Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN

Konsolidasi – Perubahan Kepemilikan

Disusun Oleh :
Kelas C / Kelompok 7
 Irfan Krisna Mukti (1513010023)
 Ramadhan Ariyansyah (1513010035)
 Ardra Radhyan Hafidh (1513010093)
 Finna Oktavia Nindy (1513010210)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
2018

KONSOLIDASI PERUBAHAN KEPEMILIKAN


Penghasilan Pra Akuisisi

Pada dasarnya penghasilan praakuisisi (disebut juga purchased income) dapat dieliminasi
dari pendapatan konsolidasi dengan salah satu dari dua metode. Penghasilan pra-akuisisi
dapat dieliminasi dengan mengeluarkan penjualan dan beban perusahaan anak sebelum
akuisisi dari penjualan dan beban-beban konsolidasi.
Sebagai contoh diasumsikan, bahwa PT Parto membeli 90% kepemilikan PT Susi
pada tanggal 1 April 20X6 dengan harga Rp 213.750.000. Pendapatan, dividen, dan
ekuitas pemagang saham PT Susi untuk tahun 20X6 diikhtisarkan sebagai berikut :

1 Januari hingga 1 1 April hingga 31 1 Januari hingga 31


April Desember Desember
Pendapatan
Penjualan Rp 25.000.000 Rp 75.000.000 Rp 100.000.000
HPP dan 12.500.000 37.500.000 50.000.000
Beban -
Beban
Laba Bersih Rp 12.500.000 Rp 37.500.000 Rp 50.000.000
Dividen Rp 10.000.000 Rp 15.000.000 Rp 25.000.000

Ekuitas pemegang
saham
Modal Saham Rp 200.000.000 Rp 200.000.000 Rp 200.000.000
Saldo Laba 35.000.000 37.500.000 60.000.000
Ekuitas Rp 235.000.000 Rp 237.500.000 Rp 260.000.000

Dividen Pra Akuisisi

PT Susi membayar dividen sebesar Rp 25.000.000 selama tahun 20X6, tetapi sebesar Rp
10.000.000 dari jumlah tersebut dibayar sebelum PT Susi diakuisisi oleh PT Parto. Maka
PT Parto membuat ayat jurnal berikut ini dalam mempertanggungjawabkan dividen yang
benar-benar diterima.
Kas Rp 13.500.000
Investasi pada PT Susi Rp 13.500.000

Untuk mencatat dividen yang diterima (Rp 15.000.000 x 90%)

Konsolidasi

Prosedur-prosedur konsolidasi untuk akuisisi pada tengah tahun diilustrasikan pada


Tampilan 8-1 untuk PT Parto dan perusahaan anak. Saldo akun investasi pada PT Susi
sebesar Rp 234.000.000 pada neraca PT PArto terdiri dari biaya sebesar Rp 213.750.000
ditambah dengan pendapatan sebesar Rp 33.750.000 dikurangi dengan dividen yang
diterima sebesar Rp 13.500.000.
PENYATUAN KEPEMILIKAN SELAMA SUATU PERIODE AKUNTANSI
Apabila penyatuan kepemilikan terjadi selama suatu periode akuntansi, pendapatan dari
perusahaan-perusahaan yang bergabung dikonsolidasikan untuk seluruh tahun dengan
mengabaikan tanggal penggabungan.
Kemudian laporan keuangan periode sebelumnya disajikan kembali untuk menunjukkan
pengaruh penyatuan terhadap semua periode yang dilaporkan sebelumnya. Syarat untuk
menyatukan pendapatan dari perusahaan-perusahaan yang bergabung untuk seluruh tahun
penggabungan mempunyai implikasi yang penting dalam pencatatan investasi pada
perusahaan-perusahaan yang bergabung dalam suatu periode akuntansi dan dalam
mempertanggungjawabkan investasi yang demikian berdasarkan metode ekuitas.

Prosedur Akuntansi untuk Penyatuan Tengah Tahun.

Diasumsikan bahwa PT Petruk menerbitkan 10.000 lembar saham biasanya dengan nilai
nominal Rp 10.000 per lembar, untuk semua saham berhak suara yang beredar PT Semar
pada tanggal 1 Juli 20X5 dalam suatu penyatuan kepemilikan . Ikhtisar informasi
keuangan PT Semar pada tanggal 30 Juni 20X5 dan 31 Desember 20X5 adalah sebagai
berikut :
Enam Bulan Tahun
Berakhir Berakhir
30 Juni 2015 31Desember 2015

Aktiva bersih Rp 160.000.000 Rp 170.000.000


Modal saham, nominal Rp 10.000 Rp 100.000.000 Rp 100.000.000
Saldo laba 31 Desember 20X4 50.000.000 50.000.000
Pendapatan 20.000.000 40.000.000
Dividen (10.000.000) (20.000.000)
Ekuitas pemegang saham Rp 160.000.000 Rp 170.000.000

PT Petruk mencatat investasinya pada PT Semar pada tanggal 30 Juli 20X5 sebagai
berikut :

Investasi pada PT Semar Rp 160.000.000


Modal saham 100.000.000
Saldo laba 40.000.000
Pendapatan dari PT Semar 20.000.000

AKUISISI BAGIAN PER-BAGIAN


Suatu perusahaan mungkin memperoleh kepemilikan perusahaan lain dalam suatu
rangkaian pembelian saham yang terpisah selama suatu periode.
Jenis akuisisi seperti ini tidak menimbulkan masalah analisis yang baru jika perusahaan
induk mempertanggungjawabkan investasinya berdasarkan metode ekuitas. Akan tetapi,
akuisisi seperti ini memerlukan perhitungan pendapatan investasi dan laba bersih
konsolidasi yang rinci. Rincian perhitungan dan prosedur akuntansinya diilustrasikan
pada bagian ini.
PT. Pratama memperoleh 90% kepemilikan PT.Santosa dalam suatu rangkaian pembelian
saham yang terpisah antara 1 juli 2003 dan 1 Oktober 2005, data akuisisi dan
kepemilikan yang diperoleh (dalam 000) adalah sebagi berikut :

BiayaEkuita Pendapatan Ekuitas saat Ekuitas


Tanhu Tanggal Diperoleh Investasi 1 januari tahunini Akuisisi 31 Desember

2003 1 juli 20% Rp 30.000 Rp 100.000 Rp 50.000 Rp 125.000 Rp.150.000


2004 1 April 40% Rp 74.000 Rp 150.000 Rp 40.000 Rp 160.000 Rp 190.000
2005 1 Okt 30% Rp 81.000 Rp 190.000 Rp 40.000 Rp 220.000 Rp 230.000

Aktiva bersih PT.Sentosa ditetapkan pada nilai wajar dan kelebihan biaya investasi
terhadap nilai buku yang diperoleh dalam setiap kasus ditetapkan sebagai goodwill
dengan periode amortisasi 10 tahun, karena good will untuk masing –masing dari ketiga
akuisisi dihitung sebagai berikut :

Biaya
Tahun Investasi Nilai buku dan nilai wajar yang diperoleh Goodwill

2003 Rp 30.00.000 (Rp 125.000.000 x 20%) = Rp 25.000.000,- Rp5.000.000,-


2004 Rp 74.00.000 (Rp 160.000.000 x 40%) = Rp 64.000.000,- Rp 10.000.000,-
2005 Rp 81.00.000 (Rp 220.000.000 x 30%) = Rp 66.000.000,- Rp 15.000.000,-

Karena kepemilikan –kepemilikan tersebut diperoleh dalam setiap periode akuntansi,


laporan laba-rugi konsolidasi menunjukkan pendapatan pra akuisisi pada tahun 2004 dan
2005.
Amortisasi sebagian tahun diperlukan untuk goodwill yang timbul dalam masing-masing
dari ketiga periode akuntansi.

Pada tanggal 31 Desember 2005 saldo akun investasi PT Prtama pada PT.Sentosa adalah
Rp 233.625.000 terdiri dari total biaya sebesar Rp 185.000.000 ditambah dengan
pendapatan sebesar Rp 48.625.000 (bagian dari PT. Pratama tas laba bersih PT.Sentosa
dikurangi dengan amortisasi goodwill) selama periode tahun 2003 hingga 2005.

Untuk tujuan perhitungan keuntungan atau klerugian atas penjualan selanjutnya,


PT.Pratama haris membuat catatan untuk setiap investasinya. Catatan tersebut dapat
berupa daftar seperti berikut :
Kepemilikan Kepemilikan Kepemilikan Total
20% 40% 30%

Biaya Investasi Rp 30.000.000 Rp 74.000.000 Rp 81.000.000 Rp 185.000.000


Pendapatan Investasi :
2003 4.750.000 - - Rp 4.750.000
2004 7.500.000 11.250.000 - Rp 18.750.000
2005 7.500.000 15.000.000 2.625.000 Rp 25.125.000
Total Rp 49.750.000 Rp 100.250.000 Rp 83.625.000 Rp 233.625.000

Pada saat laporan keuangan PT.Pratama dan PT.Sentosa dikonsolidasikan pada tahun
2004 dan 2005, pendapatan pra akuisis akan tampak dalam laporan laba-rugi konsolidasi.
Selain unsure pendapatan praakuisisi, tidak ada prosedur konsolidasi yang tidak biasa
yang timbul dari akuisisi bagian –perbagian . tampilan 8-3 menunjukkan kertas kerja
konsolidasi PT. Pratama dan perusahaan anak untuk tahun 2005.
Data tambahan, yang sesuai dengan informasi sebelumnya pada contoh
PT.Pratama/Pt.Sentosa, disediakan untuk tujuan ilustratif.
Ayat jurnal kertas kerja adalah sebgai berikut :

Jurnal :
Untuk mencatat mengeliminasi pendapatan investasi dan mengmbalikan akun investasi
menjadi saldo awal periodenya ditambah dengan investasi baru Rp 81.000.000,-

Pendapatan dari PT. Sentosa Rp 25.125.000


Investasi pada PT.Sentosa Rp 125.000.000

Jurnal :
Untuk mengeliminasi saldo investasi pada PT. Sentosa dan ekuitas PT.Sentosa dan
memasukkan pendapatan pra akuisisi, goodwill yang belum diamortosasi dan saldo hak
minoritas awal periode :

Pendapatan praakuisis Rp 9.000.000,-


Saldo Laba Pt Sentosa Rp 90.000.000,-
Modal saham-PT.Sentosa Rp 100.000.000,-
Goodwill Rp 28.500.000,-
Investasi pada PT.Sentosa Rp 208.500.000,-
Hak Minoritas 1 januari Rp 19.000.000,-

Jurnal :
untuk mencatat amortisasi Goodwill tahun sekarang (2005)

Beban –beban Rp 1.875.000,-


Goodwill Rp 1.875.000,-
PENJUALAN KEPENTINGAN KEPEMILIKAN

Apabila perusahaan induk/investor menjual kepemilikan, keuntungan atau kerugian atas


penjualan dihitung sebagai perbedaan antara hasil dari penjualan dan nilai buku investasi
yang dijual. Nilai buku investasi seharusnya, tentu saja, merefleksikan metode ekuitas
jika investor mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap operasi investasi.
Jika perusahaan induk memperoleh kepemilikannya dalam beberapa pembelian yang
berbeda, saham yang dijual harus diidentifikasikan pada akuisisinya. Hal ini biasanya
dilakukan atas dasar identifikasi khusus atau masuk pertama keluar pertama (fist-in first-
out)

Penjualan Kepemilikan pada Awal Periode

Jika PT Putra menjual 10 persen kepemilikannya pada PT Surya (satu-per-sembilan dari


miliknya) pada tanggal 1 Januari 20X7 dengan harga Rp 40.000.000, keuntungan atas
penjualan sebesar Rp 8.000.000 akan dicatat pada buku PT Putra dan akun investasi pada
PT Surya akan berkurang sebesar Rp 32.000.000 (Rp 288.000.000/9).

Keuntungan sebesar Rp 8.000.000 adalah keuntungan untuk laporan konsolidasi dan


juga untuk PT Putra sebagai entitas terpisah. Penjualan 10 persen kepemilikan tersebut
mengurangi persentase kepemilikan PT Putra pada PT Surya menjadi 80 persen dan
meningkatkan hak minoritas menjadi 20 persen.

Selama tahun 20X7 PT Putra mempertanggungjawabkan 80 persen kepemilikannya


berdasarkan metode ekuitas dan mencatat pendapatan sebesar Rp 20.800.000 (laba bersih
PT Surya sebesar Rp 36.000.000 x 80 %-amortisasi goodwill sebesar Rp
8.000.000) dan mengurangi akun investasinya atas dividen yang diterima. Pada tanggal
31 Desember 20X7 akun investasi PT Putra pada PT Surya bersaldo Rp
260.800.000, yang dihitung sebagai berikut :

Saldo investasi tanggal 1Januari 20X7 288.000.000


Kurang : Nilai buku kepemilikan yang dijual 32.000.000
266.000.000
Tambah : Pendapatan kurang dividen
(Rp 20.800.000 – Rp 16.000.000) 4.800.000
Saldo investasi tanggal 31 Desember 20X7 Rp 260.800.000

Penjualan Kepemilikan Selama Suatu Periode Akuntansi

Jika PT Putra menjuala 10 persen kepemilikannya pada PT Srya pada tanggal 1 April
20X7 dengan harga Rp 40.000.000, penjualan tersebut dapat dicatat seperti tanggal
terjadinya pada tanggal 1 April 20X7 atau, sebagai suatu kebijakan, dengan tanggal 1
Janauri 20X7. Diasumsikan bahwa penjualan tersebut dicatat dengan tanggal 1 Janauri
20X7, maka PT Putra mencatat keuntungan atas penjualan sebesar Rp 8.000.000 sama
seperti situasi yang telah diilustrasikan pada contoh sebelumnya.

Konsisten dengan syarat-syarat konsolidasi satu-baris bahwa laporan keuangan


konsolidasi disiapkan dengan menggunakan asuransi penjualan pada awal tahun yang
sama. Karena itu, pendapatan hak minoritas dihitung sebesar 20 persen hak minoritas
yang beredar sepanjang tahun 20X7, dan jumlah hak minoritas awal dan akhir
didadasrkan pada 20 persen hak minoritas. Alternatif seperti ini, bahwa diasumsikan
penjualan terjadi pada awal periode, tidak mempengaruhi laba bersih perusahaan induk
atau laba bersih konsolidasi oleh perbedaan-perbedaan dalam perhitungan pendapatan
dari perusahaan anak berdasarkan konsolidasi satu-baris, dan dalam perhitungan besarnya
amortisasi dan hak minoritas pada laporan keuangan konsolidasi.

PERUBAHAN PADA KEPEMILIKAN DARI TRANSAKSI-TRANSAKSI


SAHAM PERUSAHAAN ANAK.

Penerbitan saham perusahaan anak merupakan suatu cara perluasan operasi perusahaan
anak melalui pendapatan eksternal. Baik keputusan ekspansi maupun pendanaan, tentu
saja , dikendalikan oleh perusahaan induk. Pihak manajemen perusahaan induk mungkin
memutuskan untuk membangun pabrik baru untuk perusahaan anaknya dan untuk
membiayai pembangunan tersebut dengan menjual saham tambahan perusahaan anak
kepada perusahaan induk.
Operasi perusahaan anak juga mungkin diperluas melalui penerbitan saham perusahaan
anak kepada public. Dalam kasusu perusahaan anak yang dimiliki sebagian, pemegang
saham minoritas dapat menggunakan hak preemptifnya untuk memperoleh saham
tambahan yang diterbitkan secara proporsional dengan kepemilikannya.

Penjualan Saham Tambahan oleh Perusahaan Anak

Diasumsikan bahwa PT Polan memiliki 80 persen kepemilikan PT Ski dan bahwa


investasi PT Polan pada PT Ski sebesar Rp 180.000.000 pada tanggal 1 Januari 20X7,
sama dengan 80 persen ekuitas pemegang saham PT Ski sebesar Rp 200.000.000
ditambah dengan goodwill yang belum diamortisasi sebesar Rp 20.000.000. Ekuitas PT
Ski pada tanggal ini terdiri dari :

Modal saham, nominal Rp 10.000 Rp 100.000.000


Tambahan modal dosetor 60.000.000
Saldo laba 40.000.000
Total ekuitas pemegang saham Rp 200.000.000

Perusahaan Anak Menjual Saham kepada Perusahaan Induk

Jika PT Ski menjual 2.000 lembar saham tambahan kepada PT Polan dengan nilai buku
Rp 20.000 per lembar saham pada tanggal 2 Janauri 20X7, investasi PT Polan pada PT
Ski akan meningkat sebesar Rp 40.000.000 menjadi Rp 220.000.000, dan
kepemilikannya pada PT Ski akan meningkat dari 80 persen (8.000/10.000 lembar
saham) menjadi 83 1/3 persen (10.000/12.000 lembar saham). Karena jumlah yang
dibayar untuk 2.000 lembar saham tambahan sama dengan nilai buku, maka investasi PT
Polan pada PT Ski masih merefleksikan goodwill yang belum diamortisasi sebesar Rp
20.000.000.

1 Januari 1 Januari
Sebelum Penjualan Setelah Penjualan

Ekuitas pemegang saham PT Ski Rp 200.000.000 Rp 240.000.000


Kepemilikan PT Polan 80% 83 1/3 %
Ekuitas PT Polan pada PT Ski 160.000.000 200.000.000
Goodwill yang belum diamortisasi 20.000.000 20.000.000
Saldo investasi PT Polan pada PT Ski Rp 180.000.000 Rp 220.000.000

Perusahaan Anak Menjual Saham kepada Ekuitas Luar (Pihak Ketiga)


Diasumsikan bahwa PT Ski menjual 2.000 saham tambahan kepada entitas-entitas lain
(pemegang saham minoritas). Kepemilikan PT Polan berkurang dari 80 persen
(8.000/10.000 lembar saham) menjadi 66 2/3 persen (8.000/12.000 lembar saham)
mengabikan harga jual saham-saham tersebut.

Tetapi pengaruh penjual tersebut pada akun investasi PT Polan pada PT Ski tergantung
pada harga jual saham-saham tersebut. Pengaruh penjualan tersebut pada nilai buku
tercatat PT Polan pada PT Ski berdasarkan masing-masing dari ketiga penjualan tersebut
nilai buku tercatat PT Polan pada PT Ski berdasarkan masing-masing dari ketiga asumsi
penerbitan (Rp 20.000, Rp 35.000, dan Rp 15.000 per lembar saham) adalah :
2 Januari 20X7 (setelah penjualan)
Jual pada Jual pada Jual Pada
Rp 20.000 Rp 35.000 Rp 15.000
Ekuitas pemegang saham
saham PT Ski Rp 240.000.000 Rp 270.000.000 Rp 230.000.000
Kepemilikan yang dimiliki 66 2/3% 66 2/3% 66 2/3 %
Ekuitas PT Polan pada
PT Ski setelah penerbitan 160.000.000 180.000.000 153.333.333
Ekuitas PT Polan pada
PT Ski sebelum penerbitan 160.000.000 160.000.000 160.000.000
Peningkatan (penurunan )ekuitas
PT Polan pada PT Ski 0 Rp 20.000.000 Rp (6.666.667)

Transaksi Saham Diperoleh Kembali (Treasury Stock)


Oleh Perusahaan Anak

Akuisisi saham diperoleh kembali oleh perusahaan anak mengurangi ekuitas perusahaan
anak dan saham beredar perusahaan anak. Jika saham diperoleh dari pemegang saham
minoritas pada nilai buku, tidak ada perubahan yang timbul pada bagian perusahaan
induk atas ekuitas perusahaan anak meskipun persentase kepemilikan perusahaan induk
meningkat.

Pembelian saham miliknya sendiri oleh perusahaan anak dari pemegang saham minoritas
dengan harga saham di atas atau di bawah nilai buku menurunkan atau meningkatkan
bagian perusahaan induk atas nilai buku perusahaan anak dan pasa saat yang sama
meningkatkan persentase kepemilikan perusahaan induk.

DIVIDEN SAHAM DAN PEMECAHAN SAHAM OLEH PERUSAHAAN ANAK

Dividen saham (Stock dividen) dan pemecahan saham (stock split) oleh perusahaan anak
yang sebagian besar dimiliki tidaklah umum kecuali hak minoritas tersebut
diperdagangkan secara aktif di pasar sekuritas. Hal ini dikarenakan manajemen
perusahaan induk mengendalikan tindakan tersebut dan biasanya tidak ada manfaat yang
diperoleh oleh entitas yang dikonsolidasikan atau perusahaan induk dari peningkatan
jumlah saham yang beredar perusahaan anak melalui pemecahan saham atau divide
saham.
Bahkan jika suatu perusahaan anak memecah sahamnya atau menerbitkan dividen saham,
pengaruh tindakan tersebut pada prosedur konsolidasi adalah minimal.

PT Papan memiliki 80 persen saham beredar PT Sejahtera, yang diperoleh pada tanggal 1
Janauri 20X5 dengan harga Rp 160.000.000. Ekuitas pemegang saham PT Sejahtera pada
tanggal tersebut adalah sebagai berikut :

Modal saham, nominal Rp 10.000 Rp 100.000.000


Tambahan modal disetor 20.000.000
Saldo laba 80.000.000
Total ekuitas pemegang saham Rp 200.000.000

Selama tahun 20X5 PT Sejahtera mempunyai laba bersih sebesar Rp 30.000.000 dan
membayar dividen tunai sebesar Rp 10.000.000. PT Papan meningkatkan investasinya
pada PT Sejahtera sebesar pendapatan investasinya, yaitu Rp 24.000.000 (Rp 30.000.000
x 80%) dan mengurangi investasinya pada PT Sejahtera sebesar dividen yang diterima,
yaitu Rp 8.000.000 (Rp 10.000.000 x 80%). Maka saldo akun investasi PT Papan pada
PT Sejahtera pada tanggal 31 Desember 20X5 adalah sebesar Rp 176.000.000.

Atas Informasi yang diberikan tersebut, kertas kerja kondolidasi PT.Papan dan
Perusahaan anak untuk tahun 20X5 akan mencatat penyesuaian dan eliminasi berikut
ini :

Pendapatan dari PT. Sejahtera Rp 24.000.000,-


Dividen Rp 8.000.000,-
Investasi pada PT.Sejahtera Rp 16.000.000,-
Modal saham PT. Sejahtera Rp 100.000.000,-
Tambahan Modal disetor PT.Sejahtera Rp 20.000.000,-
Saldo laba – PT. Sejahtera Rp 80.000.000,-
Investasi pada PT.Sejahtera Rp 160.000.000,-
Hak Minoritas –awal Rp 40.000.000,-

Jika PT. Sejahtera juga mengumumkan dan menerbitkan 10 persen dividen saham pada
tanggal 31 Desember 20x5 pada saat itu saham PT.Sejahtera dijual dengan harga Rp
40.000 per lembar, dividen saham tersebut akan dicatat oleh PT.Sejahtera sebagai
berikut :

Dividen saham biasa Rp 40.000.000,-


Modal saham, nominal Rp 10.000,- Rp 10.000.000,-
Tambahan modal disetor Rp 30.000.000,-

Anda mungkin juga menyukai