Kimia Kuantum IPB
Kimia Kuantum IPB
FISIKA KUANTUM
(3 SKS)
Rombel : 01
Semester Gaenap
Disusun oleh :
Mosik
1
BAB 1
PENDAHULUAN
2
Wien (1893): panjang gelombang di mana rapat energi radiasi maksimum
berbanding lurus dengan 1/T. λmaxT=konstan; disebut hukum pergeseran
Wien
3
Inilah rumusan Raleigh-Jeans, yang ternyata hanya berlaku pada panjang
gelombang yang besar.
4
Persamaan dapat diungkapkan dalam λ sebagai berikut:
5
Dalam pengamatan ternyata:
(i) untuk suatu jenis logam ada frekuensi cahaya minimal yang
dapat melepaskan elektron, dan
. Pada efek fotolistrik suatu elektron meyerap sepenuhnya tenaga sebuah foton
yang sebagian digunakan untuk lepas dari ikatannya, dan sebagaian lagi digunakan
6
untuk tenaga gerak.
h E k W .
h Eˆ k W0
dalam ujikaji dari Millikan Ê k dapat ditentukan yaitu sama dengan eV0 sehingga
h eV0 W0
W0
e
Jadi hipotesis Einstein tentang teori kuantum cahaya yang dikemukakan pada
tahun 1905 dapat menerangkan fakta-fakta eksperimental yang berkaitan dengan
efek fotolistrik.
Tabel 2.1
FUNGSI KERJA UNTUK BEBERAPA BAHAN LOGAM
7
Hasil-hasil eksperimen interferensi dan difraksi membuktikan bahwa teori
tentang cahaya sebagai gelombang telah mantap pada penghujung abad
19, terlebih lagi karena keberhasilan teori elektromagnetik Maxwell.
8
Arthur H. Compton (1892-1962, warga Amerika
Serikat). Penelitiannya dengan hamburan sinar-X membuktikan kebe-naran teori foton
Einstein. Penerima hadiah Nobel tahun 1927 ini juga merintis penelitian dengan sinar-X dan
sinar kosmik. Selama perang dunia dua, mempimpin proyak penelitian bom atom AS
elektron bebas.
9
λ’>λ jadi energi foton terhambur (E’) lebih kecil daripada energi foton
datang (E).
Louis de Broglie :
10
Kecepatan fasa:
11
Dengan rumusan empiris ini, Lyman menemukan deret ultraviolet untuk
m=1, n=2, 3, 4, … dan Paschen menemukan deret inframerah untuk m=3,
n=4, 5, 6, Bagaimana sebenarnya struktur atom?
BAB 2
2.1 Operator
^
hanya jika operator tersebut dioperasikan terhadap suatu fungsi.
A
^
Contoh : A 1
x
^
A f ( x) (1 ) f ( x)
x
^
A f ( x) f ( x) f ( x )
x
12
^
jika A f ( x ) x
x
^
A f ( x) x. f ( x)
x
^
A f ( x) x f ( x) f ( x ) x
x x
^
A f ( x) x f ( x) f ( x )
x
^
A x 1
x
Komutator:
Dua buah operator yang komut satu sama lain, mempunyai fungsi eigen
yang sama.
13
2.2 Operator Fisis, Fungsi eigen dan nilai eigen
Operator posisi
^
Operator posisi
xx
Operator momentum:
14
Operator energi total
2. Setiap nilai eigen dari suatu operator berkaitan dengan suatu fungsi
eigen; nilai eigen adalah ril.
15
Untuk konstanta C dan D diperlukan syarat batas, misalnya untuk fungsi di
atas, pada x=0, dan x=L dengan L adalah panjang kawat. Andaikan,
untuk x=0, ψ(0)=0 maka D=0,
16
BAB 3
PERSAMAAN SCHRODINGER
17
Misalkan ψ(x,t) adalah fungsi gelombang partikel, maka persamaan
gelombang:
18
Dalam bahasa matematik, E adalah harga eigen dari operator H dengan
fungsi
Persamaan Kontinuitas
19
Persamaan kontinuitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam aliran
partikel flux arus bersifat konstan atau tidak. Jika terjadi terjadi perubahan
flux arus di tempat yang berbeda dalam suatu aliran partikel berarti terjadi
kebocoran dalam aliran tersebut. Persamaan kontinuitas diturunkan dari
persamaan Schrodinger yang bergantung waktu. Persamaan tersebut
dapat ditulis sebagai berikut :
2
i ( / 2m) 2 V , dengan konyugate komplexnya :
2
t x
* 2 *
i ( 2 / 2 m ) V * . Jika masing masing persamaan dikalikan * dan
t x 2
* 2 * * 2 *
i ( 2 / 2 m) V *
dan i ( 2
/ 2 m ) V * .
t x 2
t x 2
*
t
*
x i 2m
*
x
x
Dimana
t
* t
Px ,t 0
*
j ( x ,t ) * 0
i 2 m x x
Jadi
Px ,t j x ,t
t x
~ ~
t ~
Px ,t dx
x ~
j x ,t dx 0
b b
t a
Px ,t dx
x a
j x ,t dx
20
b
t
a
Px ,t dx j ( a ,t ) j ( b ,t )
• tidak sama dengan nol dan bernilai tunggal, artinya untuk suatu harga x,
ψ(x)
21
Jadi secara lengkap fungsi yang dinormalisasi adalah
22
Untuk memudahkan penulisan, fungsi-fungsi dituliskan dalam ket
seperti
Ortogonalisasi Schmidt
23
Secara matematik, operator yang memenuhi persamaan di atas disebut
operator hermitian.
24
25
BAB 4
2 ( x ) 2m( E V )
( x) 0
x 2
2
2 m( E V )
jika... = k2
2
2 ( x )
Maka k 2 ( x ) 0
x 2
( x ) Ce Kx De Kx , jika...K 2 bernilai...negatip
26
Kerapatan peluang elektron di x>0 dapat dihitung dengan menggunakan
ψ2(x):
28
Dengan mengeliminasi C dan D, akan diperoleh:
29
4.3 Sumur Potensial Persegi Tak Terhingga ( KOTAK POTENSIAL )
30
4.4 Sumur Potensial Persegi Terhingga
31
Jelas bahwa meskipun potensial yang dialami elektron itu
terhingga, namun karenaE<Vo, energinya tetap diskrit. Keadaan
energi yang diskrit itu merupakan ciri dari partikel yang terikat
dalam sumur potensial. Karena potensial itu berhingga, fungsi-
fungsi eigen mempunyai ekor berbentuk eksponensial menurun
di luar sumur. Artinya, elektron masih mempunyai peluang
berada di luar sumur. Hal ini tidak mungkin secara klasik.
32
4.5. Sumur Potensial Dengan salah satu Dinding V =~
33
Dari kedua persamaan ini diperoleh grafik berikut:
34
Jadi, secara klasik osilator memiliki energi tunggal.
35
Persamaan Schrodinger menjadi:
36
Sifat-sifat penting polinom Hermite:
Contoh:
37
3. Hitunglah harga rata-rata energi kinetik
38
BAB 5
1 2 1 1 2
2 r 2 sin 2
r r
2
r r sin r sin 2
2
dan dari pers. (di atas), dapat dituliskan fungsi gelombang untuk atom hidrogen spserti
berikut
1 2 1 1 2 2m
r 2 sin 2 E V 0
r 2
r r r sin r sin
2
2
2
(5.1)
Pemisahan peubah
r , , R r
R 2 2
; R ; R ; R
r r 2 2
39
1 2 R 1 1 2
2 r 2 R sin 2 R (5.2)
r r
2
r r sin r sin 2 2
Masukkan pers. (5.2) ke dalam pers. (5.1), dengan merubah turunan parsial menjadi turunan
biasa, karena fungsi R, ,dan masing-masing hanya bergantung pada peubah r, , dan
yang tidak saling terkait. Kemudian kalikan seluruh suku dalam persamaan dengan
r 2
sin 2 / R , sehingga diperoleh persamaan berikut.
atau
Ruas kiri dan ruas kanan pada pers. (5.3) merupakan fungsi dari peubah yang berbeda, oleh
sebab itu hanya benar bila kedua ruas sama dengan tetapan yang sama, sebut saja ml2,
sehingga diperoleh
1 d 2 d 2
m 2
atau ml2 0 (5.4)
d 2 2
l
d
ml 0, 1, 2, 3, .............. l
seluruh suku pada pers.(5.5) dibagi dengan sin 2 , kemudian suku-suku yang mengandung
peubah yang berbeda dipisahkan ke dalam ruas yang berbeda pula, sehingga diperoleh
1 d 2 dR 2mr 2 ml2 1 d d
r E V sin (5.6)
R dr dr 2
sin sin d
2
d
Pers. (5.6) hanya benar bila kedua ruas sama dengan tetapan yang sama, tertapan ini
dipilih= l l 1
40
1 d 2 dR 2mr 2
r 2 E V l l 1 (5.7)
R dr dr
ml2 1 d d
sin l l 1 (5.8)
sin sin d
2
d
me 4 1
En (5.9)
32 0 n 2
2
Pers. (5.9) menyatakan tenaga elektron dalam atom hidrogen di suatu keadaan yang hanya
bergantung pada nilai n. Tetapan n selanjutnya disebut bilangan kuantum utama.
Jika nilai n ditentukan terlebih dahulu, maka l dan ml dapat dituliskan sebagai berikut
n = 1, 2, 3, …………………………………..
l = 0, 1, 2, ………………………………, (n-1)
n l ml ( ) ( ) R (r )
1 0 0 1 1 2
e r 'a 0
2 2
a03 / 2
2 0 0
(2 ar0 )e r / 2a0
1 1
1
2 2
( 2 a0 ) 3 / 2
2 1 0 cos e r / 2 a0
1 6 1 r
2 2
3 ( 2 a0 ) 3 / 2 a0
2 1 1 1
2
e i 3
sin 1 r
e r / 2 a0
2
3 ( 2 a0 ) 3 / 2 a0
41
Penyelesaian pesamaan Schrödinger untuk atom hidrogen menampilkan bilangan-
bilangan bulat n, l, dan ml . Bilangan-bilangan ini muncul karena dipersyaratkan bahwa
penyelesaian pesamaan Schrödinger tersebut harus merupakan fungsi berperilaku baik,
artinya berharga tunggal, malar, berhingga untuk seluruh ruangan baik untuk fungsi itu
sendiri maupun turunannya.
me 4 1
En
32 0 n 2
2
Dalam gambaran fisikanya, bilangan kuantum ini berkaitan dengan “jarak” elektron dari
intinya (jarak dalam tanda petik mengandung pengertian statistik)
Interpretasi bilangan kuantum orbital (l) dapat dilakukan dengan melakukan tinjauan
e2
pada pers. (6-8), dan memasukkan nilai V
4 0 r
1 d 2 dR 2mr 2 e2
seperti brikut r 2 E l l 1 , kemudian ruas kanan dan kiri
R dr dr 4 0 r
R
dikalikan dengan sehingga menjadi
r2
1 d 2 dR 2m e2 R
r 2
E R l l 1 2
2
r dr dr 4 0 r r
1 d 2 dR l l 1 2m e2
atau r E R0
r 2 dr dr r2 2 4 0 r
e2
Tenaga total: E Tradial Torbital , sehingga persamaan di atas menjadi
4 0 r
42
1 d 2 dR l l 1 2m
2 r 2 2 Tradial Torbital R 0
r dr dr r
1 d 2 dR 2m 2 l l 1
r T
radial Torbital R 0 (5.10)
r 2 dr dr 2 2mr 2
Pers. (5.10) berkaitan dengan arah radial dari gerak elektron dalam atom, dan
seharusnya tidak ada hubungannya dengan gerak orbital. Hal ini terpenuhi apabila dua
suku terakhir dari persamaan yang berada dalam kurung kotak saling meniadakan,
sehingga persamaan deferensial tersebut hanya bergantung pada r saja. Untuk itu
harus dipenuhi
2 l l 1
Torbital 2
l l 1 mrv 2
2mr 2 2 mvorbital
1 2 orbital
2
Torbital 12 mv 2 2 mr 2mr 2
2 l l 1 L
2
2
L 2 l l 1
2mr 2mr
L l l 1 2 (5.11)
Pers. (5.11) menunjukkan bahwa bilangan kuantum orbital (l) berkatitan dengan
besarnya pusa sudut elektron dalam atom.
Menurut tinjauan mekanika kuantum, komponen vektor pusa sudut orbital L pada arah
tertentu (diambil pada arah sumbu Z), tidak dapat memiliki sembarang nilai melainkan
terkuantisasi dalam kelipatan bulat dari .
43
LZ L cos ml (5.12)
Dengan terkuantisasinya nilai LZ, maka orientasi vektor Lterkuantisasi dalam ruang,
dengan aturan kuantisasi ruang
ml
cos
l l 1
2 l 2; L 6
L
LZ
2
Kementakan peralihan per satuan waktu dari suatu keadaan awal dengan fungsi
gelombang I ke suatu keadaan akhir dengan fungsi gelombang f adalah sebanding
dengan faktor
Untuk keadaan awal dicirikan dengan n, l, dan ml , serta keadaan akhir dicirikan dengan n’, l’,
dan ml’ maka
A nlm
*
l
xi n 'l 'ml ' dv (5.13)
Jika faktor di atas 0 , disebut peralihan yang diperbolehkan, dan jika =0 disebut peralihan
terlarang.
44
Dengan mengganti fungsi gelombang untuk atom hidrogen pada pers. (5.13),
diperoleh bahwa peralihan diperbolehkan terjadi apabila
Efek Zeeman normal adalah terpecahnya garis spektral akibat pengaruh medan
magnet luar yang kuat.
Elektron bermuatan listrik negatif bergerak dalam lintasan tertutup dapat dipandang
sebagai untai arus listrik tertutup. Dengan demikian kofigurasi medan magnetnya dapat
dipandang sebagai magnet permanen kecil yang memiliki dwikutub magnet ()
iA (5.15)
Dimisalkan gerak elektron dalam lintasan lingkaran dengan laju v, jejari r, dan waktu edar T,
maka
e e ev
i
T 2r v 2r
A r 2 ; dan L mvr
ev e
xr 2 xmvr
2r 2m
e
L (5.16)
2m
e
disebut tetapan giromagnet
2m
Dalam medan magnet luar B dengan sudut antara dan B adalah , perubahan
tenaga potensial akibat interaksi adalah
e
E .B B cos BL cos
2m
dan L cos LZ ml
45
e
E ml B (5.17)
2m
e
nilai =9,273x10-24 J.T-1, disebut magneton Bohr (B)
2m
e
B B
2m
+3
+2 +2
+1 +1 +1
E 0 0 0 0
-1 -1 -1
Dengan demikian untuk suatu keadaan dengan bilangan kuantum n yang sama, mula-
mula memiliki satu aras tenaga En. Dengan adanya medan magnet luar B , terjadilah
pemecahan aras tenaga sebanyak (2l+1) pada masing-masing nilai l yang bersesuaian
BAB 6
46
Dalam mekanika klasik, momentum sudut suatu partikel merupakan
perkalian vektor
47
6.2 Komponen-z
48
6.3 Momentum Sudut Total
49
yang biasa disebut fungsi harmonik bola (spherical
harmonics).
50
Persamaan-persamaan di atas menunjukkan kuantisasi momentum sudut.
51
BAB 7
52
53
54
55
7.2 Efek Stark
56
57