Anda di halaman 1dari 5

A.

Pengertian Latar Belakang Masalah


Latar belakang masalah adalah kondisi-kondisi yang mendasari atau mendukung
kelayakan ditentukannya masalah penelitian. Untuk meninjau ide yang sama ini sering
dipergunakan pula istilah lain, diantaranya: (1) latar belakang masalah, (2) latar belakang
pemilihan judul, latar belakang pemilihan masalah, (4) alasan pemilihan judul, (5) alasan
pemilihan masalah, (6) alasan penelitian. Di antara keenam istilah tersebut, istilah latar
belakang masalah bisa ditafsirkan “sebab-sebab kenapa masalah timbul”. Padahal yang
dimaksudkan dengan latar belakang penelitian tentu saja alasan kenapa meneliti masalah
timbul, kenapa memilih topik penelitian itu. Istilah yang yang menyebutkan kata “judul”,
karena umumnya yang dipahami adalah “kalimat judul” atau “title” penelitian, seyogyanya
dihindari saja.
Jadi istilah yang dipakai sebaiknya: (1) latar belakang penelitian, atau (2) latar belakang
pemilihan masalah, atau (3) latar belakang pemilihan topik penelitian, atau (4) alasan
penelitian, atau (5) alasan pemilihan masalah, atau (6) alasan pemilihan topik penelitian.
Latar belakang masalah ini perlu dipaparkan secara jelas serta didukung oleh data-data, fakta-
fakta dan argumen yang logis mengenai penting serta layaknya penelitian tersebut dilakukan.
[2]

B. Isi Latar Belakang


Mengenai isi latar belakang masalah, disini akan dijelaskan secara garis besar bagian-
bagian yang diperlukan. Penambahan bagian-bagian dapat saja terjadi, karena keluasan kajian
mengenai latar belakang disesuaikan dengan jenis-jenis penelitiannya.
a. Bagian Pertama
Menerangkan tentang kondisi-kondisi yang menyebabkan ketertarikan peneliti maupun
segmen pembaca. Untuk tiap-tiap jenis proposal memiliki segmen pembaca yang berbeda-
beda. Misalnya bagi proposal penelitian institusional baik pemerintah maupun swasta
fokus ketertarikan pembaca adalah nilai guna yang diperlukan oleh institusi tersebut. Jika
proposal yang dibuat berkaitan dengan konteks bisnis maka perlu juga disampaikan
keuntungan-keuntungan yang didapatkan dari penelitian yang akan dilakukan.
b. Bagian Kedua
Kemukakan secara jelas hal-hal yang ingin diketahui. Mulai dari definisi dan permaknaan
terhadap objek penelitian. Selanjutnya mengenai teori-teori yang dapat memperluas alasan
pentingnya dilakukan penelitian. Jelaskan juga pentingnya hal tersebut untuk diketahui.
Kepentingan tersebut dapat berkaitan dengan masalah pemenuhan kebutuhan hidup
manusia, masalah-masalah sosial dan masalah-masalah kepentingan ilmu pengetahuan
secara mendasar.
c. Bagian Ketiga
Berikan gambaran pula apa yang diharapkan sebagai hasil penelitian ini. Gambaran dapat
berupa seuatu yang praktis serta fungsional. Maupun sesuatu bentuk teori baru yang dapat
dikembangkan pada tataran praktis. Selain itu dapat juga teori-teori yang akan mendukung
berbagai bidang ilmu pengetahuan lainnya.

C. Runtutan Logika Penjelasan


Settingpermasalahan secara luas menjadi suatu pernyataan yang selanjutnya
dijelaskan secara lebih mendalam. Dalam hal ini kita menggunakan logika deduktif. Dari
suatu konsep penjelasan yang luas selanjutnya disimpulkan menjadi beberapa bagian dan
masing-masing bagian tesebut dapat dibuat dalam bentuk paragraf-paragraf tersendiri.
Jika suatu teori muncul dari data pendahuluan, maka harapannya ialah teori itu
mengikuti asas dengan paradigma metodologis yang sesuai dengan harapannya. Hal itu
akan menjadi persoalan apabila teori itu merupakan sesuatu yang digunakan oleh peneliti
untuk diuji. Maka dalam hal ini penelaahan kesesuaiannya perlu pula diperhitungkan dalam
prposal penelitian, sehingga konsep latar belakang sesuai dengan teori logika dalam
penelitian. Dan hasilnya merupakan kejelasan latar belakamg, teori serta permasalahan.
Perlunya dibuat dengan runtutan logika agar pembaca dapat mengikuti suatu alur
yang berkerucut dari hal-hal yang bersifat umum sebagaimana telah diterangkan diatas.
Sebagian besar latar belakang penelitian dijelaskan dengan konsep logika penjelasan
deduktif. Adapun mengenai logika deduktif ini sudah diterangkan sebelumnya dalam buku
ini.[3]
Dalam suatu penelitian ilmiah, proses lahirnya suatu masalah tersaji secara formal
dalam bentuk uraian latar belakang masalah. Melalui latar belakang masalah, pengalaman
tentang permasalahan penelitian yang sedang dihadapi dapat menjadi lebih utuh. Alasannya
adalah suatu latar belakang masalah yang baik umumnya mengungkapkanpaling tidak
empat hal, yaitu:[4]
1. Mengungkap isu-isi (issues)
Isu ada dalam latar belakang masalah mengingat isu merupakan hal yang mengganjal
tentang sesuatu hingga memerlukan penyelesaian. Isu bisa merupakan gejala, fenomena
atau komentar yang sedang ramaisaat ini. Isu berperan sebagai masalah yang pokok dan
segera memerlukan penyelesaian. Perlu diingat bahwa isu berbeda dengan gosip. Hal
lain yang perlu diingat bahwa sepanjang pernyataan tentang masalah masih bisa
dibantah, maka tidak bisa dikatakan isu.
2. Mengungkapkan fata-fakta (exiting information)
Selain isu, dala latar belakang masalah biasa diuraikan pula fakta-fata yang
memperkuat isu. Maksudnya, ada keyakinan bahwa isu yang diangkat tidaklah dibuat-
buat, melainkan nyata adanya. Fakta-fakta yang dimaksud umumnya tentang data
berupa angka, data-data kualitatif dan lain-lain. Sumber fakta pun terkadang
disebutkan, misalnya dari suatu media massa, jurnal, laporan sebuah instansi, atau hasil
penelitian sebelumnya. Peneliti hendanya memperhatikan pula keaktualan fakta-fata
yang dikemukakan.
3. Mengungkapkan nilai guna untuk apa masalah dipecahkan (need)
Setelah isu diungkapkan dan disertai oleh fakta yang menguatkan, ada baiknya peneliti
pun menguraikan kebutuhan penelitian, yaitu untuk apa masalah dipecahkan melalui
penelitiannya. Suatu penelitian memiliki arti lebih apabila hasilnya dapat dimanfaatkan
untuk kepentingan lain. Sebagai contoh, suatu penelitian yang menyangkut isu tentang
masalah kesulitan mengajarkan penyelesaian soal-soal tipe pemecahan masalah
matematika, hasil penelitiannya dapat dimanfaatkan bagi guru matematika dalam
memberikan pembelajaran matematika khususnya dalam mengajarkan penyelesaian
soal-soal tipe pemecahan masalah.
4. Memiliki tingkat kesukaran berkenaan dengan pemecahan masalahnya atau masih
langka/jarang orang meneliti masalah itu (difficulty)
Hal lain yang sering disertakan dalam latar belakang masalah adalah difficultymasalah
yang akan diteliti. Masksudnya, selain menarik, penelitian yang meneliti masalah pun
masih langka/jarang. Jadi, jika masalah diteliti maka menjadi masukan berharga bagi
siapapun.[5]

D. Fungsi Latar Belakang Masalah Penelitian


Dalam pembicaraan kita mengenai kriteria atau patokan topik penelitian atau masalah
penelitian yang baik dalam uraian-uraian terdahulu telah disebutkan bahwa masalah atau
topik itu:
1. Harus merupakan topik yang mempunyai arti penting:
a. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan, yaitu bisa memberikan sumbangan berupa
konsep atau teori baru, dan
b. Bagi kepentingan praktek kehidupan sehari-hari dapat memberikan sumbangan bahan
pemikiran, saran pemecahan masalah, dan sebagainya.
2. Harus merupakan topik yang menarik (terutama bagi masyarakat luas).
Terutama arti penting penelitian harus merupakan alasan mengapa sesuatu topik
penelitian dipilih. Jadi fungsi uraian mengenai latar belakang penelitian atau pemilihan
masalah adalah memberikan alasan yang mendasari mengapa topik penelitian itu dipilih
untuk teliti. Dalam skripsi-skripsi yang lama masih dijumpai mahasiswa yang
menuliskan latar belakang atau alasan penelitian itu demikian:
a. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana muda/sarjana, dan atau
b. Untuk menyusun skripsi/tesis.
Tentu saja bukan itu alasan penelitian yang dimaksud. Apalagi misalnya kalau ditambahi
dengan: “untuk melatih mahasiswa bagaimana mengadakan penelitian yang sebenarnya”.
Adanya syarat menyusun tesis atau skripsi merupakan persyaratan akademik, bukan
merupakan alasan mengadakan penelitian menegenai sesutu topik.
Adakalanya juga penulis rencana penelitian atau skripsi menuliskan alasan pemilihan
masalah itu demikian:
1. Karena datanya cukup tersedia
2. Karena sesuai dengan bidang studi penulis
3. Karena biayanya akan cukup murah
Dulu dalam skripsi-skripsi lama, hal ini disebut alasan subjektif (nomor 2 dan 3).
Deawasa ini tidak lagi nampak alasan subjektif muncul dalam rencana penelitian, alasan
subjektif itu bisa saja diperhatikan, tetapi tidak perlu dituliskan sebagai alasan pemilihan
topik penelitian. Alasan karena sesuai dengan bidang studi mahasiswa bahkan pemborosan
kalau dituliskan, sebab jurusannya akan menolak topik yang tidak sesuai dengan bidang studi.
Sedangkan alasan datanya cukup tersedia, juga tak perlu ditegaskan dalam latar belakang
penelitian, sebab mau tidak mau harus demikianlah penelitian itu. Soal alasan pentingnya
masalah itu diteliti, tentu tidak semua orang memahami. Jadi jelaskanlah pada pembaca.
Jadi sekali lagi, yang dituliskan dalam latar belakang penelitian atau alasan pemilihan
judul, alasan pemilihan masalah, atau alasan pemilihan topik penelitian, adalah mengapa
topik itu perlu diteliti, apa arti pentingnya bagi perkembangan ilmu dan bagi kehidupan
praktik sehari-hari.[6]

DAFTAR PUSTAKA
Amirin Tatang M. 1995. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Awangga Suryaputra N. 2007. Desain Proposal Penelitian. Yogyakarta: Pyramid Publisher.
Mardalis. 2010. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi aksara.
M.M. Sopiah, Sangadji Etta Mamang . 2010. Metodologi Penelitian “Pendekatan Praktis dalam
Penelitian”. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Suryaputra N. Awangga, Desain Proposal Penelitian, (Yogyakarta: Pyramid Publisher, 2007), hlm. 89.
Tatang M. Amirin, Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,1995), hlm.
53.
Suryaputra N. Awangga, Op. Cit, hlm. 91-94.
Etta Mamang Sangadji, Sopiah M.M, Metodologi Penelitian “Pendekatan Praktis dalam Penelitian”,
(Yogyakarta: CV Andi Offset, 2010), hlm. 66 ]Ibid., hlm. 67
Tatang M. Amirin, Op. Cit, hlm. 53-55.
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi aksara, 2010), hlm.36

Anda mungkin juga menyukai