Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Pertanian Berkelanjutan Organik
Disusun Oleh:
Kelompok 2
Kelas C
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Kami juga ingin berterima kasih pada para dosen pengampu
mata kuliah Sistem Pertanian Berkelanjutan Organik (SPBO) yang telah memberikan bimbingan
dan masukannya kepada kami sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa
kami berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini. Secara
garis besar makalah ini membahas mengenai kajian bagaimana cara budidaya kangkung dan
oyong secara organik. Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka untuk menambah
wawasan kami khususnya selaku tim penyusun dan umumnya untuk para pembaca.
Kami menyadari masih terdapat kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami
menerima kritik, saran, dan usulan yang membangun demi perbaikan menjadi makalah yang
lebih baik lagi serta menjadi pembelajaran kami di waktu yang akan datang. Sebelumnya, kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan penulisan. Semoga makalah ini dapat dipahami. Sekian
dan terimakasih.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pemanfaatan eceng gondok sebagai bahan organik alternatif untuk media
tumbuh tanaman sawi hibrida
2. Mengetahui teknis pengujian produktivitas media tumbuh dari eceng gondok terhadap
pertumbuhan sawi hibrida
3. Menambah wawasan mengenai cara alternatif untuk menghasilkan produk pertanian
organik dalam usaha mendukung ketahanan pangan.
BAB II
ISI
Untuk pembuatan media tumbuh, dipersiapkan bahan baku enceng gondok, gambut dan
kotoran ayam. Eceng gondok dicacah dengan menggunakan mesin pencacah sampai mencapai
ukuran lebih kurang 2 cm. Gambut Rawa Pening yang mempunyai kelembaban sampai 90%
diangin-anginkan sampai berkelembaban 60%. Demikian juga kotoran ayam dikondisikan
sampai mencapai kelembaban 60%.
Eceng gondok, gambut dan kotoran ayam yang telah disiapkan dicampur rata dengan
perbandingan (dalam volume) = 2 bagian : 2 bagian : 1 bagian. Kemudian ditambah dengan EM4
yang sudah dibiakkan. Setiap 1(satu) ton campuran bahan dicampur 1(satu) liter EM4. EM4
diaduk rata, agar terjadi pengaktifan microorganisme secara merata.
Pengomposan dilakukan di dalam kotak yang terbuat dari kayu. Bahan yang sudah
dipersiapkan didekomposisikan selama 1(satu) bulan dengan melakukan pengendalian suhu dan
kelembaban. Pengendalian suhu dan kelembaban dapat dilakukan dengan cara pembalikan bahan
kompos dan atau penyiraman sehingga panas yang ada didalam bahan kompos dapat tersebar dan
kelembaban 60% selalu tercapai selama proses dekomposisi. Pembalikan dan penyiraman
dilakukan sekurang-kurangnya setiap 1 (satu) minggu sekali.
Dipersiapkan bibit sawi hibrida. Persemaian dilakukan pada pot tray agar
pertumbuhannya dapat terkontrol dan seragam. Penyemaian membutuhkan waktu antara 1
minggu sampai 10 hari. Lalu dipersiapkan polybag yang memuat media tumbuh sampai antara ½
kg – 1 kg.
Berat media tumbuh per Pemupukan cair / EM4 / Liter Rata-rata berat tanaman
polybag air ( Umur 40 hari)
½ kg ± 3 cc / minggu 45 gram
¼ kg + 3 cc / minggu 37 gram
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan media tumbuh yaitu eceng gondok,
gambut dan kotoran ayam mengandung unsur hara dalam bentuk tersedia bagi tanaman seperti
N, Ca, Mg, K dan Na. Dari hasil data yang didapatkan, dapat terlihat bahwa pertumbuhan sawi
yang diujikan memiliki pertumbuhan rata-rata yang optimal dibandingkan dengan media tumbuh
kontrol. Tanaman menunjukan pertumbuhan yang baik dengan ditandai dengan visualisasi
tanaman yang tampak sehat, segar dan berwarna hijau. Hal ini menujukkan bahwa tanaman
mendapatkan unsur hara yang cukup untuk menunjang selama proses pertumbuhan.
Berdasarkan tabel 1, penggunaan media tumbuh dengan bobot ½ kg menunjukkan hasil
terbaik dibandingkan dengan penggunaan media tumbuh lainnya. dan juga penggunaan media
tumbuh dengan bobot ¼ kg masih lebih baik hasilnya dibandingkan dengan penggunaan media
tumbuh control dengan bobot ½ kg maupun ¼ kg, sehingga dengan kata lain penggunaan
campuran media tumbuh dari bahan eceng gondok, gambut dan kotoran ayam dapat memberikan
nutrisi yang lebih baik dibandinkan dengan penggunaan media tumbuh tanah gambut saja.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari segi visual, pertumbuhan sawi hibrida pada media tumbuh (hasil dekomposisi eceng
gondok) memberikan respons yang positif, yaitu tanaman tumbuh segar dan sehat (tanpa ada
gangguan penyakit).
Hasil uji produktivitas media tumbuh eceng gondok pada sawi hibrida menunjukkan
bahwa media tumbuh dari eceng gondok dengan berat ½ kg per polybag memberikan hasil berat
segar tanaman sawi hibrida yang lebih baik dibanding pertumbuhan pada media tumbuh eceng
gondok dengan berat ¼ kg maupun dibanding kontrol. Hasil diatas menunjukkan bahwa
kebutuhan media organik (dari eceng gondok) untuk menghasilkan produk sawi hibrida yang
berkualitas dan ramah lingkungan relatif kecil.
3.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian dan pengujian lebih lanjut mengenai media organik (dari
eceng gondok) agar dapat digunakan oleh mesyarakat secara luas.
DAFTAR PUSTAKA
Sittadewi, E. H. (2011). Pengolahan Bahan Organik Eceng Gondok Menjadi Media Tumbuh
untuk Mendukung Pertanian Organik. Jurnal Teknologi Lingkungan, 8(3).