Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Salah satu sendi utama dalam demokrasi yaitu kesetaraan gender karena menjamin
bebasnya untuk berpeluang dan mengakses bagi seluruh elemen masyarakat. Gagalnya dalam
mencapai cita-cita demokrasi, sering kali di picu oleh ketidaksetaraan dan ketidakadilan
gender. Ketidaksetaraan ini dapat berupa diskriminatif yang dilakukan oleh mereka yang
dominan bak secara struktural maupun kultural. Perlakuan diskriminatif dan ketidaksetaraan
dapat menimbulkan kerugian dan menurunkan kesejahteraan hidup bagi pihak-pihak yang
termakinalisasi dan tersubordinasi. Sampai saat ini diskriminasi terbatas pada gender masih
terasakan hampir diseluruh dunia, termasuk dinegara di mana demokrasi telah di anggap
tercapai. Dalam konteks ini, kaum perempuan yang paling berpotensi, mendapat perlakuan
yang diskriminatif, meski tidak menutup kemungkinan laki-laki juga dapat mengalaminya
juga. Berbagai cara tengah dilakukan untuk mengurangi ketidaksetaraan gender yang
menyebabkan ketidakadilan sosial. Upaya tersebut dilakukan baik secara individu, kelompok
bahkan oleh negara dan dalam lingkup lokal, nasional dan internasional. Upaya-upaya
tersebut diarahkan untuk, menjamin kesetaraan hak-hak asasi, penyusun kebijakan yang
proaktif mengatasi kesenjangan gender, dan peningkatan partisipasi politik.

B. Tujuan penulisan
Adapun maksud dan tujuan penulisan dalam menyusun makalah ini tidak lain adalah
untuk lebih menambah wawasan tentang kesetaraan gender.
C. Rumusan Masalah
1. Apa perbedaan gender dan seks (jenis kelamin)?
2. Apa pengertian kesetaraan gender ?
3. Bagaimana wujud kesetaraan gender di Indonesia?
4. Bagaimana wujud kesetaraan gender di dunia pendidikan?
5. Bagaimana pandangan etis agama terhadap kesetaraan laki-laki dan perempuan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian kesetaraan gender
Dalam memahami kajian kesetaraan gender seseorang harus mengetahui terlebih dahulu
ntara gender dengan seks (jenis kelamin). Kurangnya pemahaman tentang pengertian gender
menjadi salah satu penyebab dalam pertentangan menerima suatu analisis gender disuatu
persoalan ketidakadilan sosial. Hungu (2017) mengatakan “seks (jenis kelamin) merupakan
perbedaan antara perempuan dan laki-laki secara biologis sejak seseorang lahir. Seks (jenis
kelamin) berkatan dengan tun=buh laki-laki dan perempuan dimana laki-laki memproduksi
sperma sementara perempuan menghasilkan sel telur dan secara biologis mampu untuk
menstruasi, hamil, dan menyusui. Perbedaan biologis dan fungsi biologis laki-laki dan
perempuan tdak dapat dpertukarkan diantara keduanya. Selain itu, jenis kelamn merupakan
status yang melekat atau bawaan sedangkan gender merupakan status yang diperoleh. Gender
tidak bersifat biologis, melainkan di kontruksikan secara sosial. Karena gender tidak dibawa
sejak lahir, melainkan dipelajari melalui sosialisasi, oleh sebab itu, gender dapat berubah.
Setelah mengetahui perbedaan jenis kelamin dengan gender, maka langkah selanjutnya yaitu
kta dapat memahami pengertian kesetaraan gender.
Kesetaraan Gender dikenal juga sebagai keadilan gender, adalah pandangan bahwa semua
orang menerima perlakuan yang setara dan tidak didiskriminasi berdasarkan identitas gender
mereka. Dalam prakteknya tujuan dari kesetaraan gender adalah agar tiap orang memperoleh
perlakuan yang sama dan adil dalam masyarakat, tidak hanya dalam bidang politik, ditempat
kerja, atau yang terkait dengan kebjakan tertentu.
Kesetaraan gender memiliki kaitan dengan keadilan gender. Keadilan gender merupakan
proses dan perlakuan adil terhadap laki-laki dan perempuan. Terwujudnya kesetaraan dan
keadlan gender ditanda dengan tidak adanya diskrimnasi baik terhadap laki-laki maupun
perempuan. Sehingga dengan hal ini setiapa orang memilki akses, kesepatan berpartisipasi,
dan kontrol atas pembangunan serta memperoleh manfaat yang setara dan adil dari
pembanguan tersebut. memiliki akses diatas mempunyai tafsiran yaitu setiap orang
mempunyai peluang atau kesempatan dalam memperoleh akses yang adil dan setara terhadap
sumber daya dan memiliki wewenang untuk mengambil keputusan terhadap cara penggunaan
dan hasil sumber daya tersebut. memiliki partsipasi berarti mempunyai kesempatan untuk
berkreasi atau ikut andil dalam pembangunan nasional. Sedangkan memiliki kontrol berarti
memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan atas penggunaan dan hasil sumber daya.
Sehingga memperoleh manfaat yang sama dari pembangunan.
B. Kesetaraan gender di Indonesia dalam bermasyarakat
Perbedaan gender terkadang dapat menimbulkan suatu kertidakadilan terhadap kaum laki-
laki dan terutama kaum perempuan. Ketidakadilan gender dapat termanifestasi dalam
berbagai bentuk ketidakadilan, yaitu
a. Marginalisasi perempuan
Salah satu bentuk ketidakadilan terhadap gender yaitu marginalisasi
perempuan. Margnalisasi perempuan (penyingkiran atau pemiskinan) kerap terjadi di
lingkungan sekitar. Nampak contohnya yaitu banyak pekerja perempuan yang
tersingkir dan menjadi miskin akbat dari program pembangunan seperti pertanian
yang hanya memfokuskan petani laki-laki. Perempuan di pinggirkan dari berbagai
jenis kegiatan pertanian dan industri yang lebih memerlukan kenterampilan yang
basanya lebih banyak di miliki lak-laki, dan perembangan teknologi telah
menyebabkan apa yang dkerjakan secara manual oleh perempuan di ambil alih oleh
mesin yang umumnya dikerjakan oleh tenaga laki-laki.
b. Subordinasi
Selain marginalisasi, terdapat juaga bentuk keadilan yang berupa surbodinasi.
Yang memiliki pengertian yaitu keyakinan bahwa salah satu jenis kelamin danggap
lebih penting atau lebih utama dibandingkan jenis kelamin lainnya. Sudah sejak
dahulu terdapat pandangan yang menempatkan kedudukan dan peran perempuan yang
lebih rendah dari laki-laki. Salah satu contoh yaitu perempuan dianggap makluk yang
lemah, sehingga seringkali kaum adam bersikap seolah-olah berkuasa (wanita tdak
mampu mengalahkan kehebatan laki-laki). Kadangkala kaum pria beranggapan bahwa
ruang lngkup pekerjaan kaum wanita hanyalah disekitar rumah.
c. Pandangan steoreotype
Steoreotype adalah citra baku tentang individu atau kelompok yang tdak
sesuai dengan kenyataan empiris yang ada. Pelabelan negatif secara umum selalu
melahirkan ketidakadilan. Yakni terjadi terhadap salah satu jenis kelamin
(perempuan), hal ini megakibatkan terjadinya diskriminasi dan sebagai ketidakadilan
yang merugikan kaum perempuan.
C. Kesetaraan gender dalam dunia pendidikan di Indonesia
Perempuan sesungguhnya membutuhkan pendidikan seperti halnya dengan laki-laki.
Akan terlihat jelas apabila dilihat dari sejarah masa lalu saat indonsia masih dijajah,
para penjajah kurang menghargai para kaum perempuan. Mereka berlaku sewenang-
wenang sesuka hati terhapa kaum perempuan diindonesia. Peristiwa ini
menggambarkan bahwa kesetaraan gender sama sekali belum ditegakkan. Orang tua
yang memiliki pandangan seperti akan menyekolahkan anak laki-lakinya setinggi-
tingginya sedangkan anak perempuan tidak harus bersekolah ke jenjang yang lebih
tinggi. Faktor dari peristiwa tersebut yaitu orang tua hanya beranggapan bahwa peran
perempuan dalam kehidupan tidak lain adalah sebagai ibu trumah tangga yang tidak
perlu sekolah tinggi-tinggi. Namun saat ini pemerintah telah berupaya untuk
menegakkan kesetaraan gender. Hal ini terbukt dengan adanya program pemerintah
pendidikan diseluruh indonesia, dengan hal ini banyak generasi penerus bangsa yang
merupakan calon pembangunan negara ini mendapatkan kesempatan yang sama
dalam mengenyam pendidikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Seks adalah perbedaan antara perempuan dan laki- laki secara biologis sejak seorang
lahir.seks berhubungan dengan tubuh laki-laki dan perempuan dmana laki laki
memproduksi sperma,sementara perempuan menghasilkan sel telur dan secara biologis
mampu menstruasi,hamil dan menyusui.
2. Gender merupakan status yang diperoleh.gender tidak bersifat biologis.
3. Kesetaraan gender merupakan kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk
memperoleh kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan
berpartisipasi dalam kegiatan politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan
pertahanan dan keamanan nasional, serta kesamaan dalam menikmati hasil
pembangunan tersebut. kesetaraan gender juga meliputi penghapusan diskriminasi dan
ketidakadilan struktural baik terhadap laki-laki maupun perempuan.
DAFTAR PUSTAKA
Idris M. Ali, 2015, Mari Memahami Sosiologi. Genta Press. Yogyakarta.
MAKALAH KESETARAAN GENDER

KELOMPOK 2
1. YULIUS SUHANDRI
2. DWI ELIVA K. P.R. BALIDO
3. MUNIRAWATI
4. PETRONELA KURNIATI
5. BASILIUS GREGORIUS NAHAK

PROGRAM STUDI ANTROPOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUPANG
KUPANG
2018

Anda mungkin juga menyukai