Anda di halaman 1dari 17

Saat pasir tempatmu berpijak pergi ditelan ombak,

akulah lautan yang memeluk pantaimu erat.

Melukiskanmu saat senja. Memanggil namamu ke ujung


dunia. Tiada yang lebih pilu. Tiada yang menjawabku.
Selain hatiku dan ombak berderu.

Jingga di bahumu. Malam di depanmu. Dan bulan siaga


sinari langkahmu. Teruslah berjalan. Teruslah
melangkah. Kutahu kau tahu. Aku ada.

Kadang-kadang langit bisa kelihatan seperti lembar


kosong. Padahal sebenarnya tidak. Bintang kamu tetap
di sana. Bumi hanya sedang berputar.

Aku hanya ingin kembali ke tempatku, di belakang sana.


Menikmati apa yang kusanggup.

Kadang-kadang, pilihan terbaik adalah menerima.

Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? Dan


saling menyayangi bila ada ruang? Kasih sayang akan
membawa dua orang semakin berdekatan, tapi dia tidak
ingin mencekik, jadi ulurlah tali itu.
Keheningan seakan memiliki jantung. Denyutnya terasa
satu-satu, membawa apa yang tak terucap. Sejenak
berayun di udara, lalu bagaikan gelombang air bisikan
itu mengalir, sampai akhirnya berlabuh di hati.

Aku memandangimu tanpa perlu menatap. Aku


mendengarmu tanpa perlu alat. Aku menemuimu tanpa
perlu hadir. Aku mencintaimu tanpa perlu apa-apa,
karena kini kumiliki segalanya.

Seindah apa pun huruf terukir, dapatkah ia bermakna


apabila tak ada jeda? Dapatkan ia dimengerti jika tak
ada spasi? Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada
jarak? Dan saling menyayang bila ada ruang?

Ajarkan aku menjadi penipu, apabila ternyata kau


merasakan sakit di dalam tawamu.

Anggap aja kamu ikan lele. Bisa berkembang biak di


septic tank. Dia hidup bahagia di tempat sampahnya.

Bila engkau ingin satu, maka jangan ambil dua. Karena


satu menggenapkan, tapi dua melenyapkan.
Larilah dalam kebebasan kawanan kuda liar. Hanya
dengan begitu, kita mampu memperbudak waktu.
Melambungkan mutu dalam hidup yang cuma satu.

Tapi, hidup ini cair. Semesta bergerak. Realitas berubah.


Seluruh simpul dari kesadaran kita berkembang mekar.

Berat hati kuakui, kesusahan, kegembiraan, ketika


keduanya lewat bersamaan tanpa permisi, maka
sensasinya sama.

Setelah kita mencoba hidup 24 jam x 7 hari dengan


seseorang dan tidak merasa bosan, maka orang itu bisa
kita nikahi.

 Hidup akan mengikis apa saja yang memilih diam,


memaksa kita untuk mengikuti arus agungnya yang
jujur tetapi penuh rahasia. Kamu, tidak terkecuali.

Cinta hanya retorika kalau tidak ada tindakan nyata.

Sekejap bersamamu menjadi tujuan peraduanku, sekali


mengenalimu menjadi tujuan hidupku.
Tak ada yang lebih menyakitkan dari kepedihan yang tak
bisa ditangiskan.

Jangan lumpuhkan aku dengan mengatasnamakan kasih


sayang.

Pegang tanganku, tapi jangan terlalu erat, karena aku


ingin seiring bukan digiring.

Tanpa kekosongan, siapa pun tidak akan bisa memulai


sesuatu.

Mereka yang tidak paham dahsyatnya api akan


mengobarkannya dengan sembrono. Mereka yang tidak
paham energi cinta akan meledakkannya dengan sia-sia.

Separuh jiwa yang dia pikir hilang ternyata tidak pernah


ke mana-mana, hanya berganti sisi, permainan gelap
terangnya matahari dan bulan.

Banyak hal yang tak bisa dipaksakan, tapi layak diberi


kesempatan.
 Keheningan mengapungkan kenangan, mengembalikan
cinta yang hilang, menerbangkan amarah, mengulang
manis keberhasilan dan indah kegagalan. Hening
menjadi cermin yang membuat kita berkaca-suka atau
tidak pada hasilnya.

Cinta yang sudah dipilih sebaiknya diikuti di setiap


langkah kaki, merekatkan jemari dan berjalanlah kalian
bergandengan, karena cinta adalah mengalami

Dalam diammu, aku mendengar banyak suara. Diammu


berkata-kata.

Nasi bisa dibeli, tapi rasa percaya? Seluruh uang di dunia


ini tidak cukup membelinya.

Rasa hangat ketika kedua tubuh bertemu, rasa lengkap


ketika dua jiwa mendekat, rasa rindu yang tuntas ketika
kedua pasang mata menatap.

Saya adalah orang yang paling bersedih, karena saya


mengetahui apa yang tak sanggup saya miliki.
Semua pertanyaan selalu berpasangan dengan jawaban.
Untuk keduanya bertemu, yang dibutuhkan cuma waktu.
Sumber: Partikel

Melalui firasat kita belajar menerima diri, dan berdamai


dengan hidup ini.

Tiada yang lebih indah. Tiada yang lebih rindu. Selain


hatiku. Andai engkau tahu.

Bintang yang sama tidak akan pernah jatuh untuk kedua


kalinya.

 Buat apa dia kembali? Buat apa muncul sejenak lalu


menghilang lagi nanti?

Carilah orang yang nggak perlu meminta apa-apa, tapi


kamu mau memberikan segala-galanya.

Karena hati tak perlu memilih, ia selalu tahu kemana


harus berlabuh.

Kenapa berbeda menjadi begitu menakutkan?


Kita tak tahu dan tak pernah pasti tahu hingga semuanya
berlalu. Benar atau salah, dituruti atau tidak dituruti,
pada akhirnya yang bisa membuktikan cuma waktu.

Sesempurna apapun kopi yang kamu buat, kopi tetaplah


kopi, yang memiliki sisi pahit yang tidak akan mungkin
bisa kamu sembunyikan.

Sukses adalah wujud kesempurnaan hidup.

Ada dunia di sekelilingmu. Ada aku di sampingmu.


Namun, kamu mendamba rasa sendiri itu.

Alam hati saya tidak mungkin dimengerti siapa-siapa.

Betapa ironisnya realitas saat harus bersanding dengan


dunia dongeng.

 Kita memang tak pernah tahu apa yang dirindukan


sampai sesuatu itu tiba di depan mata.

Mengubah rutinitas itu sama saja dengan menawar bumi


agar berhenti mengedari matahari.
Mimpi mengurangi kualitas istirahatnya. Dan untuk
bersamaku, ia tak perlu mimpi.

Pengalaman merupakan bagian tak terpisahkan dari


hubungan yang diikat oleh seutas perasaan mutual.

Petir terjadi saat bumi dan langit ingin menyamakan


persepsi.

Siapa bilang cinta tidak bisa logis. Cinta mampu


merambah dimensi angka dan rasa sekaligus.

Dia mencintai tidak cuma dengan hati. Tapi seluruh


jiwanya. Bukan basa-basi surat cinta, tidak cuma rayuan
gombal, tapi fakta. Dia cinta kamu tanpa pilihan. Seumur
hidupnya.

Terkadang, benda-benda mati justru mendapatkan apa


yang paling kita inginkan, dan tak sanggup kita bersaing
dengannya.

Aku hanya si penunggu yang beruntung.


Bagi saya, hidup terlalu singkat untuk dilewatkan dengan
biasa biasa saja.

 Entah apa yang membuat hubungan mereka lebih mirip


musim mangga. Membeludak dalam satu waktu, lalu
hilang kembali berbulan-bulan. Seperti ada tombol yang
bisa dengan cepat mengubah mereka dari sepasang
kekasih menjadi sahabat biasa.

Langit begitu hitam sampai batasnya dengan Bumi


hilang. Akibatnya, bintang dan lampu kota bersatu,
seolah-olah berada di satu bidang.

Sebagai yang mengandung dan sekaligus yang


membidani lahirnya karakter, saya adalah pihak pertama
yang berinteraksi dengan mereka. Setiap tokoh
menghadiahi saya petualangan. Tak jarang, mereka
mendewasakan saya sebagai penulis maupun pribadi.

Bersama kamu, aku tidak takut lagi menjadi pemimpi.

Cinta kan tidak butuh tali. Ia membebaskan.


Cintanya adalah paket air mata, keringat, dan dedikasi
untuk merangkai jutaan hal kecil agar dunia ini menjadi
tempat yang indah dan masuk akal bagi seseorang.

Dan Bumi hanyalah sebutir debu di bawah telapak kaki


kita.

Itulah cinta. Itulah Tuhan. Pengalaman bukan


penjelasan. Perjalanan bukan tujuan. Pertanyaan yang
sungguh tidak berjodoh dgn segala jawaban.

Kamu hanya perlu menerima. Menolak, menyangkal,


cuma bikin kamu lelah.

Kamu menjadi inspirasi, karena kamu berani meski


sendiri, karena kamu berbeda.

 Kita nggak pernah tahu kalau nggak dicoba.

Momentum tidak dapat dikejar. Momentum hadir. Begitu


ia lewat ia tidak lagi sebuah momentum. Ia menjadi
kenangan. Dan kenangan tidak akan membawa Anda
kemana-mana.
Perjalanan hati itu bukannya tanpa resiko.

Rasakan semua, demikian pinta sang hati. Amarah atau


asmara, kasih atau pedih, segalanya indah jika memang
tepat pada waktunya. Dan inilah hatiku, pada dini hari
yang hening. Bening. Apa adanya.

Satu garis jangan sampai kau tepis: membuka diri tidak


sama dengan menyerahkannya.

Tidak ada seorang pun mampu melengkapi apa yang


sudah utuh dan tidak ada sesuatu pun dapat mengisi apa
yang sudah penuh.

Tinggal cara yang masih menjaga rahasia.

Walau tak ada yang sempurna, hidup ini indah begini


adanya.

Dan usai tangis ini, aku akan berjanji. Untuk diam,


duduk ditempatku. Menanti seseorang yang biasa saja.

Hanya secangkir kopi yang menyajikan rasa manis,


bukan janji janji dari bibir yang terlihat manis
 Kenali kekuatan waktu, dalami pengetahuan hati, selami
kekalnya doa.

Kopi pertama pagi ini. Hangat, pekat, tenang. Seperti


dua orang kesepian yang saling meramaikan.

Pembaharuan hadir dalam setiap detik. Perbaikan terjadi


setiap saat.

Tahukah engkau bahwa cinta yang tersesat adalah


pembuta dunia?.

Bahasaku yang cuma rasa susah melekat pada kata.

Berputar menjadi sesuatu yang bukan kita, demi bisa


menjadi diri kita lagi.

Cinta tidak hanya pikiran dan kenangan. Lebih besar,


cinta adalah dia dan kamu, berinteraksi.

Dalam orbit, aku hanyalah mie datar. Dan saya tidak


tahu berapa lama lagi aku bisa begini terus.
Asli: Within his orbit, I was nothing but a flat noodle. And
I don't know how much longer I can keep this up.
Dan kopi tak pernah memilih siapa yang layak
menikmatinya. Karna dihadapan kopi kita semua sama.

Hati tidak pernah memilih. Hati dipilih. Karena hati tidak


perlu memilih. Ia selalu tahu ke mana harus berlabuh.

 Kamu bebas percaya apapun yang kamu mau. Saya


nggak bisa mengubah anggapan kamu. Hanya kamu
sendiri yang bisa.

Lepaskan saya seperti saya melepaskan kamu. Hanya


dengan begitu kamu nggak pernah kehilangan saya.
Kamu nggak pernah kehilangan apapun.

Mimpi tak berlengan, tetapi akan selalu ada jika engkau


menginginkan.

Pada akhirnya, tidak ada yang bisa memaksa. Tidak juga


janji atau kesetiaan. Tidak ada, sekalipun akhirnya dia
memilih untuk tetap bersamamu, hatinya tidak dipaksa
oleh apapun dan oleh siapapun.

Sakit ini tak terobati dan bukan untuk diobati.


Carilah buku yang Anda suka. Tulislah sebagaimana
Anda ingin membaca buku yang disuka.

Hidup akan mengikis apa saja yang memilih diam.

Karya adalah anak jiwa, dan ia sepatutnya hidup di alam


terbuka.

Membuka diri tidak sama dengan menyerahkan.

Satu demi satu mimpi tersusun rapi, berlandaskan


fondasi mantap, terekatkan semen yang kuat.

 Semua perjalanan hidup adalah sinema. Bahkan lebih


mengerikan. Darah adalah darah, dan tangis adalah
tangis. Tak ada pemeran pengganti yang akan
menanggung sakitmu.

Sungai menjadi jalan pulangnya ke rumah tak berwadak,


tapi ia selalu tahu di mana harus mengetuk pintu

Aku jatuh cinta pada pandangan pertama, kedua, dan


seterusnya sampai mati.

Begitu seseorang mengenal konsep uang, maka ia
menjadi seperti taksi yang ditancapi argometer.
Mendadak ia mulai menghitung, mengukur, dan
menaksir apapun yang dilewatinya.

Cinta bukanlah dependensi, melainkan keutuhan yang


dibagi.

Cinta tidak hanya pikiran dan kenangan, Cinta adalah


interaksi antara dia dan kamu, dan perlu dipelihara.

Hidup tak pernah berakhir mati. Hidup hanya berganti


wujud.

Kau hadir dalam ketiadaan, sederhana dalam


ketidakngertian. Gerakmu tidak pasti, namun aku selalu
ada disini. Menantimu.

Kenangan itu cuma hantu di sudut pikir. Selama kita


cuma diam dan nggak berbuat apa-apa, selamanya dia
tetap jadi hantu. Nggak akan pernah jadi kenyataan.
 Pada akhirnya menulis adalah proses belajar yang tak
pernah usai. Dan, itu jugalah yang membuat menulis
begitu memikat.

percaya hidup ini sudah diatur. Kita tinggal melangkah.


Sebingung dan sesakit apa pun, semua sudah disiapkan
bagi kita. Kamu tinggal merasakan saja.

Secerdas-cerdasnya otak kamu, nggak mungkin bisa


dipakai untuk mengerti hati. Dengerin aja hati kamu.

Seseorang semestinya memutuskan bersama orang lain


karena menemukan keutuhannya tercermin, bukan
ketakutannya akan sepi.

Pikiran itu tak terhingga liarnya, luasnya, cepatnya, luar


biasa ringan, sekaligus mengerikan.
“Jangan terlalu sibuk mencari kesenangan, apabila kesederhanaan mampu membuatmu bahagia.”

sobat,

Disaat kami tengah mencari

Makna Kearifan, sosok ketauladanan, serta

Segala Wujud kebaikan dan keikhlasan

Pada kebersahajaanmu kami menemukan,

Kebersahajaan yang apa adanya

Yang mengantarkan alam sadar kami akan suatu rasa….

hormat dan kasih dalam balutan keanggunan cinta

Anda mungkin juga menyukai