Pancasila adalah salah satu warisan paling agung dan maha penting yang dimiliki. Pancasila adalah darah, hati, dan hidup kita karena kalau kita sedikit melihatnya dari sudut pandang teori-teori sosial terutama dari Peter L. Berger, Pancasila adalah nilai-nilai objektif yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan sejak bangsa ini ada. Ia hidup dan dihidupi oleh kita sebagai pencipta/pemilik, pelaku, dan penjaganya sekaligus. Ini yang disebut sebagai teori objektivasi-eksternalisasi- internalisasi dalam teori konstruksi sosial. Pancasila adalah kenyataan objektif yang hidup di tengah masyarakat, lalu kita internalisasi ke dalam kesadaran dan pemahaman, dan terakhir kita eksternalisasi dalam perilaku dan tindakan fisik ataupun mental dalam kehidupan sehari-hari, dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan agama. Pancasila sebagai sistem filsafat adalah kenyataan yang objektif, yaitu bahwa kenyataan itu ada pada Pancasila sendiri terlepas dari sesuatu yang lain atau terlepas dari pengetahuan orang. Kenyataan objektif yang ada dan terletak pada Pancasila sehingga Pancasila sebagai suatu sistem filsafat bersifat khas dan berbeda dengan sistem-sistem filsafat yang lain. Hal ini secara ilmiah disebut sebagai filsafat secara objektif. Dan untuk mendapatkan makna yang lebih mendalam dan mendasar, kita perlu mengkaji nilai-nilai Pancasila dari kajian filsafat secara menyeluruh.
1.2 Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan makalah ini penulis memperoleh hasil yang diinginkan, maka penulis mengemukakan beberapa rumusan masalah. Rumusan masalah itu adalah : 1. Apa pengertian dari filsafat? 2. Bagaimana rumusan kesatuan sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem? 3. Bagaimana rumusan kesatuan sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem? 4. Bagaimana kesatuan sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat?