Anda di halaman 1dari 2

Asidi dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion hidrogen yang berasal dari

asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisasi
dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara pemberi proton (asam) dengan penerima proton (basa)
(Shochichah,2010)
Reaksi asam basa adalah reaksi yang terjadi antara larutan asam dengan larutan basa, hasil reaksi
ini dapat bersifat netral disebut juga reaksi penetralan asam basa tergantung pada larutan yang direaksikan.
Larutan yang direaksikan ini salah satunya disebut larutan baku. Larutan baku adalah larutan yang
konsentrasinya diketahui dengan tepat dan dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan lain.
Larutan baku ada dua yaitu larutan baku primer dan larutan baku sekunder.
Larutan baku primer adalah larutan baku yang konsentrasinya dapat ditentukan dengan jalan
menghitung dari berat zat terlarut yang dilarutkan dengan tepat. Larutan baku primer harus dibuat dengan:
a) Penimbangan dengan teliti menggunakan neraca analitik
b) Dilarutkan dalam labu ukur
Bahan kimia yang dapat digunakan sebagai bahan membuat larutan standar primer harus memenuhi tiga
persyaratan berikut:
a) Benar-benar ada dalam keadaan murni dengan kadar pengotor
b) Stabil secara kimiawi, mudah dikeringkan dan tidak bersifat higroskopis.
c) Memiliki berat ekivalen besar, sehingga meminimalkan kesalahan akibat penimbangan.
Pada percobaan kali ini larutan yang digunakan sebagai larutan baku primer adalah H2C2O4. 2H2O
(asam oksalat). Asam oksalat adalah zat padat , halus, putih, larut baik dalam air. Asam oksalat adalah asam
divalent dan pada titrasinya selalu sampai terbentuk garam normalnya. .berat ekivalen asam oksalat adalah
63. Larutan baku sekunder adalah larutan baku yang konsentrasinya harus ditentukan dengan cara titrasi
terhadap larutan baku primer. Pada percobaan kali ini larutan yang digunakan sebagai larutan baku
sekundere adalah NaOH. Larutan NaOH tergolong dalam larutan baku sekunder yang bersifat basa.
Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik, adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium
hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Natrium hidroksida murni
berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%. NaOH
bersifat lembab cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebas. Ia sangat larut dalam
air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan. NaOH juga larut dalam etanol dan metanol, walaupun
kelarutan NaOH dalam kedua cairan ini lebih kecil daripada kelarutan KOH. NaOH tidak larut dalam dietil
eter dan pelarut non polar lainnya.
NaOH
Nama sistematis Natrium hidroksida
Nama lain Soda kaustik
Rumus Molekul NaOH
Densitas 2,1 g/ cm3, padat
Titik leleh 318oC (591 K)
Titik didih 1390oC (1663 K)
Kelarutan dalam air 111 g/ 100 mL (20oC)
Massa molar 39,9971 g/mol
Penampilan zat padt putih
Titik nyala tidak mudah terbakar
Indikator asam basa sebagai zat penunjuk derajat keasaman kelarutan adalah senyawa organik
dengan struktur rumit yang berubah warnanya bila pH larutan berubah. Indikator dapat pula digunakan
untuk menetapkan pH dari suatu larutan. Indikator merupakan asam lemah atau basa lemah yang memiliki
warna cukup tajam, hanya dengan beberapa tetes larutan encer-encernya, indikator dapat digunakan untuk
menetapkan titik ekivalen dalam titrasi asam basa ataupun untuk menentukan tingkat keasaman larutan.
Pada percobaan kali ini indikator yang akan digunakan adalah indikator phenolphtalein atau sering disebut
dengan indikator PP. Indikator PP memiliki warna asam tak berwarna, rentang pH perubahan warna antara
8,3 – 10,0 dan warna basa merah.

Anda mungkin juga menyukai