Anda di halaman 1dari 3

NOTULEN CME HEPATITIS

• Hepatitis merupakan peradangan pada hati yang dapat disebabkan karena penyebab infeksi
(mis: infeksi virus, bakteri, jamur, dan parasit) maupun penyebab non-infeksi (mis : alkohol, obat-
obatan, penyakit autoimun, dan gangguan metabolik).

• Infeksi virus pada hepatitis dapat disebabkan oleh virus hepatitis A,B,C,D,E

• Penularan hepatitis:
1. Hepatitis A dan E melalui fekal oral
2. Hepatitis B melalui perkutan dan transplasenta
3. Hepatitis C melalui perkutan
4. Hepatitis D melalui perkutan

• HEPATITIS A
Infeksi akut hepatitis A terdeteksi melalui IgM anti HAV.
Hepatitis A memiliki gejala flu like syndrome (cepat lelah, demam, anoreksia (tidak nafsu makan),
artralgia (nyeri pada sendi) dan sakit kepala).
Hepatitis A memiliki masa inkubasi sekitar 4 minggu dan penyakit ini bersifat self-limited.
Infeksi HAV selama kehamilan atau pada saat persalinan tidak tampak menimbulkan komplikasi
kehamilan.
Terapi untuk hepatitis A simtomatis (mengurangi gejala), mencegah dehidrasi, istirahat yang
cukup, dan pemberian nutrisi yang adekuat serta suplemen seperti curcuma atau vitamin hati
lainnya

• HEPATITIS B
Penularan hepatitis B melalui kulit, mukosa (mulut, mata, hidung, saluran makanan bagian bawah
dan alat kelamin), dan perinatal (transmisi vertikal).
Kelompok yang berisiko mengalami hepatitis B, yaitu individu yang sering berganti pasangan,
homoseksual, anggota keluarga penderita hepatitis B kronik, bayi dari ibu HbsAg (+), individu
yang tinggal di daerah dengan prevalensi hepatitis B tinggi dan pemukiman padat penduduk.
Terdapat 3 manifestasi klinis hepatitis B: hepatitis akut (terdiri atas 4 tahap, yaitu masa inkubasi,
fase pra ikterik, ikterik, dan fase penyembuhan), hepatitis kronik ( infeksi virus hepatitis B dan
gangguan faal hati tetap terjadi selama lebih dari 6 bulan) , dan karier sehat.

Kriteria Diagnosis:
Indikasi terapi ditentukan berdasarkan kombinasi dari empat kriteria, yaitu nilai DNA VHB serum,
status HbeAg, nilai ALT, dan gambaran histologis hati.

• HEPATITIS C
85% dari kasus infeksi Hepatitis C menjadi kronis dan secara perlahan merusak hati bertahun-
tahun. Dalam waktu tersebut, hati bisa rusak menjadi sirosis (pengerasan hati), stadium akhir
penyakit hati dan kanker hati.
Sirosis hepatis dapat dibagi menjadi kompensata dan dekompensata.
Jika pasien pernah mengalami luka karena jarum suntik, pasien harus melakukan tes ELISA
atau RNA HCV setelah 4-6 bulan terjadinya luka untuk memastikan tidak terinfeksi penyakit
Hepatitis C.
Hepatitis C kronis dapat diobati dengan Interferon alfa, Pegylated Interferon dan Ribavirin.

• HEPATITIS D
Tipe D (hepatitis delta) merupakan 50% hepatitis tiba-tiba dan parah, dengan angka kematian
yang tinggi. Masa inkubasi infeksi virus hepatitis D, yaitu 1-90 hari.
Virus hepatitis D menular melalui hubungan intim dengan penderita dan pada homoseksual,
menggunakan jarum dan obat-obatan secara bersamaan, dan bayi dari wanita penderita hepatitis
D.
Terapi hepatitis D berupa interferon-alfa dan transplantasi hati. Pencegahan berupa vaksinasi
hepatitis B HBV-HDV co-infeksi HBV-HDV super-infeksi.

• HEPATITIS E
Virus hepatitis E (HEV) ditularkan melalui jalur oral-fekal (makanan dan minuman yang
terkontaminasi) dengan air minum yang tercemar tinja merupakan media penularan yang paling
sering terjadi.
HEV endemik di beberapa bagian negara berkembang yang sanitasinya kurang baik dan bersifat
self-limited.
Terapi untuk pasien yang terinfeksi HEV hanya bersifat suportif.
Belakangan ini, pasien dengan sindrom HELLP sering didiagnosis banding dengan
hepatitis E.

Anda mungkin juga menyukai