Anda di halaman 1dari 31

BUKU PANDUAN BELAJAR MAHASISWA

MATA KULIAH : KIMIA ANORGANIK II


KODE : KIM 1413
SKS/JS : 3/3
SEMESTER : IV
TAHUN AKADEMIK: 2017/2018

PENGASUH : DR. IDA BAGUS NYOMAN SUDRIA, M.Sc.


PUTU SEPTIAN EKA A. P., S.Pd., M.Si.

NAMA : NI MADE HARTADEWI


NIM : 1613031011

PRODI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2018

i
PEDOMAN UMUM PERKULIAHAN
1. Siswa berpartisifasi aktif dalam proses pembelajaran
2. Pembelajaran setiap topik mengikuti Silabus, PRS, dan RTM, serta mengikuti buku
panduan belajar mahasiswa (saintifik) yang secara umum melibatkan
(a) tugas persiapan kuliah eksplorasi, analisis, dan presentasi materi suatu pokok
bahasan/topik kajian dari berbagai sumber oleh kelompok ganjil/genap secara acak
(penalaran induktif),
(b) presentasi hasil eksplorasi dan diskusi/informasi (power poit), dan
(c) tugas verifikasi, mengejakan soal-soal pemahaman dan penerapan konse/pemehaman
3. Ketikan berwarna hitam untuk konsepsi-konsepsi atau informasi dasar
4. Ketikan berwarna biru untuk konsepsi-konsepsi perluasan/advant
5. Ketikan berwarna merah untuk konsepsi-konsepsi atau informasi yang belum difahami
6. Tatap muka perkuliahan (klarifikasi hasil eksplorasi dan diskusi) mempertimbangkan
informasi dalam buku ajar, sumber pustaka, dan dokumen power point klarifikatif
tambahan oleh dosen.
7. Mahasiswa membuat tugas persiapan kelompok berupa eksplorasi konsepsi-
konsepsi/informasi satu pokok bahasan dari berbagai sumber setiap topik/pokok bahasan
yang akan disajikan dalam bentuk power point untuk dipresentasikan (oleh 2 kelompok
ganjil/genap) dalam sesi tatap muka di kelas secara acak.
8. Mahasiswa membuat tugas individu berupa 2-3 pertanyaan yang dijawab sendri dan 2-3
yang ditanyakan kepada penyaji/dosen tentang kajian pokok bahasan yang akan dibahas
setiap tatap muka di kelas. Pertanyaan di kumpul di awal pertemuan pembahasan topik
tersebut
9. Mahasiswa membuat tugas individu berupa sebuah makalah ilmiah tentang suatu kajian
Kimia Anorgank II yang merepresentasikan sikap dan berpikir kritis serta kreatif dari
mahasiswa yang dikumpul pada minggu ke-13
10. Mahasiswa harus mengikuti kuliah dengan kehadiran minimal 75% dari total waktu tatap
muka
11. Evaluasi keberhasilan perkulihan didasarkan data syarat kehadiran, penilaian komitmen
mengikuti kegiatan belajar (mengerjakan tugas dan partisifasi aktif dalam kegiatan
presentasi/diskusi) sebagai bahan pertimbangan, rerata sikap dan partisipasi, rerata skor
tugas dengan bobot 20%, 40%, UTS (15%), dan UAS (25%).
12. Kategori penilaian mengikuti pedoman konversi skor skala seratus yang berlaku di
UNDIKSHA yakni A = 85 – 100; A-=80-84, B+= 75– 79; B= 70-74, B-= 65-69, C+ = 60-
64, C=55-59, D= 40-54, dan E <40.
13. Total waktu perkuliahan minimal 12 kali pertemuan

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ................................................................................................................................ i
PETUNJUK UMUM .......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii
DAFTAR RUJUKAN ........................................................................................................ iv
PENGANTAR...................................................................................................................... 1
Contoh) BAB I TERMOKIMIA......................................................................................... 4
Indikator dan Tujuan .............................................................................................. 4
Persiapan (pra-kuliah) ............................................................................................ 4
Pelaksanaan presentasi dan diskusi ........................................................................ 5
Tugas verifikasi ...................................................................................................... 5
Tugas pemahan dan penerapan konsep Presentasi draf Laporan ............................. 6
Daftar Pustaka Rujukan .......................................................................................... 7
Penjabaran kegiatan:
PENDAHULUAN
Belajar kimia secara bermakna melibatkan keterkaiatan kajian aspek/level makroskopik,
sub-mikroskopik, dan simbolik. Belajar secara alami mulai data informasi konkrit kemudian
memahami abstrasinya dengan menggunakan metode ilmiah (siklus belajar eksperiensial Kolb).
Sejumlah variasi siklus belajar saintifik telah dikenal, semua mengacu pada pendekatan
ilmiah. Coba kenali siklus-siklus belajar tersebut dan coba terapkan secara bergantian untuk
meningkatkan kualitas belajar sains anda yang sekaligus sebagai penambahan modal dasar anda
sebagai calon guru. Variasi siklus belajar sains antara lain:
Sklus eksperiensial Kolb:
 Siklus 5E
 Siklus 7E
 Siklus 5M
 Siklus belajar deskriptif
 Siklus belajar empirical abducted
 Siklus belajar hypothetical deductive

BAB I UNSUR-UNSUR LOGAM ALKALI DAN PERSENYAWAANNYA


A. Kompetensi Dasar dan Tujuan Pembelajaran
Indikator* Tujuan Pembelajaran**
1.1 Menjelaskan Melalui penelusuran informasi, presentasi, diskusi, dan latihan
sejarah singkat pengayaan informasi mahasiswa mampu:
penemuan 3.1Menjelaskan sejarah singkat penemuan aluminium
aluminium. 3.2 Menjelaskan cara-cara isolasi aluminium.
1.2 3.3 Menjelaskan keberadaaan dan distribusi aluminium dalam
persenyawaannya pada lapisan kerak bumi.
3.4 Menjelaskan penggunaan aluminium.
3.5 Menjelaskan sifat-sifat aluminium.
3.6 Menjelaskan sifat-sifat dan reaksi reaksi senyawa-senyawa
aluminium.
3.7 Menjelaskan cara-cara pembuatan senyawa-senyawa

iii
aluminium.
3.8 Menjelaskan kegunaan dari senyawa-senyawa aluminium.
Keterangan: * Dikutip dari RPS; ** dikembangkan dari indikator dalam RPS yang ditambah
proses untuk mewujudkan indikator pencapaian kompetensi

B. Persiapan Mengikuti Kuliah


Buat persiapan kuliah secara kelompok (4-5 orang) di luar jam tatap muka di kelas
sesuai dengan tujuan pembelajaran dan strategi pembelajaran dalam SAP yang sudah
disepakati (dapat berkonsultasi pada dosen/pengasuh). Usaha sistematika setiap kajian
mengikuti tahapan siklus belajar yang diikuti. Cantumkan sumber pustaka sesuai
dengan penulisan sumber (nama dan tahun) pada informasi penting yang anda tulis
dalam teks deskripsi teori maupun pembahasan.

1. Sifat-sifat Aluminium (sub-pokok bahasan/indikator ke-1)

Pengetahuan (dengan penalaran induktif)*


a. Fenomena (konteks/latar masalah) dalam bentuk paragraf:
Dalam kehidupan sehari-hari, aluminium banyak di manfaatkan dalam hal apapun seperti
peralatan masak, kaleng makanan dan minuman serta bahan dasar dalam industri pesawat
terbang, mobil dan motor. Ada sifat khas yang dimiliki oleh logam aluminium sehingga
logam aluminium banyak dimanfaatkan bagi kehidupan. Berdasarkan hal tersebut, kita
harus mengetahui sifat yang dimiliki oleh logam aluminium.
b. Informasi awal menuju rumusan masalah investigasi (Mengamati/M1) dalam bentuk list:
1. Bagaimana sifat yang dimiliki logam aluminium sehingga dapat dimanfaatkan dalam
kehidupan?
c. Rumusan hipotesis (jawaban sementra terhadap rumusan masalah)
1. Logam aluminium memilliki sifat fisika dan sifat kimia yang khas sehingga dapat
dimanfaatkan dalam kehidupan.
d. Rancangan pembuktian hipotesis (data sekunder/dari sumber rujukan)
1). Variabel:
Hipotesis 1
Variabel bebas : logam aluminim
Variabel terikat : sifat logam aluminium
Variabel kontrol : sifat fisika dan sifat kimia logam aluminium

2). rancangan pembuktian hipotesis


No. Hp Variasi Variasi V. Kontrol Ket
nilai/aspek VB nilai/aspek VT
1. Logam Beberapa sifat Perbedaan sifat oksida
Aluminium(Al) logam fisika dan kimia aluminium

iv
aluminium : logam Aluminium. dapat
melindungi
 Logam Sifat fisika :
aluminium
aluminium
 Titik leleh sehingga tahan
memiliki sifat
korosi melalui
fisika dan  Titik didih
praktikum.
sifat kimia.
 Densitas 1. Persiapkan
Sifat fisika
yang dimiliki  Elektronegatvita alat dan
yaitu titik s bahan yang
leleh 660oC, dibutuhkan
titik didih Sifat kimia seperti asam
2467oC, logam klorida
densitas aluminium: (HCl) encer
2,73g/cm3, Reaksi dengan 5 ml,
dan senyawa lain kepingan
elektronegativ aluminium,
itas 1,5. tabung
reaksi.
 Logam 2. Campurkan
aluminium 5 ml asam
bersifat tahan klorida
korosi dan (HCl) encer
tidak beracun. dengan
sehingga kepingan
banyak logam
digunakan aluminium
sebagai ke dalam
peralatan tabung
memasak. reaksi.
Logam 3. Diamkan
aluminium selama 5
bersifat menit. Jika
konduktor tidak terjadi
panas maupun reaksi maka
konduktor lakukan
listrik yang pemanasan
baik. pada
 Logam campuran
aluminium tersebut.
bersifat lunak, Amati
namun akan perubahan yang
bersifat kuat terjadi
jika dibuat
sebagai
paduan
dengan logam
lain serta
ringan dengan
densitas
2,73g/cm3.
Logam
aluminium
ringan karena

v
memiliki berat
1/3
dibandingkan
berat besi atau
baja.
 Sifat kimiawi
logam
aluminium
yaitu mudah
terbakar
dalam nyala
api dan
menghasilkan
panas reaksi
yang tinggi
2Al +3/2O2 
Al2O3 + 399
kkal
 Logam
aluminium
bereaksi
dengan asam
akan
menghasilkan
gas hidrogen
2Al(s) + 6H+(aq)
 2Al3+(aq) +
3H2(g)
 Logam
aluminium
bereaksi
dengan basa
kuat terutama
basa alkali
menghasilkan
gas H2
2Al(s) + 2OH-(aq) +
H2O(l)  2AlO2-
(aq) + 3H2(g)

3) Alat dan Bahan


Alat :
1. Format pencatatan informasi
Bahan :
1. Pustaka rujukan sifat-sifat aluminium.

4) Cara kerja

vi
Adapun langkah-langkah kerja yaitu :
1. Mengelompokkan informasi-informasi sesuai tuntutan variable bebas dan
pembuktian hipotesis yang ditunjukkan dalam tabel sebagai berikut:
Hipotesis 1
Variabel Variabel terikat Variable kontrol Keterangan /Prosedur
bebas
Logam Sifat logam aluminium: Sifat fisika dan sifat kimia Membuktikan bahwa
aluminium logam aluminium: oksida aluminium dapat
 Logam aluminium memiliki sifat fisika dan
melindungi aluminium
sifat kimia. Sifat fisika yang dimiliki yaitu titik  Titik leleh
sehingga tahan korosi
leleh 660oC, titik didih 2467oC, densitas
 Titik didih melalui praktikum.
2,73g/cm3, dan elektronegativitas 1,5.
 Densitas 5) Persiapkan alat dan
 Logam aluminium bersifat tahan korosi dan bahan yang dibutuhkan
tidak beracun. sehingga banyak digunakan  Elektronegatvitas seperti asam klorida
sebagai peralatan memasak. Logam aluminium (HCl) encer 5 ml,
bersifat konduktor panas maupun konduktor  Reaksi dengan senyawa kepingan aluminium,
listrik yang baik. lain
tabung reaksi.
 Logam aluminium bersifat lunak, namun akan 6) Campurkan 5 ml asam
bersifat kuat jika dibuat sebagai paduan dengan klorida (HCl) encer
logam lain serta ringan dengan densitas dengan kepingan logam
3
2,73g/cm . Logam aluminium ringan karena aluminium ke dalam
memiliki berat 1/3 dibandingkan berat besi atau tabung reaksi.
baja. 7) Diamkan selama 5
menit. Jika tidak terjadi
 Sifat kimiawi logam aluminium yaitu mudah reaksi maka lakukan
terbakar dalam nyala api dan menghasilkan pemanasan pada
panas reaksi yang tinggi campuran tersebut.
2Al +3/2O2  Al2O3 + 399 kkal 8) Amati perubahan yang
terjadi.
 Logam aluminium bereaksi dengan asam akan
menghasilkan gas hidrogen
2Al(s) + 6H+(aq)  2Al3+(aq) + 3H2(g)
 Logam aluminium bereaksi dengan basa kuat
terutama basa alkali menghasilkan gas H2
2Al(s) + 2OH-(aq) + H2O(l)  2AlO2-(aq) + 3H2(g)

5) Format pengumpulan data dengan mengacu pada variabel pembuktian


hipotesis(sama dengan rancangan.

6) Pengumpulan data
No. Hp Variasi Variasi
nilai/aspek VB nilai/aspek VT
1. Logam Beberapa sifat
Aluminium(Al) logam
aluminium :
 Logam
aluminium

vii
memiliki sifat
fisika dan sifat
kimia. Sifat
fisika yang
dimiliki yaitu
titik leleh
660oC, titik
didih 2467oC,
densitas
2,73g/cm3,
dan
elektronegativ
itas 1,5.
 Logam
aluminium
bersifat tahan
korosi dan
tidak beracun.
sehingga
banyak
digunakan
sebagai
peralatan
memasak.
Logam
aluminium
bersifat
konduktor
panas maupun
konduktor
listrik yang
baik.
 Logam
aluminium
bersifat lunak,
namun akan
bersifat kuat
jika dibuat
sebagai
paduan
dengan logam
lain serta
ringan dengan
densitas
2,73g/cm3.
Logam
aluminium
ringan karena
memiliki berat
1/3
dibandingkan
berat besi atau

viii
baja.
 Sifat kimiawi
logam
aluminium
yaitu mudah
terbakar
dalam nyala
api dan
menghasilkan
panas reaksi
yang tinggi
2Al +3/2O2 
Al2O3 + 399
kkal
 Logam
aluminium
bereaksi
dengan asam
akan
menghasilkan
gas hidrogen
2Al(s) + 6H+(aq)
 2Al3+(aq) +
3H2(g)
 Logam
aluminium
bereaksi
dengan basa
kuat terutama
basa alkali
menghasilkan
gas H2
2Al(s) + 2OH-(aq) +
H2O(l)  2AlO2-
(aq) + 3H2(g)

7) Pengolahan dan Analisis Data


No P. Faktual P. Prosedural P. Konseptual P. Prasyarat
1 Logam aluminium memiliki sifat Praktikum yang  Logam aluminium bersifat - Sifat fisika adalah
fisika dan sifat kimia diantaranya membuktikan bahwa ringan karena memiliki perubahan yang dialami
sebagai berikut. oksida aluminium nilai densitas yang rendah suatu benda tanpa
 Logam aluminium memiliki melindungi logamnya dibandingkan besi dan baja membentuk zat baru.
sifat fisika dan sifat kimia. Sifat sehingga tahan korosi.  Logam aluminium dapat - Sifat kimia adalah
fisika yang dimiliki yaitu titik 1. Persiapkan alat dan bereaksi dengan oksigen perubahan yang dialami
leleh 660oC, titik didih 2467oC, bahan yang dibutuhkan pada suhu yang tinggi dan suatu benda yang
densitas 2,73g/cm3, dan seperti asam klorida menghasilkan alumina. membentuk zat baru
elektronegativitas 1,5. (HCl) encer 5 ml, Oksida aluminium ini yang
kepingan aluminium, dapat menyebabkan logam
 Logam aluminium bersifat tahan tabung reaksi. aluminium tahan korosi.
korosi dan tidak beracun.

ix
sehingga banyak digunakan 2. Campurkan 5 ml asam
sebagai peralatan memasak. klorida (HCl) encer
Logam aluminium bersifat dengan kepingan logam
konduktor panas maupun aluminium ke dalam
konduktor listrik yang baik. tabung reaksi.
3. Diamkan selama 5
 Logam aluminium bersifat
menit. Jika tidak terjadi
lunak, namun akan bersifat kuat
reaksi maka lakukan
jika dibuat sebagai paduan
pemanasan pada
dengan logam lain serta ringan
campuran tersebut.
dengan densitas 2,73g/cm3.
4. Amati perubahan yang
 Sifat kimiawi logam aluminium terjadi.
yaitu mudah terbakar dalam
nyala api dan menghasilkan
panas reaksi yang tinggi
2Al +3/2O2  Al2O3 + 399 kkal

 Logam aluminium bereaksi


dengan asam akan menghasilkan
gas hidrogen
2Al(s) + 6H+(aq)  2Al3+(aq) + 3H2(g)
 Logam aluminium bereaksi
dengan basa kuat terutama basa
alkali menghasilkan gas H2
2Al(s) + 2OH-(aq) + H2O(l) 
2AlO2-(aq) + 3H2(g)

*Baris diisi penuh jika semua jenis pengetahuan terkait di temukan (teridentifikasi)

8) Pertanyaan
Bagaimana sifat yang dimiliki logam aluminium sehingga dapat dimanfaatkan
dalam kehidupan?
Jawaban :.
 Logam aluminium bersifat tahan korosi dan tidak beracun. sehingga banyak digunakan
sebagai peralatan memasak. Logam aluminium bersifat konduktor panas maupun konduktor
listrik yang baik.
 Logam aluminium bersifat lunak, namun akan bersifat kuat jika dibuat sebagai paduan
dengan logam lain serta ringan dengan densitas 2,73g/cm 3.
 Sifat kimiawi logam aluminium yaitu mudah terbakar dalam nyala api dan menghasilkan
panas reaksi yang tinggi
2Al +3/2O2  Al2O3 + 399 kkal
 Logam aluminium bereaksi dengan asam akan menghasilkan gas hidrogen
2Al(s) + 6H+(aq)  2Al3+(aq) + 3H2(g)
 Logam aluminium bereaksi dengan basa kuat terutama basa alkali menghasilkan gas H 2
2Al(s) + 2OH-(aq) + H2O(l)  2AlO2-(aq) + 3H2(g)

x
a. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka hipotesis dapat diterima yaitu logam
aluminium memilliki sifat fisika dan sifat kimia yang khas sehingga dapat
dimanfaatkan dalam kehidupan
9) Komunikasi (diskusi kelas)

d. Pembahasan secara induktif (contoh-contoh dan rasionalnya):


Logam aluminium adalah salah satu unsur periode tiga golongan 13 dalam sistem periodik
dengan konfigurasi elektron terluar 3s 2 3p1. Logam aluminium memiliki karakteristik tertentu
sehingga banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Logam aluminium adalah logam yang memiliki sifat fisika dan sifat kimia. Sifat fisika yag
dimiliki logam aluminium seperti titik leleh, titik didih, densitas, elektronegativitas dan lunak.
Sedangkan sifat kimia yang dimiliki logam aluminium yaitu dapat bereaksi dengan asam dan
basa yang menghasilkan gas hidrogen. Logam aluminium memiliki sifat fisika dan sifat kimia.
Sifat fisika yang dimiliki yaitu titik leleh 660 oC, titik didih 2467oC, densitas 2,73g/cm3, dan
elektronegativitas 1,5. Logam aluminium bersifat tahan korosi dan tidak beracun. sehingga
banyak digunakan sebagai peralatan memasak. Logam aluminium bersifat konduktor panas
maupun konduktor listrik yang baik.
Logam aluminium bersifat lunak, namun akan bersifat kuat jika dibuat sebagai paduan dengan
logam lain serta ringan dengan densitas 2,73g/cm 3. Logam aluminium ringan karena memiliki
berat 1/3 dibandingkan berat besi atau baja.
Logam aluminium sifat kimiawi aluminium yaitu mudah terbakar dalam nyala api dan
menghasilkan panas reaksi yang tinggi
2Al +3/2O2  Al2O3 + 399 kkal
Logam aluminium bereaksi dengan asam akan menghasilkan gas hidrogen
2Al(s) + 6H+(aq)  2Al3+(aq) + 3H2(g)
Logam aluminium bereaksi dengan basa kuat terutama basa alkali menghasilkan gas H 2
2Al(s) + 2OH-(aq) + H2O(l)  2AlO2-(aq) + 3H2(g)

e. Pustaka rujukan:

Karyasa, I Wayan. (2013). Inorganic Chemistry 2: Chemistry of Metal Element. Singaraja:


UNDIKSHA PRESS.
Sudria, Ida Bagus Nyoman dan Siregar, Manimpan. 2002. Kimia Anorganik II. Singaraja:IKIP
Negeri Singaraja

Sunarya, Yayan. 2012. Kimia Dasar 2. Bandung : CV Yrama Widya

Wilkinson, Geoffrey dan Albert, Cotton F. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta:Universitas
Indonesia

2. Sifat-sifat dan reaksi senyawa-senyawa aluminium (sub-pokok bahasan ke-n)

xi
Pengetahuan (dengan penalaran induktif)*
a. Fenomena (konteks/latar masalah) dalam bentuk paragraf:
Pemanfaatan aluminium tidak hanya pada unsurnya saja melainkan dapat melalui
senyawa aluminium.Senyawa aluminium banyak dimanfaatkan karena memiliki
karakteristik dan reaksi-reaksi tertentu. Contoh pemanfaatan senyawa aluminium yaitu
pada pembuatan keramik dan industri mesin piston. Senyawa yang dimanfaatkan ini
pun dapat berupa senyawa oksida, senyawa hidrida, senyawa halida, maupun
hidroksida. Senyawa ini dapat digunakan karena karakteristik dan reaksi pada senyawa
aluminium.
b. Informasi awal menuju rumusan masalah investigasi (Mengamati/M1) dalam bentuk list:
1. Bagaimana sifat dan reaksi-reaksi senyawa aluminium?
c. Rumusan hipotesis (jawaban sementra terhadap rumusan masalah)
1. Sifat dan reaksi senyawa aluminium pada senyawa oksida, halida, sulfat, hidroksida
dan hidrida.
d. Rancangan pembuktian hipotesis (data sekunder/dari sumber rujukan)
1). Variabel
Hipotesis 1  Variabel bebas : senyawa aluminium
Variabel terikat :sifat dan reaksi senyawa alumiminium
Variabel kontrol : senyawa oksida, halida, sulfat, hidroksida dan hirida.

2). rancangan pembuktian hipotesis


No. Hp Variasi Variasi V. Kontrol Ket
nilai/aspek VB nilai/aspek VT
(Jenis senyawa (Perbedaan
aluminium) sifat dan reaksi
senyawa
aluminium)
1. Jenis senyawa Sifat dan reaksi  Senyawa Membuktikan
aluminium: senyawa: oksida yaitu bahwa senyawa
persenyawaan aluminium
 Alumina  Alumina atau
suatu unsur bersifat amfoter
(Al2O3) oksida
dengan melalui
aluminium
 Aluminium oksigen. praktikum
berupa kristal
sebagai berikut.
klorida ion, tetapi ion  Senyawa
(Al2Cl6) halida yaitu 1. Siapkan dua
oksida
persenyawaan buah tabung
dipolarisasi
 Aluminium suatu unsur reaksi
oleh ion
sulfat dengan halide 2. Masukkan
aluminium
(Al2(SO4)3) seperti fluor, pada
sehingga
klor, brom, masing-
 Aluminium sebagian
masing
ikatannya iodin dan

xii
hidroksida bersifat astatin. tabung
(Al(OH)3) kovalen.  Senyawa sulfat reaksi serbuk
Meleleh pada yaitu senyawa
 Aluminium
suhu 2053oC. persenyawaan aluminium
hidrida
Aluminium suatu unsur seperti
(AlH3)
oksida dengan ion alumina dan
anhidris 2-
sulfat (SO4 ). aluminium
adalah bersifat  Senyawa hidroksida
amfoter yang hidroksida 3. Pada tabung
dapat bereaksi yaitu reaski
dengan persenyawaan pertama,
suasana asam suatu unsur masukkan 10
dan basa kuat dengan ion ml larutan
menurut reaksi hidroksida HCl 0,1 M.
sebagai (OH-) Lalu kocok
berikut. Senyawa dan amati
hidrida yaitu reaksi yag
Reaksi dengan
persenyawaan terjadi.
asam :
suatu unsur 4. Pada tabung
Al2O3(s) + 6H+ dengan ion reaksi yang
3+
(aq)  2Al (aq) hidrida (H+) kedua,
+ 3H2O(l) masukkan 10
Reaksi dengan ml larutan
basa : NaOH 0,1
M. Lalu
Al2O3(s) + 2OH- kocok dan
(aq) +3H2O(l)  amati reaksi
2Al(OH)4-(aq) yang terjadi.
Lakukan hal
 Aluminium
tersebut pada
klorida dengan
masing-masing
rumus kimia
senyawa
AlCl3, orbital
aluminium.
3s dan 3p
atom Al
terhibridisasi.
Tiga dari
orbital hibrid
ini diisi
pasangan
elektron dan
orbital
keempat
kosong karena
itu senyawa
ini bersifat
sebagai asam
lewis. Pada
dimer Al2Cl6
atom Al dalam
unit AlCl3
memperoleh
oktet dengan
memakai

xiii
bersama satu
pasang
elektron yang
disumabangka
n oleh atom Cl
daru init AlCl3
lainnya. Al2Cl6
dapat
berdisosiasi
menjadi AlCl3
dengan reaksi
berikut.

Al2Cl6
2AlCl3

Aluminium
klorida dapat
diperoleh
dengan
mereaksikan
logam
aluminium
dan asam
klorida, reaksi
sebagai
berikut.

2Al(s) +
6HCl(aq) 
2AlCl3(aq) +
3H2(g)

 Aluminium
sulfat adalah
senyawa kimia
anorganik
dengan rumus
Al2(SO4)3.
Senyawa ini
larut dalam air.
Aluminium
sulfat
dihasilkan
dengan
mereaksikan
alumina atau
oksida
aluminium dan

xiv
asam sulfat.
Reaksinya
sebagai berikut.
Al2O3(s) +
3H2SO4(aq) 
Al2(SO4)3(s) +
3H2O
 Aluminium
hidroksida
atau Al(OH)3
yang berwarna
putih dan
bersifat sukar
larut dalam
air. Oleh
karena itu, bila
ke dalam
larutan garam
aluminium
ditambahkan
basa maka
akan diperoleh
endapan putih-
gelatin
menurut reaksi
berikut.
Al3+(aq) + 3OH-
(aq) 
Al(OH)3(s)
Aluminium
hidroksida
larut dalam
asam
membentuk
ion Al3+ dan
dalam basa
berlebih
membentuk
ion aluminat,
Al(OH)4-.
Persamaan
reaksinya:
Al(OH)3(s) +

3H+(aq)  Al3+

(aq) + 3H2O(l)

Al(OH)3(s) +

OH-(aq) 

xv
Al(OH)4-(aq)

 Aluminium
hidrida atau
AlH3 bersifat
sebagai asam
Lewis.
AlH3(aq) + H+(aq)
 AlH4-(aq)

3) Alat dan Bahan


Alat :
1. Format pencatatan kerja
Bahan:
1. Pustaka rujukan penemuan logam-logam alkali

4) Cara kerja
Adapun langkah-langkah kerja yaitu:
1. Mengelompokkan informasi sesuai tuntutan variable dan pembuktian hipotesis yang
ditunjukkan dlam format tabel berikut.
Hipotesis 1
Variabel Bebas Variabel Terikat Variabel Kontrol Keterangan/Prosedur
Senyawa Sifat dan reaksi senyawa:  Senyawa oksida Membuktikan bahwa senyawa
aluminium yaitu aluminium bersifat amfoter
 Alumina atau oksida aluminium berupa kristal
persenyawaan melalui praktikum sebagai
 Alumina ion, tetapi ion oksida dipolarisasi oleh ion
suatu unsur berikut.
(Al2O3) aluminium sehingga sebagian ikatannya bersifat
dengan oksigen. 5) Siapkan dua buah tabung
kovalen. Meleleh pada suhu 2053oC. Aluminium
 Aluminium  Senyawa halida reaksi
oksida anhidris adalah bersifat amfoter yang
klorida yaitu 6) Masukkan pada masing-
dapat bereaksi dengan suasana asam dan basa
(Al2Cl6) persenyawaan masing tabung reaksi
kuat menurut reaksi sebagai berikut.
suatu unsur serbuk senyawa aluminium
 Aluminium Reaksi dengan asam : dengan halide seperti alumina dan
sulfat seperti fluor, aluminium hidroksida
Al2O3(s) + 6H+(aq)  2Al3+(aq) + 3H2O(l)
(Al2(SO4)3) klor, brom, iodin 7) Pada tabung reaski
Reaksi dengan basa : dan astatin. pertama, masukkan 10 ml
 Aluminium
Al2O3(s) + 2OH-(aq) +3H2O(l)  2Al(OH)4-(aq)  Senyawa sulfat larutan HCl 0,1 M. Lalu
hidroksida
yaitu kocok dan amati reaksi yag
(Al(OH)3)  Aluminium klorida dengan rumus kimia AlCl 3, persenyawaan terjadi.
 Aluminium orbital 3s dan 3p atom Al terhibridisasi. Tiga suatu unsur 8) Pada tabung reaksi yang
hidrida dari orbital hibrid ini diisi pasangan elektron dan dengan ion kedua, masukkan 10 ml
(AlH3) orbital keempat kosong karena itu senyawa ini sulfat (SO42-). larutan NaOH 0,1 M. Lalu
bersifat sebagai asam lewis. Pada dimer Al 2Cl6  Senyawa kocok dan amati reaksi
atom Al dalam unit AlCl3 memperoleh oktet hidroksida yaitu yang terjadi.
dengan memakai bersama satu pasang elektron persenyawaan 9) Lakukan hal tersebut pada
yang disumabangkan oleh atom Cl daru init suatu unsur masing-masing senyawa
AlCl3 lainnya. Al2Cl6 dapat berdisosiasi menjadi dengan ion aluminium.
AlCl3 dengan reaksi berikut.

xvi
Al2Cl6 2AlCl3 hidroksida (OH-)
 Senyawa hidrida
yaitu
Aluminium klorida dapat diperoleh dengan persenyawaan
mereaksikan logam aluminium dan asam suatu unsur
klorida, reaksi sebagai berikut. dengan ion
+
hidrida (H )
2Al(s) + 6HCl(aq)  2AlCl3(aq) + 3H2(g)

 Aluminium sulfat adalah senyawa kimia


anorganik dengan rumus Al2(SO4)3. Senyawa ini
larut dalam air. Aluminium sulfat dihasilkan
dengan mereaksikan alumina atau oksida
aluminium dan asam sulfat. Reaksinya sebagai
berikut.
Al2O3(s) + 3H2SO4(aq)  Al2(SO4)3(s) + 3H2O
 Aluminium hidroksida atau Al(OH)3 yang
berwarna putih dan bersifat sukar larut dalam
air. Oleh karena itu, bila ke dalam larutan garam
aluminium ditambahkan basa maka akan
diperoleh endapan putih-gelatin menurut reaksi
berikut.
Al3+(aq) + 3OH-(aq)  Al(OH)3(s)
Aluminium hidroksida larut dalam asam
membentuk ion Al3+ dan dalam basa berlebih
membentuk ion aluminat, Al(OH)4-. Persamaan
reaksinya:
Al(OH)3(s) + 3H+(aq)  Al3+(aq) + 3H2O(l)

Al(OH)3(s) + OH-(aq)  Al(OH)4-(aq)

 Aluminium hidrida atau AlH3 bersifat sebagai


asam Lewis.
AlH3(aq) + H+(aq)  AlH4-(aq)

5) Format pengumpulan data dengan mengacu pada variabel pembuktian


hipotesis(sama dengan rancangan.

6) Pengumpulan data
No. Hp Variasi Variasi
nilai/aspek VB nilai/aspek VT
(Jenis senyawa (Perbedaan
aluminium) sifat dan reaksi
senyawa
aluminium)
1. Jenis senyawa Sifat dan reaksi
aluminium: senyawa:

xvii
 Alumina  Alumina atau
(Al2O3) oksida
aluminium
 Aluminium
berupa kristal
klorida ion, tetapi ion
(Al2Cl6) oksida
dipolarisasi
 Aluminium
oleh ion
sulfat
aluminium
(Al2(SO4)3)
sehingga
 Aluminium sebagian
hidroksida ikatannya
(Al(OH)3) bersifat
kovalen.
 Aluminium Meleleh pada
hidrida suhu 2053oC.
(AlH3) Aluminium
oksida anhidris
adalah bersifat
amfoter yang
dapat bereaksi
dengan suasana
asam dan basa
kuat menurut
reaksi sebagai
berikut.
Reaksi dengan
asam :
Al2O3(s) + 6H+
3+
(aq)  2Al (aq) +
3H2O(l)
Reaksi dengan
basa :
Al2O3(s) + 2OH-
(aq) +3H2O(l) 
2Al(OH)4-(aq)
 Aluminium
klorida dengan
rumus kimia
AlCl3, orbital
3s dan 3p atom
Al
terhibridisasi.
Tiga dari
orbital hibrid
ini diisi
pasangan
elektron dan
orbital keempat
kosong karena
itu senyawa ini

xviii
bersifat sebagai
asam lewis.
Pada dimer
Al2Cl6 atom Al
dalam unit
AlCl3
memperoleh
oktet dengan
memakai
bersama satu
pasang
elektron yang
disumabangka
n oleh atom Cl
daru init AlCl3
lainnya. Al2Cl6
dapat
berdisosiasi
menjadi AlCl3
dengan reaksi
berikut.

Al2Cl6
2AlCl3

Aluminium
klorida dapat
diperoleh
dengan
mereaksikan
logam
aluminium dan
asam klorida,
reaksi sebagai
berikut.

2Al(s) +
6HCl(aq) 
2AlCl3(aq) +
3H2(g)

 Aluminium
sulfat adalah
senyawa kimia
anorganik
dengan rumus
Al2(SO4)3.
Senyawa ini
larut dalam air.
Aluminium

xix
sulfat dihasilkan
dengan
mereaksikan
alumina atau
oksida
aluminium dan
asam sulfat.
Reaksinya
sebagai berikut.
Al2O3(s) +
3H2SO4(aq) 
Al2(SO4)3(s) +
3H2O
 Aluminium
hidroksida atau
Al(OH)3 yang
berwarna putih
dan bersifat
sukar larut
dalam air. Oleh
karena itu, bila
ke dalam
larutan garam
aluminium
ditambahkan
basa maka
akan diperoleh
endapan putih-
gelatin
menurut reaksi
berikut.
Al3+(aq) + 3OH-
(aq) 
Al(OH)3(s)
Aluminium
hidroksida
larut dalam
asam
membentuk ion
Al3+ dan dalam
basa berlebih
membentuk ion
aluminat,
Al(OH)4-.
Persamaan
reaksinya:
Al(OH)3(s) +

3H+(aq)  Al3+

xx
(aq) + 3H2O(l)

Al(OH)3(s) +

OH-(aq) 

Al(OH)4-(aq)

 Aluminium
hidrida atau
AlH3 bersifat
sebagai asam
Lewis.
AlH3(aq) + H+(aq)
 AlH4-(aq)

7) Pengolahan dan Analisis Data

No Pengetahuan Faktual Pengetahuan Prosedural Pengetahuan Konseptual Pengetahuan Prasyarat


1 Aluminium oksida  Alumina atau Al2O3 dapat  Logam aluminium - Senyawa adalah suatu zat
adalah sebuah bereaksi dengan asam sebagai bereaksi dengan oksida yang tersusun atas atom-
senyawa kimia dari berikut. pada suhu tinggi atom dari dua unsur atau
menghasilkan aluminium lebih yang terikat secara
aluminium dan Al2O3(s) + 6H+(aq)  2Al3+(aq) +
oksida atau alumina. kimia dengan perbandingan
oksigen, dengan 3H2O(l) tetap.
 Alumina bersifat amfoter
rumus kimia Al2O3.  Alumina atau Al2O3 dapat karena dapat bereaksi - Persamaan reaksi
Nama mineralnya bereaksi dalam basa kuat dengan asam dan basa. merupakan suatu persamaan
yaitu alumina. sebagai berikut. yang menggambarkan
Alumina bersifat Al2O3(s) + 2OH-(aq) + 3H2O(l) perubahan kimia dari
amfoter. pereaksi menjadi produk
2Al(OH)4-(aq)
dengan jumlah zat sebelum
dan sesudah reaksi sama.
2 Aluminium halida  Aluminium klorida dapat  Logam aluminium bereaksi - Senyawa adalah suatu zat
adalah senyawa kimia diperoleh dengan dengan gas klorin akan yang tersusun atas atom-
dari aluminium dan mereaksikan logam menghasilkan aluminium atom dari dua unsur atau
klorida. lebih yang terikat secara
halogen. Aluminium aluminium dan asam klorida,
 Padatan AlCl3 bersifat kimia dengan perbandingan
dapat bereaksi secara reaksi sebagai berikut. tetap.
ionic, tetapi jika
langsung dengan dipanaskan pada suhu titik - Persamaan reaksi
halogen. Contoh 2Al(s) + 6HCl(aq)  2AlCl3(aq) merupakan suatu persamaan
lelehnya akan terbentuk
senyawanya yaitu + 3H2(g) senyawa kovalen molekuler yang menggambarkan
aluminium klorida Al2Cl6. perubahan kimia dari
dengan rumus kimia  Aluminium klorida pereaksi menjadi produk
 Al2Cl6 dapat berdisosiasi menyublim pada titik dengan jumlah zat sebelum
AlCl3. Padatan AlCl3 menjadi AlCl3 dengan reaksi lelehnya dan molekul dan sesudah reaksi sama.
jika dipanaskan pada berikut. Al2Cl6 terdapat dalam
suhu titik lelehnya
uapnya. Struktur Al2Cl6
akan terbentuk Al2Cl6 2AlCl3
mempunyai jembatan
senyawa kovalen klorin.
Al2Cl6.

xxi
3 Aluminium sulfat  Aluminium sulfat di peroleh  Oksida aluminium bereaksi - Senyawa adalah suatu zat
adalah senyawa kimia dengan mereaksikan alumina dengan asam sulfat akan yang tersusun atas atom-
anorganik dengan atau oksida aluminium dan menghasilkan aluminium atom dari dua unsur atau
sulfat. lebih yang terikat secara
rumus Al2(SO4)3. asam sulfat, reaksinya
 Aluminium sulfat tidak kimia dengan perbandingan
Senyawa ini larut sebagai berikut. tetap.
dapat diperoleh dengan
dalam air. Al2O3(s) + 3H2SO4(aq)  mereaksikan logam - Persamaan reaksi
Al2(SO4)3(s) + 3H2O aluminium dengan asam merupakan suatu persamaan
sulfat secara langsung, yang menggambarkan
melainkan logam perubahan kimia dari
aluminium harus diubah pereaksi menjadi produk
menjadi alumina. dengan jumlah zat sebelum
 Aluminium sulfat dapat dan sesudah reaksi sama.
larut dalam air karena
kelarutan dalam air sebesar
370g/L.
4 Aluminium  Raksi mendapatkan aluminium  Hidroksida aluminium - Senyawa adalah suatu zat
hidroksida adalah hidroksida yaitu bersifat amfoter karena yang tersusun atas atom-
senyawa kimia dari Al3+(aq) + 3OH-(aq)  Al(OH)3(s) dapat bereaksi dengan atom dari dua unsur atau
asam dan basa. lebih yang terikat secara
aluminium dan ion  Aluminiumhidroksida larut
 Hidroksida aluminium kimia dengan perbandingan
hidroksida, dengan dalam asam membentuk ion tetap.
sukar larut dalam air
rumus kimia Al3+ dan dalam basa berlebih karena Al(OH)3 basa - Persamaan reaksi
Al(OH)3. Senyawa ini membentuk ion aluminat, lemah yang tidak merupakan suatu persamaan
berwarna putih dan Al(OH)4-. Persamaan terionisasi dalam air. yang menggambarkan
bersifat sukar larut reaksinya: perubahan kimia dari
dalam air. Hidroksida pereaksi menjadi produk
Al(OH)3(s) + 3H+(aq)  Al3+(aq) +
dengan jumlah zat sebelum
aluminium bersifat 3H2O(l) dan sesudah reaksi sama.
amfoter.
Al(OH)3(s) + OH-(aq)  Al(OH)4-
(aq)

5. Aluminium hidrida  Reaksi yang membuktikan  Aluminium hidrida bersifat - Senyawa adalah suatu zat
atau AlH3 bersifat bahwa aluminium hidrida sebagai asalm Lewis yang tersusun atas atom-
sebagai asam Lewis. bersifat sebagai asam lewis, karena mampu menerima atom dari dua unsur atau
pasangan elektron. lebih yang terikat secara
pada reaksi berikut.
kimia dengan perbandingan
AlH3(aq) + H+(aq)  AlH4-(aq) tetap.
- Persamaan reaksi
merupakan suatu persamaan
yang menggambarkan
perubahan kimia dari
pereaksi menjadi produk
dengan jumlah zat sebelum
dan sesudah reaksi sama.
*Baris diisi penuh jika semua jenis pengetahuan terkait di temukan (teridentifikasi)
8) Pertanyaan
Bagaimana sifat dan reaksi-reaksi senyawa aluminium?
Jawaban :

xxii
 Aluminium oksida
Alumina atau Al2O3 dapat bereaksi dengan asam sebagai berikut.
Al2O3(s) + 6H+(aq)  2Al3+(aq) + 3H2O(l)
Alumina atau Al2O3 dapat bereaksi dalam basa kuat sebagai berikut.
Al2O3(s) + 2OH-(aq) + 3H2O(l) 2Al(OH)4-(aq)
Alumina bersifat amfoter karena dapat bereaksi dengan asam dan basa.
 Aluminium halide , contohnya aluminium klorida dapat diperoleh dengan mereaksikan logam
aluminium dan asam klorida, reaksi sebagai berikut.

2Al(s) + 6HCl(aq)  2AlCl3(aq) + 3H2(g)

Al2Cl6 dapat berdisosiasi menjadi AlCl3 dengan reaksi berikut.

Al2Cl6 2AlCl3

Padatan AlCl3 bersifat ionic, tetapi jika dipanaskan pada suhu titik lelehnya akan terbentuk
senyawa kovalen molekuler Al2Cl6.

 Aluminium sulfat di peroleh dengan mereaksikan alumina atau oksida aluminium dan asam
sulfat, reaksinya sebagai berikut.
Al2O3(s) + 3H2SO4(aq)  Al2(SO4)3(s) + 3H2O
Senyawa ini larut dalam air.
 Aluminium hidroksida
Reaksi mendapatkan aluminium hidroksida yaitu
Al3+(aq) + 3OH-(aq)  Al(OH)3(s)
Aluminiumhidroksida larut dalam asam membentuk ion Al3+ dan dalam basa berlebih
membentuk ion aluminat, Al(OH)4-. Persamaan reaksinya:
Al(OH)3(s) + 3H+(aq)  Al3+(aq) + 3H2O(l)
Al(OH)3(s) + OH-(aq)  Al(OH)4-(aq)
Hidroksida aluminium bersifat amfoter karena dapat bereaksi dengan asam dan basa.
 Aluminium hidrida
Reaksi yang membuktikan bahwa aluminium hidrida bersifat sebagai asam lewis, pada
reaksi berikut.
AlH3(aq) + H+(aq)  AlH4-(aq)

9) Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka hipotesis dapat diterima yaitu unsur alkali
ditemukan oleh ilmuwan sekitaran abad ke 19 dan ditemukan dalam bentuk
senyawa maupun mineralnya.
10) Komunikasi (diskusi kelas)

e. Pembahasan secara induktif (contoh-contoh dan rasionalnya):

xxiii
Alumina atau oksida aluminium berupa kristal ion, tetapi ion oksida dipolarisasi oleh
ion aluminium sehingga sebagian ikatannya bersifat kovalen. Meleleh pada suhu 2053 oC.
Aluminium oksida anhidris adalah bersifat amfoter yang dapat bereaksi dengan suasana asam
dan basa kuat menurut reaksi sebagai berikut.
Reaksi dengan asam :
Al2O3(s) + 6H+(aq)  2Al3+(aq) + 3H2O(l)
Reaksi dengan basa :
Al2O3(s) + 2OH-(aq) +3H2O(l)  2Al(OH)4-(aq)
Aluminium klorida dengan rumus kimia AlCl 3, orbital 3s dan 3p atom Al terhibridisasi.
Tiga dari orbital hibrid ini diisi pasangan elektron dan orbital keempat kosong karena itu
senyawa ini bersifat sebagai asam lewis. Pada dimer Al 2Cl6 atom Al dalam unit AlCl3
memperoleh oktet dengan memakai bersama satu pasang elektron yang disumbangkan oleh
atom Cl daru init AlCl3 lainnya. Al2Cl6 dapat berdisosiasi menjadi AlCl3 dengan reaksi berikut.

Al2Cl6 2AlCl3

Padatan AlCl3 bersifat ionik, tetapi jika dipanaskan pada suhu titik lelehnya akan
terbentuk senyawa kovalen molekuler Al 2Cl6. Aluminium klorida menyublim pada titik lelehnya
dan molekul Al2Cl6 terdapat dalam uapnya. Struktur Al 2Cl6 mempunyai jembatan klorin.
Aluminium klorida dapat diperoleh dengan mereaksikan logam aluminium dan asam klorida,
reaksi sebagai berikut.

2Al(s) + 6HCl(aq)  2AlCl3(aq) + 3H2(g)

Aluminium sulfat adalah senyawa kimia anorganik dengan rumus Al 2(SO4)3. Senyawa
ini larut dalam air. Aluminium sulfat dihasilkan dengan mereaksikan alumina atau oksida
aluminium dan asam sulfat. Reaksinya sebagai berikut.
Al2O3(s) + 3H2SO4(aq)  Al2(SO4)3(s) + 3H2O
Aluminium sulfat tidak dapat diperoleh dengan mereaksikan logam aluminium dengan
asam sulfat secara langsung, melainkan logam aluminium harus diubah menjadi alumina.
Aluminium sulfat dapat larut dalam air karena kelarutan dalam air sebesar 370g/L.
Aluminium hidroksida atau Al(OH)3 yang berwarna putih dan bersifat sukar larut dalam
air. Oleh karena itu, bila ke dalam larutan garam aluminium ditambahkan basa maka akan
diperoleh endapan putih-gelatin menurut reaksi berikut.
Al3+(aq) + 3OH-(aq)  Al(OH)3(s)
Aluminium hidroksida larut dalam asam membentuk ion Al 3+ dan dalam basa berlebih
membentuk ion aluminat, Al(OH)4-. Persamaan reaksinya:
Al(OH)3(s) + 3H+(aq)  Al3+(aq) + 3H2O(l)

Al(OH)3(s) + OH-(aq)  Al(OH)4-(aq)

Hidroksida aluminium sukar larut dalam air karena Al(OH) 3 basa lemah yang tidak
terionisasi dalam air.
Aluminium hidrida atau AlH3 bersifat sebagai asam Lewis. Salah satu senyawa yang
penting sebagai pereduksi LiAlH4. Senyawa ini dalam air akan terhidrolisis menurut reaksi
berikut.
AlH3(aq) + H+(aq)  AlH4-(aq)

xxiv
f. Pustaka rujukan:
Russell, John B. 1985. General Chemistry. McGraw-Hill Book Co Singapore

Karyasa, I Wayan. (2013). Inorganic Chemistry 2: Chemistry of Metal Element. Singaraja:


UNDIKSHA PRESS
Sudria, Ida Bagus Nyoman dan Siregar, Manimpan. 2002. Kimia Anorganik II. Singaraja:IKIP
Negeri Singaraja

Wilkinson, Geoffrey dan Albert, Cotton F. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta:Universitas
Indonesia

Sugiyarto, Kristian H. 2003. Kimia Anorganik II Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta

C. Kajian materi tatap muka di kelas (presentasi didukung power point dan
diskusi) mengikuti siklus belajar ……………………………… untuk sub-pokok
bahasan berikut.

1. …………………………………………………………………… (sub-pokok bahasan ke-


1)

a. Hasil diskusi
Penguatan (informasi/pengetahuan & reasoning) masing-masing jenis pengetahuan
(temasuk konsepsi):
……………………………………………………………………………………
Masalah-masalah yang muncul dalam diskusi kelas
…………………………………………………………………………………………
……
b. Simpulan (generalisasi): sub-pok bahasan ke-1
……………………………………………………………………………………………
………….

2. ……………………..…………………… (sub-pokok
bahasan ke-n)
1. Hasil diskusi
Penguatan (informasi/pengetahuan & reasoning) masing-masing jenis pengetahuan
(temasuk konsepsi):
…………………………………………………………………………………………
………………………………..
…………………………………………………………………………………………
………………………………
Masalah-masalah yang muncul dalam diskusi kelas
…………………………………………………………………………………………
……………………………………

xxv
…………………………………………………………………………………………
………………………………….
2. Simpulan (generalisasi)sub-pok bahasan ke-n:
……………………………………………………………………………………………
………….

TUGAS (Kelompok) meliputi kegiatan D, E, dan F


D. Rancangan Verifikasi (penalaran deduktif)
1. Pengetahuan
Susun ulang (boleh direvisi) keterkaitan pengetahuan mengikuti penalaran deduktif
seperti berikut
No P. Konseptual P. Prosedural P. Faktual Metakognitif P.
Prasyarat
Sub-pokok bahasan ke-1

Sub-pokok bahasan ke-n

*Baris menunjukkan keterkaitan jenis pengetahuan (semestinya)


2. Buat rancangan cara membuktikan secara ilmiah kebenaran konsepsi (pengetahuan
konseptual) dengan memberdayakan pengetahuan prosedural, dan faktual (lebih
sederhana per sub-pokok bahasan).
……………………………………………………………………………………
3. Buat komentar dalam bentuk alasan mengapa metakognitif yang anda rumuskan penting
dalam konstrusi pengetahuan-pengetahuan dalam sub-pokok bahasan terkait!
……………………………………………………………………………………….
E. Rangkuman
Buat rangkuman belajar pokok bahasan di atas (yang anda lakukan)
…………………………………………………………
F. Soal-soal pemahaman dan penerapan konsep
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………..

F. Daftar Pustaka Rujukan (keseluruhan untuk topik ini):

REFERENCES

xxvi
Greenwood, N. N. and Earnshaw, A. 2003. Chemistry of the Elements. Second Edition.
Amsterdam: Elsevier, Ltd.
Cotton, F. A., Wilkinson, G., and Gaus, P. L. 1995. Basic Inorganic Chemistry. Third Edition,
New York: John Wiley & Son.
Winter, M. J. 1994. d-Blok Chemistry. Oxford: Oxford University Press.
Shriver, D. F., Atkins, P. W., Cooper H. L. 1990. Inorganic Chemistry. Oxford: Oxford
University Press.
Huheey, J. E., 1985. Inorganic Chemistry. Second Edition. New York: Harper & Row
Publisher.
Norman, N. C. 1997. Periodicity and the s- and p-Block Elements. Oxford: Oxford University
Press.
Sudria, I.B.N. & Siregar, M. (2002). Penuntun Belajar Kimia Anorganik II (Bagian Kedua).
Nurusan Pendidikan Kimia FMIPA IKIP Negeri Singaraja
Silberberg, M.S. (2003). Chemistry The Molecular nature of Matter and Change. Third Edition.
New York : McGraw-Hill Higher Education.
Sumber lain:

xxvii
PENDAHULUAN
Belajar kimia secara bermakna melibatkan keterkaiatan kajian aspek/level makroskopik,
sub-mikroskopik, dan simbolik. Belajar secara alami mulai data informasi konkrit kemudian
memahami abstrasinya dengan menggunakan metode ilmiah (siklus belajar eksperiensial Kolb).
Sejumlah variasi siklus belajar saintifik telah dikenal, semua mengacu pada pendekatan
ilmiah. Coba kenali siklus-siklus belajar tersebut dan coba terapkan secara bergantian untuk
meningkatkan kualitas belajar sains anda yang sekaligus sebagai penambahan modal dasar anda
sebagai calon guru. Variasi siklus belajar sains antara lain:
 Sklus eksperiensial Kolb:
 Siklus 3E
 Siklus 5E
 Siklus 7E
 Siklus 5M
 Siklus belajar deskriptif
 Siklus belajar empirical abducted
 Siklus belajar hypothetical deductive

BAB I UNSUR-UNSUR LOGAM ALKALI DAN PERSENYAWAANNYA


A. Kompetensi Dasar dan Tujuan Pembelajaran
Kompetensi Dasar* Tujuan Pembelajaran**
1. Memahami sejarah Melalui penelusuran informasi, presentasi, diskusi, dan latihan
penemuan, pengayaan informasi mahasiswa mampu:
keberadaan di alam, 1.3 menjelaskan sejarah singkat penemuan unsur-unsur alkali.
1.4 Menjelaskan cara-cara isolasi unsur-unsur alkali dari mineral-
isolasi, sifat-sifat dan
penggunaan unsur- mineralnya.
unsur logam-logam 1.3 Menjelaskan keberadaaan dan distribusi unsur-unsur alkali
alkali serta dalam persenyawaannya pada lapisan kerak bumi.
persenyawaan- 1.4 Menjelaskan penggunaan unsur-unsur alkali.
persenyawaan unsur- 1.5 Menjelaskan sifat-sifat unsur-unsur alkali.
unsurnya. 1.6 Menjelaskan sifat-sifat dan reaksi reaksi senyawa-senyawa dari
unsur alkali
1.7 Menjelaskan cara-cara pembuatan senyawa-senyawa dari unsur
alkali.
1.8 Menjelaskan kegunaan dari senyawa-senyawa unsur alkali.
Keterangan: * Dikutip dari SAP; ** dikembangkan dari indicator dalam SAP yang ditambah
proses untuk mewujudkan indikator pencapaian kompetensi

B. Persiapan Mengikulti Kuliah


Buat persiapan kuliah secara kelompok (2-3 orang) di luar jam tatap muka di kelas
sesuai dengan tujuan pembelajaran dan strategi pembelajaran dalam SAP yang sudah
disepakati (dapat berkonsultasi pada dosen/pengasuh). Usaha sistematika setiap kajian
mengikuti tahapan siklus belajar yang diikuti. Cantumkan sumber pustaka sesuai
dengan penulisan sumber (nama dan tahun) pada informasi penting yang anda tulis
dalam teks deskripsi teori maupun pembahasan.

3. ………………………………………. (sub-pokok
bahasan ke-1)

1
3. Pengetahuan (dengan penalaran induktif)*
No P. Faktual P. Prosedural P. Konseptual P. Prasyarat

*Baris diisi penuh jika semua jenis pengetahuan terkait di temukan (teridentifikasi)
4. Pembahasan secara induktif (contoh-contoh dan rasionalnya):
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………
5. Pustaka rujukan:
…………………

4. ……………………..…………………… (sub-pokok
bahasan ke-n)

c. Pengetahuan (dengan penalaran induktif)


No P. Faktual P. Prosedural P. Konseptual P. Prasyarat

d. Pembahasan secara induktif (contoh-contoh dan rasionalnya):


……………………………………………………………………………………………
e. Pustaka rujukan:
…………………

C. Kajian materi tatap muka di kelas (presentasi didukung power point dan
diskusi) mengikuti siklus belajar ……………………………… untuk sub-pokok
bahasan berikut.

4. …………………………………………………………………… (sub-pokok bahasan ke-


1)

f. Hasil diskusi
Penguatan (informasi/pengetahuan & reasoning) masing-masing jenis pengetahuan
(temasuk konsepsi):
……………………………………………………………………………………
Masalah-masalah yang muncul dalam diskusi kelas
…………………………………………………………………………………………
……
g. Simpulan (generalisasi): sub-pok bahasan ke-1
……………………………………………………………………………………………
………….

2
5. ……………………..…………………… (sub-pokok
bahasan ke-n)
6. Hasil diskusi
Penguatan (informasi/pengetahuan & reasoning) masing-masing jenis pengetahuan
(temasuk konsepsi):
…………………………………………………………………………………………
………………………………..
…………………………………………………………………………………………
………………………………
Masalah-masalah yang muncul dalam diskusi kelas
…………………………………………………………………………………………
……………………………………
…………………………………………………………………………………………
………………………………….
7. Simpulan (generalisasi)sub-pok bahasan ke-n:
……………………………………………………………………………………………
………….
TUGAS (Kelompok) meliputi kegiatan D, E, dan F
D. Rancangan Verifikasi (penalaran deduktif)
1. Pengetahuan
Susun ulang (boleh direvisi) keterkaitan pengetahuan mengikuti penalaran deduktif
seperti berikut
No P. Konseptual P. Prosedural P. Faktual Metakognitif P.
Prasyarat
Sub-pokok bahasan ke-1

Sub-pokok bahasan ke-n

*Baris menunjukkan keterkaitan jenis pengetahuan (semestinya)


2. Buat rancangan cara membuktikan secara ilmiah kebenaran konsepsi (pengetahuan
konseptual) dengan memberdayakan pengetahuan prosedural, dan faktual (lebih
sederhana per sub-pokok bahasan).
……………………………………………………………………………………
6. Buat komentar dalam bentuk alasan mengapa metakognitif yang anda rumuskan penting
dalam konstrusi pengetahuan-pengetahuan dalam sub-pokok bahasan terkait!
……………………………………………………………………………………….
E. Rangkuman

3
Buat rangkuman belajar pokok bahasan di atas (yang anda lakukan)
…………………………………………………………
F. Daftar Pustaka Rujukan (keseluruhan untuk topik ini):

Anda mungkin juga menyukai