Anda di halaman 1dari 10

2

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Garam adalah benda padatan bewarna putih berbentuk kristal yang merupakan kumpulan
senyawa dengan sebahagian besar terdiri dari Natrium Chlorida (>80%), serta senyawa-
senyawa lain seperti Magnesium Chlorida, Magnesium Sulfat, Calsium Chlorida. Garam
mempunyai sifat karakteristik hidroskopis yang berarti mudah menyerap air, tingkat kepadatan
sebesar 0,8 – 0,9 dan titik lebur pada tingkat suhu 801oC (Subiyantoro. S, 2001).
Mempelajari mengenai pembuatan dan pengenceran larutan sangat penting bagi mahasiswa
sebab pembuatan dan pengenceran larutan merupakan hal yang paling dasar dalam praktikum
Aplikasi Teknologi Laboratorium, juga pada kenyataannya tidak semua mahasiwa mampu serta
menguasai cara untuk membuat suatu lalrutan dan cara melakukan pengenceran yang baik.
Berdasarkan hal di atas maka dilakukan praktikum mengenai pembuatan larutan dan
pengenceran agar praktikan mengerti cara membuat suatu larutan dan mengencerkan larutan.

I.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:


1. Membuat larutan dengan konsentrasi tertentu.
2. Mengencerkan larutan dengan konsentrasi tertentu

Kegunaan dari parktikum ialah agar setiap praktikan dapat mengerti cara untuk membuat
larutan serta pengenceran denga baik dan benar, sehingga dapat diterapkan dalam praktikum
lain yang berhubungan dengan larutan dan pengenceran.
3

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 NaCl (Natrium Klorida)

Natrium klorida, juga dikenal sebagai garam dan garam dapur, merupakan senyawa ionik
dengan rumus NaCl. Natrium klorida pada umumnya merupakan padatan bening dan tak berbau,
serta dapat larut dalam gliserol, etilen glikol, dan asam formiat, namun tidak larut dalam HCl.
Natrium klorida adalah garam paling berpengaruh terhadap salinitas laut dan cairan ekstraselular
pada banyak organisme multiselular. Sebagai bahan utama dalam garam dapur, dan biasanya
digunakan sebagai bumbu dan pengawet makanan. Natrium klorida terkadang digunakan
sebagai bahan pengering yang murah dan aman karena memiliki sifat higroskopis, membuat
penggaraman menjadi salah satu metoda yang efektif untuk pengawetan makanan (Anonima,
2010).
Pembuatan natrium klorida pada umumnya dilakukan dengan evaporasi air laut ataupun
air payau dari berbagai macam sumber air tersebut, seperti sumur dan danau air asin, dan dengan
menambang dari batu-batuan garam yang biasa disebut dengan halite. Selain digunakan dalam
memasak, natrium klorida juga digunakan dalam banyak aplikasi, seperti pada pembuatan pulp
dan kertas, untuk mengatur kadar warna pada tekstil dan kain, dan untuk menghasilkan sabun,
deterjen dan produk lainnya. Natrium klorida merupakan sumber utama dari industri klorin dan
natrium hidroksida, dan digunakan pada hampir setiap industri.
Natrium klorida juga biasa digunakan sebagai penyerap debu yang aman dan murah
dikarenakan sifatnya yang higroskopis, juga pada pembuatan garam sebagai salah satu metode
pengawetan yang efektif dikarenakan sifatnya yang menarik air keluar dari bakteri melalui
tekanan osmotik sehingga mencegah baktei tersebut bereproduksi dan membuat makanan basi
Adapun beberapa sifat fisis Natrium Klorida antara lain (Anonima ,2010) :

1. Rumus molekul : NaCl


2. Berat molekul : 58,45 g/mol
3. Titik didih :1413 0 C pada 1 atm
4. Titik beku : 800,4 0 C pada 1 atm
5. Bentuk : kristal kubik padat
6. Warna : putih 7. Densitas : 2,163 g/m
4

II.2 Larutan

Larutan adalah campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai

molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Larutan dapat berupa gas,

cairan atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandungsejumlah kecil solute, relatif

terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian

besar solute. Solute adalah zat terlarut, sedangkansol'ent (pelarut adalah medium dalam mana

solute terlarut (Sutresna, 2007). Umumnya zat atau larutan yang dipergunakan sebagai pelarut

iyalah air, selain air ada juga alkoholamoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat, yang

bisa digunakan sebagai pelarut, namun akan tetapi kalau jika menggunakan air biasanya tidak

disebutkan(Salirawati,2008).

Konsentrasi larutan dalam kimia menurut Gunadarma (2011), dinyatakan sebagai


berikut
1) Molaritas (M)
Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam setiap liter larutan.
𝐺𝑟 1000
Molaritas Zat = 𝑀𝑟 𝑥 𝑣

2) Normalitas (N)
Normalitas menyatakan jumlah ekivalen zat terlarut dalam setiap liter larutan.
𝐺𝑟 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛
N= 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛

3) Molalitas (m)
Molaritas adalah jumlah mol zat terlarut dalam setiap kilogram larutan.
𝑔𝑟 1000
m = 𝑀𝑟 𝑥 𝑝

4) Persen massa (%b/b)


Adalah berat bahan yang terkandung dalam 100 gram larutan.
𝑔𝑟
%(massa) = 100 𝑔𝑟 𝑥100 %

5) Persen volume (%v/v)


Adalah volume bahan yang terkandung di dalam 100 ml larutan.
5

𝑚𝑙
%(volume) = 100 𝑚𝑙 𝑥100 %

6) Persen berat per volume %(b/v))


Adalah berat bahan yang terkandung di dalam 100 ml larutan.
𝑔𝑟
%(b/v) = 100 𝑚𝑙 𝑥100 %

7) Parts Per Million (ppm)


Untuk larutan antara dua zat penyusunnya. Menyatakan kandungan suatu senyawa dalam
larutan.

II.3 Pembuatan Larutan

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang
terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Larutan
dapat berupa gas, cairan atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sejumlah
kecil solute, relatif terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang
mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut, sedangkan solvent (pelarut)
adalah medium dalam mana solute terlarut (Baroroh, 2004).
Pembuatan larutan adalah suatu cara mempelajari cara pembuatan larutan dari bahan
cair atau padat dengan konsentrasi tertentu. Untuk menyatakan kepekaaan atau konsentrasi
suatu
larutan dapat di lakukan berbagai cara tergantung pada tujuan penggunaannya. Adapun satuan
yang digunakan untuk menentukan kepekaan larutan adalah molaritas. Molaritas, persen berat,
persen volume, atau sebagainya (Faizal, 2013).
Langkah-langkah dalam membuat larutan menurut Wahyuni (2012) adalah sebagai berikut.
1. Bacalah detil resep larutan yang ingin dibuat. Kalau ada yang perlu dihitung, siapkan
perhitungan dulu.
2. Kumpulkan bahan kimia yang akan dipakai dan letakkan dekat dengan timbangan digital.
3. Siapkan alat lain yang dibutuhkan (misalnya kertas, sendok, sarung tangan, tisu, beaker, dll)
4. Ukur jumlah bahan kimia yang dibutuhkan dengan hati-hati.
5. Ketika semua bahan kimia diukur, kembalikan botol-botolnya ke rak, bersihkan alat
timbangan serta tempat sekelilingnya, dan bawalah beaker yang berisi bahan kimia ke meja
kerja.
6

6. Tuangkan akuades yang secukupnya (kurang dari yang ditentukan pada resepnya) ke dalam
beaker dan letakkanlah stir bar dengan ukuran yang sesuai kedalamnya. Pakailah alat
otomatik stirer dengan kecepatan sedang untuk mengencerkan bahan kimia.

II.4 Pengenceran

Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara
menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan senyawa
kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat
terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman,
asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air
ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar yang dapat
menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik. Jika kita berada
di dekatnya, percikan asam sulfat ini merusak kulit (Brady, 2000).

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

III.1 Waktu dan Tempat

Praktikum pembuatan larutan dan pengenceran yang dilakukan pada hari Jum’at, 26
Oktober 2018 pukul 08.00 – 13.00 WITA di Laboratorium Kimia, Program Studi……,
Jurusan…….., Fakultas……., Poltek Kupang.

III.2 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :


- Labutakar 100ml
- Gelas kimia 100 ml
- Pipet ukur 10 ml
- Pipet
- Batang pengaduk
- Corong kaca
- Spatula
7

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :


- NaCl
- Aquades

Prosedur praktikum
Prosedur kerja pada praktikum adalah sebagai berikut

A. Penimbangan
- di timbang 10 gram NaCl
- dilarukan dalam aquades dalam labu takar 100 ml
- di homogenkan.

B. Pengenceran
- Diambil jumlah volume HCL seseuai kebutuhan (25 ml)
- Di masukkan dalam labu takar sampai tanda tera 100 ml
- Di homogenkan
8

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
9

IV. PENUTUP

IV.1 Kesimpulan

Kesimpulan praktikum pembuatan larutan, pengenceran dan pencampuran larutan, adalah


sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.

V.2 Saran
10
11

Anda mungkin juga menyukai