Tujuan yang ingin dicapai pada peneltian ini Hasil berat volume kering tanah di
untuk mengetahui kinerja geogrid pada tanah pasir laboratorium didapat dari percobaan standar, dan
serta perilaku yang terjadi pada daya dukung tanah
berat volume kering tanah di lapangan didapat dari Geogrid
usaha penggilasan menggunakan alat berat.
Geogrid merupakan salah satu jenis
Teori Daya Dukung Pondasi geosintetik berbahan polymer. Penggunaan
berbahan polymer geogrid memiliki sifat kuat tarik
Keruntuhan geser dan penurunan perlu serta ketahanan rangkak yang tinggi. Geogrid
dipertimbangkan dalam perencaan pondasi. berbentuk jaring dan jala terbuka dengan ukuran
Tahanan geser yang dikerahkan oleh tanah tertentu sehingga mampu mengunci tanah di
disepanjang bidang gesernya untuk melawan sekillingnya dan dapat menambah perkuatan pada
penurunan akibat pembebanan dinyatakan dalam tanah tersebut. Geogrid memiliki tiga tipe bukaan
kapasitas dukung. Meyerhoff (1963) menyarankan antaral lain geogrid uniaksial, geogrid biaksial,
persamaan kapasitas daya dukung dengan geogrid triaksial. Penelitian ini menggunakan
mempertimbangkan bentuk pondasi, kemiringan geogrid biaksial dengan bentuk bukaan vertikal
beban dam kuat geser tanah diatas pondasi dan horisontal sama.
dinyatakan dalam persamaan berikut:
Penambahan Jumlah Lapisan Geogrid
q u = s c d c i c c N c + s q d q i q q N q + s ɣ d ɣ i ɣ 0,5 B’
ɣ Nɣ Menurut Qiming (2007) dalam penelitiannya
untuk mengetahui pengaruh dari penambahan
Dimana: jumlah lapis perkuatan pada tanah pasir
qu = Kapasitas daya dukung ultimit digunakan geogrid dengan jumlah lapisan empat.
Bertambahnya jumlah lapisan perkuatan geogrid
Nc, Nq, Nɣ = Faktor kapasitas daya nilai BCR semakin bertambah, tetapi
dukung pondasi memanjang penggunaan jumlah lapisan geogrid tiga
merupakan paling efektif.
sc, sq, sɣ = Faktor bentuk pondasi
Pengaruh Lebar Geogrid
dc, dq, d ɣ = Faktor kedalaman pondasi
Menurut Shin et al. (2000) hasil dari
ic, iq, iɣ = Faktor kemiringan beban penelitiannya didapatkan bahwa semakin
bertambahnya lebar geogrid nilai BCR semakin
N c = ( N q − 1)ctgϕ bertambah. Lebar geogrid digunakan dengan
N q = tg (45 o + ϕ / 2)e (πtgϕ ) rasio b/B=6 merupakan paling efektif. Hal ini
dikarenakan tidak ada peningkatan signifikan
N γ = ( N q − 1)tg (1,4ϕ ) antara rasio b/B=6 sampai b/B=10.
Dimana :
BCI = Bearing Capacity Improvement
q = daya dukung dengan perkuatan
Gambar 1 a). general shear failure b). local qo = daya dukung tanpa perkuatan
shear failure c). penetration failure
Sumber: Vesic (1963)
METODE PENELITIAN
Pengujian Dasar
Pengujian dasar yang dilakukan antara lain:
Dimana:
Pu = Beban maksimum yang terjadi pada saat
pengujian pembebanan Gambar 5 Perbandingan nilai daya dukung tanah
metode analitik dan eksperimen
A = Luas pondasi
Nilai Daya Dukung Tanah Perkuatan Geogrid
PEMBAHASAN
Penurunan didapatkan dari aksi beban yang
Nilai Daya Dukung Pondasi Tanpa Perkuatan diterima di titik pusat pondasi. Hasil dari proses
Perhitungan dengan metode analaitik untuk tersebut akan didapatkan nilai daya dukung tanah
mendapatkan nilai daya dukung tanah tanpa dengan perkuatan geogrid yang ditampilkan pada
adanya perkuatan dapat dicari dengan metode table 3.
Meyerhoff, Hansen, dan Vesic. Nilai daya dukung Tabel 3 Nilai Daya Dukung Tanah Perkuatan
tanah metode analitik dapat dilihat pada table Geogrid
berikut.
Tabel 1 Nilai Daya Dukung Tanah Tanpa B
N
Beban Penurunan s/B
qu (kN/m2)
Perkuatam Metode Analitik (cm) (kg) (mm) (%)
3 1021,978 8 10 141,941
Nilai daya dukung tanah tanpa perkuatan
pada pondasi menerus dari hasil percobaan 1 1214,255 10 10 134,917
laboratorium ditampilkan pada tabel berikut. 10 2 1417,183 10 10 157,465
Tabel 2 Nilai Daya Dukung Tanah Tanpa 3 1667,742 10 10 185,305
Perkuatan dengan Variasi Lebar Pondasi d/B= 0,5
d/B B Beban Penurunan s/B qu
(cm) (kg) (mm) (%) (kN/m2)
6 327,9 6 10 60,73
10 957,6 10 10 106,395
qu qu
B Tanpa Dengan Peningkatan
N BCI
(cm) Perkuatan Perkuatan (%)
(kN/m2) (kN/m2)
DAFTAR PUSTAKA