Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KESEHATAN MASAYARAKAT


Childress et al. (2002) kesehatan masyarakat adalah, terutama yang
bersangkutan dengan kesehatan seluruh penduduk, bukan kesehatan individu. Bagian-
bagian itu termasuk penekanan pada promosi kesehatan dan pencegahan penyakit dan
kecacatan,, pengumpulan dan penggunaan data epidemilogical, survey populasi, dan
bentuk lain dari assesment kuantitatif empiris, dan sebuah pengakuan sifat
multidimensi faktor penentu kesehatan serta fokus pada interaksi yang kompleks dari
banyak factor yakni biology, perilaku, sosial dan lingkungan dalam mengembangkan
intervensi yang efektif.
Menurut Winslow, yang di maksud dengan Ilmu Kesehatan Masyarakat adalah
suatu ilmu dan keterampilan untuk mencegah penyakit, memperpanjang masa hidup,
memelihara kesehatan jasmani dan rohani dengan jalan usaha masyarakat yang
terorganisir untuk penyehatan lingkungan, pemberantasan penyakit menular,
pendidikan setiap orang dalam prinsip-prinsip kesehatan perorangan.
Kesehatan Masyarakat menurut Undang Undang RI Nomor 36 tahun 2009
adalah kesehatan sehat, baik secarafisik, mental, spiritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secarasosial dan ekonomis.
Jadi kesehatan masyarakat adalah suatu kelompok masyarakat untuk selalu
berada dalam keadaansejahtera baik badan, jiwa sosial serta hidup produktif dilihat dari
segi sosial dan ekonomis.
Dapat juga kesehatan masyarakat merupakan kombinasi antara teori (ilmu) dan
praktik (seni) yang bertujuan untuk mencegah penyakit, memperpena yang hidup dan
meningkatkan penduduk (masyarakat).

2.2 PENGERTIAN KELOMPOK KHUSUS


Kelompok khusus adalah masyarakat atau individu yang karena keadaan fisik,
mental, maupun sosialnya budaya dan ekonominya perlu mendapatkan bantuan,
bimbingan dan pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan, karena ketidakmampuan
dan ketidaktahuan mereka dalam memelihara kesehatan dan keperawatan terhadap
dirinya sendiri (Nasrul Effendy: 1998)
Sekelompok masyarakat atau individu yang karena keadaan fisik, mental maupun
social budaya dan ekonominya perlu mendapatkan bantuan, bimbingan dan pelayanan
kesehatan dan asuhan keperawatan, karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan mereka

dalam memelihara kesehatan dan keperawatan terhadap dirinya sendiri.

Kelompok khusus adalah masyarakat atau individu yang karena keadaan fisik,
mental, maupun sosialnya budaya dan ekonominya perlu mendapatkan bantuan,
bimbingan dan pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan, karena ketidakmampuan
dan ketidaktahuan mereka dalam memelihara kesehatan dan keperawatan terhadap
dirinya sendiri (Nasrul Effendy: 1998)
Menurut Nasrul Effendy (1998) Kerawatan kelompok khusus adalah suatu upaya
dibidang keperawatan kesehatan masyarakat yang ditunjukkan kepada kelompok-
kelompok individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan
kesehatan dan kesehatan serta rawan terhadap masalah tersebut, yang dilaksanakan
secara terorganisasi dengan tujuan meningkatkan kemampuan kelompok dan derajat
kesehatannya, mengutamakan upaya promotif dan preventif dengan tidak melupakan
upaya kuratif dan rehabilitative, yang ditujukan kepada mereka yang tinggal dipanti
dan kepada kelompok-kelompok yang ada di masyarakat, diberikan oleh tenaga
keperawatan dengan pendekatan pemecahan masalah melalui proses keperawatan.
Pelayanan kelompok khusus di masyarakat, dilakukan melalui kelompok-kelompok
yang terorganisir dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat, melalui
pembentukan kader kesehatan diantara kelompok tersebut, yang telah mendapatkan
pendidikan dan pelatihan oleh puskesmas, yang telah berjalan dewasa ini kita kenal
dengan sebutan Dasa Wisma, KPKIA (Kelompok Persepuluhan Kesehatan Ibu dan
Anak). Disamping itu lahan pembinaan kelompok-kelompok khusus di masyarakat
dapat dilakukan melalui Posyandu terhadap kelompok ibu hamil, bayi dan anak balita,
dan kelompok- kelompok lainnya yang mungkin dapat dilakukan.
2.3 CIRI KELOMPOK KHUSUS
1. Menurut Soerjono Soekato, suatu himpunan manusia atau yang dikatan
sebagai kelompok sosial memiliki ciri kurang lebih sebagai berikut :
2. Setiap anggota kelompok harus memiliki kesadaran bahwa ia adalah sebagian
dari kelompok yang bersangkutan.
3. Adanya hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang
lainnya.
4. Ada suatu faktor yang dimiliki bersama, sehingga hubungan antara mereka
bertambah erat, misalnya: nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan
yang sama, ideologi politik yang sama, dan lain-lain.
5. Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku.
6. Bersistem dan berproses.
7. Memiliki struktur sosial sehingga kelangsungan hidup kelompok tergantung
pada kesungguhan anggotannya dalam melaksanakan perannya
8. Memiliki norma-norma yang mengatur hubungan diantara para anggotanya
9. Memiliki kepentingan bersama.

2.4 KEKUATAN KELOMPOK


1. Pengertian
Kekuatan kelompok (Teamwork) berarti kemampuan bekerjasama untuk
menuju satu visi yang sama dan hal ini hanya akan terbangun jika setiap individu
dan unit kerja di dalam perusahaan menyadari bahwa mereka tidak mungkin
mampu mencapai tujuan perusahaan secara sendiri-sendiri.
2. Berikut poin-poin teamwork yang baik:
a. Teamwork adalah kerjasama dlm tim yang biasanya dibentuk dari beragam
divisi dan kepentingan.
b. Sama-sama bekerja bukanlah teamwork, itu adalah kerja individual.
c. Filosofi teamwork: ‘saya mengerjakan apa yang Anda tidak bisa dan Anda
mengerjakan apa yang saya tidak bisa.
d. Ketika berada dalam teamwork, segala ego pribadi, sektoral, deparmen
harusdisingkirkan.
e. Dalam teamwork yang dikejar untuk dicapai adalah target bersama, bukan
individual.
f. Keragaman individu dalam teamwork memang sebuah nilai plus namun bisa
menjadi minus jika tidak ada saling pengertian.
g. Saling pengertian terhadap karakter masing-masing anggota team akan
menjadi modal sukses bersama.
h. Jika setiap orang bekerjasama via bidang masing-masing, target korporasi
pasti akan segera terealisasi.
i. Individu yang egois mengejar target pribadi akan menghambat keberhasilan
team. Bayangkan jika si A mengejar target A & si B mengejar target B, lalu
target bersama bermuara kemana?
j. Keahlian masing-masing sungguh menjadi anugerah dalam teamwork yang
akan mempercepat proses pencapaian target.
k. Kendalikan ego dan emosi saat bersama agar pergesekan tidak berujung pada
pemboikotan kerjasama.
l. Dengan pemahaman yang tinggi soal karakter individu dalam team, realisasi
target tidak perlu waktu yang lama.
m. Ingatlah selalu bahwa: ‘teamwork makes the dream work’.
3. Secara umum, dibutuhkan beberapa syarat untuk membangun teamwork yang
solid
1) Tidak bersikap individualistis.
2) Berkontribusi.
3) Bersikap fleksibel.
4) Komunikasi.
5) Komitmen.
6) Kepercayaan dan Saling Menghargai.
7) Patuh kepada Pemimpin.
8) Lingkungan yang sportif.

2.5 KONSEP ART RISK PADA KELOMPOK KHUSUS


1. Definisi Resiko / At Risk
Kata Resiko dari bahasa inggris, Risk = Threats – Vulnerabilities – Impact.
Resiko adalah ketidaktentuan (uncertainty) yang mungkin melahirkan peristiwa
kerugian (loss). A. Abas Salim (2007). Resiko merupakan segala sesuatu yang dapat
menyebabkan kerugian. Risiko dalam lingkup epidemiologi memiliki arti bahwa
beberapa orang memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk terkena penyakit
daripada yang lain. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa Risiko adalah
kecenderungan atau kemungkinan mengalami beberapa jenis bahaya atau
kehilangan sesuatu yang berharga.
2. Definisi Populasi Rawan (Vulnerable Populations)
Menurut Sugiyono (2008:115) Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu. ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi adalah seluruh
data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita
tentukan (Margono (2010:118).
Populasi rawan/rentan merupakan kelompok-kelompok sosial yang memiliki
peningkatan risiko yang relatif atau rawan untuk menerima pelayanan kesehatan
(Flaskerud & Winslow, 1994). Jika seseorang/ kelompok dikatakan rawan apabila
mereka berhadapan dengan penyakit, bahaya, atau outcome negatif. Faktor
pencetus dapat berupa genetik, biologis atau psikososial.
Dari uraian diatas menjelaskan bahwa populasi rentan adalah kelompok yang
tidak terintegrasi dengan baik ke dalam sistem pelayanan kesehatan karena etnis,
budaya, ekonomi, geografi, atau kesehatan karakteristik. Isolasi tersebut
menempatkan anggota kelompok berisiko untuk tidak mendapatkan perawatan
medis yang diperlukan, dan dengan demikian merupakan ancaman potensial
terhadap kesehatan mereka. Contoh sering dikutip dari populasi rentan termasuk ras
dan etnis minoritas, orang miskin, imigran gelap pedesaan dan perkotaan, dan
orang-orang dengan cacat atau beberapa kondisi kronis.
3. Kelompok Populasi Rawan/Rentan
Kelompok populasi rawan adalah Bagian dari kelompok populasi yang
memiliki kecenderungan lebih untuk mengalami masalah kesehatan sebagai akibat
dari terpajannya terhadap risiko atau memperoleh hasil dari masalah kesehatan yang
lebih buruk dari kelompok populasi lain secara keseluruhan. Kerentanan adalah
sejauh mana populasi, individu atau organisasi tidak mampu mengantisipasi,
mengatasi, menolak dan pulih dari dampak bencana. (WHO, 2002)
Berikut ini beberapa contoh kelompok individu yang rentan menurut WHO
(2015)
- anak-anak
- wanita hamil,
- orang tua,
- orang-orang yang kekurangan gizi,
- orang-orang yang sakit kerusakan imun (immunocompromised).

Sedangkan keadaan yang berdampak memperparah keadaan rentan


seseorang adalah sebagai berikut:

- terjadi bencana,
- beban penyakit yang berhubungan dengan keadaan darurat,
- kemiskinan
- tunawisma,
- keadaan tempat tinggal yang buruk

Menurut O Connor (1994) kelompok rentan/rawan merupakan sebuah


kelompok tertentu yang mengimplikasikan beberapa orang tertentu lebih
sensitif terhadap faktor resiko dibandingkan dengan yang lain. Kelompok
populasi rawan/rentan tersebut adalah sebagai berikut:

- Poor and homeless person


- Pregnant adolescent
- Migrant workers
- Severaly mentally ill individu
- Substance abusers
- Abuse individuals
- Person with communicable disease and those at risk
- Person who are HIV+/ have Hep B virus & STD
a. Faktor Kondisi Rentan
Kondisi rentan merupakan hasil kombinasi dari akibat keterbatasan sumber-
sumber (fisik, lingkungan, human capital/personal, biopsikososial), kesehatan yang
buruk, dan tingginya faktor risiko (Flaskerud and Winslow, 1998). Berikut ini beberapa
contoh keterbatasan menurut faktornya:
- sumber fisik: kemiskinan, terbatasnya dukungan sosial
- lingkungan: bekerja di lingkungan yang hazardous, orang-orang dengan
penyakit menular atau penyakit infeksi.
- personal: masyarakat dengan pendidikan rendah, pengangguran, tidak
memiliki rumah

Populasi rentan termasuk ekonomi rendah, ras dan etnis minoritas, anak-anak
yang tidak diasuransikan, berpenghasilan rendah, orang tua, tunawisma, orang-orang
dengan human immunodeficiency virus (HIV), dan orang-orang dengan kondisi
kesehatan kronis lainnya. termasuk penduduk pedesaan, yang sering menghadapi
hambatan untuk mengakses layanan kesehatan. (AJMC, 2006).
DAFTAR PUSTAKA

Freeman B Ruth (1961), Public Health Nursing Practice, WB.Sounders Co.London.

Freeman B Ruth (1981),Community Health Nursing Practice, Second Edition,


WB,Saunders Co.London, Philadelphia, Sydney.

https://triputronugroho.wordpress.com/2015/12/26/3-1-karakteristik-
kelompok-pembentukan-kelompok-dan-kekuatan-teamwork / 1 September 2018

http://www.indonesian-publichealth.com/pengertian-kesehatan-masyarakat-2/
1 September 2018

http://muhammadayyubamin.blogspot.com/2013/04/pengertian-kesehatan-
masyarakat.html 1 September 2018

https://sarawet.blogspot.com/2013/04/pengertian-kesehatan-masyarakat.html 1
September 2018

https://www.academia.edu/8278738/Definisi_Kesehatan_Masyarakat 1
September 2018

Kathelen Becman Blomquist et al (1979), Community Health Nursing


Contiuning Education review, Medical Examination Publishing Garden City, New York.

Anda mungkin juga menyukai