saraf bagian lumbal, 5 pasang saraf
bagian sakral, dan 1 pasang saraf bagian koksigeal.
c.Saraf otonom
Saraf otonom terdiri atas neuron yang terdapat pada susunan saraf pusat
dan berhubungan dengan ganglion otonom. Jalur saraf otonom yang
berjalan dari susunan saraf pusat terdiri dari dua neuron, yaitu neuron
praganglion dan neuron pascaganglion. Saraf otonom dibagi menjadi saraf
simpatis (terletak di daerah torakolumbal) dan saraf parasimpatis (terletak
di daerah kranial dan sakral). Saraf simpatis ditujukan untuk situasi darurat
dan aktifitas yang memerlukan tenaga besar, sedangkan saraf parasimpatis
ditujukan untuk situasi yang tenang/rileks serta aktifitas umum seperti
mencerna.

C. Mekanisme Impuls Saraf


Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, di antaranya melalui
sel saraf dan sinapsis. Berikut ini akan dibahas secara rinci kedua cara
tersebut.
1. Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf
Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun
tanggapan melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya
perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel.
Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian
luar dan kutub negatif terdapat dibagian dalam sel saraf.
Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada indra
menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik
sesaat Perubahan potensial ini(depolarisasi) terjadi berurutan
12

sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan gelombang


perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengart 120 m per
detik, tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya
selubung mielin.

Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut sa raf tidak
dapat dilalui oleh impuls, karena terjadi perubahan potensial
kembali seperti semula (potensial istirahat). Untuk dapat berfungsi
kembali diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000 detik. Energi yang
digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan oleh
mitokondria dalam sel saraf.

Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold) tidak


akan menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik.
Tetapi bila kekuatannya di atas ambang maka impuls akan
dihantarkan sampai ke ujung akson. Stimulasi yang kuat dapat
menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar pada periode waktu
tertentu daripada impuls yang lemah.

2. Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis


Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron
lain dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson membengkak
membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan
sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi
13

neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang


berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron pra-sinapsis.
Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang membentuk
sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung
neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan membran pra-
sinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitter
berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang
dapat menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-
sinapsis. Neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya
asetilkolin yang terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin terdap at di
sistem saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin yang terdapat di
otak. Asetilkolin kemudian berdifusi melewati celah sinapsis dan
menempel pada reseptor yang terdapat pada membran pos t -
sinapsis. Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls
pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan
tugasnya maka akan diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang
dihasilkan oleh membran post-sinapsis.

D. Mekanisme Timbulnya Kontraksi Otot


Timbulnya kontraksi pada otot rangka dimulai dengan potensial aksi
dalam serabut-serabut otot. Potensial aksi ini menimbulkan arus listrik
yang menyebar ke bagian dalam serabut, dimana menyebabkan
dilepaskannya ion-ion kalsium dari retikulum endoplasma.
Selanjutnya ion kalsium menimbulkan peristiwa- peristiwa kimia
proses kontraksi.
14

Dalam fungsi tubuh normal, serabut-serabut otot rangka dirangsang


oleh serabut-serabut saraf besar bermielin. Serabut-serabut saraf ini
melekat pada serabut-serabut otot rangka dalam hubungan saraf otot
(neuromuscular junction) yang terletak di pertengahan otot. Ketika
potensial aksi sampai pada neuromuscular junction, terjadi
depolarisasi dari membran saraf, menyebabkan dilepaskan
Acethylcholin, kemudian akan terikat pada motor end plate membran
menyebabkan terjadinya pelepasan ion kalsium yang menyebabkan
terjadinya ikatan Actin-Myosin yang akhirnya menyebabkan kontraksi
otot. Oleh karena itu potensial aksi menyebar dari tengah serabut ke
arah kedua ujungnya, sehingga kontraksi hampir bersamaan terjadi di
seluruh sarkomer otot.

Gerak dapat dilakukan secara sadar (gerak biasa) dan secara tidak
sadar (gerak reflek). Perbedaan dari kedua macam gerak tersebut
adalah berkaitan dengan jalannya impuls saraf yang melewati sistem
saraf pusat, yaitu jika impuls melewati otak maka gerak yang
dilakukan sebagai hasil respon dari otak dinamakan gerak sadar,
sedangkan jika impuls tidak melewati otak tetapi sumsum tulang
belakang, maka gerak yang dihasilkan sebagai respon dari sumsum
tulang belakang dinamakan gerak reflek.
Mekanisme gerak biasa (gerak sadar)
Rangsangan ±> saraf sensorik ±> otak ±> saraf motorik ±> gerak otot.

Mekanisme gerak reflek (gerak tidak sadar)


Rangsangan ±> saraf sensorik ±> pusat integrasi di sumsum tulang
belakang ± > saraf motorik ±> gerak otot.
15

BAB III
PEMBAHASAN

Sistem saraf adalah suatu struktur yang terdiri dari komponen -komponen
sel saraf (neuron). Sel saraf terdiri dari badan dan juluran -juluran
protoplasma yang disebut akson atau neurit, yang berfungsi untuk
mengantarkan impuls-impuls melalui dendrit kemudian ke badan sel saraf
tersebut dan keluar melalui akson.

Fungsi sistem saraf yaitu:


1. Menerima informasi (rangsangan) dari dalam maupun dari luar tubuh melalui
saraf sensori Saraf sensori disebut juga Afferent Sensory Pathway.
2. Mengkomunikasikan informasi antara sistem saraf perifer dan sistem saraf
pusat.
3. Mengolah informasi yang diterima baik ditingkat medula spinalis maupun di
otak untuk selanjutnya menentukan jawaban atau respon.
4. Mengantarkan jawaban secara cepat melalui saraf motorik ke organ-organ
tubuh sebagai kontrol atau modifikasi dari tindakan. Saraf motorik disebut
juga Efferent Motorik Pathway.

Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, di antaranya melalui sel


saraf dan sinapsis

Timbulnya kontraksi pada otot rangka dimulai dengan potensial aksi


dalam serabut-serabut otot.

15
16

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat disimpulkan beberapa hal
diantaranya yaitu:
1. Sistem saraf adalah suatu struktur yang terdiri dari komponen -
komponen sel saraf (neuron).
2. Sel saraf terdiri dari badan sel, dendrit, akson, mielin, sel
Schwan dan serabut- serabut neurit.
3. Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, di antaranya
melalui sel saraf dan sinapsis.
4. Timbulnya kontraksi pada otot rangka dimulai dengan potensial
aksi dalam serabut-serabut otot. Potensial aksi ini menimbulkan
arus listrik yang menyebar ke bagian dalam serabut, dimana
menyebabkan dilepaskannya ion- ion kalsium dari retikulum
endoplasma. Selanjutnya ion kalsium menimbulkan peristiwa-
peristiwa kimia proses kontraksi.
5. Mekanisme gerak biasa (gerak sadar) Rangsangan ±> saraf
sensorik ±> otak ±> saraf motorik ±> gerak otot
6. Mekanisme gerak reflek (gerak tidak sadar) Rangsangan ±> saraf
sensorik ±> pusat integrasi di sumsum tulang belakang ± > saraf
motorik ±> gerak otot

B. Saran
Saran yang dapat kami ajukan yaitu semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.

16
17

DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/39734399/Makalah -Anatomi-Dan-Fisiologi-Manusia

http://www.peutuah.com/makalah-fisiologi-sistem-saraf/

http://taufik-ardiyanto.blogspot.com/2011/09/makalah-tentang-sistem-saraf-
manusia.html

Anda mungkin juga menyukai