Anda di halaman 1dari 4

INFEKSI NOSOKOMIAL(INOS)

A. Pengertian Infeksi Nosokomial

Infeksi nosokomial yaitu:

 Infeksi yang didapat penderita selama perawatan di rumah sakit, dimana seblumnya penderita tidak
menderita infeksi dan tidak dalam masa inkubasi penyakit.
 Infeksi dimana belum dialami pasien pada saat pasien diperiksa/dating ke rumah sakit tetapi terjadi
setelah 48-72 jam dirawat inap(Patricia C.Parren)

Infeksi nosokomial dapat terjadi karena disebabkan berbagai factor baik factor internal(seperti:usia,
pengguanaan obat, penyakit penyerta, malnutrisi, kolonisasi flora normal tubuh, personal hygiene yang
rendah, perilaku personal dan lain-lain) maupun eskternal dari pasien(seperti: lingkungan yang buruk
atau kotor, instrument yang tidak steril atau disposable, tindakan infasif, kesehatan petugas, kelalaian
petugas dan lain-lain). Infeksi nosokomial yang dialami penderita dapat berupa infeksi yang menural dan
infeksi yang tidak menural.

B. Faktor-faktor penyebab infeksi nosokomial


Rumah sakit selain bertujuan untuk menyembuhkan dan merawat pasien dengan penyakit tertentu,
tetapi juga dapat memberikan dampak yang merugikan bagi pasien apabila pasien mengalami infeksi
nosokomial. Infeksi nosokomial dapat dialami oleh pasien/klien karena berbagai factor baik internal
maupun eksternal. Berbagai kondisi di rumah sakit yang dapat mengakibatkan klien mengalami infeksi
nosokomial antara lain:
 Banyaknya pasien yang dirawat di rumah sakit yang dapat menjadi sumber infeksi bagi pasien lain
 Kontak langsung anatara pasien dan pasien yang menjadi sumber infeksi
 Kontak langsung antara pasien dan petugas kesehatan yang terkontaminasi lingkungan
 Kontak langsung pasien dengan alat atau equipment yang kesehatan yang telah terkontaminasi oleh
kuman
 Kondisi klien yang lemah dan daya tubuh klien yang rendah
 Prosedur tindakan medis atau keperawatan yang tidak aseptic

C. Tindakan invasive
Sumber infeksi pada tindakan invasif adalah:
a. Petugas Kesehatan (medis/keperawatan)
 Tidak memahami teknik yang baik untuk mencegah penularan/penyebab kuman patogen
 Tidak menyadari tindakan yang dilakukan berpotensi untuk mengkontaminasi kuman
 Tidak memperhatikan personal hygiene
 Menderita/menularkan penyakitnya pada klien
 Tidak melaksanakan teknik aseptik dengan baik
 Bekerja ceroboh/kurang berhati-hati
 Tidak mencuci tangan sebelum dan setelah kontak dengan klien
 Melakukan cuci tanagn dengan teknik yang tidak benar

b. Alat-alat kesehatan/equipment
 Alat-alat yang digunakan dalam keadaan kotor, tidak steril atau korosif
 Cara penyimpanan tidak baik
 Digunakan berulang kali tanpa didisinfeksi lagi
 Kadaluarsa

c. Kondisi pasien
 Hygiene personal buruk
 Status gizi buruk
 Menderita penyakit kronis, penyakit infeksi, penyakit menular
 Mengkonsumsi obat-obatan imunosupresif (menekan sistem imun tabufe)

Tindakan invasif:
 Suatu tindakan memasukkan alat kesehatan kedalam tubuh pasien, sehingga memungkinkan
mikroorganisme ikut serta masuk kedalam tubuh dan menyebar ke jaringan
 Suatu tindaan yang dapat atau memungkinkan masuknya mikroorganisme kedalam tubuh dan
menyebarkannya ke jaringan, antara lain dengan membuat tusukan, atau incise pada kulit atau
memasukkan atau insersi instrument (benda asing) ke dalam tubuh.
(Nurse Dictionary Billiere’s, 1990).

Berbagai tindakan invasif (operatif dan nonoperatif) yang sering kali dilakukan terhadap penderita yaitu:

1. Pemasangan infus, CVC, Dower Catheter, Kateter jantung


2. Pemasangan Endortracheal Tube, Nasogastrik Tube, dll.
3. Punksi Pleura, Punksi Lumbal
4. Pemasangan Alat Kontrasepsi
5. Tindakan Bronkoskopi, Cystoscopy dll
6. Pemasangan Plate/Screw, prtese tulang dll
7. Pemasangan Alat Pacu Jantung
8. Tindakan Hemodialisa
9. Dan lain-lain

Berbagai factor yang mempengaruhi dan memungkinkan menyebabkan terjadi infeksi nosokomial pada
tindakan invasif antara lain:

 Prosedur tindakan yang tidak adekuat


 Lingkunagan yang tidak mendukung
 Perilaku petugas
 Instrument atau peralatan yang digunakan tidak memenuhi syarat
 Kondisi pasien
 Kondisi petugas
 Dll

D. Tindakan Non Invasif


Tindakan non invasif merupakan tindakan medis/keperawatan tanpa memasukkan alat kesehatan
kedalam tubuh klien. Contohnya: tindakan pemeriksaan EKG, USG, Tredmil, pengukuran tekanan
darah, nadi suhu tubuh, refleks tonus, dll
Sumber infeksi pada tindakan non invasif antara lain:
 Pasien dengan pasien lain
Pasien yang menderita penyakit menular dapat tertular penyakitnya pada pasien lain.
 Pasien dengan petugas kesehatan
Petugas kesehatan yang menderita penyakit menular/infeksi dapat menularkan penyakitnya
pada pasien yang sedang dirawat.
 Pasien dengan pengunjung
Pengunjung yang menderita penyakit infeksi/menular dapat menularkan penyakitnya pada
pasien yang sedang dirawat di rumah sakit
 Pasien dengan alat-alat kesehatan
Alat-alat kesehatan yang digunakan untuk merawat pasien dapat mengakibatkan infeksi jika
konsidi alat tidak steril/ terkontaminasi kuman
 Pasien dengan lingkungan
Lingkungan yang kurang baik (berdebu dan kurang sirkulasi) dapat mengakibatkan pasien
mengalami kondisi yang lebih buruk dan meningkatkan pertumbuhan kuman
 Pasien dengan air
Air yang tercemar kuman patogen dapat mengakbatkan penyakit pada pasien
 Pasien dengan makanan
Makanan yang tercemar kuman patogen/makanan yang tidak segar dapat menyebabkan
penyakit pada pasien.

E. Tanda-Tanda Infeksi Nosokomial


Berbagai tanda-tanda terjadinya infeksi nosokomila dapat diamati sesuai dengan jenis infeksi dan
daerah terjadinya infeksi serta penyebab terjadinya infeksi. Hal yang paling membuktikan terjadinya
infeksi adalah hasil biakkan atau angka kuman dari berbagai bahan yang dapat diperiksa anatara lain:
sputum, pus, jaringan, cairan darah, darah, urine dll

F. Tindakan Pencegahan Infeksi Nosokomial


Berbagai hal dapat dilakukan sebagai upaya pencegahan infeksi nosokomial anatara lain dengan cara:
 Memncuci tangan sebelum memulai setiap tindakan terhadap pasien
 Gunakan masker jika perlu
 Gunakan sarung tangan steril
 Gunakan teknik aseptik/antiseptic
 Ciptakan lingkungan yang adekuat untuk tindakan
 Pertahankan kesterilan alat dll
Tindakan pencegahan infeksi nosokomial pada tindakan invasif ini dapat berupa:
 Upaya pencegahan pada tahap persiapan tindakan
 Upaya pencegahan selama tindakan invasif dilakukan
 Upaya pencegahan selama masa perawatan (post tindakan)

G. Penanggulangan Infeksi Nosokomial


Identifikasi kejadian infeksi nosokomial sesegera mungkin sangat penting dilakukan oleh tim
kesehatan, dan untuk mengatasi infeksi nosokomial yang dialami klien selama masa perawatan di RS,
diperlukan penanganan secara tepat. Hal ini penting karena kejadian infeksi nosokomial yang dialami
klien akan merugikan klien dalam berbagai hal seperti:
 Length Of Stay (LOS) yang makin panjang
 Baiya perwatan yang meningkat
 Komplikasi penyakit lain
Berbagai penanggulangan infeksi nosokomial yang dapat dilakukan terhadap klien adalah:
 Pemebrian obat antibiotik
 Isolasikan klien (jika mengalami infeksi menular)
 Lakukan pemeriksaan teultur spesimen(darah, urin, dll) dilakukan pemantauan terhadap jenis dan
pola kepekaan cuman penyebab infeksi nosokomial
 Membatasi penggunaan antibiotik tertentu yang dapat dicadangkan untuk mengahadapi
resistensi obat yang pernah digunakan
 Mengawasi secara ketat pemakaian obat-obatan imunosopresif, kortikosteroid dan sitostatika
 Batasi pengunjung
 Tingkatkan status giad klien
 Ganti alat medis sesuai program
 Pisahkan alat tenun kotor pada kantong khusus
 Gunakan alat kesehatan secara khusus seperti termometer, jika perlu.

Anda mungkin juga menyukai