Anda di halaman 1dari 23

BAB II

PENDAHULUAN
A. Definisi
Alternatif komplementer telah didefinisikan sebagai teknik pengobatan yang
tujuan adalah untuk membangkitkan penyembuhan, dengan mempertimbangkan
hubungan tubuh-pikiran-jiwa dari setiap individu ( Dossey, 1995 ). Penggunaan kata
'alternatif' menjadi populer pada 1990-an ketika pengobatan holistik dianggap sebagai
bidang yang baru muncul. Kemudian, pengobatan 'alternatif' berarti praktek dan
penyembuhan teknik yang umumnya tidak diajarkan di sekolah kedokteran ( Eisenberg,
dkk, 1993 ), dengan demikian, alternatif pandangan yang berlaku. Selanjutnya,
penggunaan kata 'alternatif' tersirat bahwa teknik-teknik tertentu yang digunakan bukan
dari yang direkomendasikan, perawatan biomedis. Kata 'pelengkap' mendapatkan
popularitas di lapangan menyampaikan gagasan bahwa modalitas atau teknik dapat
digunakan untuk melengkapi dan meningkatkan perawatan biomedis.

Menurut WHO (World Health Organization), Pengobatan komplementer adalah


pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan,
sehingga untuk Indonesia jamu misalnya, bukan termasuk pengobatan komplementer
tetapi merupakan pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah
pengobatan yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun –
temurun pada suatu negara. Tetapi di Philipina misalnya, jamu Indonesia bisa
dikategorikan sebagai pengobatan komplementer.

Pembentukan dan penamaan National Institutes of Health (NIH) Kantor


Pengobatan Alternatif pada tahun 1992 mencerminkan definisi ini. Seiring waktu,
bagaimanapun, menjadi jelas bahwa definisi tersebut tidak memadai karena banyak
modalitas dibawa ke dalam kurikulum sekolah kedokteran, diajarkan sebagai metode
yang sah perawatan, dan dimasukkan dalam praktek medis ( Wetzel, Eisenberg, &
Kaptchuk, 1998 ) . Selanjutnya, penggunaan kata 'alternatif' tersirat bahwa teknik-teknik
tertentu yang digunakan bukan dari yang direkomendasikan, perawatan biomedis. Kata
'pelengkap' mendapatkan popularitas di lapangan menyampaikan gagasan bahwa
modalitas atau teknik dapat digunakan untuk melengkapi dan meningkatkan perawatan
biomedis. Dengan demikian, cabang praktek berganti nama menjadi 'CAM', pengobatan
komplementer dan alternatif, dan ketika kantor NIH diangkat ke pusat, itu juga diganti
sebagai Pusat Nasional untuk Pelengkap dan Pengobatan Alternatif (NCCAM). Menurut
NCCAM factsheet, CAM mengacu pada filosofi penyembuhan dan pendekatan
pengobatan Barat tidak biasa digunakan, menerima, belajar, memahami, atau membuat
tersedia ( NCCAM, 2001 )
Pembentukan dan penamaan National Institutes of Health (NIH) Kantor
Pengobatan Alternatif pada tahun 1992 mencerminkan definisi ini. Seiring waktu,
bagaimanapun, menjadi jelas bahwa definisi tersebut tidak memadai karena banyak
modalitas dibawa ke dalam kurikulum sekolah kedokteran, diajarkan sebagai metode
yang sah perawatan, dan dimasukkan dalam praktek medis ( Wetzel, Eisenberg, &
Kaptchuk, 1998 ) . Selanjutnya, penggunaan kata 'alternatif' tersirat bahwa teknik-teknik
tertentu yang digunakan bukan dari yang direkomendasikan, perawatan biomedis. Kata
'pelengkap' mendapatkan popularitas di lapangan menyampaikan gagasan bahwa
modalitas atau teknik dapat digunakan untuk melengkapi dan meningkatkan perawatan
biomedis. Dengan demikian, cabang praktek berganti nama menjadi 'CAM', pengobatan
komplementer dan alternatif
Definisi CAM yang disepakati adalah suatu bentuk penyembuhan yang
bersumber pada berbagai sistim, modalitas dan praktek kesehatan, yang didukung oleh
teori dan kepercayaan. Termasuk di dalamnya latihan atau usaha untuk menyembuhkan
diri sendiri. CAM digunakan untuk mencegah dan menyembuhkan penyakit atau juga
untuk meningkatkan taraf kesehatan. Walaupun demikian ada perbedaan antara alternatif
dan komplementer.Terapi alternatif adalah terapi di luar terapi konvensional. Sementara
komplementer berarti pelengkap bagi terapi konvensional yang ada dan telah terbukti
bermanfaat. Meskipun belum banyak data ilmiah yang mendukung sistim terapi ini
namun masyarakat tetap mencari pengobatan tersebut. Seperti kita ketahui pasien sering
bertanya bagaimana pendapat dokter tentang salah satu dari terapi pelengkap ataupun
alternatif ini, sebagai dokter alangkah baiknya kita mengetahui baik tidaknya terapi
tersebut.
Menurut data di Amerika Serikat pada tahun awal 1990-an, sepertiga dari 1.530
orang yang disurvei, menggunakan terapi tersebut. Dalam penelitian lebih lanjut dari
tahun 1990 sampai 1997, ternyata respondennya bertambah dari 34% menjadi 42%. Dari
survei tersebut ditemukan sebagian besar mereka yang menggunakan terapi ini adalah
orang-orang dengan taraf pendidikan yang tinggi dan penghasilan yang cukup serta usia
berkisar antara 25-49 tahun . Hal yang menarik dari penelitian ini bahwa pasien-pasien
yang mencari terapi pelengkap dan alternatif adalah mereka yang menderita nyeri
pinggang belakang (35,9% tahun 1990; 47,6% tahun 1997, arthritis (17,5%; 26,7%) dan
nyeri muskuloskeletal (22,3%; 23,6%) Hal ini sebanding dengan penelitian yang
dilakukan di beberapa negara lain seperti Australia, Canada,Inggris dan Belanda (Perry,
Potter, 2009).
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1109/MENKES/PER/IX/2007 Tentang Penyelanggaraan Pengobatan Komplementer
Alternatif Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, definisi pengobatan Komplementer
tradisional-alternatif adalah pengobatan non konvensional yang di tunjukan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, meliputi upaya
promotiv,preventive,kuratif, dan rehabilitatif yang diperoleh melalui pendidikan
terstruktur dengan kualitas, keamanan, dan evektivitas yang tinggi berandaskan ilmu
pengetahuan biomedik tapi belum diterima dalam kedokteran konvensional. Dalam
penyelenggaraannya harus sinergis dan terintregrasi dengan pelayanan pengobatan
konvensional dengan tenaga pelaksanaanya dokter,dokter gigi, dan tenaga kesehatan
lainnya yang memiliki pendidikan dalam bidang pengobatan komplementer tradisional-
alternatif. Jenis pengobatan komplementer tradisional-alternatif yang daoat
diselenggarakan secara sinergis dan terintergrasi harus di tetapkan oleh menteri
kesehatan setelah memalui pengkajian.

B. Penggunaan Terapi Komplementer


Faktor yang mempengaruhi perkembangan atau penggunaan terapi
komplementer (Astin, 1998:kaptchuk dan eisenberg 1998 : jobs,1998 : mitzdorf
dkk,1999) antara lain:
1. Adanya kenyakinan bahwa terapi biomedis tidak menyentuh seluruh dominan
yang dimiliki individu.
2. Adanya efek biomedis yang dianggap lebih buruk daripada efek terapi yang
diharapkan;
3. Konsumen menginginkan penyedia layanan kesehatan yang pesuli (carig).
4. Konsumen menginginkan pengakuan dan perlakuan secarautuh atau holistis
5. Konsumen menginginkan keterlibatandalam pengambilan keputusan dalam
menangani masalahkesehatan yang di hadapi.
6. Faktor lain yang telah meningkatkan penggunaan terapi komplementer adalah
peningkatan pengeseran budaya yang menggunakan pelayanan kesehatan selain
sistem biomedis.
Terapi komplementer sangat penting dalam klien dengan kondisi kesahatan fonis
yang meliputi spiritual, sosial, psikologi, dan masalah fisik (haines, McKibbon dan
Kanani, 1996).
Terapi komplementer keperawatan Nightingale menyerahkan penggunaan terapi
komplementer dalam perawatan klien. Fundamental of nursing menjelaskan beberapa
penggunaan prinsip terapi komplementer seperti pijat (massage), panas dan dingin, dan
gizi. Pada akhir 1950 – an, proses keperawatan diperkenalkan dengan menggunakan 5
langkah pendekatan pemecahan masalah untuk keperawatan yaitu pengakajian,
diagnosis keperawatan, perencanaan, intervensi, dan evaluasi. Keterampilan
pengakajian sangat penting karena berkaitan dengan langkah selanjutnya, yaitu
intervensi. Perpedaan dalam menyusun intervensi dipengaruhi oleh pengelompokan
yangmeliputi tundakan dependen (dependent), kolaborasi (interdependent), mandiri
(independent).
Perawat memiliki otonomi yang luas dalam memberikan intervensi, terutama
tindakan mandiri, sebagai tindakan profesi yang ditunjang pendidikan tinggi. Kondisi
ini memberikan kesempatan kepada perawat untuk dapat memberikan praktik
keperawatan komplementer. Menurut Sydner, Bulechek, dan McCloskey (1985),
beberapa intervensi keperawatan mandiri yang termasuk terapi komplementer antara
lain musik, imagery, relaksasi otot progesif, jurnaling, reminis chance, dan pijat.
Indetifikasi dan klasifikasi intervensi keperawatan oleh internasional council of nurses
poject (ICNP) dan national intervention clssification project (NIC) telah memperluas
ruang lingkup intervensi yang mencangkup seluruh kegiatan keperawatan (ICNP, 1997;
McCloskey, dan bulechek. 1996). Dengan demikian berdasarkan konsep keperawatan,
istilah intervensi tidak membedakan terapi komplementer dengan tindakan keperawatan
lainnya sperti pemantauan status perawatan klien atau koordinasi. Perawat harus
menggunakan terapi komplementer yang lebih banyak untuk membantu klien mencapai
hasil ksehatan yang lebih optimal
Adapun beberapa tujuan dari dilaksanakannya atau diterapkannya terapi
komplementer ialah sebagai berikut:
 Dapat mengurangi nyeri,memperbaiki aliran darah dan limfe, meregangkan
sendi.
 Dapat Merelaksasi otot dan mengurangi asam laktat.
 Dapat mengurangi kecemasan.

C. Konsep Penyembuhan
Penyembuhan lebih sulit dipahami dibandingkan patofiologi. Hingga kini,
gagasan mengobati, bukan menyembuhkan, memdominasi cara perawatan keehatan
Barat, degan penekanan pada teknologi, kekuatan, anlisis, danj perbaikan bagian yang
rusak. Memgobati juga menyiratkan bahwa orang yang memberikan pengobatan adalah
pihak yang pasif.
 Era pengobatan menurut Dossey
Dua praktisi terkenal di bidang CAM adalah Lerry dan Barbara Dossey, Larry
Dossey, MD, editor eksekutif Alternative Therapies in Health and Medice yang
didirikan pada tahun 1995, menggolonkan era pengobatan menjadi tiga era yang berbeda
berdasarkan pendekatannya terhadap sehat, sakit, dan penyembuham (Dossey,1993)
Era I adalah masa pengobatan “fisik”, yang dimulai sejak lahir tahun 1980-an
dan tetap berpengaruh dan efektif sampai sekarang. Masa ini berfokus pada pengaruh
“sesuatu” pada tubuh dan mencakup terapi medis barat, seperti obat-obatan,
pembedahan, radiasi, dan lain-lain . Masa I dipandu oleh hukum klasik dan materi dan
energi:alam semesta dan tubuh dipandang sebagai mekanisme seperti jam besar yang
berfungsi sesuai prinsip penyebab yang menentu.
Era II adalah masa pengobatan “pikiran tubuh”. Yang berlembang pada
pertengahan tahun 1950-an dan masih masih berkembang sampai sekarang. Dossey
(1993) menandai pertengahan taghun 1950-an sebagai permulaan pengobatan Era II
karena sejak itu, pendekatan pikiran-tubuh pertama kali mulai menyedot perhatian
dikalangan peneliti, persepsi,pikiran,emosi, sikap dan citra ditemukan sangat
mempengaruhi tubuh dan diketahui terapeutik dan penting untuk penyembuhan. Terapi
pikran-tubuh berfokus pada membantu indivuidu untuk memakai pikirannya guna
menyembuhkan tubuhnya sendiri dan mencakup teknik relaksasi, sebafian besar ripe
terapi imajinasi, umpan balik hayati,hipnosis, dan konseling.
Era III adalah masa pengobatan “nonlokal” atau “transpersonal”. Dossey
membedakan terapi Era III dari terapi Era II sebagai berikut: Terapi Era I Ddan Era II
menitikberatkan pada terapi “lokal”. Terapi tersebut memakai kerangka kerja waktu-
ruang klasik yang memandang pikiran sebagai titik terlokalisasi dalam ruang (yaitu,otak
dan waktu masa sekarang). Sebaliknya, pengobatan pada Era III tidak memandang
“pikiran” atau “kesadaran” terlokalisasi dalam otak individu dan terbatas pada masa
sekarang: bahkan era ini mengklaim bahwa pikiran dapat bergerak menembus waktu dan
ruang. Oleh karena itu,pengobatan Era III dipandang sebagai pengobatan nonlokal dan
transpersonal :pikiran dianggap sebagai faktor yang dapat mempengaruhi penyembuhan
antar individu. Terapi Era III selalu melibatkan seorang pengirim, atau penyembuh.dan
seorang penerima, arau orang yang disembuhkan. Terapinya mencakup sentuhan terapi
tanpa menmyentuh,doa perantara, imajinasi transpersonal, beberapa tipe penyembuhan
perdukunan, dan semua bentuk penyembuhan jarak jauh. Sentuhan terapi tanpa sentuhan
dan doa perantara dibahas kemudian dalam bab ini.
 Bodymind atau minded body
Barbara Dossey, Phd, RN, telah menjadi seorang pendidik, konsultan,peneliti, dan
penulis dalam bidang keperawatan holistik sejak awal tahun 1980-an. Dr. Dossey dan
koleganya menggunakan istilah mindedbody untuk menmjelaskan suatu keadaan utuh
yang meliputi tubuh, pikiran, dan jiwa (Bartol & Courts,2000). Dahulu,pikrandiyakini
terletakdi dalam sruktur anatomis otak: namun, sebagian orang berpendapat bahwa
proses ingatan,pikiran, dan perilaku disimpan di seluruh tubuh. Penulis ini lebih
menyukai istilah minded body. Untuk menekankan bahwa kualitas yang kita asosiasikan
dengan pikiran (termasuk pengetahuan,emosi dan kesadaran) disebarkan kes elruh
tubuh. Kesulitan istilah ini muncul karena tubuh adalah bagian dari pengalaman sehari
hari, sementara pikiran dan jiwa adalah konsep abstrak. Menurut Benner dan Wrubel
(1989), seseorang bukan pikiran atau jiwa dalam tubuh (pepatah “ghost in the
machine”), melainkan perwujudan yang utuh. Benner membahas masalah tersebut
bersama para penelaah holistik yang melihat tubuh sebagai kendaraan semata untuk
perkembangan atau ekspresi pikiran,jiwa, dan roh sertya mengemukakan bahwa tubuh
yang berakal,sadar, dan berkehendak adalah kesatuan yang suci.
Sistem limbik-hipotalamus, yang berpusat di otak dan secara biokimiawi saling
terkait dengan semua bagian lain tubuh, memfasilitasi integrasi pikiran,emosi, dan
sensasi di tingkat fisiologis dan sel. Landasan teoretis untuk penyembuhan bodymind
sangat rumit: teori tersebut mencakup, tetapi tidak terbatas pada transduksi informasi, dan
modulasi sistem otonom, endokrin, imun,n dan neuropeptida (Bartol & Courts,2000)
Transduksi informasi adalah pengubahan atau informasi informasi atau energi
dari satu bentuk ke bentuk lain. Pikiramn dipandang sebagaio cara alamii menerima,
menghasilkan, dan mentransduksi informasi. Informasi (sebuah gagasan atau peristiwa)
yang baru menentang, menggugah rasa ingin tahu, atau misterius memioliki nilai
informasi tertinggi. Informasi tersebut meniumbulkan perubahan dalam tubuh dan pikiran
yang mempercepat jaras saraf dan kesadaran untyuk terhubung guna menghasilkan
transduksi oinformasi. Dua contoh transduksi adalah pemakaian teknik relaksasi dan
imajinasi. Teknik relaksasi dapat mempengaruhi penurunan tekanan darah, frekuensi
jantung, frekuensi pernapasan, dan nyeri. Imajinasi mengubah citra atau gagsan menjadi
tindakan relaksasi dan penyembuhan fisiologis.
Modulasi pikiran adalah proses pengubahan pesan saraf (pikiran,sikap,perasaan,
dan emosi) menjadi molekul perantara neurohormonal dan menghubungkannya dengan
semua sistem tubuh yang menimbulkan keadaan sehat atau sakit oleh otak (Bartol &
Courts,2000) pikiran memodulasdi aktivitas biokimia sel dalam semua sistem organ
utama, yaitu,siostem saraf otonom,sistem endokrin, sistem imun, dan sistem
neuropeptida. Semua sistem ini terkait erat:tidak ada satu pun yang dapat dipuisahkan
sari yang lain, aktivitas salah satu dari sistem ini dapat memodulasi akjtivitas yang lain.
Modulasi pikiran melalui sistem saraf otonom digunakan dalam terapi holistik,
seperti relaksasi, imajinasi, meditasi, dan terapi musik. Terapi ini menyokong
penyembuhan bodymind dengan mengurangi respons simpatis seseorang terhadap stres,
sehingga memungkinkan pengaruh menenangkan sistem parasimpatis untuk
mendominasi (lihat tabel 14-1)

Pengaruh sistem otonom


Cabang parasimpitis (Relaksasi) Cabang simpatis (Aktivasi)
Penurunan ukuran pupil Peningkatann ukuran pupil
Penurunan sekresi lakrimal Peningkatan sekresi kelenjar lakrimal
Peningkatan aliran saliva Penurunan aliran saliva
Penurunan frekuensi jantung Peningkatan frekuensi jantung
Vasodilatasi Vasokonstriksi
Bronnkokonstriksi Bronkodilatasi
Peningkatan motilitas dan sekresi Penurunan motalitas dan sekresi
lambung lambung
Peningkatan sekresi pankreas Penurunan sekresi pankreas
Peningkatan sekresi adrenal (epinetrin
dan kortisol)
Peningkatan motalitas usus Penurunan motalitas usus
*Peningkatan sekresi adrenal menyebabkan respons fight-or-flight atau sidrom
adaptasi umum.

Modulasi pikiran melalui sitem imun melibatkan area.Reseptor pada permukaan


limfosit T dan B yang dapat mengaktifkan, mengarahkan, dan memodifikasi fungsi
imun.Penelitian menunjukkan korelasi langsung antara relaksasi, imajinasi, dan fungsi
siostem imun.
Neuropeptida, molekul perantara asam amino yang dihasilkan di berbagai tempat
diseluruh tubuh,adalah kunci lain untuk memahami interkoneksi bodymind. ketika
melekat pada satu era reseptor, neuropeptida mempermudah atau menghambat respons
seluler. Neuropeptida adalah “molekul perantara” yang bertanggung jawab
menghubungkan tubuh dan emosi. Sistem otonom,endokrin, dan imun kendaraan untuk
neuropeptida tersebut.
Area lain pada pemikiran-tubuh adalah psikoneurolmunoligi, yang berfokus pada
hubungan antara stress, sistem imun,dan hasil kesehatan (DeAngelis, 2002). Emosi dan
sosial dan fungsi fisiologis.meskipun penelitian belum menunjukkan pengaruh yang
mutlak, terdapat bukti penelitian yang menunjukkan sebaliknya: yaitu aktivitas tubuh
memengaruhi otak. Penelitian di masa mendatang dapat mencakup upaya
mengidentifikasi jenis intervensi (seperti manajemen stres) yang memodifikasi keadaan
psikologis seorang dalam upaya memengaruhi fungsi fiologis mereka.

D. TerapiPenyembuhan
Perawat yang memiliki orientasi holistik sering kali menggunakan berbagai
praktik perawatan diri dalam hidup mereka.Kesehatan dan kesejahteraan relatif perawat
merupakan kekuatan penting dalam prosese penyembuhan.Kotak 14-1 memuat metode
yang terutama bermanfaat bagi perawat guna meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan
mereka sendiri.
Bab ini empat kelompok besar modalitas penyembuhan seperti terapi sentuhan,
pikiran tubuh, aroma, dan transpersonal. Tiap perawat dapat menggunakan beberapa
modalitas ini dengan klien, sementara modalitas lain membutuhkan pelatihan lanjut.
Selain memiliki keterampilan prasyarat, perawat juga harus familier dengan lingkup
hukum keperawatan yang melandasi praktik mereka. Di Amerika Serikat pada tahun
2001, 25 dewan keperawatan negara bagian menyertakan aspek CAM dalam undang-
undang praktik mereka dan 6 negara bagian lain sedang dalam proses membahas topik
tersebut. Sebagai contoh, di California, semua perawat dapat menggunakan teknik
pelengkap dan alternatif untuk meredakan nyeri, seperti pernapasan dan relaksasi
terfokus, mesage, imajinasi terbimbing, musik, humor, dan distraksi, serta terapi obat
untuk meredakan nyeri(terapi konvensional).
Terapi pelengkap dan alternatif yang makin kompleks tersebut menjadi bagian
pendidikan dan praktik keperawatan lanjut, sering kali dalam konteks lokakarya atau
seminar pendidikan yang berkelanjutan; contohnya termasuk akupresur, aromaterapi,
mesage, yoga, dan refleksologi.Akupunktur dan kiropraktik membutuhkan izin praktik
agar dapat dipraktikkan di California. Kinesiologi terapan, terapi herbal, homeopati, dan
Ayurverda biasanya membutuhkan persiapan pendidikan dan latihan formal, dan pada
beberapa keadaan terapi ini membutuhkan sertifikasi tersendiri (Sparber, 2001, bagian
California, paragraf 3-4).
 Terapi Sentuhan
Penyembuhan melalui sentuhan berasal dari peradaban awal.Salah satu dokumen
tertulis yang paling awal mengenai topik ini berasal dari Asia 5.000 tahun yang
lalu.Hippocrates menulis tentang pengaruh pijat terapi dan manipulasi saat peradaban
Yunani sedang dalam masa jayanya.Meskipun sebagian besar budaya telah
mengembangkan beberapa tipe terapi sentuhan, sikap terhadap sentuhan sangat bervariasi
antara budaya.Sentuhan dapat menstimulasi produksi kimiawi yang meningkatkan
penyembuhan oleh sistem imun atau limbik.Terapi sentuhan yang umum dilakukan
diuraikan berikut
 Masase
Selama berabad-abad, perawat telah memberikan masase punggung.Masase
dianggap memperbaiki sirkulasi darah dan membantu relaksasi.Baru baru ini, manfaat
mamase semakin jelas teridentifikasi dan dikategorikan sebagai manfaat fisik, mental-
emosional, dan spiritual.
Secara fisik, mesage merelaksasi otot dan melepaskan asam laktat yang menumpuk
selama olahraga.Masase juga dapat memperbaiki aliran darah dan limfe, meregangkan
sendi, dan meredakan nyeri dan kongesti.Masase juga dianggap melepaskan toksin
tubuh dan menstimulasi sistem imun, sehingga membantu tubuh melawan penyakit.
Dalam area mental-emosional, masase dapat meredakan kecemasan dan
memberikan rasa relaksasi dan sejahtera.Secara spiritual, masase memberikan rasa
keselarasan dan keseimbangan.Individu yang memperoleh masase dapat memasuki
keadaan meditasi, sehingga merelaksasikan dan memperluas kesadaran mereka.
Berbagai hentakan atau gerakan masase dapat digunakan secara tunggal atau
kombinasi, yang bergabtung pada hasil yang diharapkan.Gerakan masase ini mencakup
eflurasi (pemijatan ulang), menggosok, tekanan, dan pemijatan tekan (meremas atau
mencubit kulit, jaringan subkutan, dan otot dengan cepat dan lebar).
 Refleksologi Kaki
Refleksologi didasarkan pada prinsip bahwa tangan dan kaki adalah cermin tubuh
dan bahwa tangan dan kaki mempunyai titik refleks yang berhubungan dengan tiap
kelenjar, struktur, dan organ tubuh.Ketika dimasase, erea refleksi menstimulasi organ
yang terkait dengan zona tersebut.Teknik masase yang dipakai bervariasi, bergantung
pada tujuan pengobatan.
Refleksologi, juga disebut terapi zona, berasal dari zaman Mesir kuno.
Refleksologi kaki modern dihubungkan dengan William H. Fitzgerald, yang
mengembangkan teori tersebut pada awal tahun 1900-an. Kontribusi utamanya adalah
teorinya yang menyatakan bahwa ada 10 zona membujur yang sama disepanjang tubuh
mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki dan 5 zona yang saling terkait di tiap-tiap
lengan. Masing-masing ibu jari kaki adalah awal dimulainya garis yang memanjang
sampai ke aspek tengang tubuh melewati tengah wajah berakhir di atas kepala.Tiap zona
(5 pada tiap sisi tubuh) mempunyai area refleks pada tangan dan kaki.Menurut aturan
refleksologi, lebih dari 72.000 saraf tubuh yang berakhir di kaki.Ketika aliran energi
tersumbat atau terbendung, memijat titik refleks dapat melepaskan ketegangan
tersebut.Sumbatan disemua bagian zona dapat memengaruhi seluruh zona.
Pada tahun 1930-an, Eunice Ingham menyatakan bahwa kaki lebih responsif
terhadap pengobatan refleksologi dari pada jari tangan.Tujuan utama refleksologi kaki
adalah memberikan relaksasi dengan mempertahankan atau memulihkan keadaan sehat
dan meredakan bendungan atau ketegangan di zona tersebut.
Refleksologi kaki seperti pijat kaki dapat menstimulais relaksasi, yang
memengaruhi respons otonom, yang dapat memengaruhi sistem endokrin dan imun serta
neuropeptida.Meskipun refleksologi adalah prosedur yang cukup aman, kita perlu
berkonsultasi dengan ahli refleksologi yang berpengalaman saat klien yang menderita
masalah sirkulasi pada ekstremitas mengalaminya.
 Akupresur
Akupresur adalah bentuk penyembuhan yang dilakukan dengan pemberian
tekanan jari oleh ahli terapi akuseptur.Sesuai teori yang melandasi akuseptur, 657 titik
yang telah ditentukan dapat dipijat.Titik ini serupa dengan titik yang digunakan di
akupuntur dan pijat shiatsu. Titik tersebut berada di sepanjang 12 jaras atau meriden
yang menghubungkan titik-titik pada tiap sisi tubuh. Pemberian tekanan jari tangan atau
ibu jari dianggap memulihkan keseimbangan aliran energi dan saat energi dapat
mengalir bebas, tubuh dapat sembuh dengan sendirinya.
Akupresur digunakan baik untuk menegakkan diagnosis maupun untuk
mengobati penyakit.Dengan memakai akuseptur, secara teoritis tubuh terjaga
keselarasannya, sehingga meredakan banyak penyekit minor dan mencegah penyakit
minor tersebut menjadi penyakit mayor. Pada shiatsu, tekanan diberikan pada titik yang
sama menggunakan ujung jari ibu dan jari tangan dan juga telapak tangan. Tujuan utama
shiatsu adalah memelihara kesehatan, bukan mengobati penyakit.
 Reiki
Reiki adalah kata dari bahasa Jepang yang artinya energi-kekuatan-hidup
universal.Dalam terapi ini, praktisi meletakkan tangan pada klien dan eneri mengalir
diantara mereka.Kualitas dan efektivitas energi dikatakan bergantung pada keterbukaan
dan kebutuhan resipen, bukan pengaturan aliran oleh praktis.Meskipun biasanya
dilakukan menggunakan kontak langsung antara praktisi dan klien.Reiki juga dapat
dilakukan dari jarak jauh.
Terdapat tiga tingkat latihan Reiki.Tingkat pertama, yang dapat diajarkan pada
akhir minggu, berfokus pada posisi tangan.Tingkat kedua, yang dapat dipelajari dalam
satu hari, menekankan penggunaan Reiki pada klien pada jarak jauh. Tingkat ketiga,
tingkat master, mempersiapkan praktisi untuk mengajar (Nield-Anderson & Ameling,
2000)

E. Terapi pikiran tubuh


Pada terapi pikiran tubuh, individu berfokus pada penyejajaran atau penciptaan
keseimbangan proses mental guna menimbulkan penyembuhan. Advokat terapi ini perlu
menghindari mempromosikan gagasan pikiran menyembuhkan tubuh melalui “kendali”
kesadaran.Mudah sekali masuk kedalam mentalitas pikiran melebihi materi yang tidak
konsisten dengan perawatan holistik.Kegagalan mencapai penyembuhan diharapkan
juga dapat meningkatkan rasa bersalah.Fokus terapi pikiran-tubuh adalah menciptakan
keseimbangan pikiran, emosi atau pernapasan demi kepentingan pikiran, emosi atau
pernapasan tersebut. Karena individu adalah satu kesatuan yang utuh, hal ini dapat
membantu memulihkan kedamaian dan keseimbangan, tetapi pendekatan instrumental
(berlatih yoga untuk melawan kanker, bukan berlatih dengan berlatih yoga guna
mencapai kesehatan yang ditimbulkan yoga) mungkin akan kurang efektif. Terapi
pikiran tubuh meliputi relaksasi yang progresif, umpan balik hayati, imajinasi, yoga,
meditasi, berdoa, terapi musik, humor dan tertawa, dan hipnosis.
a. Relaksasi progresif
Teknik relaksasi banyak digunakan guna menurunkan tingkat stres dan nyeri
kronis.Teknik relaksasi memungkinkan klien mengendalikan respons tubuhnya terhadap
ketegangan dan kecemasan.Selama beberapa tahun, perawat unit maternitas
menganjurkan ibu bersalin untuk relaks dan bernapas secara ritmik.
Relaksasi progresif dilakukan dengan cara klien menegangkan dan melemaskan
sekelompok otot secara berurutan dan memfokuskan perhatian pada perbedaan perasaan
yang dialami antara saat kelompok otot relaks dan saat otot tersebut tegang. Jasobsen
(1938), penemu teknik relaksasi progresif, menemukan bahwa ketegangan sekelompok
otot sebelum relaksasi sebenarnya mencapai derajat relaksasi yang lebih besar
dibandingkan hanya sekedar memerintahkan seseorang untuk relaks. Teknik ini dapat
menurunkan konsumsi oksigen, metabolisme, frekuensi pernapasan, frekuensi jantung,
tegangan otot, dan tekanan darah sistolik dan diastolik.
Tiga syarat mencapai relaksasi adalah postur yang benar, istirahat pikiran, dan
lingkungan yang tenang.Klien harus berada pada posisi yang nyaman, dengan seluruh
bagisn tubuh disangga, sendi agak ditekuk, dan tidak ada tegangan atau tarikan pada otot
(misalnya, lengan dan tungkai sebaiknya tidak disilangkan).Untuk mengistirahatkan
pikiran, klien diminta untuk memandang kesekeliling ruangan dengan perlahan
(misalnya, melintasi langit-langit, menuruni dinding, sepanjang tirai jendela dan seputar
pola tirai).Latihan ini memfokuskan pikiran keluar tubuh dan menciptakan pusat
konsentrasi kedua.
Prosedur untuk mengajarkan teknik relaksasi progresif beragam. Metode untuk
merelaksasi kelompok otot, kelompok otot khusus yang akan direlaksasi, jumlah sesi
yang diperlukan, dan peran instrutur dapat berbeda. Tegangan kelompok otot sering kali
dipertahankan selama 5 sampai 7 detik dan diikuti dengan relaksasi kelompok otot pada
tanda yang telah ditentukan.Untuk mencapai relaksasi maksimum, berbagai frase yang
positif dan menegaskan dipakai, seperti “Lepaskan semua ketegangan” dan “Nikmati
perasaan yang muncul saat otot Anda menjadi lemas dan kendur”.
b. Umpan balik hayati
Umpan balik hayati merupakan teknik yang mengajarkan berbagai bentuk
relaksasi dengan memberikan respons dari proses fisiologis. Umpan balik biologis
seringkali digambarkan sebagai teknik yang membawa proses tubuh di bawah kendali
kesadaran, dan oleh karena itu, dokter sering sering memprogramnya. Namun, maksud
terapi dan mekanismenya berbeda.Maksud dan motivasi terapi ini untuk meningkatkan
aliran darah pasien, sementara fokusnya adalah mengajarkan klien untuk relaks.Umpan
balik yang tidak kentara dari meteran suhu atau elektromigram membantu klien belajar
mengidentifikasi kapan mereka semakin relaks dan kapan mereka semakin
tegang.Secara khusus, umpan balik hayati mengajarkan klien mencapai status relaksasi
umum yang ditandai dengan dominasi parasimpatis dan penurunan pola bangkitan
fisiologis yang dimanifestasikan dengan penyakit akibat stres.

c. Imajinasi
Imajinasi didefinisikan sebagai “penggunaan manfaat kekuatan imajinasi secara
sadar dengan maksud mengaktifkan penyembuhan biologis, psikologis, atau spiritual”.
Imajinasi yang disadari melibatkan penciptaan citra mental apa yang diinginkan dan
dapat dibangkitkan dari ingatan, mimpi, khayalan, dan harapan.
d. Yoga
Yoga berasal dari bahasa sansekerta “yuj” yang berarti union atau penyatuan.
Beberapa pengertian menyatu antara lain:
 Penyatuan antara spirit dengan spirit universal
 Penyatuan antara tubuh, pikiran dan jiwa
 Penyatuan antara tubuh, napas, dan pikiran.
Yoga merupakan pendekatan dalam mencapai keseimbangan hidup menurut
ajaran kuno yang ditemukan di risalat spiritual Hindu yang ditulis pada 800-400 SM.
Peyoga besar, Patanjali (500 SM) mengklasifikasikan ajaran Upanishad menjadi 8 cara
mewujud, yang disebut sebagai yoga Ashtanga, yang berarti yoga delapan prinsip atau
utuh. Dua prinsip pertama adalah landasan yoga. Apabila seseorang tidak
mempraktikkannya maka enam prinsip lain akan menjadi sia-sia. Keenam prinsip lain
mengatur latihan yang membantu seseorang menguasai dua prinsip pertama. Kedelapan
tahapan yoga tersebut adalah:
1. Yama :Hal ini merujuk pada perbaikan perilaku sosial dan dicapai melalui lima
tindakan mulia: tanpa kekerasan, kejujuran, menahan diri dari mencuri, mengekang
diri di setiap aspek kehidupan, dan menahan diri dari menimbun.
2. Niyama :prinsip ini merujuk pada perbaikan perilaku pribadi dan dicapai dengan
memelihara kemurnian tubuh dan pikiran, mengembangkan kebiasaan puas
terhadap diri, bersikap tegas disetiap aspek kehidupan, mempelajari literatur yang
berhubungan dan beribadah kepada Tuhan setiap hari.
3. Asanas (postur fisik) : Prinsip ini terdiri atas rangkaian 84 postur utama yang
dimaksudkan untuk memperbaiki kesehatan tubuh. Sifat melengkung, meregang
dan mencengkram dari postur tersebut dirancang untuk melemaskan dan
menegangkan otot serta memperbaiki fungsi berbagai orgam sistem endokrin dan
saraf.
4. Pranayama: (mengendalikan pernapasan). Prinsip ini mencakup delapan teknik
untuk pengendalian napas. Dengan menjalankan berbagai latihan tersebut, individu
tidak hanya belajar untuk mengendalikan pernapasan, tetapi juga mengekang dan
menenangkan aliran energi daya kehidupan.
5. Pratyahara : (mengendalikan indera). Aspek yoga yang satu ini melibatkan
pengekangan aktifitas organ indera dengan tujuan akhir mengekang pikiran. Hal ini
dicapai dengan meminimalkan stimulasi organ indera dan mengarah menuju
kehidupan yang sesederhana mungkin.
6. Dharana:(konsentrasi pikiran pada satu titik). Belajar menghindari semua distraksi
dan berkonsentrasi pada sebuah benda yang dipilih sendiri melibatkan ketekunan
dan tekad yang amat kuat. Konsentrasi membantu menenangkan eksitasi mental dan
menginduksi ketenangan dan ketentraman pikiran.
7. Dhayana (meditasi) :Prinsip ini merujuk pada meditasi yang terjadi saat
konsentrasi seseorang telah terfokus., yang memungkinkan orang tersebut
menyatukan kesadaran secara penuh dan mengalami status kewaspadaan
transendental.
8. Samadhi (alam atas sadar) :Prinsip ini merujuk pada perpanjangan kendali
kesadaran di atas alam kesadaran yang lebih dalam secara berturut-turut.
e. Meditasi
Meditasi adalah sebuah teknik yang digunakan untuk menenangkan pikiran pada
masa sekarang serta untuk melepaskan rasa takut, ansietas, dan keraguan yang berkaitan
dengan masa lalu dan masa pada masa sekarang serta untuk melepaskan rasa takut,
ansietas, dan keraguan yang berkaitan dengan masa lalu dan masa datang. Meditasi
menghasilkan keadaan kedamaian dan istrahat yang dalam dipadukan dengan
kewaspadaan mental.
Meditasi terdiri atas relaksasi dan perhatian terfokus.Keterampilan bermeditasi
meningkat saat orang tersebut terlebih dahulu menguasai keterampilan pernapasan,
relaksasi progresif, dan imajinasi.
Karena banyak tipe meditasi, teknik yang digunakan untuk mencapai hasil yang
diharpkan sangat bervariasi. Pada salah satu tipe meditasi, yang disebut sebagai meditasi
konsentrasi, orang tersebut memvisualisasikan dan memfokuskan perhatian pada suatu
benda tertentu (misalnya sebuah lilin atau bunga) atau mengulang-ulang bacaan mantra
sehingga semua benda dan stimulus lain dalam lingkungan menghilang. Kata sansekerta
om atau aum, yang berarti “satu”, adalah mantra yang biasa digunakan. Umat hidu
mempercayai bahwa om adalah bunyi universal dan bahwa kualitas bunyi getarannya
meningkatkankedamaian dan meditasi yang mendalam. Namun, orang dapat memilih
kata atau frase yang bermakna bagi mereka shalom, damai, atau “saya menyatu dengan
Tuhan”.
Pada tipe meditasi lain, yang disebut sebagai meditasi keterbukaan atau
kesadaran, individu berupaya tetap terbuka terhadap stimulus. Berbagai tipe meditasi
menyatukan unsur kedua teknik tersebut. Sebagai contoh, individu dapat memfokuskan
pada pola pernapasan(meditasi Zen) atau pada mentra (meditasi transendental), tetapi
membiarkan pemikiran lain “muncul”, mengawasi pemikiran tersebut, dan kembali ke
fokus asal.
Panduan meditasi :
1. Sediakan waktu dan tempat khusus untuk meditasi. Idealnya, pilih pada awal pagi
atau sore hari, dan tunggu minimal selama 2 jam setelah makan sehingga energi
yang penuh disalurkan untuk meditasi, bukan untuk kebutuhan pencernaan. Tempat
yang tenang dan nyaman, tanpa distarksi akan sangat membantu.
2. Duduk dengan bersila di atas lantai atau tegak di kursi dengan sandaran lurus,
pertahanan tulang belakang tetap lurus dan tubuh relax. Hindari posisi berbaring
telentang, posisi ini menghidari kecenderungan untuk jatuh tidur.
3. Letakkan telapak tangan di atas paha dan tutup mata.
4. Lakukan latihan napas dalam atau relaksasi progresif.
5. Fokuskanperhatian sepenuhnya baik pada pernapasan maupun citra mental yang
dipilih. Apabilamenggunakan mantra, ualangi kata atau frase dengan keras atau
dalam hati sembari menghembuskan napas. Ketika pemikiran yag mengganggu
muncul, biarkan pikiran tersebut keluar masuk pikiran anda tanpa memberikan
perhatian yang tidak semestinya, kemudia fokuskan kembali pada pernapasan atau
mantra anda.
6. Lakukan proses ini setiap hari selama 10 sampai 20 menit.
f. Berdoa
Berdoa hampir sama dengan meditasi, tetapi ditujukan untuk berkomunikasi
dengan Tuhan, seorang sabto, atau beberapa bentuk lain yang menjawab doa. Berdoa
dapat dilakukan secara individu atau dalam kelompok dan bahkan dapat dilakukan
dengan jarak jauh oleh individu yang tidak dikenal untuk orang yang di doakan sembuh
tersebut.

g. Terapi Musik
Terapi musik dapat disebut sebagai “ilmu perilaku yang barkaitan dengan
pemakaian musik yang sistematik untuk menimbulkan relaksasi dan perubhan emosi,
perilaku, dan fisiologis yang diinginkan” (Guzetta, 2000, hlm 585). Musik dapat secara
dramatis memperbaiki koordinasi fiisk dan mental, sehingga music dapat menjadi katalis
yang sangat efektif dalam proses belajar dan perkembangan.
Menurut para pakar terapi musik, tubuh manusia memiliki pola getar
dasar.Kemudian vibrasi musik yang terkait erat dengan frekuensi dasar tubuh atau pola
getar dasar dapat memiliki efek penyembuhan yang sangat hebat pada seluruh tubuh,
pikiran, dan jiwa manusia, yang meinmbulkan perubahan emosi, organ, hormon, enzim,
sel-sel, dan atom.Secara teoritis, musik yang dipilih dengan cermat membantu
memulihkan fungsi regulasi yang tidak mengikuti irama selama masa stres dan
sakit.Musik menyelaraskan tubuh, pikiran, dan jiwa dengan frekuensi dasarnya.
Terapi musik terdiri atas mendengarkan, irama, gerakan tubuh, dan
menyanyi.Tetapi ini digunakan untuk berbagai alasan.Musik dapat berfungsi sebagai
sarana untuk mengubah tingkat kesadaran yang biasa guna mencapai potensi pikiran yang
paling maksimal. Individu dapat bergerak meleawati berbagai tahap kesadaran: keadaan
terjaga normal, ambang sensorik meluas, melamun, setengah sadar, dan meditasi.
Melalui terapi musik, individu juga dapat mengalihkan persepsi waktu mereka
dari waktu jam, menit, dan detik sebenarnya (yang dipersepsikan di hemisfer kiri otak)
menjadi waktu yang dialami-yang dipersepsikan lewat ingatan.Pendengar dapat benar-
benar kehilangan ingatan urutan waktu selama masa yang panjang, yang memungkinkan
mereka mengurangi rasa cemas, takut dan nyeri. Musik bersifat nonverbal sehingga lebih
condong pada hemisfer kanan otak, yang mengatur cara pemrosesan informasi yang
sifatnya pencitraan, intuitif, dan kreatif. Otak kanan mengenali nada, irama, gaya dan
melodi. Musik tidak membutuhkan logika atau analisis otak kiri.Namun, seiring
peningkatan pengetahuan musik individu, fungsi otak kiri mendominasi, musisi,
misalnya, menganalisis teknik komposisi dan gambaran musik, individu perlu belajar
melepaskan respons yang terkondisikan guna menyatukan fungsi kedua hemesfer otak.
Terapi musik dapat digunakan di berbagai tatanan praktik.Musik yang tenang dan
menenangkan tanpa lirik sering kali digunakan untuk menginduksi relaksasi. Pemilihan
musik tanpa lirik lebih dipilih sehingga klien tidak berkonsentrasi pada pesan dan arti
lirik, melainkan memungkinkan mereka mengalir megikuti musik tersebut. Rekaman
musik sering kali digunakan untuk membuat relaks dan mendistraksi klien di ruang
operasi, unit perawatan jantung, ruang bersalin,ruang konseling, unit terapi rehabilitasi
dan terapi fisik, dan unit penginduksi tidur.
Untuk terapi individual, perawat perlu tahu efek dihasilkan tipe musik
tertentu.Musik terapeutik dapat meliputi musik berjenis mood, paduan suara, klasik,
romantis, impresionis, country, rock and roll lembut, opera atau musik New Age.Untuk
memilih musik yang tepat, perawat perlu mempertimbangkan kesukaan klien serta tujuan
terpi tersebut.Selain itu, perawat harus mempertimbangkan waktu pemakaian yang tepat
dan lama sesi terapi. Sebagai contoh, beberapaorang memungkinkan ingin melakukan
sesi musik setelah mandi pagi duna menyeimbangkan pikian-tubuh selama kegiatan
siang hari. Durasi lazim satu sesi adalah 20 menit.Klien dianjurkan untuk mebiarkan
tubuh berespons terhadap musik sesuai dengan keinginan tubuh yaitu, merelakskan otot,
berebaraing telentang, bersenandung, bertepuk tangan, atau berdansa.Beberapa klien
memungkinkan ingin membuat rekaman musik pilihan mereka sendiri yang menurut
mereka menarik. Kemampuan musik untuk menyembuhkan terkait erat dengan
pengalaman pribadi dan apakah dapat mencapai ketegangan batin atau kualitas lain yang
diharapkan dalam diri orangtersebut.
h. Humor dan Tertawa
Profesional kesehatan baru-baru ini telah memusatkanperhatian pada pengaruh
positif humor dan tertawa terhadap kesehatan dan penyakit. Humor melibatkan
kemampuan untuk menemukan, mengungkapkan, atau menghargai ketidakpatutan secara
menggelikan atau kocak, menertawakan ketidaksempurnaan diri atau aspek kehidupan
yang aneh, dan melihat sisi lucu situasi yang serius. Humor dalam keperawatan
didefinisikan sebagai membantu klien “menerima, menghargai, dan mengungkapkan
sesuatu yang lucu, dapat ditertawakan, atau menggelikan dalam upaya membina
hubungan, meredakan ketegangan, melepaskan kemarahan, memfasilitasi belajar, atau
mengatasi perasaan yang menyakitkan” (McCloskey & Bulecheck, 2000, hlm.380).
Rincian manfaat humor dalam situasi keperawatan adalah sebagai berikut:
 Membina hubungan. Humuor mengurangi jarak sosial antara-individu dan
membantu memudahkan individu. Pemakaian humor membantu perawat membina
hubungan dengan klien, faktor penting dalam mencapai keberhasilan intervensi
keperawatan.
 Meredakan ketegangan dan kecemasan. Freud pada tahun 1905 menyatakan
bahwa tertawa melepaskan energi psikis yang sebelumnya digunakan untuk
menghambat ekspresi impuls yang tidak diterima secara sosial atau secara
pribadi.Pemakaian humor yang efektif meredakan ketegangan dari peristiwa yang
bermuatan emosi. Individu juga dapat menggunakan humor untuk tujuan
pencegahan guna mengurangi stres.
 Melepaskan rasa marah dan agresi. Humor membantu individu mengeluarkan
impuls atau perasaan dengan cara yang aman dan tidak mengancam. Humor
mengeluarkan rasa marah dan agresi dengan memfokuskan pada unsur
menggelikan dari sebuah situasi.
 Memfasilitasi belajar. Banyak kuliah dan presentasi dimulai dengan sebuah
lelucon atau kartun.Humor tidak hanya mengurangi kecemasan penyaji, tetapi
juga mendapatkan perhatian peserta.Orang dapat belajar lebih banyak saat mereka
mengasosiakan informasi dengan sebuah lelucon. Namun, pemakaian humor
dalam instruksi perlu direncanakan secara saksama sehingga dapat membantu
pembelajaran.
 Mengatasi perasaaan yang menyakitkan. Orang dapat menggunakan humor untuk
menumpulkan efek situasi yang baru saja dialami yang terlalu menyakitkan,
seperti efek diagnosis atau terpi yang mengancam.Humor mengurangi kecemasan
dan rasa takut serta mengurangi ketegangan, sehingga memungkinkan orang
melawan dan mengatasi situasi tersebut.
Humor juga mempunyai manfaat fisiologis yang melibatkan keadaan stimulasi
dan relaksasi yang silih berganti.Tertawa merangsang peningkatan frekuensi pernapasan,
frekuensi jantung, ketegangan otot, dan pertukaran oksigen.Keadaan relaksasi terbentuk
setelah tertawa, ketika terjadi penurunan frekuensi jantung, tekanan darah, pernapasan
dan ketegangan otot.Humor merangsang produksi katekolamin dan hormon.Humor juga
melepaskan endorfin, yang meningkatkan toleransi nyeri.
Humor mengeluarkan dan memdukan emosi positif individu, harapan, keyakinan,
semangat hidup, kesenangan, tujuan, dan ketepatan.Dengan demikian humor mempunyai
efek menyembuhkan.
Untuk menggunakan humor secara efektif, perawat perlu menyadarai perasaan
mereka sendiri dan perasaan orang lain dan variasi budaya terkait anggapan orang
terhadap humor.
Banyak tatanan perawatan kesehatan kini tertarik memsukan humor sebagai
keterampilan perawatan dan mengenali bahwa “tertawa adalah obat terbaik”, Ruang
“humor” dibuat bagi klien dan staff yang dilengkapi dengan permainan, audiotape, dan
videotape yang lucu, buku-buku lucu, koleksi kartun, dan sebagainya.
i. Hipnosis
Hipnosis adalah perubahan suatu kesadaran saat konsentrasi individu terfokus dan
distraksi minimal. Hipnosis dapat digunakan untuk mengendalikan nyeri,mengubah
fungsi tubuh dan, dan mengubah kebiasaan gaya hidup. Ilmuwan tidak dapat memahami
bagaimana sebenrnya hipnosis dapat meredakan nyari, namun, suatu teori menyebutkan
baha hipnosis mencegah stimulus nyeri dalam otak menembus pikiran sadar. Teori lain
meyebutkan bahwa hipnosis bekerja dengan mengaktifkan jalan saraf dalam otak yang
menyebabkan pelepasan zat seperti morfin alamiah yang disebut enkafalin dan endorfin.
Opoid ini mengubah perilaku dan persepsi nyeri.
Hipnosis membutuhkan partisipasi aktif klien; Klien bahkan dapat belajar
membangkitakan keadaan hipnotik mereka.Hipnosis tidak menghilangkan kendali diri
seseorang, bahkan orang yang berada di bawah hipnosis tidak dapat disuruh melakukan
sesuatu yang mereka anggap tidak bermoral atau berbahaya.Dalam keadaan tidak
sadarkan diri hipnosis, klien tidak jatuh tidur, tetapi menjadi sangat terfokus sehingga
distraksi minor dapat diabaikan.Beberapa teknik hipnosis digunakan, yang bergantung
pada tipe nyeri dan pilihan klien dan ahli terapi. Salah satu yang paling sering digunakan
adalah supresi gejala, yaitu kesadaran klien akan gejala (mis. Nyeri) dihambat dan klien
tersebut dijauhkan dari hal tersebut.keefektifan tipe hipnosis ini bergantung pada
keparahan gejala dan kemampuan klien untuk berkonsentrasi.
j. Aromaterapi
Aromaterapi ialah salah satu jenis pengobatan alternatif yang menggunakan bahan
cairan tanaman yang mudah menguap, dikenal sebagai minyak esensial, dan senyawa
aromatik lainnya dari tumbuhan yang bertujuan untuk memengaruhi suasana hati atau
kesehatan seseorang, yang sering digabungkan dengan praktik pengobatan alternatif dan
kepercayaan kebatinan.
Contoh-contoh Aromaterapi:
 Eucalyptus (kayu putih)
 Lavender
 Teh hijau (green tea)
 Sandalwood (cendana)
 Rose (bunga mawar)
 Ylang-ylang (bunga kenanga)

F. Terapi Pengobatan Alternatif


Sekarang ini minat terhadap CAM semakin meningkat. Hal ini dikarenakan
masyarakat menuntut lebih banyak piihan dan lebih bertanggung jawab terhadap
kesehatan mereka sendiri. Beberapa orang memilih CAM saat kebutuhan perawat
kesehatan mereka belum terpenuhi melalui pengobatan tradisional. Beberapa dokter
menggunakan terapi CAM sebagai bagian dari praktik mereka, tetapi pasien sebaiknya
menyadari bahwa dokter yang menggunakan CAM dalam praktik mereka tidak
sepenuhnya berkualifikasi untuk melakukannya.
1. Akupuntur dan Pengobatan Oriental
Pengobatan Cina Tradisional (traditional chinese medicine, TCM) telah
berkembang selama ribuan tahun dan mempunyai sejarah yang panjang diseluruh asia.
TCM berdasar pada sistem canggih yang memadukan teori kedokteran dan filosofis
serta riwayat pengalaman dan tradisi yang didokumentasikan secara empiris. Teori dan
praktik TCM telah berkembang secara berbeda disepanjang Asia dan Eropa, tetapi hal
ini konsisten dengan dasar pikiran filosofis yang melandasi bahwa kesehatan dan
lingkungan slaing terkait. Modalitas terapi dalam TCM mencakup akupuntur, herbal,
latihan diet, dan mamase.
TCM didasarkan pada premi bahwa energi vital tubuh mengalir melalui aliran
atau meridian dan dapat diakses melalui titik anatomis tertentu disepanjang permukaan
tubuh. Penyakit digambarkan sebagai gangguan atau ketidak seimbangan aliran energi
vital tubuh. Fokus terapi akupuntur adalah memulihkan keseimbangan aliran energi vital
tubuh dalam upaya membantu tubuh menyembuhkan diri. Hal ini dapat dilakukan
dengan menusukkan jarum halus dan steril ke dalam titik tertentu di sepanjang meridian
diberbagai area tubuh. Ketika jarum ditusukkan, jarum dapat dipanaskan, distimulasi
dengan aliran listrik ringan, atau dimanipulasi secara manual. Kadang kalah herbal
“moxa” dibakar di atas titik akupuntur tertentu untuk memfasilitasi aliran energi vital
tubuh.
Akupuntur adalah salah satu metode pengobatan tradisional yang berasal dari
China. Penggunaan jarum-jarum yang sangat tajam pada titik-titik terdapat dalam tubuh
sehingga menstimulasi tubuh untuk memberikan energy yang dapat digunakan untuk
mengatasi penyakit. Akupuntur pertama kali diperkenalkan di Amerika serikat tahun
1970-an. “terdapat cukup bukti mengenai manfat akupuntur yang dapat digunakan
secara luas dalam pengobatan konvensional dan mendorong penelitian lebih lanjut
terkait manfaat klinis dan fisiologinya” (Acupunture, 1997). Akibatnya lebih banyak
professional mempertimbangkan untuk memadukan akupuntur dengan pengobatan
konvensional. Penelitian menunjukkan bahwa akupuntur efektif dalam meredakan nyeri
pascaoperasi dan mual akibat kehamilan dan kemoterapi (Acupunture, 1997).
Akupuntur tampak efektif pada banyak penyakit termasuk stroke, sakit kepala, nyeri
pinggang kronis, kram menstruasi, nyeri otot, carpal tunnel syndrome, kecanduan,
asma, dan mual akibat kehamilan. Terapi akupuntur juga dapat menyebabkan penurunan
banyaknya obat pereda nyeri atau anestesi yang mungkin diperlukan.
2. Kiropraktik
Berasal dari bahasa yunani yang berarti “dilakukan dengan tangan”, mencakup
penyesuaian tulang belakang dan sendi (Cassileth, 1998). Kiropraktik dilandaskan pada
asumsi bahwa mempertahankan kesejajaran tulang belakang dan sendi dapat
memfasilitasi aliran energi diseluruh tubuh, termasuk sistem saraf, sirkulasi, pernapasan,
gastrointestinial, dan limbik. Ahli kiropraktik memperhatikan pemeliharaan sistem
pengaturan mandiri tubuh dan berfokus membantu tubuh ntuk menyembuhkan dirinya
sendiri. Manipulasi tulang belakang telah digunakan selama berabad-abad di Eropa,
Asia, dan Mesir kuno untuk memelihara dan memulihkan kesehatan.
Kiropraktik adalah terapi CAM yang saat ini paling diterima dan sering
digunakan di Amerika Serikat. Ahli kiropraktik dapat menggunakan sinar-X, inspeksi
visual, kekuatan dan kelemahan otot, rentang gerak, dan postur untuk mengkaji tulang
belakang terhadap ketidaksejajaran vertebrata. Nyeri pinggang yang ditangani dengan
manipulasi tulang belakang merupakan fokus kiropraktik.

3. Pengobatan Herbal
Herba telah digunakan sejak zaman purbakala untuk mengobati penyakit. Herba
adalah tanaman yang dinilai bermanfaat karena sifat obat, rasa, dan aromanya. Orang
amerika terus menunjukkan peningkatan minat terhadap penggunaan herba dan tonik
herba dalam upaya mencari cara hidup yang lebih alami atau karena ketidak puasan
dengan terapi yang ditawarkan oleh profesi kedokteran. Gaya hidup yang sehat adalah
promotor utama kesehatan yang baik, dan pengobatan konvensional dapat menjadi
terapi terbaik untuk banyak masalah, terapi herba tertentu dapat dijadikan pilihan untuk
manajemen sehat dan sakit. Seiring perkembangan literature awam saat ini mengenai
ramuan herba dan peningkatan ketersediaan produk tersebut ditoko makanan sehat,
makin banyak orang yang bergantung pada herba dan terapi yang kurang konvensional
lain untuk berbagai masalah.
4. Homeopati
Berasal dari bahasa yunani yaitu homois (serupa) dan pathos (penderitaan).
Menurut teori homeopati, zat pengobatan yang benar untuk serangkaian gejala tertentu
adalah zat yang secara alami menghasilkan gejala tersebut pada orang yang sehat.
Umumnya disebut sebagai “like cures like”. Biasanya obat-obatan homeopati terdiri
atas tumbuhan, hewan, atau zat mineral yang diencerkan dalam air atau alkohol dan
dikocok dengan keras. Proses pengenceran dan pengocokan dapat diulang beberapa kali
sampai tidak ada lagi sisa kimia zat asli yang dapat dideteksi. Secara paradoks, semakin
banyak pengenceran, semakin kuat obat tersebut. Hingga tahun 2002, hanya tiga Negara
bagian di Amerika Serikat yang memberikan jasa homeopati meskipun perawat praktisi,
asisten dokter, dokter gigi, dokter hewan, ahli kiropraktik, ahli akupuntur berizin,
perawat bidan, ahli penyakit kaki, dan ahli naturopati dapat mempraktikkan homeopati
apabila undang-undang praktik dinegara bagian mereka memperbolehkan. Homeopati
bahkan lebih popular di Eropa.

Anda mungkin juga menyukai