SAMBUTAN
2
DIREKTUR RSI AMINAH
Direktur
RSI Aminah
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................1
KATA PENGANTAR.......................................................................2
SAMBUTAN DIREKTUR.................................................................3
DAFTAR ISI..................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN...................................................................5
BAB II GAMBARAN UMUM INSTALASI FARMASI...........................6
BAB III VISI MISI FALSAFAH NILAI DAN TUJUAN.........................8
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT...........................10
BAB V STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI FARMASI...................11
BAB VI URAIAN JABATAN.............................................................12
BAB VII TATA HUBUNGAN KERJA................................................14
BAB VIII POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL.........15
BAB IX KEGIATAN ORIENTASI.....................................................19
BAB X PERTEMUAN /RAPAT........................................................22
BAB XI PELAPORAN.....................................................................23
BAB I
4
PENDAHULUAN
BAB II
GAMBARAN UMUM FARMASI RSI AMINAH
6
A. Sejarah Rumah Sakit Islam Aminah Sidoarjo
Dokter Spesialis yang ada saat ini adalah : Dokter Anak, Dokter Penyakit
Dalam , Dokter Bedah, Dokter Kebidanan dan Kandungan, Dokter
Anestesi, Dokter Radiologi.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Rumah
Sakit Islam Aminah Sidoarjo mempunyai visi, misi dan motto.
BAB III
VISI, MISI, MOTTO, BUDAYA, TUJUAN
INSTALASI FARMASI
RSI AMINAH
8
A. VISI
Terwujudnya pelayanan farmasi yang bermutu, terjangkau serta
menjawab pengobatan dengan cepat dan dan tepat
B. MISI
1. Menyelenggarakan pelayanan farmasi yang cepat dan tepat
dengan berorientasi pada keselamatan pasien
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang
dimiliki
3. Mengupayakan penyediaan perbekalan farmasi yang lengkap,
bermutu dan terjangkau
4. Melaksanakan pelayanan farmasi klinik secara optimal dengan
berinteraksi baik dengan pasien atau tenaga kesehatan lainnya
2. Farmasi Klinik
a. Mewujudkan perilaku sehat melalui penggunaan obat rasional
termasuk pencegahan dan rehabilitasinya.
b. Mengidentifikasi permasalahan yang berhubungan dengan obat
baik potensial maupun kenyataan.
9
c. Menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan obat
melalui kerja sama pasien dan tenaga kesehatan lain.
d. Merancang, menerapkan dan memonitor penggunaan obat
untuk menyelasaikan masalah yamg berhubungan dengan obat.
e. Menjadi pusat informasi obat bagi pasien, keluarga dan
masyarakat serta tenaga kesehatan rumah sakit.
f. Melaksanakan konseling obat pada pasien, keluarga dan
masyarakat serta tenaga kesehatan rumah sakit.
g. Melakukan pengkajian obat secara prospektif maupun
reprospektif.
BAB IV
10
BAB V
11
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI FARMASI
DIREKTUR
BAB VI
URAIAN JABATAN
12
Farmasi di dalam melaksanakan pelayanan farmasi dipimpin
oleh tenaga Apoteker dan Asisten Apoteker
Uraian tugas job description bagi personalia Instalasi Farmasi :
1. Kepala Instalasi Farmasi
a. Bertanggung jawab atas hasil kerja satu orang atau lebih dari
suatu organisasi
b. Penentu kebijakan
c. Motivator farmasi guna mendapatkan hasil kinerja yang baik
d. Memonitor perkembangan farmasis
e. Membuat plan kerja untuk mengembangkan farmasi di Rumah
Sakit untuk menjamin kualitas pelayanan yang baik
2. Bagian gudang farmasi
Perencanaan dan Pengadaan
a. Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal
b. Menyiapkan perencanaan kebutuhan rutin perbekalan untuk
triwulan
c. Mengadakan perbekalan farmasi
d. Menerima perbekalan farmasi sesuai spesifikasi yang berlaku
e. Menyimpan perbekalan farmasi
f. Mendistribusikan perbekalan farmasi ke unit-unit pelayanan
Penerimaan dan Penyimpanan
a. Melaksanakan penerimaan perbekalan farmasi yang diadakan
di RS
b. Melaksanakanpenyimpanan perbekalan farmasi yang dimiliki
RS
c. Melaksanakan pengiriman perbekalan farmasi dari gudang ke
unit-unit distribusi
d. Penerimaan pengeluaran dari persediaan perbekalan farmasi
yang ada di gudang perbekalan
14
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA INSTALASI FARMASI
1. HUBUNGAN INTERN
a) RAWAT INAP
Petugas farmasi akan melayani pengambilan obat 24 jam .
b) RAWAT JALAN (IGD)
Petugas farmasi akan melayani pengambilan obat 24 jam .
c) OK/VK
Petugas farmasi akan melayani pengambilan obat 24 jam
2. HUBUNGAN EKSTERN
a) DINAS KESEHATAN
Instalasi farmasi melalui apoteker melakukan pelaporan penggunaan
obat terlarang dan narkotika kepada DINKES KOTA Sidoarjo melalui
program SIPNAP setiap bulannya.
b) BADAN POM
Instalasi farmasi melalui apoteker melakukan pelaporan penggunaan
Napza dan obat prekursor kepada BPOM Surabaya melalui email
setiap bulannya.
c) DETAILER
Instalasi farmasi dalam hal pengadaan obat di farmasi melakukan
kerjasama dengan perusahaan obat yang ada dengan cara melakukan
15
pengorderan langsung kepada detailer obat dari perusahaan obat yang
ingin di ajak kerjasama
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
A. KUALIFIKASI SDM
B. STANDAR KETENAGAAN
Peranan Apoteker di Instalasi Farmasi
Instalasi Farmasi mempunyai fungsi utama dalam pelayanan
/jasa obat atas dasar resep dan pelayanan obat tanpa resep,
16
beroreantasi pada pelanggan /pasien apakah obat yang di beirkan
dapat menyembuhkan penyakit sertan efek samping.Tanggung jawab
dan tugas apoteker di Instalasi Farmasi ialah bertanggung jawab atas
obat resep,
danmamapumenjelaskantetangobatpadapelanggan/pasien. Dengan
demikian bisa di ambil kesimpulan bahwa peranan penting dalam
Instalasi Farmasi adalah seorang Apoteker. Farmasi rumah sakit
merupakan departemen atau servis di dalam Rumah sakit yang di
pimpin oleh Apoteker. Apoteker adalah administrator rumah sakit di
segala persoalan tetang penggunaan obat. Kriteria Pelayanan farmasi
antara lain:
a. Instalasi farmasi rumah sakit dipimpin oleh seorang apoteker.
b. Pelayanan kefarmasian diselenggarakan dan dikelola oleh
apoteker yang mempunyai pengalaman minimal 2 tahun di bagian
rumah sakit.
c. Apoteker telah terdaftar di Depkes dan mempunyai surat ijin
praktek
d. Pada pelaksanaannya, apoteker dibantu oleh tenaga ahli madya
farmasi dan tenaga menengah farmasi.
e. Kepala instalasi farmasi rumah sakit bertanggung jawab
terhadap segala aspek hukum dan peraturan-peraturan baik
terhadap pengawasan distribusi maupun administrasi barang.
f. Setiap saat harus ada apoteker di tempat pelayanan untuk
melangsungkan dan mengawasi pelayanan kefarmasian dan harus
ada pendelegasian wewenang yang bertanggung-jawab jika kepala
farmasi berhalangan hadir.
g. Adanya staf farmasi yang jumlah dan kualifikasinya
disesuaikan dengan kebutuhan.
h. Apabila ada pelatihan kefarmasian bagi mahasiswa fakultas
farmasi atau tenaga farmasi lainnya, harus ditunjuk apoteker yang
memiliki kualifikasi pendidik/pengajar untuk mengawasi jalannya
pelatihan tersebut.
17
i. Penilaian terhadap staf harus dilakukan berdasarkan tugas
yang terkait dengan pekerjaan fungsional yang diberikan dan juga
pada penampilan kerja yang dihasilkan dalam meningkatkan mutu
pelayanan.
18
Kesehatan, Akademi Analis Farmasi dan Makanan,
Jurusan Analis Farmasi serta Makanan Politeknik
Kesehatan untuk menjalankan Pekerjaan Kefarmasian
sebagai Asisten Apoteker.
b. Surat Izin Kerja Asisten Apoteker adalah bukti tertulis yang
diberikan kepada pemegang Surat Izin Asisten Apoteker
untuk melakukan pekerjaan Kefarmasian disarana
kefarmasian.
Penyelenggaraan pelayanan kefarmasian dilaksanakan oleh
tenaga farmasi profesional yang berwewenang berdasarkan undang-
undang, memenuhi persyaratan baik dari segi aspek hukum, strata
pendidikan, kualitas maupun kuantitas dengan jaminan kepastian
adanya peningkatan pengetahuan ,keterampilan dan sikap
keprofesian terus menerus dalam rangka menjaga mutu profesi dan
kepuasan pelanggan. Kualitas dan rasio kuantitas harus disesuaikan
dengan beban kerja dan keluasan cakupan pelayanan serta
perkembangan dan visi rumah sakit.
Distribusi Ketenagaan
Instalasi Farmasi di dalam melaksanakan pelayanan farmasi
dibagi menjadi 3 (tiga) shift pelayanan dalam waktu 24 jam.
Distribusi tenaga farmasi ditempatkan pada 2 ( dua ) depo pelayanan
yaitu depo farmasi IGD dan rawat jalan dan depo farmasi rawat inap
serta pelayanan gudang farmasi. Masing-masing depo pelayanan dan
gudang farmasi di pimpin oleh apoteker.
JenisPelayanan
Pelayanan IGD (Instalasi Gawat Darurat)
Pelayanan rawat inap
Pelayanan rawat jalan
pelayanan gudang farmasi
Analisa Kebutuhan Tenaga di IFRS
Analisa kebutuhan tenaga disusun bersama-sama oleh panitia
penyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja RS. Jumlah
tenaga yang dibutuhkan tergantung pada jenis pelayanan, komposisi
shift jaga dan jumlah pasien yang dilayani. Jumlah ketenagaan
19
Instalasi Farmasi disusun setahun sekali berdasarkan data tahun
berjalan dan perkiraan perkembangan tahun yang dianggarkan.
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
I. PENDAHULUAN
20
Program orientasi merupakan salah satu kegiatan Instalasi
Farmasi bekerja sama dengan Bagian HRD dan Bagian Umum dalam
rangka memberikan pengarahan dan bimbingan serta mempersiapkan
petugas farmasi agar dapat bekerja sesuai dengan peran dan
fungsinya.
Petugas farmasi baru umumnya lulusan D3 farmasi yang belum
mengenal lingkungan kerja serta peraturan atau kebijakan yang ada
di RSI Aminah .
Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diadakan program
orientasi bagi petugas farmasi baru guna kelancaran dalam bekerja.
III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Memberikan pengetahuan dan gambaran tentang farmasi (apotek) RSI
Aminah .
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan dan professionalisme dalam lingkup
kerja.
b. Meningkatkan pengetahuan tentang visi, misi, tujuan dan falsafah
serta motto RSI Aminah .
c. Meningkatkan wawasan tentang ruangan dan lingkup farmasi RSI
Aminah .
d. Meningkatkan keterampilan dalam pelayanan kesehatan di farmasi
RSI Aminah .
IV.KEGIATAN POKOK
- Kegiatan pokok : mengadakan orientasi baru di Instalasi Farmasi
RSI Aminah .
- Rincian kegiatan :
1. Menyusun kebijakan tentang program orientasi petugas farmasi
baru di RSI Aminah
21
2. Melakukan pencatatan, pelaporan, evaluasi, analisa dan tindak
lanjut dari program orientasi petugas ipsrs baru di farmasi RSI
Aminah
3. Menyelenggaran orientasi petugas farmasi baru di RSI Aminah
VI.SASARAN
Sasaran orientasi adalah karyawan baru di farmasi RSI Aminah .
22
1. Setiap unit di rumah sakit membutuhkan petugas farmasi baru
dilakukan pembuatan evaluasi pelaksanaan kegiatan
2. Setelah selesai pelaksanaan kegiatan orientasi membuat laporan
ke HRD.
Program orientasi kepada petugas ipsrs baru akan dilaksanakan
setiap RSI Aminah melakukan perekrutan pegawai baru (petugas
farmasi).
23
BAB X
PERTEMUAN/ RAPAT
Dalam lingkup RSI Aminah selalu dilakukan rapat. Pertemuan rapat ini
sangat bermanfaat untuk masing-masing unit guna memberikan informasi
dan pengetahuan yang berhubungan dengan peningkatan pelayanan rumah
sakit. Kegiatan rapat ini bisa dilakukan hanya dalam Instalasi Farmasi
sendiri atau bisa juga dilakukan rapat antar unit lainnya. Kegiatan rapat ini
biasanya dihadiri oleh seluruh staf Instalasi Farmasi maupun oleh Manager
Umum.
Kegiatan yang dibahas meliputi banyak kegiatan baik dari pelaporan
kerja, kebutuhan sarana dan prasarana dilapangan, maupun berbagai hal
yang menyangkut kelangsungan unit masing- masing. Sehingga dengan
dilakukan rapat rutin ini dapat dilakukan tindak lanjut untuk kendala yang
dihadapi dilapangan maupun yang dihadapi di unit internal itu sendiri.
Dalam kegiatan rapat ini dibuat undangan berupa internal memo, daftar
hadir dan notulen hasil rapat yang nantinya dilaporkan kepada Kepala
Bidang Medis, Penunjang dan Keperawatan RSI Aminah .
Kegiatan pertemuan/ rapat intern biasanya dilakukan setiap 1 bulan
sekali di hadiri oleh seluruh karyawan Instalasi Farmasi , waktu dan hari
ditentukan. Pertemuan rutin lainnya seperti morning report dilakukan
setiap bulan di hadiri oleh seluruh kepala Unit beserta Direktur rumah
sakit untuk membahas masalah-masalah yang terjadi di unit kerja dan
24
lapangan. Kegiatan rapat lain yang biasa dilakukan di RSI Aminah
misalnya rapat tentang Pasien Safety, K3RS, Koordinasi dengan unit lain,dll.
BAB XI
PELAPORAN
Pencatatan dan pelaporan kegiatan FARMASI diperlukan dalam
perencanaan, pemantauan, dan evaluasi serta pengambilan keputusan
untuk peningkatan pelayanan farmasi. Untuk itu kegiatan ini harus
dilakukan secara cermat dan teliti, karena kesalahan dalam pencatatan dan
pelaporan akan mengakibatkan kesalahan dalam menetapkan suatu
tindakan.
A. PELAPORAN
Pelaporan kegiatan pelayanan farmasi terdiri dari :
1) Laporan kegiatan rutin harian
Laporan harian ini dilakukan setiap hari. Kegiatan pelaporan
harian ini dilakukan oleh kepala Instalasi Farmasi ataupun
petugas farmasi baik secara lisan maupun tulisan. Pelaporan
harian ini seperti laporan mengenai jumlah petugas ipsrs yang
dinas dengan jumlah kegiatan yang ditangani dan kendala yang
dihadapi setiap harinya, pelaporan keluhan pasien atau pegawai
yang berhubungan dengan sarana dan prasarana di rumah sakit.
Pelaporan harian ini biasanya disampaikan kepada unit atau
kepala bidang terkait.
2) Laporan kegiatan rutin bulanan
Laporan bulanan dilakukan setiap bulan sebagai tindak lanjut
dari laporan kejadian setiap hari dalam kegiatan rutin farmasi.
Pelaporan ini biasanya menyangkut kegiatan program kerja yang
dilakukan Instalasi Farmasi dalam kurun waktu setahun.
Pelaporan ini dapat berupa: laporan rapat bulanan intern, laporan
25
inventaris pemeliharaan barang alat, laporan penilaian karyawan,
laporan indikator mutu, laporan evaluasi program kerja, laporan
kebutuhan karyawan, laporan kejadian K3RS, dll.
3) Laporan Tahunan
Laporan tahunan biasanya dilakukan setiap akhir tahun. Tujuan
laporan tahunan ini untuk mengevalusi seluruh laporan harian
dan bulanan sehingga dapat dilihat total kegiatan yang
berlangsung dalam kegiatan ipsrs sehingga dapat dilakukan tindak
lanjut dari evaluasi laporan tahunan ini. Laporan tahunan
kegiatan kegiatan ipsrs dapat berupa rekapitulasi total sarana dan
prasarana yang di pemeliharaan dan perbaiki
4) Laporan khusus ( misalnya : audit internal farmasi)
5) Laporan pemeriksaan (kartu control)
26