PENDAHULUAN
1
Data WHO menunjukkan 17 juta orang meninggal setiap tahunnya karena
penyakit jantung dan pembuluh darah di seluruh dunia. Terdapat 36 juta penduduk
atau sekitar 18% total penduduk Indonesia 80% diantaranya meninggal secara
mendadak setiap tahunnya dan 50% tidak menunjukkan gejala. Data di RS Jantung
dan Pembuluh Darah pasien penyakit jantung koroner baik rawat jalan maupun
rawat inap mengalami peningkatan 10% setiap tahunnya dan di AS 1,5 juta orang
mengalami serangan jantung dan 478.000 orang meninggal karena jantung koroner
setiap tahunnya (Hediyani, 2012).
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Fisiologi
Secara fisiologi, jantung adalah salah satu organ tubuh yang paling vital
fungsinya dibandingkan dengan organ tubuh vital lainnya. Dengan kata lain,
apabila fungsi jantung mengalami gangguan maka besar pengaruhnya terhadap
organ-organ tubuh lainya terutama ginjal dan otak. Karena fungsi utama jantung
adalah sebagai single pompa yang memompakan darah ke seluruh tubuh untuk
kepentingan metabolisme sel-sel demi kelangsungan hidup. Untuk itu, siapapun
orangnya sebelum belajar EKG harus menguasai anatomi & fisiologi dengan
baik dan benar. Sub-sub topik di bawah ini :
1. Ukuran,Posisi atau letak Jantung
2. Lapisan Pembungkus Jantung
3. Lapisan Otot Jantung
4. Katup Jantung
5. Ruang Jantung
6. Arteri Koroner
7. Siklus Jantung
3
Gb: 1 Gb: 2
4
Diantara lapisan pericardium parietal dan lapisan perikardium visceral
terdapat ruang atau space yang berisi pelumas atau cairan serosa atau yang
disebut dengan cairan perikardium. Cairan perikardium berfungsi untuk
melindungi dari gesekan-gesekan yang berlebihan saat jantung berdenyut atau
berkontraksi. Banyaknya cairan perikardium ini antara 15 – 50 ml, dan tidak
boleh kurang atau lebih karena akan mempengaruhi fungsi kerja jantung.
Seperti yang terlihat pada Gb.3, lapisan otot jantung terbagi menjadi 3 yaitu :
1. Epikardium,yaitu bagian luar otot jantung atau pericardium visceral
2. Miokardium, yaitu jaringan utama otot jantung yang bertanggung jawab
atas kemampuan kontraksi jantung.
3. Endokardium, yaitu lapisan tipis bagian dalam otot jantung atau lapisan tipis
endotel sel yang berhubungan langsung dengan darah dan bersifat sangat
licin untuk aliran darah, seperti halnya pada sel-sel endotel pada pembuluh
darah lainnya.
5
Katup Jantung
6
Ruang,Dinding & Pembuluh Darah Besar Jantung
7
Bagian dalam kedua ruang ventrikel dibatasi oleh septal ventrikel, baik
ventrikel maupun atrium dibentuk oleh kumpulan otot jantung yang mana
bagian lapisan dalam dari masing-masing ruangan dilapisi oleh sel endotelium
yang kontak langsung dengan darah. Bagian otot jantung di bagian dalam
ventrikel yang berupa tonjolan-tonjolan yang tidak beraturan dinamakan
trabecula. Kedua otot atrium dan ventrikel dihubungkan dengan jaringan
penghubung yang juga membentuk katup jatung dinamakan sulcus coronary,
dan 2 sulcus yang lain adalah anterior dan posterior interventrikuler yang
keduanya menghubungkan dan memisahkan antara kiri dan kanan kedua
ventrikel.
Perlu anda ketahui bahwa tekanan jantung sebelah kiri lebih besar
dibandingkan dengan tekanan jantung sebelah kanan, karena jantung kiri
menghadapi aliran darah sistemik atau sirkulasi sistemik yang terdiri dari
beberapa organ tubuh sehingga dibutuhkan tekanan yang besar dibandingkan
dengan jantung kanan yang hanya bertanggung jawab pada organ paru-paru
saja, sehingga otot jantung sebelah kiri khususnya otot ventrikel sebelah kiri
lebih tebal dibandingkan otot ventrikel kanan.
8
6. Vena pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa
darah bersih dari kedua paru-paru ke atrium kiri.
7. Assending Aorta, yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah bersih
dari ventrikel kiri ke arkus aorta ke cabangnya yang bertanggung jawab
dengan organ tubuh bagian atas.
8. Desending Aorta,yaitu bagian aorta yang membawa darah bersih dan
bertanggung jawab dengan organ tubuh bagian bawah.
Arteri Koroner
Arteri koroner adalah arteri yang bertanggung jawab dengan jantung
sendiri,karena darah bersih yang kaya akan oksigen dan elektrolit sangat
penting sekali agar jantung bisa bekerja sebagaimana fungsinya. Apabila arteri
koroner mengalami pengurangan suplainya ke jantung atau yang di sebut
dengan ischemia, ini akan menyebabkan terganggunya fungsi jantung
sebagaimana mestinya. Apalagi arteri koroner mengalami sumbatan total atau
yang disebut dengan serangan jantung mendadak atau miokardiac infarction dan
bisa menyebabkan kematian. Begitupun apabila otot jantung dibiarkan dalam
keadaan iskemia, ini juga akan berujung dengan serangan jantung juga atau
miokardiac infarction. Arteri koroner adalah cabang pertama dari sirkulasi
sistemik, dimana muara arteri koroner berada dekat dengan katup aorta atau
tepatnya di sinus valsava.
9
dibagian permukaan posterior jantung yang merupakan bagian dari jantung
yang sangat penting yaitu kruks jantung. Nodus AV node berada pada titik ini.
Siklus Jantung
Sebelum mempelajari siklus jantung secara detail, terlebih dahulu saya
ingin menyegarkan ingatan anda tentang sirkulasi jantung. Saya yakin kalau
anda masih mengingatnya dengan baik atau anda telah lupa?
Anda masih ingat kalau jantung dibagi menjadi 4 ruang? Empat ruang jantung
ini tidak bisa terpisahkan antara satu dengan yang lainnya karena ke empat
ruangan ini membentuk hubungan tertutup atau bejana berhubungan yang satu
sama lain berhubungan (sirkulasi sistemik, sirkulasi pulmonal dan jantung
sendiri). Di mana jantung yang berfungsi memompakan darah ke seluruh tubuh
melalui cabang-cabangnya untuk keperluan metabolisme demi kelangsungan
hidup.
Karena jantung merupakan suatu bejana berhubungan, anda boleh
memulai sirkulasi jantung dari mana saja. Saya akan mulai dari atrium/serambi
kanan. Atrium kanan menerima kotor atau vena atau darah yang miskin oksigen
dari:
Superior Vena Kava
Inferior Vena Kava
Sinus Coronarius
Dari atrium kanan, darah akan dipompakan ke ventrikel kanan melewati
katup trikuspid. Dari ventrikel kanan, darah dipompakan ke paru-paru untuk
mendapatkan oksigen melewati:
Katup pulmonal
Pulmonal Trunk
Empat (4) arteri pulmonalis, 2 ke paru-paru kanan dan 2 ke paru-paru kiri
10
Darah yang kaya akan oksigen dari paru-paru akan di alirkan kembali
ke jantung melalui 4 vena pulmonalis (2 dari paru-paru kanan dan 2 dari paru-
paru kiri) menuju atrium kiri. Dari atrium kiri darah akan dipompakan ke
ventrikel kiri melewati katup biskupid atau katup mitral. Dari ventrikel kiri
darah akan di pompakan ke seluruh tubuh termasuk jantung (melalui sinus
valsava) sendiri melewati katup aorta. Dari seluruh tubuh,darah balik lagi ke
jantung melewati vena kava superior,vena kava inferior dan sinus koronarius
menuju atrium kanan.
Perlu anda ingat bahwa siklus jantung berjalan secara bersamaan antara
jantung kanan dan jantung kiri, dimana satu siklus jantung = 1 denyut jantung
= 1 beat EKG (P,q,R,s,T) hanya membutuhkan waktu kurang dari 0.5 detik.
11
pengisian ventrikel atau ventrikel filling. Perlu anda ketahui bahwa 60% sampai
90 % total volume darah di kedua ventrikel berasal dari pengisian ventrikel
secara pasif. Dan 10% sampai 40% berasal dari kontraksi kedua atrium.
Fase Ejection
Seiring dengan besarnya tekanan di ventrikel dan proses depolarisasi
ventrikel akan menyebabkan kontraksi kedua ventrikel membuka katup
12
semilunar dan memompa darah dengan cepat melalui cabangnya masing-
masing. Pembukaan katup semilunar tidak mengeluarkan bunyi. Bersamaan
dengan kontraksi ventrikel, kedua atrium akan di isi oleh masing-masing
cabangnya.
1. Total volume darah yang terisi setelah fase pengisian ventrikel secara pasip
maupun aktif ( fase ventrikel filling dan fase atrial contraction) disebut
dengan End Diastolic Volume (EDV)
2. Total EDV di ventrikel kiri (LVEDV) sekitar 120ml.
3. Total sisa volume darah di ventrikel kiri setelah kontraksi/sistolic disebut
End SystolicVolume (ESV) sekitar 50 ml.
4. Perbedaan volume darah di ventrikel kiri antara EDV dengan ESV adalah
70 ml atau yang dikenal dengan stroke volume. (EDV-ESV= Stroke
volume) (120-50= 70).
B. Patologi
1. Definisi
CHF adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah ke
seluruh tubuh (Ebbersole, Hess, 1998). Risiko CHF akan meningkat pada
orang lanjut usia(lansia) karena penurunan fungsi ventrikel akibat penuaan.
CHF ini dapat menjadi kronik apabila disertai dengan penyakit-penyakit
13
seperti: hipertensi, penyakit katub jantung, kardiomiopati, dan lain-lain.
CHF juga dapat menjadi kondisi akut dan berkembang secara tiba-tiba pada
miokard infark.
Gagal jantung kongestif adalah suatu kegagalan pemompaan (di
mana cardiac output tidak mencukupi kebutuhan metabolik tubuh), hal ini
mungkin terjadi sebagai akibat akhir dari gangguan jantung, pembuluh
darah atau kapasitas oksigen yang terbawa dalam darah yang
mengakibatkan jantung tidak dapat mencukupi kebutuhan oksigen pada
erbagai organ (Ni Luh Gede Yasmin, 1993).
2. Etiologi
Terjadinya gagal jantung dapat disebabkan :
a. Disfungsi miokard (kegagalan miokardial)
b. Beban tekanan berlebihan-pembebanan sistolik (systolic overload)
Beban sistolik yang berlebihan diluar kemampuan ventrikel (systolic
overload) menyebabkan hambatan pada pengosongan ventrikel
sehingga menurunkan curah ventrikel atau isi sekuncup.
c. Beban volume berlebihan pembebanan diastolic (diastolic overload)
Preload yang berlebihan dan melampaui kapasitas ventrikel (diastolic
overload) akan menyebabkan volum dan tekanan pada akhir diastolic
dalam ventrikel meninggi. Prinsip Frank Starling; curah jantung mula-
mula akan meningkat sesuai dengan besarnya regangan otot jantung,
tetapi bila beban terus bertambah sampai melampaui batas tertentu,
maka curah jantung justru akan menurun kembali.
d. Peningkatan kebutuhan metabolic-peningkatan kebutuhan yang
berlebihan (demand overload)
Beban kebutuhan metabolic meningkat melebihi kemampuan daya kerja
jantung di mana jantung sudah bekerja maksimal, maka akan terjadi
keadaan gagal jantung walaupun curah jantung sudah cukup tinggi tetapi
tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan sirkulasi tubuh.
e. Gangguan pengisian (hambatan input).
14
Hambatan pada pengisian ventrikel karena gangguan aliran masuk ke
dalam ventrikel atau pada aliran balik vena/venous return akan
menyebabkan pengeluaran atau output ventrikel berkurang dan curah
jantung menurun.
f. Kelainan Otot Jantung
Gagal jantung paling sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung,
menyebabkan menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang
mendasari penyebab kelainan fungsi otot mencakup arterosklerosis
koroner, hipertensi arterial dan penyakit otot degeneratif atau inflamasi.
g. Aterosklerosis Koroner
Mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran darah
ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam
laktat). Infark miokardium (kematian sel jantung) biasanya mendahului
terjadinya gagal jantung.
h. Hipertensi Sistemik / Pulmonal
Meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan
hipertropi serabut otot jantung.
i. Peradangan dan Penyakit Miokardium
Berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini secara langsung
merusak serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas menurun.
j. Penyakit jantung
Penyakit jantung lain seperti stenosis katup semilunar, temponade
perikardium, perikarditis konstruktif, stenosis katup AV.
k. Faktor sistemik
Faktor sistemik seperti hipoksia dan anemia yang memerlukan
peningkatan curah jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen
sistemik. Hipoksia atau anemia juga dapat menurunkan suplai oksigen
ke jantung. Asidosis dan abnormalitas elektrolit juga dapat
menurunkan kontraktilitas jantung.
15
3. Tanda dan Gejala
Penderita gagal jantung yang tidak terkompensasi akan merasakan
lelah dan lemah jika melakukan aktivitas fisik karena otot-ototnya tidak
mendapatkan jumlah darah yang cukup. Pembengkakan juga menyebabkan
berbagai gejala. Selain dipengaruhi oleh gaya gravitasi, lokasi dan efek
pembengkakan juga dipengaruhi oleh sisi jantung yang mengalami
gangguan. Gagal jantung kanan cenderung mengakibatkan pengumpulan
darah yang mengalir ke bagian kanan jantung. Hal ini menyebabkan
pembengkakan di kaki, pergelangan kaki, tungkai, hati dan perut. Gagal
jantung kiri menyebabkan pengumpulan cairan di dalam paru-paru (edema
pulmoner), yang menyebabkan sesak nafas.
16
Perkembangan dari kongesti sistemik atau paru-paru dan edema
dapat dieksaserbasi oleh regurgitasi fungsional dan katub-katub
trikuspidalis atau mitralis bergantian. Regurgitasi fungsional dapat
disebabkan oleh dilatasi dari annulus katub atrioventrikularis atau
perubahan-perubahan pada orientasi otot papilaris dan kordatendinae yang
terjadi sekunder akibat dilatasi ruang.Sebagai respon terhadap gagal jantung
ada tiga mekanisme primer yang dapat dilihat; meningkatnya aktifitas
adrenergik simpatik, meningkatnya beban awal akibat aktivasi istem
rennin-angiotensin-aldosteron dan hipertrofi ventrikel.
Ketiga respon ini mencerminkan usaha untuk mempertahankan curh
jantung. Meknisme-meknisme ini mungkin memadai untuk mempertahnkan
curah jantung pada tingkat normal atau hampir normal pada gagal jantung
dini, pada keadaan istirahat. Tetapi kelainan pada kerja ventrikel dan
menurunnya curah jantung biasanya tampak pada keadaan berktivitas.
Dengan berlanjutnya gagal jantung maka kompensasi akan menjadi
semakin luring efektif.
17
lanjut dengan cara aktifitas sesuai kondisi yang telah diajarkan oleh terapis.
Disamping itu juga peran keluarga sangatlah penting untuk membantu dan
mengawasi segala aktifitas pasien di lingkungan masyarakatnya. Pasien
diberi pengertian juga tentang kontraindikasi dari kondisi pasien itu sendiri
untuk menghindari hal-hal yang dapat memperburuk keadaannya.
18
BAB III
PROSES FISIOTERAPI
B. Anamnesis Khusus
a. Keluhan utama : Sesak Napas
b. Letak Keluhan : Dada sebelah kiri
c. Lama Keluhan : Sejak di rawat di RS Wahidin
d. Sifat Keluhan : Sesak
e. RPP : Sesak di rasakan sejak pasien di
rawat di RS Wahidin karena adanya
penyakit Congestive Heart Failure yang di
derita pasien.
f. Riwayat penyakit dahulu : Hipertensi
g. Riwayat Kesehatan : Pernah opname sakit hipertensi
D. Inspeksi/Observasi
a. Statis
Pasien terbaring lemah di bed dengan raut muka tampak cemas
19
Adanya edema pada tungkai
Adanya sianosis di bagian telapak kaki
Bentuk thorax normal
Pola pernapasan “Tachypnea”(cepat dangkal, irama teratur)
b. Dinamis
Pasien sudah dapat melakukan ambulasi
Tungkai terasa sulit digerakkan karena adanya edema pada kedua
tungkai
E. Pemeriksaan Spesifik dan Pengukuran Fisioterapi
Expansi Thorax
Pemeriksaan Thorax Ekspirasi Inspirasi
Upper 79 cm 80 cm
Middle 82 cm 83 cm
Lower 83 cm 84 cm
Palpasi
1. Palpasi otot-otot pernapasan
Hasil : Tidak ada spasme pada otot-otot pernapasan
2. Vocal (tactile) fremitus
Prosedur : letakkan kedua tangan dengan lembut di tas dinding chest di
upper, middle dan lower chest lalu instruksikan pasien menyebut
beberapa kata atau angka “99” rasakan fremitus pada dinding dada.
Normalnya, fremitus akan terasa lembut yang sama pada dinding dada
akibat adanya getaran saat pasien berbicara
Hasil : fremitus terasa lembut
3. Nyeri dinding chest ( dada )
Prosedur : dilakukan dengan menekan lembut tiap area dinding dada
lalu anjurkan pasien unuk inspirasi dalam kemudian tanyakan pada
pasien dimana terasa paling nyeri
Hasil : dada sebelah kiri yang terasa paling nyeri
20
Perkusi
Cara memeriksa adanya udara atau cairan dalam paru-paru
Prosedur :Tempatkan jari tengah lurus di antara space intercosta dan ujung
jari tengah yang lain mengetuk pelan jari yang di intercosta tersebut.
Prosedur ketukan ini diulang beberapa kali pada beberapa tempat di bagian
area kiri dan kanan pada anterior dan posterior dinding dada.
Hasil : Bunyi Sonor
Pemeriksaan edema
Prosedur : Lakukan palpasi pitting dengan cara menekan dengan
menggunakan ibu jari dan amati waktu kembalinya
Penilaian derajat edema:
21
Tes kemampuan fungsional
Kuesioner ADL Index Barthel (BAI)
22
1 Sebagian di bantu (misalnya mengancing
baju)
8
2 Mandiri
TOTAL SKOR
Pemeriksaan Penunjang
Foto Thorax PA/AP :
Hasil Pemeriksaan :
Cardiomegaly dengan tanda-tanda bendungan paru
Dilatatio et atherosclerosis aortae
Efusi pleura bilateral
23
Pemeriksaan Laboratorium
Kondisi/Penyakit :
Gangguan pernapasan dan aktivitas fungsional et causa Congestive Heart
Failure Nyha III-IV
24
G. Tujuan Fisioterapi
1. Jangka Pendek
Mengurangi sesak napas
Mengurangi edema pada tungkai
Mengurangi nyeri dada
Meningkatkan ADL
2. Jangka Panjang
Meningkatkan kapasitas fisik dan fungsional pasien agar kedepannya bisa
hidup secara mandiri dan tidak bergantung dengan orang lain
25
Breathing Exercise
Pulsed Lip Breathing
Tujuan :
1). Mengurangi sesak napas.
2). Mengatur pola napas.
3). Relaksasi.
Prosedur : Posisi pasien rileks, pasien dimiinta untuk menarik napas dari
hidung selama 2-3 detik, kemudian mengeluarkan napas melalui mulut
seperti meniup lilin selama 4-6 detik.
Deep Breathing
Untuk melatih pernafasan pasien.
Prosedur :
1. Pasien dalam posis duduk, kedua tangan rileks diatas lutut, mata
dipejamkan
2. Ambil nafas pelan-pelan sedalm-dalamnya melauli mulut ( mulut
jangan dibuka terlalu lebar ) dan rasakan udara menyelinap ke
seleruh pelosok alveoli paru-paru
3. Keluarkan udara pelan-pelan melalui mulut dengan dibantu oleh
otot-otot perut. Rasakn sampai seakan-akan paru-paru menjadi
kosong udara
4. Istirahat sebentar, kemudian ulangi prosedur diatas beberapa kali.
Edukasi kepada pasien dan keluarga pasien
Tujuan: Untuk memberitahukan pada pasien mengenai latihan-latihan yang
dapat dilakukan tanpa ada pengawasn dari fisioterapis.
Teknik: Memberitahukan kepada pasien dan keluarga pasien tentang
latihan-latihan yang dapat dilakukan tanpa pengawasan
fisioterapis.
Dosis : Setelah penanganan
26
ADL Exercise
Tujuan : untuk meningkatkan ADL duduk ke berdiri
Teknik : fisioterapi memberikan fasilitasi refleks tidur lalu mengajarkan
pasien dari posisi duduk ke berdiri
J. Evaluasi Fisioterapi
Setelah dilakukan intervensi Fisioterapi pada pasien tersebut ada
pengurangan sesak tetapi belum ada penurunan nyeri dan penurunan edema
pada tungkai pasien.
27
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
CHF (Congestive Heart Failure) adalah suatu kegagalan jantung dalam
memompa darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Suatu keadaan
patofisiologi adanya kelainan fungsi jantung berakibat jantung gagal
memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan atau
kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian tekanan pengisian
ventrikel kiri.
Faktor-faktor yang dapat memicu perkembangan gagal jantung melalui
penekanan sirkulasi yang mendadak dapat berupa : aritmia, infeksi sistemik dan
infeksi paru-paru dan emboli paru-paru. Gagal jantung ditangani dengan
tindakan umum untuk mengurangi beban kerja jantung dan manipulasi selektif
terhadap ketiga penentu utama dari fungsi miokardium, baik secara sendiri-
sendiri maupun gabungan dari : beban awal, kontraktilitas dan beban akhir.
B. Saran
1. Penulis lebih banyak melihat referensi lain agar dapat memperoleh
informasi yang lain mengenai penyakit congestive heart failure (CHF) atau
gagal jantung kongestif.
2. Pembaca tidak hanya terpaku resume ini, tetapi juga melihat referensi lain
agar informasi yang didapat lebih beragam.
3. Diharapkan pembaca dapat mengaplikasikan dalam kegiatan sehari-hari.
28
DAFTAR PUSTAKA
29