DESIMINASI AWAL
MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG INTERNA 2 RSUD Dr. SOEDARSONO KOTA PASURUAN
Disusun Oleh :
i
LEMBAR PENGESAHAN
Ruang Interna 2 RSUD Dr.R. Soedarsono Kota Pasuruan yang dilaksanakan pada
Mengetahui,
( )
( )
CI LAHAN CI INSTITUSI
( ) ( )
KATA PENGANTAR
ii
3. Ns. Karisma Dwi Ana, S.Kep,. M.Kep., selaku Dosen Pembimbing
Departemen Manajemen STIKes HUsada Jombang
4. Sujono.S. Kep., Ns selaku Kepala Ruangan Interna 2 RSUD Dr.R.
Soedarsono
5. Seluruh perawat ruang Interna 2 yang telah banyak mendukung dalam
pelaksanaan kegiatan peraktek MAKP di ruang interna 2.
Kami menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat kekurangan baik
isi maupun kalimat. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kami mahasiswa
Program Studi Pendidikan Ners STIKes Husada Jombang pada khususnya dan
semua pihak rumah sakit pada umumnya.
Pasuruan,
Ketua
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.........................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................
1.1 LATAR BELAKANG...................................................................................
1.2 TUJUAN.......................................................................................................
1.2.1 Tujuan Umum..........................................................................................
1.2.2 Tujuan Khusus.........................................................................................
1.3 MANFAAT....................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................
2.1. DEFINISI.....................................................................................................
2.2. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERUBAHAN MAKP...
2.2.1 Kualitas pelayanan keperawatan..............................................................
2.2.2 Standar Praktik Keperawatan..................................................................
2.2.3 Model praktik...........................................................................................
iv
4.2.4 Inventaris.................................................................................................
4.3 METHOD......................................................................................................
4.3.1 Penerapan Model MAKP.........................................................................
4.3.2 Timbang Terima.......................................................................................
4.3.3 Ronde Keperawatan.................................................................................
4.3.4 Pengelolaan Obat dan Logistik................................................................
4.3.5 Penerimaan Pasien Baru..........................................................................
4.3.6 Discharge Planning..................................................................................
4.3.7 Supervisi..................................................................................................
4.3.8 Dokumentasi............................................................................................
4.4 MONEY........................................................................................................
4.5 MUTU...........................................................................................................
4.5.1 Efisiensi Ruang Rawat Inap.....................................................................
4.5.2 Pasien Safety............................................................................................
4.5.3 Kepuasan Pasien......................................................................................
BAB V ANALISIS SWOT DAN PRIORITAS MASALAH................................
5.1 ANALISIS SWOT........................................................................................
5.2 DIAGRAM LAYANG...................................................................................
5.3 IDENTIFIKASI MASALAH........................................................................
5.4 PRIORITAS MASALAH..............................................................................
BAB VI RENCANA STRATEGIS.......................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
v
BAB I
PENDAHULUAN
kesepakatan pasar bebas ASEAN (AFTA) tahun 2003 dan disusul dengan
tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
1
memberikan asuhan keperawatan untuk meningkatkan derajat pasien menuju
kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap staf, sarana dan prasarana dalam
Indonesia.
Manajemen keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan
pelayanan nyata yaitu di rumah sakit dan komunitas sehingga perawat perlu
(Nursalam, 2015)
Kualitas pelayanan keperawatan pada saat ini melibatkan
pemberian asuhan keperawatan yang saat ini sedang menjadi trend dalam
2
keperawatan indonesia adalah model asuhan keperawatan profesional dengan
Modifikasi.
Berdasarkan fenomena diatas, maka mahasiswa program studi Ners
di ruang tersebut.
1.2. TUJUAN
1.2.1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek manajemen keperawatan, mahasiswa
3
1.2.2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktek klinik manajemen keperawatan, mahasiswa
mampu:
a. Melaksanakan pengkajian di Ruang Interna
b. Mampu menghitung kebutuhan tenaga keperawatan di Ruang interna
c. Melaksanakan analisis situasi berdasarkan analisis SWOT
d. Memilih salah satu metode penugasan yang sesuai dengan keadaan
ruangan
e. Melaksanakan Asuhan keperawatan sesuai dengan salah satu model
4
3.1.3. Bagi Mahasiswa
Usaha mengoptimalkan manajemen keperawatan diharapkan dapat
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. DEFINISI
Sistem MAKP adalah suatu kerangka kerja yang mendifinisikan empat
unsur, yakni standar, proses keperawatan dan sistem MAKP. Definisi tersebut
yaitu standar, proses keperawatan dan sistem MAKP. Dalam menetapkan suatu
Proses
Standar keperawatan:
Kebijakan Pengkajian
Institusi/Nasiona Perencanaan
l Intervensi
Evaluasi
Pendidikan
pasien:
Pencegahan Sistem MAKP :
penyakit Fungsional
Mempertahankan Tim
kesehatan Primer
Rencana Modifikasi
pulang/komuni
tas
Hubungan antara keempat unsur dalam penerapan sistem MAKP
MAKP
2.2.1. Kualitas pelayanan keperawatan
6
Setiap upaya untuk meningkatkan pelayanan keperawatan selalu
54) yakni :
a. Menghargai hak-hak pasien;
b. Penerimaan sewaktu pasien masuk rumah sakit (SPMRS);
c. Observasi keadaan pasien;
d. Pemenuhan kebutuhan nutrisi;
e. Asuhan pada tindakan non operatif dan administratif;
f. Asuhan pada tindakan operasi dan prosedur infasif;
g. Pendidikan kepada pasien dan keluarga;
h. Pemberian asuhan keperawatan secara terus-menerus dan
berkesinambungan.
2.2.3. Model praktik
a. Praktik keperawatan Rumah sakit
Perawat profesional (Ners) mempunyai wewenang dan tanggung jawab
legalisasi keperawatan.
b. Praktik keperawatan rumah
Bentuk praktik keperawatan rumah diiletakan pada pelaksanaan pelayanan
Kegiatan ini dilakukan oleh perawat profesional rumah sakit, atau melalui
7
pengikutsertaan perawat profesional yang melakukan praktik keperawatan
berkelompok.
c. Praktik keperawatan berkelompok
Beberapa perawat profesional membuka praktik keperawatan selama 24
keperawatan rumah sakit dan rumah. Bentuk praktik keperawatan ini dapat
KEPERAWATAN PROFESIONAL
8
Adapun beberapa metode sistem pemberian asuhan keperawatan kepada
ketenagaan, sarana dan prasarana, serta kebijakan rumah sakit. Karena setiap
Lewin, 1951 dikutip Marquis dan Huston, 1998). Terdapat enam unsur utama
tanpa ditunjang biaya memadai, maka tidak akan didapat hasil yang
sempurna.
9
d. Terpenuhinya kepuasan pasien, keluarga dan masyarakat
Tujuan akhir asuhan keperawatan adalah kepuasan pelanggan atau pasien
itu, model yang baik adalah model asuhan keperawatan yang dapat
pelaksanaannya.
f. Terlaksananya komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim kesehatan
lainnya
Komunikasi secara profesional sesuai dengan lingkup tanggung jawab
Penanggung
Model Deskripsi
Jawab
Fungsional Berdasarkan orientasi tugas dari Perawat yang
10
kedua. Pada saat itu, karena masih
bangsal.
Kasus Berdasasarkan pendekatan holistik Manajer
tertentu
Rasio 1 : 1 (pasien:perawat). Setiap
11
filosofi keperawatan
Enam – tujuh perawat profesional
ketua tim.
Metode ini menggunakan tim terdiri
keperawatan.
Perawat bertanggungjawab
keperawatan
Metode penugasan dimana satu
12
antara pembuat rencana asuhan dan
profesional yang sudah ada dan akan terus dikembangkan dimasa depan
keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua. Pada
saat itu, masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat, maka setiap
perawat hanya melakukan satu atau dua jenis intervensi keperawatan saja
Kepala Ruangan
13
3. Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial, sedangkan
berpengalaman.
Kelemahan :
keperawatan;
3. Persepsi perawat cenderung pada tindakan keperawatan yang berkaitan
saling membantu.
Kelebihan :
1. Memungkinkan pelayanan keperawatan menyeluruh;
2. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan;
3. Memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah diatasi
terjamin;
3. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim;
14
4. Peran kepala ruangan penting dalam model tim, tim ini akan berhasil
jawabnya;
2. Kerjasama dengan anggota tim dan antar tim;
3. Memberikan laporan.
15
Tanggung jawab ketua tim :
1. Membuat perencanaan;
2. Membuat penugasan, supervisi, dan evaluasi;
3. Mengenal dan mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat
kebutuhan pasien;
4. Mengembangkan kemampuan anggota;
5. Menyelenggarakan konferensi.
1. Perencanaan :
a. Menunjuk ketua tim yang akan bertugas diruangan masing-masing;
b. Mengikuti serah terima pasien pada sif sebelumnya;
c. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien : gawat, transisi dan
penugasan/penjadwalan;
e. Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan;
f. Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisologi,
terhadap pasien.
g. Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan, termasuk
16
d. Membuat rentang kendali, kepala ruangan membawahi 2 ketua tim,
pasien.
j. Mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya.
k. Identifikasi masalah dan cara penanganannya.
3. Pengarahan:
a. Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim.
b. Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas
dengan baik.
c. Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan,
keterampilan,dan sikap.
d. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan
melaksanakan tugasnya.
g. Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.
4. Pengawasan:
a. Melalui komunikasi : mengawasi dan berkomunikasi langsung
itu juga.
17
b) Pengawasan tidak langsung, yaitu mengecek daftar hadir ketua ti;
pelaksanaan tugas.
c) Evaluasi ;
d) Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan
KEPALA RUANGAN
Metode primer ini di tandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus-
18
Tim Medis Kepala Ruangan Sarana RS
PPI PPI
PA 1
PA 1
PA 2
PA 2
Pasien Pasien
Perawat Primer
Pasien/Klien
Kelebihan:
1. Bersifat kontinuitas dan komprehensip;
2. Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil,
sakit.
Keuntungan yang dirasakan adalah pasien merasa di manusiawikan
19
diberikan bermutu tinggi, dan tercapai pelayanan secara efektif terhadap
sosial di masyarakat.
9. Membuat jadwal perjanjian klinis.
10. Mengadakan kunjungan rumah.
Peran kepala ruang/bangsal dalam metode primer :
1. Sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawat primer.
2. Orientasi dan merencanakan karyawan baru.
3. Menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan pada perawat asisten.
4. Evaluasi kerja.
5. Merencanakan/menyelenggarakan pengembangan staf.
6. Membuat 1-2 pasien untuk model agar dapat mengenal hambatan
yang terjadi.
Ketenangan metode primer:
20
1. Setiap perawat primer adalah perawat bed side atau berada didekat
pasien
2. Beban kasus pasien 4 – 6 orang untuk satu perawat primer.
3. Penugasan ditentukan oleh kepala bangsal
4. Perawat primer dibantu oleh perawat profesional lain maupun non
ia dinas. Perawat akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap sif
dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama
Kekurangannya :
Kepala Ruangan
21
1. Keperawatan primer tidak digunakan secara murni, karena perawat
atau setara.
2. Keperawatan tim tidak digunakan secara murni, karena banyak
tim.
3. Melalui kombinasi kedua model tersebut diharapkan komunitas asuhan
primer, karena saat ini perawat yang ada di RS sebagian adalah lulusan
primer/ketua tim.
Model MAKP ini ruangan memerlukan 26 perawat. Dengan menggunakan
primer (PP) dengan kualitas Ners, disamping seorang kepala ruangan yang
perawat pelaksana terdiri atas lulusan D-3 Keperawatan 3 orang, dan SPK
Kepala Ruangan
PP I PP II PP III PP IV
PA PA PA PA
PA PA PA PA
PA PA PA PA
22
23
2.4. URAIAN TUGAS
2.4.1. Kepala Ruang Rawat
Pada ruang rawat dengan MPKP pemula, kepala ruang rawat
ruangan
4. Membimbing siswa/mahasiswa (bekerja sama dengan pembimbing
klien/keluarga dan tim kesehatan lain, antara lain kepala ruang rawat
24
11. Merencanakan dan memfasilitasi ketersediaan fasilitas yang
dibutuhkan di ruangan.
12. Memantau dan mengevaluasi penampilan kerja semua tenaga yang
adalah seorang ners spesialis. Pada MPKP tingkat II, jumlah ners spesialis
kasus yang ada. CCM bertugas sesuai jam kerja yaitu dinas pagi dan
tersebut?
d) Apakah ada tindakan keperawatan tamabahan? Hasil penelitian?
25
b. Berdasarkan validasi, berikan masukan kepada PP, termasuk
berikan masukan!
e. Mengobservasi dan memberikan masukan kepada PP terkait
melakukan penelitian.
6. Menerapkan hasil-hasil penelitian dalam memberi asuhan
keperawatan.
7. Bekerjasama dengan kepala ruangan dalam hal: melakukan evaluasi
26
Pada ruang rawat MPKP pemula, perawat primer (PP) adalah
minimal 1 tahun. PP dapat bertugas pada pagi, sore, atau malam hari,
namun sebaiknya PP hanya bertugas pada pagi hari atau sore hari saja,
karena bila bertugas pada malah hari, PP akan libur beberapa hari sehingga
sulit menilai perkembangan klien. Bila PP bertugas pada sore hari PP harus
membaca kembali.
2. Melakukan pengkajian terhadap klien baru atau melengkapi
pengkajian yang sudah dilakuan PP pada sore, malam, atau hari libur.
3. Menetapkan rencana asuhan keperawatan berdasarkan analisis standar
27
pada satu tugas jaga (shift) PP didampingi oleh dua orang PA, maka
tugas jaga maka jumlah klien yang menjadi tanggung jawab PP adalah
klien)
15. Bila PP cuti/libur, tugas-tgas PP didelegasikan pada PA yang telah
ditunjuk (wakil PP) dengan bimbingan kepala ruang rawat atau CCM.
16. Memberikan pendidikan kesehatan pada klien/keluarga.
17. Membuat perencanaan pulang.
28
18. Bekerjasama dengan CCM dalam mengidentifikasi isu yang
(EBP).
2.4.4. Perawat Asosiet
Perawat asosiet (PA) pada MPKP pemula taau MPKP tingkat I,
tersebut.
Tugas dan tanggung jawan PA adalah sebagai berikut:
1. Membaca renpra yang telah ditetapkan PP.
2. Membina hubungan terapeutik dengan klien/keluarga, sebagai lanjutan
tempat.
4. Melakukan tindakan keperawatan pada kliennya berdasarkan renpra.
5. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan dan
29
30
BAB III
saat itu sebesar 180.000 Gulden, dengan perincian: 10.000 Gulden untuk
Gulden untuk pembelian peralatan medis dan non medis. Sedangkan biaya
operasional sebesar 660 Gulden perbulan diperoleh dari potongan gaji para
daerah.
31
3.2. Gambaran Umum RSUD dr. SOEDARSONO KOTA PASURUAN
Email : rsudsoedarsono@pasuruankota.go.id
Website : rsdsoedarsono@pasuruankota.go.id
SK Menkes RI : 423.211
pemerintah harus dibawa agar dapat dieksis, antisipatif dan inovatif, Visi
yang diinginkan oleh instansi pemerintah termasuk rumah sakit. Rumah Sakit
dengan semua fasilitas, sarana dan prasarana yang dimilikinya akan melayani
32
Misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh suatu organisasi agar
tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Misi merupakan
penjabaran dan implementasi dari visi yang telah ditetapkan lebih dahulu.
bertanggungjawab
Mewujudkan pelayanan publik dalam bidang kesehatan di rumah sakit
(PKRS, PMKP).
33
d. Pelayanan RS yang efektif adalah pelayanan yang sesuai dengan
SPM RS, SPO dan tata kelola klinik yang baik serta pengendalian
sebagaiberikut:
34
d. Menerapkan manajemen RS berbasis Pedoman Tata Kelola RS Yang
Laws).
kewajibannya.
manajemen).
rumah sakit guna menumbuhkan rasa memiliki dan cinta pada rumah
35
denganin stansilintas sector terkait dalam rangka sinkronisasi program
Pasien Sejenis.
36
Tujuan RSUD dr. R. Soedarsono Kota Pasuruan dalam mewujudkan misinya
serta,
c. Meningkatkan efektifitas dan produktifitas kerja karyawan rumah sakit.
d. Meningkatkan kemandirian rumah sakit dalam pengelolaan keuangan.
3. Dalam mewujudkan misi“Mengembangkan komunikasi internal dan
kepada Tuhan.
3.7. Motto RSUD Dr. R SOEDARSONO
Tuntutan untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat
rasa cinta dan bangga untuk melayani, melebihi standar pelayanan yang
37
memberikan yang terbaik melebihi harapan masyarakat. Mindset-nyabukan
hanya sekedar bekerja, tetapi lebih kepada pelayanan sebagai bentuk ibadah
yaitu menolong orang lain agar cepat sembuh dengan ikhlas. Maka, motto
maka pelayanan rumah sakit akan melebihi bentuk pelayanan apapun dengan
cara yang terbaik. Sehingga, pelayanan tidak hanya berfokus pada pemenuhan
berperilaku yang menunjang tercapainya Visi dan Misi, dan dapat menjadi
1. Etika
penderita.
2. Profesionalisme
38
bertentangan dengan norma yang berlaku di masyarakat, dengan ciri-
3. Integritas
39
4. Kemitraan
5. Keadilan
6. Kemandirian
maupun organisasi.
kepada Tuhan.
40
BAB IV
PENGKAJIAN DAN ANALISA DATA
4.1 MAN
4.1.1. Struktur Organisasi
DIREKTUR
KEPALA
KA.SMF BIDANG
PENYAKIT KA.SMF PARU
PELAYANAN
DALAM
KEPALA INSTALASI
RAWAT INAP
KA.IP KEPALA
ADMINISTRASI
RUANGAN
CLEANING
SERVICE
PA PA PA PA PA PA PA PA PA PA PA PA
41
4.1.2. Distribusi Ketenagaan
42
21. Perawat Staf D3 BLUD ≥ 1 Tahun BTCLS,ACLS,PPGD,K
3
22. Perawat Staf D3 BLUD ≤ 1 Tahun BTCLS,ACLS
23. Perawat Staf D3 BLUD ≤ 1 Tahun PPI,K3,ACLS,PPGD
24. Perawat Staf D3 BLUD ≤ 1 Tahun BTCLS,PPI,K3,ACLS,P
PG
25. Perawat Staf D3 BLUD ≤ 1 Tahun BTCLS
26 Perawat Staf S1 BLUD ≤ 1 Tahun PPI,K3
27 Perawat staf D3 BLUD ≤ 1 Tahun PPI.ACLS,PPGD
28 Perawat staf D3 BLUD ≤ 1 Tahun
29 Perawat staf D3 BLUD ≤ 1 Tahun
30 Perawat staf D3 BLUD ≤ 1 Tahun
31 Perawat staf D3 BLUD ≤ 1 Tahun
32 Perwat staf D3 BLUD ≤ 1 Tahun
33 Perawat staf D3 BLUD ≤ 1 Tahun
34 Perwat staf D3 BLUD ≤ 1 Tahun
35 Perawat staf D3 BLUD ≤ 1 Tahun
43
a. Perhitungan Kebutuhan Perawat Ruangan Interna 2
No Kualifikasi Jumlah
1. S1 Keperawatan 5 Orang
2. DIII Keperawatan 30 Orang
Jumlah 35 Orang
Berdasarkan table diatas diinterpretasikan bahwa sebagian besar
paru, dan tenaga gizi mempunyai instalasi sendiri, jadi sebagian besar
mencukupi`
Dari tabel diatas didapatkan bahwa di Ruang Interna 2 RSUD Dr.
dan mampu memperbaiki kinerja serta mutu rumah sakit. Dilihat dari masa
kerja perawat sebagian besar perawat memiliki masa kerja lebih dari 10
tahun, dimana dengan masa kerja yang lama, seseorang akan memiliki
44
disebuah organisasi atau rumah sakit tertentu akan semakin menyatu
dengan tempatnya bekerja, sehingga dengan masa kerja yang lama akan
agustus 2018.
Tanggal 8 Agustus 2018
45
TC 0 0x0,36=0 0x0,30=0 0x0,20=0
PC 41 41x0,27=11,7 41x0,15=6,15 41x0,10=4,1
MC 3 3x0,17=0,51 3x0,14=0,42 3x0,07=0,21
JUMLAH 44 12,21 6,57 4,31
12 6 4
Kesimpulan jumlah total perawat :
Pagi : 12 orang
Sore : 6 orang
Malam : 4 orang
Jumlah : 22 orang
Jadi jumlah perawat yang di butuhkan di ruangan interna 2 pada tanggal 8
Pagi : 10 orang
Sore : 5 orang
Malam : 4 orang
Jumlah : 19 orang
46
Kesimpulan jumlah total tenaga keperawatan
Pagi : 7 orang
Sore : 4 orang
Malam : 3 orang
Pagi : 6 orang
Sore : 3 orang
Malam : 2 orang
47
Jumlah : 11 orang
Pagi : 7 Orang
Sore : 4 Orang
Malam : 3 Orang
Jumlah :14 Orang
48
14 Agustus 2018
Pagi : 9 orang
Sore : 5 orang
Malam : 4 orang
Jumlah :18 orang
15 Agustus 2018
Pagi : 8 orang
Sore : 5 orang
Malam : 3 orang
16 Agustus 2018
49
Klasifikasi Jumblah Pagi Sore Malam
Pasien Pasien
TC 1 1x0,36=0,36 1x0,30=0,30 1x0,20=0,20
PC 32 32x0,27=8,46 32x0,15=4,8 32x0,10=3,2
MC 0 0x0,17=0 0x0,14=0 0x0,07=0
JUMLAH 33 8,82 5,1 3,4
9 5 3
Kesimpulan jumlah total tenaga perawat
Pagi : 9 orang
Sore : 5 orang
Malam : 3 orang
17 Agustus 2018
Depkes 2015:
Jumlah Tenaga yang dibutuhkan
Periode
273 : 11 = 24,8 (25 Orang)
50
a. Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan Ruang Interna 2 menurut Depkes
(2011):
diperlukan/ ruanagan / hari dan jam kerja efektif tiap perawat atau bidan 7
Jumlah
Keterangan:
* : Uraian model Gillies
** : Berdasarkan penelitian di luar negeri
Rumus Jumlah Perawat yang Dibutuhkan:
Jumlah jam perawatan ruangan/hari
Jam kerja efektif perawatan
2. Faktor Koreksi
a) Hari libur/citu/hari besar (Loos Day)
Jumlah hari minggu + Cuti + Hari Besar x Jumlah perawat tersedia
Jumlah hari kerja efektif
51
= 48 + 14 + 16 x jumlah perawat yang tersedia
360
b) Non-nursing jobs 25% = (Jumlah tenaga perawat + loos day) x 25%
c. Perhitungan ketenagakerjaan di ruang Interna 2 metode depkes
Jumlah 169,36
52
Jumlah Perawat yang Dibutuhkan:
Jumlah jam perawatan ruangan/hari
Jam kerja efektif perawatan
= 169,36 = 24,2
7
Hari libur/citu/hari besar (Loos Day)
= 48 + 14 + 16 x 24,2 = 5,24
360
Non-nursing jobs 25% = (24,2 + 5,24) x 25% = 7,36
Jumlah tenaga yang dibutuhkan: 24,2 + 5,24 + 7,36 = 36, 8 (37 orang)
b) Tanggal: 8/8/2018
Jumlah 144,73
53
c) Tanggal: 9/8/2018
Jumlah 110,88
d) Tanggal: 10/8/2018
Jumlah 86,24
54
Jumlah Perawat yang Dibutuhkan:
Jumlah jam perawatan ruangan/hari
Jam kerja efektif perawatan
= 86,24 = 12,3
7
Hari libur/cuti/hari besar (Loos Day)
= 48 + 14 + 16 x 12,3 = 2,6
360
Non-nursing jobs 25% = (12,3+ 2,6) x 25% = 6,7
Jumlah tenaga yang dibutuhkan: 12,3 + 2,6 + 6,7 = 21,6 (22 orang)
e) Tanggal: 11/8/2018
Jumlah 77
55
f) Tanggal: 12/8/2018
Jumlah 67,76
g) Tanggal: 13/8/2018
Jumlah 80,08
56
Jumlah Perawat yang Dibutuhkan:
Jumlah jam perawatan ruangan/hari
Jam kerja efektif perawatan
= 80,08 = 11,44
7
Hari libur/cuti/hari besar (Loos Day)
= 48 + 14 + 16 x 11,44 = 2,47
360
Non-nursing jobs 25% = (11,44+ 2,47) x 25% = 3,47
Jumlah tenaga yang dibutuhkan: 11,44 + 2,47 + 3,47 = 17,38 (18
orang)
h) Tanggal: 14/8/2018
Jumlah 101,64
57
i) Tanggal: 15/8/2018
Jumlah 101,63
j) Tanggal: 16/8/2018
Jumlah 104,72
58
7
k) Tanggal: 17/8/2018
Jumlah 132,44
Depkes 2015:
Jumlah Tenaga yang dibutuhkan
Periode
273 : 11 = 24,8 (25 Orang)
Dari hasil yang di dapat selama Bulan juli 2018 diperoleh hasil bahwa 2
59
1. TB Paru
2. Diabetes Melitus
60
4.2. MATERIAL
pelayanan pada klien dengan kasus penyakit dalam khusus kelas II dan
sebagai berikut:
Ners station ruang adminitrasi dan kamar mandi petugas terletak di dekat
station.
a. Kamar perawatan Krisan
61
b. Kamar perawatan Soka dan isolasi
Terdiri dari 6 ruangan yaitu dari kamar soka no 1 sampai kamar
sampah non medis untuk pasien dan kipas angin 5 dan di depan
masing ruangan 1.di dalam kamar pasien ada kamar mandi tambah
pasien diruang lili kelas1 ada 4 tempat tidur atau bed pasien.
62
d. Kamar perawatan Seruni
Terdiri dari 2 ruangan yaitu masing-masing yang berisi 5 tempat
tidur / bad pasien, di setiap bed ada 1 almari kecil untuk masing
pasien ada standar infus 15 buah disetiap bed pasien,ada kipas angin
5,o2 central ada 6 setiap kamar terdapat 1 tempat sampah non medis
dibagian tengah lajur kamar seruni dan lavender, kondisi cukup baik
63
buku operan jaga, buku orentasi pasien baru, buku dokumentasi
tempat mencuci alat - alat medis, alat medis seperti set rawat luka.
64
B Mebelair
1 Lemari instrumen 1 buah Baik
2 Lemari obat 2 buah Baik
3 AC 4 buah Baik
4 Bed pasien 60 bed Baik
5 Meja pasien 60 buah Baik
6 Troley 6 buah baik
7 Tempat sampah medis 4 buah Baik
8 Tempat sampah non medis 4 buah Baik
9 Safety box 6 buah Baik
10 Lemari obat pasien 2 buah Baik
11 Lemari besi 5 buah Baik
Sumber: Dari ruang Interna II RSUD Dr.R Soedarsono Kota Pasuruan
65
4.2.5. Fasilitas Dan Inventaris Diruang Perawat Di Ruang Interna II
No Fasilitas Jumlah
1 Meja kepala ruangan 1 buah
2 Meja perawat 7 buah
3 Kursi kepala ruangan 1 buah
4 Kursi perawat 14 buah
5 Rak buku 2 buah
6 Tempat alat tulis 4 buah
7 Lemari kayu 4 buah
8 Komputer 2 buah
9 Jam dinding 3 buah
10 White board besar 1 buah
11 White board kecil 3 buah
12 Ac 4 buah
13 Westafel 3 buah
14 Kulkas obat 2 buah
15 Kipas angin 3 buah
Sumber: Infentaris Ruang Interna II RSUD Dr.R. Soedarsono Kota Pasuruan.
4.3 METHOD
a. Tugas KARU
Dilakukan
No Aspek Yang Dinilai
Ya Tidak
PERENCANAAN
66
3 Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien :
gawat, transisi dan persiapan pulang bersama V
KATIM
18 Menyelenggarakan konferensi V
67
PENGARAHAN
26 Melalui supervisi :
V
Pengawasan langsung melalui inspeksi,
mengawasi sendiri atau melalui laporan
langsung secara lisan dan memperbaiki/
mengawasi kelemahan yang ada saat ini juga
Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek
daftar hadir . Membaca dan memeriksa renpra
serta catatan yang diuat selama dan sesudah
proses keperawatan dilaksanakan
(didokumentasikan), mendengar laporan dari
KATIM tentang pelaksanaan tugas
Evaluasi
Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan
membandingkan dengan rencana keperawatan
yang telah disusun bersama KATIM
Audit keperawatan
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kepala ruang dalam
68
b. Ketua Tim
Dilakukan
No Aspek yang dinilai
Ya Tdk
sangat baik.
c. Anggota tim :
Dilakukan
No Aspek yang dinilai
Ya Tidak
69
4 Mempersiapkan klien secara fisik dan mental
untuk menghdapi tindakan keperawatan dan V
pengobatan atau diagnosis
Dilakukan
No Pernyataan
Ya Tdk
70
3. KATIM menyampaikan operan pada KATIM
berikutnya mengenai hal yang perlu
disampaikan dalam operan, meliputi:
a. Jumlah pasien
b. Tingkat ketergantungan pasien
c. Identitas pasien dan diagnosis medis
d. Data subyektif dan obyektif V
e. Masalah keperawatan yang masih muncul
f. Tindak lanjut intervensi keperawtan yang
sudah dan belum dilaksanakan
g. Intervensi kolaboratif dan dependen
h. Rencana umum dan persiapan yang belum
dilakukan
4. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan V
buku catatan
yang sudah dan yang belum dilakukan serta perkembangan pasien saat itu.
71
Informasi yang disampaikan akurat sehingga kesinambungan asuhan
kepala jaga perawat kepada katim dan perawat pelaksana dinas pagi secara
tertulis dan lisan. Penyampaian serta isi dari timbang terima sudah sesuai
dengan masalah keperawatan. Isi dari timbang terima itu sendiri meliputi
masih muncul, tindak lanjut intervensi keperawtan yang sudah dan belum
ketua tim dikarnakan masih apel pagi saat operan pada pergantian shift
malam ke shift pagi dan shift pagi ke shift siang, dan operan dilakukan
oleh semua tim dan langsung di hadapan pasien dengan durasi waktu tidak
Dilakukan
No Aspek Yang Dinilai
Ya Tdk
72
1 Di ruangan ini dilakukan ronde keperawatan V
73
4.3.4 Pengolahan Obat dan Logistik
Dilakukan
No PERNYATAAN
Ya Tdk
2. Penerimaan obat:
74
a. Bilamana terdapat penambahan atau V
perubahan jenis, dosis atau perubahan
route pemberian obat, maka informasi ini
akan di masukkan dalam buku masuk obat
dan sekaligus dilakukkan perubahan dalam
kartu sediaan obat.
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak V
rutin (sewaktu saja ) maka dokumentasi
hanya dilakukan pada buku obat dan
selanjutnya diinformasikan pada keluarga.
5, a. Obat disebut khusus apabila; sedian
memiliki harga yang cukup mahal V
menggunakan route pemberian yang cukup
sulit, memiliki efek samping yang cukup
besar atau hanya di berikan dalam waktu
tertentu / sewaktu saja.
b. Informasi yang diberikan pada
klien/keluarga : nama obat, kegunaan obat,
waktu pemberian, efek samping,
penangung jawab pemberian dan wadah V
obat sebaiknya diserahkan/ditunjuk pada
keluarga setelah pemberian. Usahakan
terdapat saksi keluarga saat pemberian
obat.
tabel diatas menjelaskan bahwa pengelolaan sentralisasi obat di
melalui IGD atau POLI, untuk ruang Interna 2 pasien baru diterima oleh
a. Identitas pasien
b. Pemeriksaan fisik
c. Status mental
d. Orientasi pasien baru
75
Untuk orientasi pasien baru di ruang Interna 2 belum berjalan
secara maksimal hal ini ditunjukkan dari hasil supervisi SPO Orientasi
Dilakukan
No Aspek Yang Dinilai
Ya Tdk
Tahap persiapan
76
Dari observasi yang telah dilakukan diperoleh data seperti dibawah:
Jawaban
No DaftarPertanyaan
Ya Tidak
1. Nomor register V
2. Nama pasien V
3. Jenis kelamin V
4. Tanggal MRS V
5. Tanggal KRS V
6 Diagnosa MRS V
7 Diagnosa KRS V
77
4.3.7 Supervisi
Dilakukan
No. Aspek Yang dinilai
Ya Tidak
A. PENGKAJIAN
2 Melakukan pengkajian V
3 Merumuskan masalah V
B. RENCANA TINDAKAN
C. PELAKSANAAN
D. EVALUASI
78
17 Memodifikasi rencana tindakan V
4.4 MONEY
dana gaji pegawai Non-PNS berasal dari rumah sakit itu sendiri.
berasal dari pembayaran pasien Umum dan BPJS. Adapun BPJS ada 2
terdiri dari BPJS PBI (Jamkesmas), dan pasien BPJS Non PBI (Askes,
b. Tarif BPJS
79
c. Tarif Konsultasi
Biaya
Jenis Pelayanan
Kelas 1 Kelas 2
Konsultasi Dokter Spesialis Rp 20.000 Rp 10.000
Konsultasi Gizi Rp 10.000 Rp 8.000
d. Tarif Tindakan Perawatan
80
4.5 MUTU
4.5.1 Efisiensi Ruang Rawat Inap
a. BOR Pasien
Juli 2018
BOR
Hari Perawatan Jumlah
No. Bulan
Cakupan Tempat Tidur
1. Juli 2018 955 60 51,3 %
mulai bulan Juli 2018 adalah 51,3%, dengan demikian jumlah BOR
waktu antara satu tempat tidur ditinggalkan oleh klien sampai dengan
diisi lagi. Standar 1-3 hari untuk rumah sakit dalam satu tahun (menurut
Barber Johnson).
81
Rumus penghitungan TOI menurut Depkes 2015:
(jumlah Tempat tidur x Periode)- hari perawatan
Jumlah pasien keluar (hidup+mati)
Jumlah
Rata-rata 2
Johnson.
lama waktu rawat yang baik maksimum 12 hari, standar rumah sakit
dalam satu tahun adalah 3-12 hari. ALOS adalah rata-rata lama rawat
pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai ALOS yang ideal
antara 6-9 hari (Depkes, 2014). Berikut ini ditampilkan tabel waktu
82
Rumus perhitungan ALOS Menurt Depkes 2015:
Rata-rata 6
satu satuan waktu tertentu (biasanya 1 tahun) tempat tidur rumah sakit
83
Berdasarkan data diatas didapatkan Rata-rata BTO mulai bulan
Juli 2018 adalah 4, dengan demikian BTO kurang dari standard Depkes
Perbandingan BOR, ALOS, TOI dan BTO pada bulan Juli 2018 dengan
Standar
No. Indikator Rata-rata mulai Bulan Juli 2018
Depkes 2015
1. BOR 75-85% 51,3 %
2. ALOS 5-7 hari 2 hari
3. TOI 1-3 hari 6 hari
4. BTO 5-7 hari 4 hari
Dari data yang dikumpulkan BOR bulan juli 2018 sebesar 51,3 %,
ALOS 2 hari, TOI 6 hari dan BTO 4 hari. Dengan jumlah tempat tidur
60 TT. Jadi dapat disimpulkan rata-rata nilai BOR, ALOS, TOI dan
alamat
3 Pengecekan produk sampel darah
4 Pasien diidentifikasi sebelum
tindakan/prosedur
Sasaran 2 :
Peningkatan Komunikasi yang Efektif
5 Komunikasi terapeutik antara
84
perawat dan pasien
6 Komunikasi efektif antara perawat
dengan perawat
7 Perawat menggunakan
penerima perintah.
10 Perintah atau hasil pemeriksaan
pemeriksaan
Sasaran 3 :
Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai (High-Alert)
11 Perawat selalu mengecek 5B
pasien tanpa
menjelaskan
indikasi, kontra
85
indikasi dan
efek samping
13 Perawat selalu mengecek kesedian/
dipampang
17 Melakukan verifikasi ketersediaan
yang dibutuhkan
18 Perawat menggunakan suatu tanda
penandaan
19 Perawat selalu memberikan inform
medis
Sasaran 5 :
Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan
20 Perawat memberikan KIE untuk
86
mengurangi resiko infeksi yang
tangan
22 Setiap melakukan tindakan atau Sesuai indikasi
memakai APD
23 Tersedianya matras untuk resiko
decubitus
24 Perawat dalam melakukan
handscoon
Sasaran 6 :
Pengurangan Resiko Pasien Jatuh
25 Ruangan menyediakan handrail Di dalam
handrail
26 Terdapat side rail di setiap tempat
tidur pasien
27 Memasang restrain pada pasien
87
4.5.3 Kepuasan Pasien
Ya Tidak
1. Perawat selalu memperkenalkan diri
anda
melakukan tindakan
perawatan/pengobatan/sentralisasi obat
88
11. Perawat selalu bersedia mendengarkan dan
diperbolehkan pulang.
13 Perawat melarang anda / pengunjung merokok di
ruangan
Dari hasil kuisioner yang diberikan kepada pasien didapatkan hasil yang
baik. Hal ini dapat disimpulkan bahwa, pasien sudah merasa puas dengan
89
diperhatikan pula tentang pernyataan pasien yang mengatakan perawat tidak
90
BAB V
MAN (M1)
Strength
Jenis ketenagaan di ruangan : 0,4 4 1,6
S1 Kep = 5 Orang
D-III = 30 Orang
Adanya perawat yang mengikuti seminar dan workshop 0,1 1 0,1
Weakness
91
Pembagian tugas masih belum maksimal 0,2 2 0,4
TOTAL 1 3
Opportunity
TOTAL 1 4 O–T=
Ada tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan yang lebih 0,4 4 1,6
professional.
Masyarakat jauh lebih kritis dalam menghadapi dan menanggapi 0,2 3 0,6
setiap tindakan dan asuhan keperawatan.
TOTAL 1 3,8
MATERIAL (M2)
92
INTERNAL FAKTOR (IFAS)
Strength
Mempunyai sarana dan prasarana untuk pasien dan tenaga kesehatan. 0,2 3 0,6
Mempunyai peralatan medis dan tenun yang memenuhi standar. 0,1 2 0,2
Weakness
TOTAL 1 1
93
EKSTERNAL FAKTOR (EFAS)
Opportunity
Adanya tuntutan yang tinggi dari masyarakat untuk melengkapi 0,2 2 0,4
sarana dan prasarana.
TOTAL 1 3,3
METHOD (M3)
Strength
94
Struktur organisasi sudah jelas 0,5 4 2
TOTAL 1 4 S–W=
Weakness 4–1=
Metode penugasan tim berjalan pagi saja, sore dan malam belum 0,4 1 0,4 3
Job discription tidak dilaksanakan dengan optimal 0,3 1 0,3
TOTAL 1 1
Opportunity
TOTAL 1 4
Theatened O–T=
MONEY (M4)
95
INTERNAL FAKTOR (IFAS)
Strength
Banyaknya pasien BPJS yang ada di ruang interna 2 0,4 3 1,2 S–W=
TOTAL 1 2,8 2,8 – 0,1 =
Weakness
2,7
Banyaknya pasien yang mengeluh dengan kepengurusan adminitrasi 0,1 1 0,1
BPJS
TOTAL 0,1 0,1
Opportunity
Banyaknya pasien BPJS yang dirujuk dari RS Rujukan. 0,7 3 2,1 O–T=
THEATENED -
MUTU (M5)
96
INTERNAL FAKTOR (IFAS)
Strength
Opportunity
Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa dengan perawat 0,4 4 1,6
klinik.
Kemauan pasien/keluarga terhadap anjuran perawat 0,4 4 1,6
97
Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk 0,5 3 1,5
mendapatkan pelayanan keperawatan yang profesional
Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang tanggung jawab dan 0,3 3 0,9
tanggung gugat perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan
98
5.2 DIAGRAM LAYANG
M3
M5
M2
M1 M4
w s
Keteranagan :
M1 : Man (0,4; 0,2 )
M2 : Material (2,6 ; 0.3 )
M3 : Metode Keperawatan (3 ; 2,4)
M4 : Money (2,7 ; 0,3)
M5 : Mutu (3,1;1,2)
99
5.3 IDENTIFIKASI MASALAH
5.3.1. Man
1. Jumlah tenaga keperawatan sudah mencukupi
2. Adanya tuntutan masyarakat untuk pelayanan yang lebih
profesional
Penyebab : masyarakat jauh lebih kritis dalam menghadapi dan
1. Penerapan MAKP
104
5.3.4. Money
1. Mayoritas pasien ruang interna 2 adalah pasien BPJS
2. Sistem administrasi yang sudah terpusat
3. Mayoritas pegawai ruang interna 2 adalah honorer
5.3.5. Mutu
1. Sudah ada pelatihan PPI secara rutin
2. Adanya tuntutan dari masyarakat tentang tanggung jawab dan tanggung
105
BAB VI
PERENCANAAN
Pada bab ini kami uraikan tentang rencana penerapan aplikasi model praktek
Dalam pelaksanaan MAKP selalu menekankan pada tiga komponen utama yaitu:
dam (3) Dokumentasi proses keperawatan. Dan bentuk MAKP itu sendiri yaitu (1)
Sentralisasi obat. (2) Timbang terima, (3) Ronde Keperawatan Adalah model
6.1. Pengorganisasian
106
3. Sentralisasi Obat : Nurfitrah Tanga
5. Supervisi : Saniah
KEPALA RUANGAN
107
6.2.2. Pelaksanaan Aplikasi MAKP
108
No. Nama 27 28 29 30 31 01 02 Ket.
14. M. Sholeh P P M M L S S
15. Saniah P M M L S S P
16. Bagus Ardhiansyah. P S P P M M L S
17. Melianus Wasini S S P P M M L
18. Fitriana Khusnul. K M M L S S P P
19. Isakh Letuna L S S P P M M
20. Celestina Mendonca D.J.S M L S S P P M
21. Romi Arpin M M L S S P P
22. Ahmad Wahyu Candra Suseno S S P P M M L
23. Nurfitrah Tanga P M M L S S P
24. Maria. A. Yunita Teda P P M M L S S
25. Anita Nini. R. Benu S P P M M L S
26. Lalu Zaenudin Hadi M L S S P P M
Keterangan: CI Lahan Ketua
109
BAB VII
PELAKSANAAN
Pada bab ini kami uraikan tentang aplikasi model praktek keperawatan
Dr.R Soedarsono pasuruan dari tanggal 13 Agustus s/d 29 Agustus 2018. Dalam
pelaksanaan MAKP Team selalu menekankan pada lima komponen utama yaitu :
1) Timbang Terima
2) Discharge Planning
3) Supervisi Keperawatan
4) Sentralisasi Obat
5) Ronde Keperawatan
111
Jumlah 3.22
112
Jumlah Kebutuhan Perawat
Tgl Klasifikasi Jumlah
Pasien Pagi Siang Malam
MC 0 0 0 0 0
20
8x0.27= 8x0.15= 8x0.10=
Agust 8 PC 8 4.16
2.16 1.2 0.8
us
2018 TC 0 0 0 0 0
Jumlah 4.16
Jumlah Kebutuhan Perawat
Tgl Klasifikasi Jumlah
Pasien Pagi Siang Malam
MC 0 0 0 0 0
21
1 10x0.27= 10x0.15= 10x0.10=
Agust 10 PC 5.2
0 2.7 1.5 1
us
2018 TC 0 0 0 0 0
Jumlah 5.2
Jumlah Kebutuhan Perawat
Tgl Klasifikasi Jumlah
Pasien Pagi Siang Malam
3x0.17= 3x0.14= 3x0.7=
MC 3 1.14
0.51 0.42 0.21
22
7x0.27= 7x0.15= 7x0.10=
Agust 10 PC 7 3.64
1.89 1.05 0.7
us
2018 TC 0 0 0 0 0
Jumlah 4.78
Jumlah Kebutuhan Perawat
Tgl Klasifikasi Jumlah
Pasien Pagi Siang Malam
2x0.17= 2x0.14= 2x0.07=
MC 2 3.08
2.14 0.8 0.14
23
10x0.27= 10x0.15= 10x0.10=
Agust 12 PC 10 5.2
2.7 1.5 1
us
2018 TC 0 0 0 0 0
Jumlah 8.28
Jumlah Kebutuhan Perawat
Tgl Klasifikasi Jumlah
Pasien Pagi Siang Malam
1x0.17= 1x0.14= 1x0.07=
MC 1 0.38
0.17 0.14 0.07
24
7x0.27= 7x0.15= 7x0.10=
Agust 8 PC 7 3.64
1.89 1.05 0.7
us
2018 TC 0 0 0 0 0
Jumlah 4.44
113
stus
2018 TC 0 0 0 0
Jumlah 4.12
Jumlah Kebutuhan Perawat
Tgl Klasifikasi Jumlah
Pasien Pagi Siang Malam
1x0.17= 1x0.14= 1x0.07=
MC 1 0.38
0.17 0.14 0.07
27
6x0.27= 6x0.15= 6x0.10=
Agu 7 PC 6 3.19
1.62 0.9 0.6
stus
2018 TC 0 0 0 0 0
Jumlah 3.57
Jumlah Kebutuhan Perawat
Tgl Klasifikasi Jumlah
Pasien Pagi Siang Malam
5 MC 0 0 0 0 0
28
5x0.27= 5x0.15= 5x0.10=
Agu PC 5 2.6
1.35 0.75 0.5
stus
2018 TC 0 0 0 0 0
Jumlah 2.6
Jumlah Kebutuhan Perawat
Tgl Klasifikasi Jumlah
Pasien Pagi Siang Malam
MC 0 0 0 0 0
29
6x0.27= 6x0.15= 6x0.10=
Agu 6 PC 6 3.12
1.62 0.9 0.6
stus
2018 TC 0 0 0 0 0
Jumlah 3.12
114
Rata-rata kebutuhan tenaga perawat perhari dari Tanggal 13 s/d 29 Agustus
Total tenaga yang di butuhkan di ruang kelolaan “ Keperawatan MAKP TEAM tgl
adalah : 5 orang
24 jam = 5 Perawat
Jumlah hari kerja efektif perorangan pertahun = 365 hari - 90 hari =
275 hari.
Jadi jumlah perawat yang bebas tugas perhari
RUMUS
Jumlah hari tak kerja pertahun x jumlah tenaga yang diperlukan per 24 jam
115
90 x 5 450 1,63 Dibulatkan menjadi = 2
orang ulatkan : 2 orang
275 275
bertugas pada pasien kelolaan perhari di Ruang Interna 2 ruang Lavender adalah :
63,3 = 63 %
116
Rincian Pasien Selama 14 hari sebagai berikut :
117
7.1.3. Jam Asuhan Keperawatan di Ruang Lavender RSUD Dr.R
Agustus 2018
118
pendokumentasian dilakukan oleh perawat dengan mengisi dokumentasi
119
penting lainnya selama masa perawatan 1
8. Hal-hal yang sifat khusus dan memerlukan
perincian yang matang baiknya dicatat secara
khusus untuk kemudian diserah terimakan
kepada petugas berikutnya 1
9. Lama timbang terima untuk tiap pasien tidak
lebih dari 5 menit kecuali pada kondisi khusus
dan memerlukan keterangan yang rumit
1. Diskusi 1
2. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan 1
secara langsung pada format timbang terima
yang ditanda tangani oleh pp yang jaga saat
itu dan pp yang jaga berikutnya diketahui oleh
kepala ruang. 1
3. Ditutup oleh kepala ruangan
= 100%
120
7.2.3. Sentralisasi Obat
Jadi setiap tanda centang (√) kita beri nilai 1 dan untuk tanda (-) kita beri
nilai 0.
7.2.4. Dokumentasi
Pengkajian √
Diagnosa √
Intervensi √
Implementasi √
Evaluasi √
Rata-rata 100%
121
BAB VIII
EVALUASI
Berdasarkan rencana yang telah disusun, maka kegiatan yang telaksana adalah
sebagai berikut :
122
Penyusunan Proposal Sentralisasi Obat
Penyusunan Proposal Timbang Terima
Penyusunan Proposal Suvervisi
Penyusunan Proposal Discharge
Planning
8 - Pelaksanaan Supervisi
sebagai berikut :
a. Mahasiswa mampu menerapkan pelaksanaan MAKP dengan model
123
b. Mahasiswa mampu menganalisa tingkat ketergantungan klien dan
124
8.3. Sistem MAKP Team
8.3.1. Evaluasi stuktur system MAKP
kelompok Galau,jadwal dinas dan daftar peran, daftar uraian tugas kepala
63%.
125
BAB IX
PENUTUP
9.1. Kesimpulan
1. Sarana dan Prasarana di Ruang Interna II secara kuantitas dan kualitas
dan kepala ruangan, karena akan dapat digunakan sebagai bahan penilaian
126
6. Pelaksanaan SO (Sentralisasi Obat) meningkatkan efisiensi dan efektifitas
obat sudah berjalan dengan baik namun hanya obat oral yang belum di SO.
7. Pelaksanaan timbang terima telah berjalan dengan efektif sehingga
jawab dan tanggung gugat perawat. Sampai saat ini bentuk dokumentasi
kepada pasien.
2. Pelaksanaan supervisi perlu dilakukan secara terstruktur, terjadwal dan
khususnya bila dijumpai pasien dengan masalah yang belum teratasi dan
127
5. Pendokumentasian asuhan keperawatan pada pasien perlu ditingkatkan
sehingga memberikan nilai tambah bagi pasien dan keluarga yang dirawat.
7. Sentralisasi obat perlu dilakukan pada semua jenis obat, baik oral maupun
128
DAFTAR PUSTAKA
129