Anda di halaman 1dari 57

BAHAN AJAR

FISIKA KUANTUM
(3 SKS)
Rombel : 01
Semester Gaenap

Disusun oleh :
Mosik

PRODI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2011/2012

1
BAB 1

PENDAHULUAN

Mekanika klasik (Newton, Lagrange, Hamilton dll) sukses menjelaskan


gerak dinamis benda-benda makroskopis.

Cahaya sebagai gelombang (Fresnel, Maxwell, Hertz) sangat berhasil


menjelaskan sifat-sifat cahaya. Pada akhir abad 19, teori-teori klasik di
atas tidak mampu memberikan penjelasan yang memuaskan bagi
sejumlah fenomena “berskala-kecil” seperti sifat radiasi dan interaksi
radiasi-materi.

Akibatnya, dasar-dasar fisika yang ada secara radikal diteliti-ulang lagi,


dan dalam perempat pertama abad 20 muncul berbagai pengembangan
teori seperti relativitas dan mekanika kuantum.

Untuk memahami materi perkuliahan ini disarankan untuk


membaca pustaka :

1. Alonso,Finn. 1972. Fundamental University Physics III,


Quantum and Statistical Physics..USA: Addison Westly
Publishing Company
2. Amnon Yariv. 1982. Theori and. Aplication of Quantum
Mechanics USA: by John Wiley & Son.Inc.
3. Beiser, Arhtur. 1969. Perfective of Modern Physics. Tokyo:
Mc Graw- Hill Kogakusha Ltd.
4. Stephen Gasionorowich. 1974. Quantum Physics. USA. by
John Wiley & Son.Inc

1.1 Radiasi Benda-hitam

Benda-hitam: penyerap semua radiasi elektromagnet yang


mengenainya, atau pengemisi semua radiasi elektromagnet yang
dimiliknya. Berdasarkan termodinamika, distribusi panjang gelombang
spektrumnya hanya bergantung pada temperatur tidak pada jenis bahan
benda :

2
Wien (1893): panjang gelombang di mana rapat energi radiasi maksimum
berbanding lurus dengan 1/T. λmaxT=konstan; disebut hukum pergeseran
Wien

Menurut teori medan listrik-magnet, gelombang elektromagnet diemisikan


oleh osilator muatan-muatan listrik.

Bilamana osilator-osilator dalam kesetimbangan dengan radiasi dalam


benda-hitam, maka rapat energi radiasi per satuan volum adalah:

Hukum energi ekipartisi: energi rata-rata itu adalah u(ν)=kBT di mana


kB=1,3806 x 10-23 J/K adalah konstanta Boltzmann. Dengan c=λ ν,

3
Inilah rumusan Raleigh-Jeans, yang ternyata hanya berlaku pada panjang
gelombang yang besar.

Max Planck (1900):

Suatu benda-hitam adalah kumpulan osilator dalam kesetimbangan


dengan medan radiasi.

Suatu osilator dengan frekuensi ν hanya bisa memiliki energi:

h=6,624 x 10-34 Js disebut konstanta Planck, dan hν disebut kuantum


energi.

Energi rata-rata per osilator dengan frekuensi ν adalah:

Energi rata-rata per osilator dengan frekuensi ν adalah:

Untuk panjang gelombang yang besar berlaku pendekatan

4
Persamaan dapat diungkapkan dalam λ sebagai berikut:

Misalkan x=hc/λkBT, maka

Max Planck (1858-1947, warga Jerman).


Karyanya dalam distribusi spectrum radiasi, yang membuka jalan ke teori kuantum,
mendapat penganugrahan hadiah Nobel di tahun 1918. Dalam tahun-tahun terakhirnya,
banyak menulis tentang agama dan filsafat

Untuk memperoleh E(λ) maksimum, harus dipenuhi dE/dx=0; jadi,

5
Dalam pengamatan ternyata:

(i) untuk suatu jenis logam ada frekuensi cahaya minimal yang
dapat melepaskan elektron, dan

(ii) semakin tingi intensitas cahaya yang mengenai permukaan


logam, semakin banyak elektron yang dilepaskan.

Albert Einstein (1879-1855, warga Jerman-Amirika


Serikat) Seorang filsuf pecinta damai yang ramah. Guru intelektual bagi dua generasi fisika-
wan teori yang meninggalkan sidik karyanya dalam hampir setiap bidang kajian fisika
modern

Untuk menerangkan efek fotolistrik, Einstein di tahun 1905 merumuskan


hipotesis teori kuantum cahaya yang sangat erat kaitannya dengan hipotesis Planck
tentang terkuantisasinya tenaga osilator pada benda hitam sempurna. Hipotesis
Einstein mengandaikan bahwa:
a). cahaya terdiri dari paket-paket tenaga (foton) yang bergerak dengan kelajuan c
b). tenaga foton cahaya yang memiliki frekuensi  adalah sebesar   h
c). dalam proses foto listrik, sebuah foton diserap seluruhnya oleh elektron pada
permukaan logam.

. Pada efek fotolistrik suatu elektron meyerap sepenuhnya tenaga sebuah foton
yang sebagian digunakan untuk lepas dari ikatannya, dan sebagaian lagi digunakan

6
untuk tenaga gerak.

h  E k  W .

Nilai dari Ek bervariasi bergantung bagaimana proses elektron itu melepaskan


diri dari pemukaan. Semakin kecil nilai W semakin besar nilai dari Ek. Untuk nilai

maksimum dari Ek yang kemudian disebut tenaga gerak maksimum Ê k , W mencapai


nilai terkecil, sebut saja W0, sehingga dapat dinyatakan sebagai

h  Eˆ k  W0

dalam ujikaji dari Millikan Ê k dapat ditentukan yaitu sama dengan eV0 sehingga

h  eV0  W0

Persamaam tersebut memberikan hubungan ketrgantungan linier antara V0 dan  s.


W0 disebut fungsi kerja yang mencirikan jenis bahan logam yang dapat
dinyatakan dengan W0  h 0 . Fungsi kerja kadang kadang dinyatakan dalam
demensi beda potensial  sehingga

W0

e

Jadi hipotesis Einstein tentang teori kuantum cahaya yang dikemukakan pada
tahun 1905 dapat menerangkan fakta-fakta eksperimental yang berkaitan dengan
efek fotolistrik.
Tabel 2.1
FUNGSI KERJA UNTUK BEBERAPA BAHAN LOGAM

Logam  (dalam volt) Logam  (dalam volt)


Ag 4,73 K 2,24
Al 4,08 Mg 3,68
An 4,82 Na 2,28
Bi 4,25 Ni 5,01
Ca 2,71 Sn 4,38
Cd An Wolfram 4,5 (~)
Hg Bi Zn 3,7 (~)
*) Funsi kerja ini diukur dengan metoda fotoleistraik pada suhu ruang,
dikutip dari Handbook of Physics and Chemistry volume 50, crc, usa

7
Hasil-hasil eksperimen interferensi dan difraksi membuktikan bahwa teori
tentang cahaya sebagai gelombang telah mantap pada penghujung abad
19, terlebih lagi karena keberhasilan teori elektromagnetik Maxwell.

Einstein (1905) menolak teori tersebut berdasarkan fenomena efek foto-


listrik dimana permukaan logam melepaskan elektron jika disinari dengan
cahaya berfrekuensi. Menurut Einstein, dalam fenomena tersebut cahaya
harus dipandang sebagai kuanta yang disebut foton, yakni partikel cahaya
dengan energi kuantum E=hν. Dalam teori relativitas khususnya (1905),
hubungan energi dan momentum suatu partikel diungkapkan sebagai
berikut:

Efek Compton (1924)

8
Arthur H. Compton (1892-1962, warga Amerika
Serikat). Penelitiannya dengan hamburan sinar-X membuktikan kebe-naran teori foton
Einstein. Penerima hadiah Nobel tahun 1927 ini juga merintis penelitian dengan sinar-X dan
sinar kosmik. Selama perang dunia dua, mempimpin proyak penelitian bom atom AS

Mengamati perubahan panjang gelombang sinar-X setelah dihamburkan


oleh

elektron bebas.

Jika λ dan λ’ adalah panjang gelombang sinar-X sebelum dan setelah


terhambur

dan me adalah massa diam elektron, maka diperoleh hubungan:

h/mec=0,00243 nm, disebut panjang gelombang Compton.

9
λ’>λ jadi energi foton terhambur (E’) lebih kecil daripada energi foton
datang (E).

1.3 Dualisme Gelombang-Partikel

Louis de Broglie :

Louis de Broglie (1892-1987, warga Perancis). Salah seorang


keluarga ningrat, yang karyanya mem-berikan sumbangan sangat penting pada
pengembangan awal teori kuantum

Mengemukakan bahwa tidak hanya cahaya yang memiliki sifat “mendua”,


tetapi jugapartikel.

Suatu partikel dapat juga memiliki sifat gelombang. Menurut de Broglie


suatu partikel yang memiliki momentum p jika dipandang sebagai
gelombang,mempunyai panjang gelombang:

Menurut de Broglie, sebuah partikel yang bergerak sepanjang sumbu-x


mempunyai momentum linier px= ħk dengan k=2π/λ. Fungsi gelombang
partikel itu adalah .

10
Kecepatan fasa:

Aneh tapi tidak penting karena tak punya arti fisis.

Yang penting adalah kecepatan grup, yakni

1.4. Spektroskopi Atom Hidrogen

Johann Balmer (1885): Eksperimen menunjukkan bahwa panjang


gelombang-panjang gelombang semua garis spektrum atom hidrogen bisa
diungkapkan dengan rumus empiris:

Balmer dan Ritz: mengemukakan rumus yang lebih umum,

11
Dengan rumusan empiris ini, Lyman menemukan deret ultraviolet untuk
m=1, n=2, 3, 4, … dan Paschen menemukan deret inframerah untuk m=3,
n=4, 5, 6, Bagaimana sebenarnya struktur atom?

Ernest Rutherford (1911):

Berdasarkan percobaan hamburan partikel-α, menyarankan struktur atom


terdiri dari inti bermuatan positif dan elektron-elektron yang mengitarinya.
Sayangnya, teori fisika pada masa itu tak mampu menjelaskan hasil
penemuan Rutherford dalam kaitannya dengan rumusan Balmer-Ritz di
atas.

BAB 2

DASAR-DASAR FISIKA KUANTUM

2.1 Operator

Operator merupakan alat bantu matematik yang akan mempunyai arti

^
hanya jika operator tersebut dioperasikan terhadap suatu fungsi.
A
^ 
Contoh : A 1 
x
^ 
A f ( x)  (1  ) f ( x)
x
^ 
A f ( x)  f ( x)  f ( x )
x

12
^ 
jika A f ( x )  x
x
^ 
A f ( x)   x. f ( x)
x
^  
A f ( x)  x f ( x)  f ( x ) x
x x
^ 
A f ( x)  x f ( x)  f ( x )
x
^ 
A x 1
x

Komutator:

Jika keduanya merupakan operator besaran fisis maka didefinisikan


komutatornya seperti

Contoh, tentukan komutator operator-operator x dan d/dx ! Gunakan


fungsi ϕ(x)

sebagai alat bantu:

Dua buah operator yang komut satu sama lain, mempunyai fungsi eigen
yang sama.

13
2.2 Operator Fisis, Fungsi eigen dan nilai eigen

Operator posisi

^
Operator posisi
xx
Operator momentum:

Menurut de Broglie, sebuah partikel yang bergerak sepanjang sumbu-x


mempunyai momentum linier px= ħk dengan k=2π/λ. Fungsi gelombang
partikel itu adalah .

Bagaimanakah bentuk operator momentum yang memiliki harga eigen


px= ħk ?

Untuk itu berlaku persamaan nilai eigen:

14
Operator energi total

Setiap besaran fisis suatu partikel dikaitkan dengan operatornya; misalnya


operator bagi energi total adalah Ĥ seperti diperlihat dalam persamaan:

Bagi suatu operator besaran fisis berlaku istilah matematik berikut:

1. Harga suatu besaran fisis adalah nilai eigen dari operatornya;

2. Setiap nilai eigen dari suatu operator berkaitan dengan suatu fungsi
eigen; nilai eigen adalah ril.

Persamaan harga eigen:

2.3 Persamaan Gelombang

Tinjaulah getaran sebuah kawat halus yang diregang sepanjang sumbu-x


dengan kedua ujungnya dibuat tetap. Misalkan simpangan pada
sembarang posisi dan waktu adalah ψ(x,t). Dalam teori gelombang
simpangan itu memenuhi persamaan gelombang seperti:

15
Untuk konstanta C dan D diperlukan syarat batas, misalnya untuk fungsi di
atas, pada x=0, dan x=L dengan L adalah panjang kawat. Andaikan,
untuk x=0, ψ(0)=0 maka D=0,

16
BAB 3

PERSAMAAN SCHRODINGER

3.1 Persamaan Schrödinger Bebas Waktu

Tinjaulah sebuah partikel yang memiliki massa m, bergerak dengan


momentum p di dalam suatu medan konservatif. Menurut mekanika klasik,
energi total partikel adalah jumlah energi kinetik dan potensial:

Sebagai gelombang, kecepatan fasa gelombang partikel itu

17
Misalkan ψ(x,t) adalah fungsi gelombang partikel, maka persamaan
gelombang:

Suatu fungsi gelombang partikel dengan energi tetap berkaitan dengan


frekuensi

tetap. Untuk itu ψ(x,t) memenuhi

Akhirnya diperoleh persamaan:

Untuk tiga dimensi persamaan Schrödinger ini adalah:

Bagian waktu exp(-iωt) telah dihilangkan sementara karena tak


mempunyai pengaruh, dan selanjutnya persamaan itu disebut persamaan
Schrödinger yang tak bergantung waktu bagi sebuah partikel dalam satu
dimensi. V adalah energi potensial yang bentuknya harus diketahui
sebelumnya, sedangkan fungsi gelombang ψ(x) dan energi E dari partikel
bersangkutan merupakan solusi yang harus dicari dari persamaan
tersebut.

Persamaan Schrödinger di atas dapat dituliskan sebagai berikut

18
Dalam bahasa matematik, E adalah harga eigen dari operator H dengan
fungsi

eigen ψ(x). Persamaan (*) disebut persamaan harga eigen.

3.2. Persamaan Schrodinger bergantung Waktu.

Suatu fungsi gelombang partikel dengan energi tetap berkaitan dengan


frekuensi

tetap. Untuk itu ψ(x,t) memenuhi

Turunan pertama terhadap waktu untuk fungsi gelombang ψ(x,t) dalah:

Ini disebut persamaan Schrödinger yang bergantung waktu bagi sebuah


partikel . dimana

Persamaan Kontinuitas

19
Persamaan kontinuitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam aliran
partikel flux arus bersifat konstan atau tidak. Jika terjadi terjadi perubahan
flux arus di tempat yang berbeda dalam suatu aliran partikel berarti terjadi
kebocoran dalam aliran tersebut. Persamaan kontinuitas diturunkan dari
persamaan Schrodinger yang bergantung waktu. Persamaan tersebut
dapat ditulis sebagai berikut :

  2
i  ( / 2m) 2  V , dengan konyugate komplexnya :
2

t x

 *  2 *
 i  ( 2 / 2 m )  V * . Jika masing masing persamaan dikalikan  * dan
t x 2

 *  2 *  *  2 *
 i   (  2 / 2 m)  V  *
 dan i    (  2
/ 2 m )  V * .
t x 2
t x 2

Jika keduanya dijumlahkan didapat :

         *  
t

 *     
x   i 2m 
   *
x
  
x  

 
Dimana
t
 * t

Px ,t  0

Flux didefinisikan sebagai :

      * 
j ( x ,t )      *   0
 i 2 m  x x 

Jadi

 
Px ,t   j x ,t
t x

~ ~
 
t ~
 Px ,t dx  
x ~
j x ,t dx  0

Persamaan tersebut merupakan hukum konsevatif, jika persamaan tersebut


diterapkan untuk mengetahui perubahan probabilitas disuatu tempat x=a sampai
x=b terhadap waktu maka,

b b
 
t  a
Px ,t dx  
x a
j x ,t dx

20
b

t 
a
Px ,t dx  j ( a ,t )  j ( b ,t )

Jadi besarnya perubahan Probabilitasterhadap waktu antara a s/d b sama


dengan perbedaan flux di temat a dan b untuk waktu yang sama.

3.3 Sifat-sifat suatu Fungsi Gelombang

Untuk fungsi gelombang partikel yang tidak bergantung waktu

disebut peluang menemukan partikel di antara x dan x+dx.

adalah rapat peluang partikel berada di x

Total peluang untuk menemukan partikel itu disepanjang sumbu-x adalah:

Fungsi ψ(x) yang memenuhi persamaan di atas disebut fungsi yang


dinormalisasi,

sedangkan yang disebut rapat peluang adalah

Suatu fungsi gelombang partikel harus memiliki kelakuan yang


baik, yakni:

• tidak sama dengan nol dan bernilai tunggal, artinya untuk suatu harga x,
ψ(x)

memiliki hanya satu harga saja.

• fungsi dan turunannya kontinu di semua harga x, dan

• fungsi (harga mutlaknya) tetap terbatas (finite) untuk x menuju ±∞;

21
Jadi secara lengkap fungsi yang dinormalisasi adalah

22
Untuk memudahkan penulisan, fungsi-fungsi dituliskan dalam ket
seperti

dan konjugasinya dalam bra seperti

Integral overlap dituliskan seperti:

Ortogonalisasi Schmidt

Andaikan φ1 dan φ2 adalah fungsi-fungsi yang non-ortogonal satu


terhadap

lainnya. Misalkan ϕ1=φ1, lalu pilih ϕ2=φ2+αφ1. Besarnya α dihitung atas


dasar ϕ1 dan ϕ2 yang ortogonal satu sama lain.

Secara umum harga rata-rata suatu besaran fisis pada fungsi


keadaannya memenuhi persamaan

23
Secara matematik, operator yang memenuhi persamaan di atas disebut
operator hermitian.

3.4 Persamaan Gerak Heisenberg

Secara umum jika adalah harga rata-rata operator A besaran fisis


dengan fungsi

gelombang ψ(x,t) maka:

Variasi harga rata-rata itu terhadap waktu adalah

24
25
BAB 4

SOLUSI PERSAMAAN SCHRODINGER UNTUK

SISTEM DENGAN POTENSIAL SEDERHANA

Persamaan Schrödinger untuk 1 partikel yang tidak bergantung waktu


untuk suatu partikel

dapat diselesaikan jika bentuk potensial V diketahui sebelumnya.

Bentuk persamaan di atas dapat diubah menjadi :

 2 ( x ) 2m( E  V )
  ( x)  0
x 2
2

2 m( E  V )
jika... = k2
2

 2 ( x )
Maka  k 2 ( x )  0
x 2

Solusi umum dari persamaan tersebut adalah

 ( x )  Ae ikx  Be  ikx , jika..k 2 bernilai.. positip

 ( x )  Ce Kx  De Kx , jika...K 2 bernilai...negatip

4.1. Potensial undakan

26
Kerapatan peluang elektron di x>0 dapat dihitung dengan menggunakan
ψ2(x):

Jadi, meskipun mengalami potensial penghalang yang lebih besar dari


energinya, elektron masih mempunyai peluang berada di x>0. Peluang
itu menuju nol jika Vo>>E, atau di x=∞.
27
adalah koefisien transmisi yang secara klasik tak dapat diramalkan.

4.2 Potensial Tangga Persegi

Dalam daerah 0<x<a, karena E<Vo: fungsi gelombang sebagai solusi


persamaan Schrodinger adalah

Syarat kontinuitas di x=0 dengan menggunakan fungsi-fungsi ψ1(x) dan


ψ2(x), akanmemberikan hubungan:

28
Dengan mengeliminasi C dan D, akan diperoleh:

Ilustrasi fungsi gelombang-fungsi gelombang:

x=a. Jadi, secara kuantum elektron dapat menerobos potensial


penghalang meskipun energinya lebih kecil daripada potensial
penghalang. Fenomena inilah yang disebut sebagai efek terobosan
(tunnel effect).

29
4.3 Sumur Potensial Persegi Tak Terhingga ( KOTAK POTENSIAL )

Dengan syarat batas di x=a diperoleh

30
4.4 Sumur Potensial Persegi Terhingga

31
Jelas bahwa meskipun potensial yang dialami elektron itu
terhingga, namun karenaE<Vo, energinya tetap diskrit. Keadaan
energi yang diskrit itu merupakan ciri dari partikel yang terikat
dalam sumur potensial. Karena potensial itu berhingga, fungsi-
fungsi eigen mempunyai ekor berbentuk eksponensial menurun
di luar sumur. Artinya, elektron masih mempunyai peluang
berada di luar sumur. Hal ini tidak mungkin secara klasik.

Quantum well, quantum dot, quantum wire adalah


pengembangan dari kasus ini dalam riset-riset laser dan optik.

32
4.5. Sumur Potensial Dengan salah satu Dinding V =~

Di x=0, potensial itu ∞ sehingga elektron tidak mungkin berada di daerah


x<0. Bagaimanakah energi dan fungsi gelombang elektron jika E<0? Di
dalam daerah 0<x<a, persamaan Schrödinger adalah:

Persamaan Schrödinger di daerah x>a adalah:

33
Dari kedua persamaan ini diperoleh grafik berikut:

4.6 Osilator Harmonis Sederhana

Dalam mekanika klasik, osilator harmonis sederhana adalah benda yang


bergerak osilasi dengan simpangan kecil dalam pengaruh gaya
konservatif:

m adalah massa, dan ω adalah 2π x frekuensi; gerak osilasi berbentuk


sinusoida

34
Jadi, secara klasik osilator memiliki energi tunggal.

Bagaimana pandangan fisika kuantum? Persamaan Schrödinger


untuk suatu partikel berosilasi adalah:

Persamaan ini dapat diselesaikan dalam dua tahap.

Tahap pertama: untuk z yang besar c dapat diabaikan: (appr. Asimtotik)

Tahap berikutnya, nyatakan fungsi lengkap seperti:

35
Persamaan Schrodinger menjadi:

merupakan persamaan diferensial Hermite. Solusinya adalah polinom


Hermite sebagai berikut:

sehingga fungsi-fungsi eigen (keadaan) adalah:

di mana adalah faktor normalisasi dan n merupakan bilangan kuantum .

Contoh fungsi-fungsi keadaan:

Terlihat bahwa, karena partikel terperangkap dalam potensial V, maka


energinya diskrit. Frekuensi osilator lebih kurang sama dengan frekuensi
bunyi; oleh sebab itu, ω h disebut fonon. Jadi, fungsi keadaan ψn
dikatakan mengandung n buah fonon.

36
Sifat-sifat penting polinom Hermite:

Dengan sifat-sifat di atas, diperoleh sifat-sifat fungsi keadaan:

Contoh:

1. Hitunglah gaya pegas rata-rata.

2. Hitunglah harga rata-rata energi potensial.

37
3. Hitunglah harga rata-rata energi kinetik

38
BAB 5

ATOM HIDROGEN DAN SEJENISNYA

Karena potensial ini bersifat sentral maka perlu dilakukan transformasi ke


koordinat bola, yakni

1   2   1     1  2 
2   r   2  sin    2  
r r 
2
r  r sin      r sin 2   
2

dan dari pers. (di atas), dapat dituliskan fungsi gelombang untuk atom hidrogen spserti
berikut

1   2   1     1   2  2m
 r   2  sin    2     E  V   0
r 2
r  r  r sin      r sin 
2
 
2
 2

(5.1)

Pemisahan peubah

  r ,  ,    R  r        
 R      2  2
  ;  R ;  R ;  R
r r      2  2

39
1   2 R  1     1   2 
 2   r    2  R sin    2  R  (5.2)
r r 
2
r  r sin      r sin 2    2 

Masukkan pers. (5.2) ke dalam pers. (5.1), dengan merubah turunan parsial menjadi turunan
biasa, karena fungsi R, ,dan  masing-masing hanya bergantung pada peubah r, , dan 
yang tidak saling terkait. Kemudian kalikan seluruh suku dalam persamaan dengan

r 2

sin 2  /  R  , sehingga diperoleh persamaan berikut.

sin 2  d  2 dR  sin  d  d  1  d 2   2mr 2 sin 2 


 r    sin        E V   0
R dr  dr   d  d    d 2  2

atau

sin 2  d  2 dR  sin  d  d  2mr 2 sin 2  1  d 2 


 r    sin     E  V      (5.3)
R dr  dr   d  d  2   d 2 

Ruas kiri dan ruas kanan pada pers. (5.3) merupakan fungsi dari peubah yang berbeda, oleh
sebab itu hanya benar bila kedua ruas sama dengan tetapan yang sama, sebut saja ml2,
sehingga diperoleh

1  d 2   d 2 
    m 2
atau    ml2   0 (5.4)
  d 2  2 
l
 d  

Penyelesaian lebih lanjut dari pers. (5.4) diperoleh

ml  0,  1,  2,  3, ..............  l

Tetapan ml selanjutnya disebut bilangan kuantum magnetik.

sin 2  d  2 dR  sin  d  d  2mr 2 sin 2 


 r    sin     E  V   ml2 (5.5)
R dr  dr   d  d  2

seluruh suku pada pers.(5.5) dibagi dengan sin 2  , kemudian suku-suku yang mengandung
peubah yang berbeda dipisahkan ke dalam ruas yang berbeda pula, sehingga diperoleh

1 d  2 dR  2mr 2 ml2 1 d  d 
 r    E  V     sin   (5.6)
R dr  dr   2
sin   sin  d 
2
d 

Pers. (5.6) hanya benar bila kedua ruas sama dengan tetapan yang sama, tertapan ini
dipilih= l  l  1

40
1 d  2 dR  2mr 2
 r   2  E  V   l  l  1 (5.7)
R dr  dr  

ml2 1 d  d 
  sin    l  l  1 (5.8)
sin   sin  d 
2
d 

Penyelesaian lebih lanjut dari pers. (5.7) diperoleh

me 4 1
En   (5.9)
32  0  n 2
2

Pers. (5.9) menyatakan tenaga elektron dalam atom hidrogen di suatu keadaan yang hanya
bergantung pada nilai n. Tetapan n selanjutnya disebut bilangan kuantum utama.

Dari penyelesaian pers. (5.8), diperoleh nilai l yang mungkin yaitu =

ml , ml +1, ml +2, ……………..

Jika nilai n ditentukan terlebih dahulu, maka l dan ml dapat dituliskan sebagai berikut

n = 1, 2, 3, …………………………………..

l = 0, 1, 2, ………………………………, (n-1)

ml.= -l, -(l+1), -(l+2), -(l+3), …..0, …………+l

Tabel 6.1: Beberapa Fungsi Gelombang Atom Hidrogen

n l ml  ( ) ( ) R (r )

1 0 0 1 1 2
e  r 'a 0
2 2
a03 / 2

2 0 0
(2  ar0 )e  r / 2a0
1 1
1
2 2
( 2 a0 ) 3 / 2

2 1 0 cos  e  r / 2 a0
1 6 1 r
2 2
3 ( 2 a0 ) 3 / 2 a0

2 1 1 1
2
e  i 3
sin  1 r
e  r / 2 a0
2
3 ( 2 a0 ) 3 / 2 a0

5.2. Interpretasi Bilangan Kuantum

41
Penyelesaian pesamaan Schrödinger untuk atom hidrogen menampilkan bilangan-
bilangan bulat n, l, dan ml . Bilangan-bilangan ini muncul karena dipersyaratkan bahwa
penyelesaian pesamaan Schrödinger tersebut harus merupakan fungsi berperilaku baik,
artinya berharga tunggal, malar, berhingga untuk seluruh ruangan baik untuk fungsi itu
sendiri maupun turunannya.

Apabila perangkat bilangan kuantum ( n, l, dan ml ) diketahui, maka akan diketahui


pula keadaan sistem atom, atau keadaan kuantisasinya.

1. Bilangan Kuantum Utama

Bilangan kuantum utama ( n ) mencirikan kuantisasi tenaga total sistem atom.

me 4 1
En  
32  0  n 2
2

Dalam gambaran fisikanya, bilangan kuantum ini berkaitan dengan “jarak” elektron dari
intinya (jarak dalam tanda petik mengandung pengertian statistik)

2. Bilangan Kuantum Orbital

Interpretasi bilangan kuantum orbital (l) dapat dilakukan dengan melakukan tinjauan

e2
pada pers. (6-8), dan memasukkan nilai V  
4 0 r

1 d  2 dR  2mr 2  e2 
seperti brikut  r   2  E    l  l  1 , kemudian ruas kanan dan kiri
R dr  dr    4 0 r 

R
dikalikan dengan sehingga menjadi
r2

1 d  2 dR  2m  e2  R
 r   2 
 E   R  l  l  1 2
2
r dr  dr    4 0 r  r

1 d  2 dR   l  l  1 2m  e2  
atau  r       E    R0
r 2 dr  dr   r2  2  4 0 r  

e2
Tenaga total: E  Tradial  Torbital  , sehingga persamaan di atas menjadi
4 0 r

42
1 d  2 dR   l  l  1 2m 
2  r     2  2  Tradial  Torbital   R  0
r dr  dr   r  

1 d  2 dR  2m   2 l  l  1 
 r   T
 radial  Torbital   R  0 (5.10)
r 2 dr  dr  2  2mr 2 

Pers. (5.10) berkaitan dengan arah radial dari gerak elektron dalam atom, dan
seharusnya tidak ada hubungannya dengan gerak orbital. Hal ini terpenuhi apabila dua
suku terakhir dari persamaan yang berada dalam kurung kotak saling meniadakan,
sehingga persamaan deferensial tersebut hanya bergantung pada r saja. Untuk itu
harus dipenuhi

 2 l  l  1 
Torbital    2
l  l  1  mrv  2

2mr 2    2 mvorbital 
1 2 orbital
2
Torbital  12 mv  2 2 mr 2mr 2

mrv orbital  L yang disebut pusa sudut

 2 l  l  1 L
2
 2
 L   2 l  l  1
2mr 2mr

sehingga besarnya pusa sudut elektron dapat dinyatakan sebagai

L l  l  1  2 (5.11)

Pers. (5.11) menunjukkan bahwa bilangan kuantum orbital (l) berkatitan dengan
besarnya pusa sudut elektron dalam atom.

Untuk suatu bilangan kuantum utama n, nilai l yang diperbolehkan adalah: l= 0, 1, 2,


………………..(n-1)

3 Bilangan Kuantum Magnetik

Bilangan kuantum magnetal ml sangan dekat kaitannya dengan bilangan kuantum


orbital. Untuk suatu bilangan kuantum orbital l, bilangan kuantum magnetal memiliki
nilai ml= -l, -(l-1), -(l-2), ……0, +l.

Menurut tinjauan mekanika kuantum, komponen vektor pusa sudut orbital L pada arah
tertentu (diambil pada arah sumbu Z), tidak dapat memiliki sembarang nilai melainkan
terkuantisasi dalam kelipatan bulat dari .

43
LZ  L cos   ml  (5.12)

Dengan terkuantisasinya nilai LZ, maka orientasi vektor Lterkuantisasi dalam ruang,
dengan aturan kuantisasi ruang

ml
cos 
l  l  1

 2 l  2; L  6


 L
LZ 



 2

Gambar 6.1 Kuantisasi ruang dari vektor L

5.3. Aturan Seleksi

Kementakan peralihan per satuan waktu dari suatu keadaan awal dengan fungsi
gelombang I ke suatu keadaan akhir dengan fungsi gelombang f adalah sebanding
dengan faktor

A   i * xidv i ; xi dapat berupa x, y, atau z

Untuk keadaan awal dicirikan dengan n, l, dan ml , serta keadaan akhir dicirikan dengan n’, l’,
dan ml’ maka

A   nlm
*
l
xi n 'l 'ml ' dv (5.13)

Jika faktor di atas  0 , disebut peralihan yang diperbolehkan, dan jika =0 disebut peralihan
terlarang.

44
Dengan mengganti fungsi gelombang  untuk atom hidrogen pada pers. (5.13),
diperoleh bahwa peralihan diperbolehkan terjadi apabila

l  1, dan ml  1 atau 0 (5.14)

Syarat peralihan seperti tersebut di atas dinamakan aturan seleksi.

5.4. Efek Zeeman Normal

Efek Zeeman normal adalah terpecahnya garis spektral akibat pengaruh medan
magnet luar yang kuat.
Elektron bermuatan listrik negatif bergerak dalam lintasan tertutup dapat dipandang
sebagai untai arus listrik tertutup. Dengan demikian kofigurasi medan magnetnya dapat
dipandang sebagai magnet permanen kecil yang memiliki dwikutub magnet ()

  iA (5.15)

Dimisalkan gerak elektron dalam lintasan lingkaran dengan laju v, jejari r, dan waktu edar T,
maka

e e ev
i  
T  2r v  2r
A  r 2 ; dan L  mvr

ev e
 xr 2   xmvr
2r 2m

e
 L (5.16)
2m

e
 disebut tetapan giromagnet
2m
  
Dalam medan magnet luar B dengan sudut antara  dan B adalah  , perubahan
tenaga potensial akibat interaksi adalah

 e
E    .B   B cos   BL cos 
2m

dan L cos   LZ  ml 

45
e
E  ml B (5.17)
2m

e
nilai =9,273x10-24 J.T-1, disebut magneton Bohr (B)
2m

e
 B  B
2m

+3

+2 +2

+1 +1 +1

E 0 0 0 0

-1 -1 -1

Gambar 6.2 Pemecahan aras tenaga karena medan magnet

Dengan demikian untuk suatu keadaan dengan bilangan kuantum n yang sama, mula-

mula memiliki satu aras tenaga En. Dengan adanya medan magnet luar B , terjadilah
pemecahan aras tenaga sebanyak (2l+1) pada masing-masing nilai l yang bersesuaian

Syarat peralihan harus memenuhi aturan seleksi sebagai berikut

l  1, dan ml  0 atau  1

BAB 6

MOMENTUM SUDUT ELEKTRON TUNGGAL

6.1 Operator Momentum Sudut

46
Dalam mekanika klasik, momentum sudut suatu partikel merupakan
perkalian vektor

posisi dan vektor momentum,

Komponen-komponennya merupakan operator-operator dari partikel


tersebut:

Selain itu, momentum kuadrat adalah operator juga:

Dalam koordinat bola berlaku hubungan berikut:

47
6.2 Komponen-z

48
6.3 Momentum Sudut Total

Persamaan ini identik dengan persamaan Legendre terasosiasi dengan:

49
yang biasa disebut fungsi harmonik bola (spherical
harmonics).

Tiga sifat penting dari fungsi ini adalah

Beberapa contoh fungsi harmonik bola adalah

50
Persamaan-persamaan di atas menunjukkan kuantisasi momentum sudut.

Dalam pembentukan molekul dari beberapa atom, ikatan antar atom


berlangsung

melalui orbital-orbital tersebut di atas.

51
BAB 7

TEORI GANGGUAN TAK BERGANTUNG WAKTU

Dalam banyak masalah meskipun Hamiltonian sistem sudah


diketahui,

persamaan itu tidak bisa diselesaikan, misalnya karena adanya interaksi

elektron-elektron atau karena adanya medan luar. Untuk masalah seperti


itu

harus digunakan teori gangguan.

7.1 Gangguan pada Sistem Tak Berdegenerasi

52
53
54
55
7.2 Efek Stark

Pengaruh medan listrik statik terhadap tingkat-tingkat energi suatu


atom

disebut efek Stark.

Atom hidrogen ditempatkan dalam medan listrik statis F yang diandaikan


sejajar sumbu-z. Interaksi elektron dengan medan itu adalah:

56
57

Anda mungkin juga menyukai