Anda di halaman 1dari 2

PANGKALAN UTAMA TNI AL XI

RUMKITAL MERAUKE

PENGANGKATAN KETUA KOMITE KEPERAWATAN

RUMKITAL MERAUKE
MERAUKE

2017
PANGKALAN UTAMA TNI AL XI
RUMKITAL MERAUKE

Pengangkatan Ketua Komite Keperawatan

Bagian Kedua PMK No. 49 tahun 2013 tentang Komite Keperawatan membahas tentang
Struktur Organisasi dan Keanggotaan Komite Keperawatan. Banyak yang mempertanyakan tentang
siapa yang berhak memilih Ketua dan anggota Komite Keperawatan. Sebagian ada yang
menghendaki, perawatlah yang memilih kemudian diajukan kepada Direktur untuk ditetapkan. Tapi
sebagian lagi, direktur rumah sakitlah yang berhak memilih.

Terhadap persoalan ini, di Pasal 8 PMK No.49 disebutkan pada ayat 1, “Keanggotaan Komite
Keperawatan ditetapkan oleh Pimpinan/Direktur Rumah Sakit dengan mempertimbangkan sikap
profesional, kompetensi, pengalaman kerja, reputasi dan perilaku.”

Pasal 9 PMK No. 49 Ayat 1 menyebutkan, “Ketua Komite Keperawatan ditetapkan oleh
kepala/direktur Rumah Sakit dengan memperhatikan masukan dari tenaga keperawatan yang bekerja
di rumah sakit”.

Dengan mengacu pada dua pasal di atas, sebenarnya cukup jelas, bahwa Ketua Komite
Keperawatan ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit dengan mempertimbangkan sikap profesional,
kompetensi, pengalaman kerja, reputasi dan perilaku dengan memperhatikan masukan dari tenaga
keperawatan yang bekerja di rumah sakit. Jadi memang hak direktur rumah sakit untuk menentukan
siapa yang dianggap paling pantas menduduki Ketua Komite Keperawatan.

Justru persoalan utama bagi komunitas perawat di rumah sakit adalah siapa yang akan diajak
bicara oleh direktur dalam mempertimbangkan seseorang menduduki posisi Ketua Komite
Keperawatan. Tentu yang akan diminta memberi masukan dan pertimbangan adalah perawat yang
memang dipercaya oleh direktur. Di rumah sakit swasta biasanya adalah Asisten Direktur
Keperawatan atau Manager Keperawatan. Bila di rumah sakit negeri mungkin Bidang Perawatan.
Atau siapapun yang memang mendapat kepercayaan direktur untuk memberikan pertimbangan dan
masukan.

Sebelum ada PMK No. 49 tahun 2013, definisi Komite Keperawatan mengacu pada
Permendagri memang berbeda. Di sana hanya disebutkan, “Komite Keperawatan merupakan
kelompok profesi perawat/bidan yang anggotanya terdiri dari perawat/bidan”. Maka berbagai macam
metode dalam pemilihan Ketua dan Anggota Komite Keperawatan muncul, termasuk diantaranya
adalah dengan Pemilu Internal Keperawatan. Persis seperti Pemilu Legislatif untuk memilih anggota
dewan.

Tapi dengan keluarnya PMK 49 tahun 2013, model pemilihan seperti itu jelas tidak
dibenarkan, karena pada bagian Kesatu Umum Pasal 5 Ayat 3 disebutkan, “Komite Keperawatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bukan merupakan wadah perwakilan dari staf
keperawatan.”

Anda mungkin juga menyukai