Anda di halaman 1dari 26

PEDOMAN PENGORGANISASIAN

INSTALASI FARMASI RSI AMINAH


KATA PENGANTAR

Allhamdulillahi Rabbil Alamin dengan mengucap puji syukur


kehadirat Allah SWT, kita telah dapat menyelesaikan evaluasi dan mencetak
Pedoman Pengorganisasian Instalasi Farmasi RSI Aminah .
Seluruh Kelompok telah mengevaluasi buku ini sesuai dengan
kemampuan dan keperluan pelayanan medis yang aktual di RSI Aminah
Sidoarjo . Isi buku ini bersifat elektik, disusun dari gabungan berbagai
standar pelayanan medis spesialistik dan subspesialistik dengan fleksibilitas
yang cukup disesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan IPTEK
kedokteran/kesehatan.
Pedoman Pengorganisasian ini dipakai sebagai pedoman dan acuan
oleh segenap anggota Staf FARMASI yang terlibat dalam pelaksanaan
pelayanan medis di lingkungan RSI Aminah Sidoarjo . Dengan demikian
akan memperjelas arah pengembangan dan peningkatan mutu pelayanan di
rumah sakit, terutama dalam rangka akreditasi rumah sakit di Indonesia.
Kami memaklumi bahwa isi buku Pedoman Pengorganisasian ini
masih banyak kekurangan dan belum lengkap. Oleh karena itu, kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya dan mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari semua pihak demi penyempurnaannya.
Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah terlibat
langsung maupun tidak langsung dalam evaluasi dan diberlakukannya
buku ini.

SAMBUTAN
2
DIREKTUR RSI AMINAH

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang


telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga evaluasi Buku
Pedoman Pengorganisasian Instalasi FARMASI RSI Aminah Sidoarjo dapat
diselesaikan dan dapat diberlakukan, sebagai acuan bagi tenaga medis
dalam melaksanakan tugasnya.
Dengan adanya Buku Pedoman Pengorganisasian Instalasi FARMASI
ini diharapkan dapat menjadi penilaian tentang mutu pelayanan medik yang
sangat dibutuhkan oleh setiap orang dan setiap lembaga atau rumah sakit
agar mutu tugas dan fungsi pelayanan yang diberikan kepada pasien selalu
terpelihara dengan baik. Penilaian merupakan umpan balik untuk selalu
memperbaiki pelayanan dan untuk selalu meningkatkan mutu sesuai
dengan tuntutan masyarakat
Kepada teman-teman yang menyusun buku ini, yang telah
melakukan evaluasi Buku Pedoman Pengorganisasian FARMASI RSI
Aminah Sidoarjo , saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
serta penghargaan yang setulus-tulusnya. Semoga buku ini bermanfaat bagi
kita dan masyarakat luas.

Direktur
RSI Aminah

dr Surya Maharani Dewi

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................1
KATA PENGANTAR.......................................................................2
SAMBUTAN DIREKTUR.................................................................3
DAFTAR ISI..................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN...................................................................5
BAB II GAMBARAN UMUM INSTALASI FARMASI...........................6
BAB III VISI MISI FALSAFAH NILAI DAN TUJUAN.........................8
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT...........................10
BAB V STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI FARMASI...................11
BAB VI URAIAN JABATAN.............................................................12
BAB VII TATA HUBUNGAN KERJA................................................14
BAB VIII POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL.........15
BAB IX KEGIATAN ORIENTASI.....................................................19
BAB X PERTEMUAN /RAPAT........................................................22
BAB XI PELAPORAN.....................................................................23

BAB I
4
PENDAHULUAN

Rumah sakit adalah lembaga pemberi jasa pelayanan kesehatan dan


seiring dengan perkembangan teknologi kedokteran. Apapun teknologi
kedokterannya hampir selalu memerlukan obat. Obat merupakan
komponen yang penting dalam upaya pelayanan kesehatan, baik di pusat
pelayanan kesehatan primer maupun ditingkat pelayanan kesehatan yang
lebih tinggi. Keberadaan obat merupakan kondisi pokok yang harus terjaga
ketersediaannya karena ketersediaan obat merupakan salah satu hal yang
mempengaruhi pelayanan kesehatan.
Manajemen obat di rumah sakit dilakukan oleh Instalasi Farmasi
Rumah Sakit (IFRS). Instalasi farmasi rumah sakit adalah satu-satunya
bagian di rumah sakit yang bertanggung jawab penuh atas pengelolaan
obat, hal ini diperjelas dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor :
1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.
Tujuan dari manajemen obat di rumah sakit yaitu agar obat yang
diperlukan tersedia setiap saat, dalam jumlah yang cukup untuk
mendukung pelayanan serta memberikan manfaat bagi pasien dan rumah
sakit.
Manajemen obat dimulai dengan suatu tahap perencanaan yang
merupakan dasar dari pengelolaan obat untuk menentukan kebutuhan
obat. Untuk itu diperlukan data-data yang akurat, maka dalam proses
pengolahannnya sebaiknya didukung oleh suatu sistem informasi
manajemen rumah sakit. Perencanaan ini disesuaikan dengan anggaran
dan juga harus sesuai formularium yang telah ditetapkan oleh organisasi
yang disebut Panitia Farmasi dan Terapi Rumah Sakit.
Untuk mewujudkan perencanaan tersebut adanya kegiatan pelaksanaan
pada tahap ini dilakukan pengadaan obat untuk memenuhi kebutuhan obat
yang telah ditetapkan dalam perencanaan. Kemudian dilakukan
pengawasan untuk mengatur persediaan obat serta menjamin ketersediaan
obat. Tahapan ini berlangsung seperti siklus yang saling terkait. Siklus ini
harus dijaga agar semua tahap di dalamnya sama kuat dan segala kegiatan
tersebut harus selalu selaras, serasi dan seimbang. Apabila terjadi
5
kesalahan pada suatu tahap akibatnya akan mengacaukan siklus secara
keseluruhan yang menimbulkan dampak seperti pemborosan, tidak
tersedianya obat, tidak tersalurnya obat, obat rusak, dan lain sebagainya.
Pertimbangan lain yang menjadi penentu manajemen obat adalah
komponen input meliputi visi, misi, struktur oganisasi yang jelas,
ketenagaan yang cukup, prosedur yang tepat dan fasilitas yang memadai
yang diproses melalui penyimpanan, pendistribusian, pengemasan dan
evaluasi untuk menghasilkan keluaran yang diharapkan.

BAB II
GAMBARAN UMUM FARMASI RSI AMINAH
6
A. Sejarah Rumah Sakit Islam Aminah Sidoarjo

Rumah Sakit Islam Aminah Sidoarjo adalah Rumah Sakit Umum


Tipe D yang dimiliki oleh PT. DEFARIZ ,berdiri tanggal 14 Januari 2010,
dengan Akta Notaris Saiful Munir, SH disahkan dengan SK Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU-02022.AH.01.01 Tahun
2010
Latar belakang Rumah Sakit Islam Aminah Sidoarjo berdiri
berawal dari keinginan membuat rumah sakit yang dengan satu
langkah, pasien sudah bisa mendapatkan diagnosa dan terapi yang
cepat, tepat dan akurat disertai harga yang terjangkau. Disamping itu
belum terdapatnya Rumah Sakit yang cukup representatif di daerah
Sidoarjo Selatan yaitu perbatasan Sidoarjo - Mojokerto
Rumah Sakit Islam Aminah Sidoarjo terletak di Jalan Untung
Suropati, berdiri di atas tanah seluas 5.863 m2, dengan luas bangunan
(3 lantai) 4.784 m2. Pembangunan fisik dimulai 2010 dan selesai pada
tahun 2015 Registrasi Rumah Sakit 3515142 dikeluarkan oleh
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia pada tanggal 04 Mar 2016
Izin Operasional sekaligus Penetapan Kelas Rumah Sakit Islam
Aminah Sidoarjo dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Sidoarjo pada
tanggal 28 Desember 2015 dengan nomor :
551.4.1/009/RS/404.3.2/2015
Pada awal operasional pelayanan meliputi
- Instalasi Gawat Darurat 24 Jam
- Rawat Jalan berupa
a. Poli Umum
b. Poli Spesialis
Poli Anak
Poli Penyakit Dalam
Poli Bedah
Poli Kebidanan dan Kandungan
7
- Rawat Inap
- Penunjang Medis :
a. Unit Kamar Operasi
b. Unit Kamar Bersalin
c. HCU
- Pelayanan Penunjang :
a. Instalasi Farmasi
b. Laboratorium
c. Radiologi dan USG

Dokter Spesialis yang ada saat ini adalah : Dokter Anak, Dokter Penyakit
Dalam , Dokter Bedah, Dokter Kebidanan dan Kandungan, Dokter
Anestesi, Dokter Radiologi.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Rumah
Sakit Islam Aminah Sidoarjo mempunyai visi, misi dan motto.

BAB III
VISI, MISI, MOTTO, BUDAYA, TUJUAN
INSTALASI FARMASI
RSI AMINAH
8
A. VISI
Terwujudnya pelayanan farmasi yang bermutu, terjangkau serta
menjawab pengobatan dengan cepat dan dan tepat
B. MISI
1. Menyelenggarakan pelayanan farmasi yang cepat dan tepat
dengan berorientasi pada keselamatan pasien
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang
dimiliki
3. Mengupayakan penyediaan perbekalan farmasi yang lengkap,
bermutu dan terjangkau
4. Melaksanakan pelayanan farmasi klinik secara optimal dengan
berinteraksi baik dengan pasien atau tenaga kesehatan lainnya

C. TUJUAN INSTALASI FARMASI RSI AMINAH


1. Manajemen
a. Mengelola perbekalan Farmasi yang efektif dan efisien.
b. Menerapkan farmakoekonomi dalam pelayanan.
c. Menjaga dan meningkatkan mutu kemampuan tenaga
kesehatan Farmasi dan staf melalui pendidikan.
d. Mewujudkan sistem informasi manajemen tepat guna, mudah
dievaluasi dan berdaya guna untuk pengembangan.
e. Pengendalian mutu sebagai dasar setiap langkah pelayanan
untuk peningkatan mutu pelayanan

2. Farmasi Klinik
a. Mewujudkan perilaku sehat melalui penggunaan obat rasional
termasuk pencegahan dan rehabilitasinya.
b. Mengidentifikasi permasalahan yang berhubungan dengan obat
baik potensial maupun kenyataan.
9
c. Menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan obat
melalui kerja sama pasien dan tenaga kesehatan lain.
d. Merancang, menerapkan dan memonitor penggunaan obat
untuk menyelasaikan masalah yamg berhubungan dengan obat.
e. Menjadi pusat informasi obat bagi pasien, keluarga dan
masyarakat serta tenaga kesehatan rumah sakit.
f. Melaksanakan konseling obat pada pasien, keluarga dan
masyarakat serta tenaga kesehatan rumah sakit.
g. Melakukan pengkajian obat secara prospektif maupun
reprospektif.

D. BUDAYA INSTALASI FARMASI RSI AMINAH


 AMANAH ( Andalan, Mutu, Aman, Nurani, Akurat, Harmoni )

BAB IV

10
BAB V

11
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI FARMASI

DIREKTUR

KEPALA BIDANG MEDIS,


PENUNJANG & KEPERAWATAN

KEPALA INSTALASI FARMASI

PENGELOLAAN PELAYANAN MANAJEMEN MUTU


PERBEKALAN FARMASI KLINIK

BAB VI
URAIAN JABATAN

12
Farmasi di dalam melaksanakan pelayanan farmasi dipimpin
oleh tenaga Apoteker dan Asisten Apoteker
Uraian tugas job description bagi personalia Instalasi Farmasi :
1. Kepala Instalasi Farmasi
a. Bertanggung jawab atas hasil kerja satu orang atau lebih dari
suatu organisasi
b. Penentu kebijakan
c. Motivator farmasi guna mendapatkan hasil kinerja yang baik
d. Memonitor perkembangan farmasis
e. Membuat plan kerja untuk mengembangkan farmasi di Rumah
Sakit untuk menjamin kualitas pelayanan yang baik
2. Bagian gudang farmasi
 Perencanaan dan Pengadaan
a. Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal
b. Menyiapkan perencanaan kebutuhan rutin perbekalan untuk
triwulan
c. Mengadakan perbekalan farmasi
d. Menerima perbekalan farmasi sesuai spesifikasi yang berlaku
e. Menyimpan perbekalan farmasi
f. Mendistribusikan perbekalan farmasi ke unit-unit pelayanan
 Penerimaan dan Penyimpanan
a. Melaksanakan penerimaan perbekalan farmasi yang diadakan
di RS
b. Melaksanakanpenyimpanan perbekalan farmasi yang dimiliki
RS
c. Melaksanakan pengiriman perbekalan farmasi dari gudang ke
unit-unit distribusi
d. Penerimaan pengeluaran dari persediaan perbekalan farmasi
yang ada di gudang perbekalan

3. Bagian farmasi klinis


a. Melaksanakan pelayanan farmasi klinik
b. Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan obat dan alat
kesehatan.
c. Mencegah dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan obat dan
alat kesehatan
d. Memantau efektifitas dan keamanan penggunaan obat dan alat
kesehatan
e. Memberikan informasi obat kepada dokter, perawat, apoteker,
maupun pasien/keluarga.
4. Bagian depo Rawat jalan
a. Melakukan Receiving, Skrining, Labeling, Dispensi, dan Konseling
kepada pasien
13
b. Melakukan konseling dan informasi obat ke pasien rawat jalan
c. Melakukan indent (pemesanan ke gudang farmasi ) untuk stock di
depo rawat jalan
d. Melakukan pemantauan karyawan di IFRS rawat jalan dan delegasi
tugas
e. Menerimaarahan dan melaporkankepadakepala IFRS
segalapelaksanaan tugas
f. Melakukan stokopname didepo rawat jalan
5. Bagian Rawat Inap
a. Melakukan Receiving, Skrining, Labeling, Dispensi, dan Konseling
kepada pasien.
b. Melakukan konseling dan informasi obat ke pasien rawat inap
c. Melakukan dan memonitor ward stock
d. Melakukan indent ( pemesanan ke gudang farmasi) untuk stock
obat di IFRS rawat inap dan delegasi tugas
e. Melakukan pemantauan karyawan di IFRS rawati inap dan delegasi
tugas
f. Melaporkan kepada IFRS segala pelaksanaan tugasan
g. Melakukan rekam meik di IFRS rawat inap
6. Bidang Manajemen Mutu Farmasi
a. Memberikan pendidikan / pengetahuan kepada tenaga
kefarmasian
b. Mengawasi / membimbing tenaga kerja baru
c. Mengawasi / membimbing pelajar/mahasiswa yang melakukan
PKL/magang diinstalasi farmasi
d. Melakukan penelitian yang berkaitan dengan kefarmasian
e. Melakukan pemantauan, penilaian, tindakan, evaluasi dan umpan
balik dalam pengendalian mutu
f. Mengkoordinir program pendidikan dan pelatihan.
g. Mengembangkan dan memperbaiki sistem/ metode pelayanan
instalasi farmasi.

14
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA INSTALASI FARMASI

1. HUBUNGAN INTERN
a) RAWAT INAP
Petugas farmasi akan melayani pengambilan obat 24 jam .
b) RAWAT JALAN (IGD)
Petugas farmasi akan melayani pengambilan obat 24 jam .
c) OK/VK
Petugas farmasi akan melayani pengambilan obat 24 jam
2. HUBUNGAN EKSTERN
a) DINAS KESEHATAN
Instalasi farmasi melalui apoteker melakukan pelaporan penggunaan
obat terlarang dan narkotika kepada DINKES KOTA Sidoarjo melalui
program SIPNAP setiap bulannya.
b) BADAN POM
Instalasi farmasi melalui apoteker melakukan pelaporan penggunaan
Napza dan obat prekursor kepada BPOM Surabaya melalui email
setiap bulannya.
c) DETAILER
Instalasi farmasi dalam hal pengadaan obat di farmasi melakukan
kerjasama dengan perusahaan obat yang ada dengan cara melakukan
15
pengorderan langsung kepada detailer obat dari perusahaan obat yang
ingin di ajak kerjasama

BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

A. KUALIFIKASI SDM

JABATAN FUNGSI KUALIFIKASI


Apoteker, Apt, S2,
Kepala Instalasi Mengorganisir dan kursus manajemen
Farmasi mengarahkan sesuaikan dengan
Akreditasi IFRS
Apoteker, Ap S2,
Mengkoordinir beberapa
Koordinator kursus sesuai ruang
penyela
lingkup
Penyelia/supervi Apoteker, kursus
Menyelia beberapa pelaksana
sor Farmasi rumah sakit
Apoteker, sarjana
Pelaksana teknis
Melaksanakan tugas tertentu farmasi, asisten
kefarmasian
apoteker

B. STANDAR KETENAGAAN
 Peranan Apoteker di Instalasi Farmasi
Instalasi Farmasi mempunyai fungsi utama dalam pelayanan
/jasa obat atas dasar resep dan pelayanan obat tanpa resep,
16
beroreantasi pada pelanggan /pasien apakah obat yang di beirkan
dapat menyembuhkan penyakit sertan efek samping.Tanggung jawab
dan tugas apoteker di Instalasi Farmasi ialah bertanggung jawab atas
obat resep,
danmamapumenjelaskantetangobatpadapelanggan/pasien. Dengan
demikian bisa di ambil kesimpulan bahwa peranan penting dalam
Instalasi Farmasi adalah seorang Apoteker. Farmasi rumah sakit
merupakan departemen atau servis di dalam Rumah sakit yang di
pimpin oleh Apoteker. Apoteker adalah administrator rumah sakit di
segala persoalan tetang penggunaan obat. Kriteria Pelayanan farmasi
antara lain:
a. Instalasi farmasi rumah sakit dipimpin oleh seorang apoteker.
b. Pelayanan kefarmasian diselenggarakan dan dikelola oleh
apoteker yang mempunyai pengalaman minimal 2 tahun di bagian
rumah sakit.
c. Apoteker telah terdaftar di Depkes dan mempunyai surat ijin
praktek
d. Pada pelaksanaannya, apoteker dibantu oleh tenaga ahli madya
farmasi dan tenaga menengah farmasi.
e. Kepala instalasi farmasi rumah sakit bertanggung jawab
terhadap segala aspek hukum dan peraturan-peraturan baik
terhadap pengawasan distribusi maupun administrasi barang.
f. Setiap saat harus ada apoteker di tempat pelayanan untuk
melangsungkan dan mengawasi pelayanan kefarmasian dan harus
ada pendelegasian wewenang yang bertanggung-jawab jika kepala
farmasi berhalangan hadir.
g. Adanya staf farmasi yang jumlah dan kualifikasinya
disesuaikan dengan kebutuhan.
h. Apabila ada pelatihan kefarmasian bagi mahasiswa fakultas
farmasi atau tenaga farmasi lainnya, harus ditunjuk apoteker yang
memiliki kualifikasi pendidik/pengajar untuk mengawasi jalannya
pelatihan tersebut.

17
i. Penilaian terhadap staf harus dilakukan berdasarkan tugas
yang terkait dengan pekerjaan fungsional yang diberikan dan juga
pada penampilan kerja yang dihasilkan dalam meningkatkan mutu
pelayanan.

 Sumber Daya Manusia Farmasi Rumah Sakit


Personalia Pelayanan Farmasi Rumah Sakit adalah sumber
daya manusia yang melakukan pekerjaan kefarmasian di rumah sakit
yang termasuk dalam bagan organisasi rumah sakit dengan
persyaratan :
• Terdaftar di Departeman Kesehatan
• Terdaftar di Asosiasi Profesi
• Mempunyai izin kerja
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.
1332/Menkes/SK/X/2002 yang dimaksud dengan :
1. Apoteker adalah mereka yang berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian
di Indonesia sebagaiApoteker.

Persyaratan Apoteker dirumah sakit adalah


· Ijazahnya telah terdaftar pada Departemen Kesehatan
(DepKes).
· Telah mengucapkan Sumpah / Janji sebagai Apoteker.
· Memiliki Surat Izin Kerja dari Menteri Kesehatan (MenKes)
· Memenuhi syarat – syarat kesehatan fisik dan mental untuk
melaksanakan tugasnya sebagai Apoteker.
· Dalam melakukan pekerjaan kefarmasian di rumah sakit,
Apoteker dibantu oleh Asisten Apoteker yang telah memiliki
Surat Izin Kerja (SIK). Keputusan Menteri Kesehatan No.
679/MENKES/SK/V/2003, tentang Peraturan Registrasi dan
Izin Kerja Asisten Apoteker, yaitu :
a. Surat Izin Asisten Apoteker adalah bukti tertulis atas
kewenangan yang diberikan kepada pemegang Ijazah
Sekolah Asisten Apoteker atau Sekolah Menengah Farmasi,
Akademi Farmasi dan Jurusan Farmasi, Politeknik

18
Kesehatan, Akademi Analis Farmasi dan Makanan,
Jurusan Analis Farmasi serta Makanan Politeknik
Kesehatan untuk menjalankan Pekerjaan Kefarmasian
sebagai Asisten Apoteker.
b. Surat Izin Kerja Asisten Apoteker adalah bukti tertulis yang
diberikan kepada pemegang Surat Izin Asisten Apoteker
untuk melakukan pekerjaan Kefarmasian disarana
kefarmasian.
Penyelenggaraan pelayanan kefarmasian dilaksanakan oleh
tenaga farmasi profesional yang berwewenang berdasarkan undang-
undang, memenuhi persyaratan baik dari segi aspek hukum, strata
pendidikan, kualitas maupun kuantitas dengan jaminan kepastian
adanya peningkatan pengetahuan ,keterampilan dan sikap
keprofesian terus menerus dalam rangka menjaga mutu profesi dan
kepuasan pelanggan. Kualitas dan rasio kuantitas harus disesuaikan
dengan beban kerja dan keluasan cakupan pelayanan serta
perkembangan dan visi rumah sakit.
 Distribusi Ketenagaan
Instalasi Farmasi di dalam melaksanakan pelayanan farmasi
dibagi menjadi 3 (tiga) shift pelayanan dalam waktu 24 jam.
Distribusi tenaga farmasi ditempatkan pada 2 ( dua ) depo pelayanan
yaitu depo farmasi IGD dan rawat jalan dan depo farmasi rawat inap
serta pelayanan gudang farmasi. Masing-masing depo pelayanan dan
gudang farmasi di pimpin oleh apoteker.
 JenisPelayanan
 Pelayanan IGD (Instalasi Gawat Darurat)
 Pelayanan rawat inap
 Pelayanan rawat jalan
 pelayanan gudang farmasi
 Analisa Kebutuhan Tenaga di IFRS
Analisa kebutuhan tenaga disusun bersama-sama oleh panitia
penyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja RS. Jumlah
tenaga yang dibutuhkan tergantung pada jenis pelayanan, komposisi
shift jaga dan jumlah pasien yang dilayani. Jumlah ketenagaan

19
Instalasi Farmasi disusun setahun sekali berdasarkan data tahun
berjalan dan perkiraan perkembangan tahun yang dianggarkan.

 Evaluasi Kinerja Tenaga IFRS


Evaluasi kinerja tenaga IF mengacu pada evaluasi kinerja
karyawan RS sesuai dengan uraian tugas dan tanggung jawabnya
yang meliputi penilaian terhadap :
 Kualitas Kerja
 Kuantitas Kerja
 Disiplin Kerja
 Kecakapan
 Tanggung Jawab
 Loyalitas
 Inisiatif
 Kejujuran
 Motivasi
 Kerjasama
 Komunikasi
 Absensi
Evaluasi kinerja tersebut dilakukan setiap akhir tahun dan bersifat terbuka
dan diharapkan dapat memberikan umpan balik terhadap kinerja yang
bersangkutan

BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

I. PENDAHULUAN

20
Program orientasi merupakan salah satu kegiatan Instalasi
Farmasi bekerja sama dengan Bagian HRD dan Bagian Umum dalam
rangka memberikan pengarahan dan bimbingan serta mempersiapkan
petugas farmasi agar dapat bekerja sesuai dengan peran dan
fungsinya.
Petugas farmasi baru umumnya lulusan D3 farmasi yang belum
mengenal lingkungan kerja serta peraturan atau kebijakan yang ada
di RSI Aminah .
Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diadakan program
orientasi bagi petugas farmasi baru guna kelancaran dalam bekerja.

II. LATAR BELAKANG


Seiring dengan upaya RSI Aminah untuk menjalankan tujuannya
menjadi rumah sakit yang unggul dalam pelayanan dengan
manajemen dan sumber daya manusia yang professional dan
berpengalaman. Dengan bertambahnya kebutuhan akan tenaga
farmasi, maka RSI Aminah perlu melakukan pengenalan pada
petugas farmasi baru guna memenuhi tuntutan tersebut.

III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Memberikan pengetahuan dan gambaran tentang farmasi (apotek) RSI
Aminah .
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan dan professionalisme dalam lingkup
kerja.
b. Meningkatkan pengetahuan tentang visi, misi, tujuan dan falsafah
serta motto RSI Aminah .
c. Meningkatkan wawasan tentang ruangan dan lingkup farmasi RSI
Aminah .
d. Meningkatkan keterampilan dalam pelayanan kesehatan di farmasi
RSI Aminah .

IV.KEGIATAN POKOK
- Kegiatan pokok : mengadakan orientasi baru di Instalasi Farmasi
RSI Aminah .
- Rincian kegiatan :
1. Menyusun kebijakan tentang program orientasi petugas farmasi
baru di RSI Aminah

21
2. Melakukan pencatatan, pelaporan, evaluasi, analisa dan tindak
lanjut dari program orientasi petugas ipsrs baru di farmasi RSI
Aminah
3. Menyelenggaran orientasi petugas farmasi baru di RSI Aminah

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Membuat permohonan penambahan petugas farmasi baru ke
management RSI Aminah
2. Menyusun program orientasi tenaga petugas farmasi baru
3. Melakukan perekrutan petugas ipsrs baru RSI Aminah meliputi:
 Perekrutan petugas ipsrs baru meliputi tes tulis dan wawancara
 Orientasi atau pengenalan RSI Aminah
 Penempatan petugas ipsrs baru di farmasi
 Orientasi ruang petugas farmasi
 Orientasi alat alat non medis
 Orientasi administrasi petugas ipsrs
 Membuat laporan
4. Rapat koordinasi

VI.SASARAN
Sasaran orientasi adalah karyawan baru di farmasi RSI Aminah .

VII.JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

No Kegiatan Tahun 2017


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Penyusunan program X
orientasi
2 Perekrutan tenaga petugas X X X X X X X X X X X X
farmasi
3 Pelaksanaan orientasi X X X X X X X X X X X X
petugas farmasi baru
4 Evaluasi kegiatan orientasi X X X X
5 Pelaporan hasil kegiatan X
orientasi

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN DAN PELAPORAN KEGIATAN

22
1. Setiap unit di rumah sakit membutuhkan petugas farmasi baru
dilakukan pembuatan evaluasi pelaksanaan kegiatan
2. Setelah selesai pelaksanaan kegiatan orientasi membuat laporan
ke HRD.
Program orientasi kepada petugas ipsrs baru akan dilaksanakan
setiap RSI Aminah melakukan perekrutan pegawai baru (petugas
farmasi).

IX. PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN


1. Unit kerja wajib mencatat dan melaporkan hasil kegiatan ke bagian
HRD
2. Bagian HRD menganalisa hasil kegiatan ke direktur
3. Evaluasi kegiatan program orientasi dilaksanakan setiap unit dari
rumah sakit

23
BAB X
PERTEMUAN/ RAPAT

Dalam lingkup RSI Aminah selalu dilakukan rapat. Pertemuan rapat ini
sangat bermanfaat untuk masing-masing unit guna memberikan informasi
dan pengetahuan yang berhubungan dengan peningkatan pelayanan rumah
sakit. Kegiatan rapat ini bisa dilakukan hanya dalam Instalasi Farmasi
sendiri atau bisa juga dilakukan rapat antar unit lainnya. Kegiatan rapat ini
biasanya dihadiri oleh seluruh staf Instalasi Farmasi maupun oleh Manager
Umum.
Kegiatan yang dibahas meliputi banyak kegiatan baik dari pelaporan
kerja, kebutuhan sarana dan prasarana dilapangan, maupun berbagai hal
yang menyangkut kelangsungan unit masing- masing. Sehingga dengan
dilakukan rapat rutin ini dapat dilakukan tindak lanjut untuk kendala yang
dihadapi dilapangan maupun yang dihadapi di unit internal itu sendiri.
Dalam kegiatan rapat ini dibuat undangan berupa internal memo, daftar
hadir dan notulen hasil rapat yang nantinya dilaporkan kepada Kepala
Bidang Medis, Penunjang dan Keperawatan RSI Aminah .
Kegiatan pertemuan/ rapat intern biasanya dilakukan setiap 1 bulan
sekali di hadiri oleh seluruh karyawan Instalasi Farmasi , waktu dan hari
ditentukan. Pertemuan rutin lainnya seperti morning report dilakukan
setiap bulan di hadiri oleh seluruh kepala Unit beserta Direktur rumah
sakit untuk membahas masalah-masalah yang terjadi di unit kerja dan

24
lapangan. Kegiatan rapat lain yang biasa dilakukan di RSI Aminah
misalnya rapat tentang Pasien Safety, K3RS, Koordinasi dengan unit lain,dll.

BAB XI
PELAPORAN
Pencatatan dan pelaporan kegiatan FARMASI diperlukan dalam
perencanaan, pemantauan, dan evaluasi serta pengambilan keputusan
untuk peningkatan pelayanan farmasi. Untuk itu kegiatan ini harus
dilakukan secara cermat dan teliti, karena kesalahan dalam pencatatan dan
pelaporan akan mengakibatkan kesalahan dalam menetapkan suatu
tindakan.
A. PELAPORAN
Pelaporan kegiatan pelayanan farmasi terdiri dari :
1) Laporan kegiatan rutin harian
Laporan harian ini dilakukan setiap hari. Kegiatan pelaporan
harian ini dilakukan oleh kepala Instalasi Farmasi ataupun
petugas farmasi baik secara lisan maupun tulisan. Pelaporan
harian ini seperti laporan mengenai jumlah petugas ipsrs yang
dinas dengan jumlah kegiatan yang ditangani dan kendala yang
dihadapi setiap harinya, pelaporan keluhan pasien atau pegawai
yang berhubungan dengan sarana dan prasarana di rumah sakit.
Pelaporan harian ini biasanya disampaikan kepada unit atau
kepala bidang terkait.
2) Laporan kegiatan rutin bulanan
Laporan bulanan dilakukan setiap bulan sebagai tindak lanjut
dari laporan kejadian setiap hari dalam kegiatan rutin farmasi.
Pelaporan ini biasanya menyangkut kegiatan program kerja yang
dilakukan Instalasi Farmasi dalam kurun waktu setahun.
Pelaporan ini dapat berupa: laporan rapat bulanan intern, laporan
25
inventaris pemeliharaan barang alat, laporan penilaian karyawan,
laporan indikator mutu, laporan evaluasi program kerja, laporan
kebutuhan karyawan, laporan kejadian K3RS, dll.
3) Laporan Tahunan
Laporan tahunan biasanya dilakukan setiap akhir tahun. Tujuan
laporan tahunan ini untuk mengevalusi seluruh laporan harian
dan bulanan sehingga dapat dilihat total kegiatan yang
berlangsung dalam kegiatan ipsrs sehingga dapat dilakukan tindak
lanjut dari evaluasi laporan tahunan ini. Laporan tahunan
kegiatan kegiatan ipsrs dapat berupa rekapitulasi total sarana dan
prasarana yang di pemeliharaan dan perbaiki
4) Laporan khusus ( misalnya : audit internal farmasi)
5) Laporan pemeriksaan (kartu control)

26

Anda mungkin juga menyukai