Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan
karunia-Nya maka tugas Lapsus yang berjudul TRAUMA MAXILLO FACIAL ini
dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penyusunan tugas Lapsus ini merupakan salah satu tugas selama mengikuti
kepaniteraan di SMF Bedah di RS Bhayangkara Kediri.
Penulis mengucapkan rasa terima kasih terhadap pihak-pihak yang telah
membantu penyusunan tugas Lapsus ini, terutama kepada AKBP dr. Yuswar
Nurullah, Sp.B yang telah bersedia memberi bimbingan agar tugas Lapsus ini
tersusun baik.
Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas Lapsus ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran selalu kami harapkan. Besar harapan penulis
semoga tugas Lapsus ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya serta
penyusun pada khususnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb

Kediri, Oktober 2018

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

Trauma maksilofasial merupakan trauma fisik yang dapat mengenai jaringan


keras dan lunak di daerah wajah. Pada kasus trauma wajah sering mengakibatkan
terjadinya gangguan saluran pernafasan, pendarahan, luka jaringan lunak, serta
hilangnya dukungan terhadap fragmen tulang dan rasa sakit. (Booth,dkk,2007) 
Booth, Balaji SM, dkk, 2007, Textbook of Oral and Maxillofacial Surgery, Elsevier,
New Delhi. Selain masalah kulit, jaringan lunak, dan tulang perlu diperhatikan secara
khusus adanya cidera saraf sensorik dan motorik, maupun cidera kelenjar dan saluran
liur. Trauma wajah sangat berpotensi menimbulkan gangguan fungsi bicara,
mengunyah, menelan, pernapasan, dan penglihatan.
Penyebab trauma bervariasi, mencakup kecelakaan lalu lintas, kekerasan fisik,
terjatuh, olahraga bahkan trauma akibat senjata api. Berdasarkan studi yang
dilakukan, 72% kematian oleh trauma maksilofasial disebabkan oleh kecelakaan lalu
lintas. Prof. dr. Sunarto Reksoprawiro, SpB(Onk) memaparkan data penelitian
retrospektif tahun 2001-2005 pada penderita yang dirawat di SMF Ilmu Bedah RSU
DR. Soetomo, Surabaya. Dari data penelitian menunjukkan kejadian fraktur
mandibula dan maksila terbanyak diantara 2 tulang lainnya, yaitu masing-masing
sebesar 29,85%, disusul fraktur zigoma 27,64% dan fraktur nasal 12,66%. Penderita
fraktur maksilofacial ini terbanyak pada laki-laki usia produktif, yaitu usia 21-30
tahun, sekitar 64,38% (Ghazali, 2007).
Sebagian besar fraktur yang terjadi pada tulang rahang dapat dilihat dengan
jelas dengan pemeriksaan dan perabaan serta menggunakan penerangan yang baik.
Kedaruratan trauma maksilofasial merupakan suatu penatalaksanaan tindakan darurat
yang mencakup bantuan hidup dasar yang berguna menurunkan tingkat kecacatan dan
kematian pasien sampai diperolehnya penanganan selanjutnya di rumah sakit. Prinsip
umum pada perawatan fraktur tulang adalah reduksi dari segmen fraktur dan
imobilisasi selama periode penyembuhan tulang (PDSARI, 2000; Mansjoer, 2000).
Pada umumnya luka di wajah akan cepat sembuh per primam intentionem
karena vaskularisasi yang baik. Oleh karena itu, pada penjahitan perlu diperhatikan
kerapian dan adaptasi yang seksama pada tepi luka, khususnya di daerah hidung,
bibir, dan mata. Jarum dan benang jahit yang digunakan pun harus yang halus. Dalam
debridemen, jaringan perlu dihemat untuk mencegah cacat yang tidak perlu
(Sjamsuhidayat, 2005).
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS

Nama : Sdr. Tri Adi Atmoko


Usia : 20 tahun (TTL 8/3/1998)
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pengangguran
Alamat : Ds Butu Pasar 03/03 Kecamatan Pagu, Kab Kediri
Tanggal MRS : 23-09-2018 pukul 01.50

II. ANAMNESIS
Keluhan Utama
Px KLL
Riwayat Penyakit Sekarang
Px KLL di daerah pagu pukul 00.00 saat melihat jaranan. Didepan
pasien ada tawuran antar penonton, salah satunya adalah teman pasien. pasien
mencoba untuk membantu temannya namun tiba-tiba pasien tertonjok dan
tersungkur. Kemudian pasien juga diinjak2 bagian wajah Pasien mencoba
menyelamatkan diri dan akhirnya dibawa ke IGD pukul 01.30 dalam keadaan
sadar, pusing (-), mual/muntah (-). Pasien mengeluhkan rahang bawahnya
susah untuk dirapatkan, mata kanan dan kiri bengkak, gigi atas bagian depan
patah dua buah. Serta didapatkan pendarahan dari mulut

Riwayat Penyakit Dahulu


Pernah patang tulang selangka bagian tengah (bagian kanan),HT(-)
R. social
Pasien dalam pengaruh alcohol
Pasien tidak berkerja
III. PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
Keadaan umum : lemah
GCS : E4 V5 M6
Vital sign TD : 110/70 mmHg
N : 98 x/mnt
RR : 20 x/mnt
Suhu : 36.7oC
Kepala :
Mata : kanan dan kiri edema (+)
Rahang : rahang bawah asimetris kanan dan kiri, rahang kanan
bengkak
Leher : KGB tak teraba

Thorax
I pergerakan dinding dada simetris, pola nafas ireguler
P tak ada nyeri tekan, tak ada pelebaran ics
P sonor seluruh lapang paru
A vesikuler di seluruh lapang paru, ronkhi -/-, wheezing -/-
S1S2 tunggal regular, gallop (-), murmur (-)

Abdomen I : Simetris, benjolan (-), kemerahan (-)


A : Bising usus (+)
P : hepar dan lien tak teraba, nyeri tekan (-)
P : timpani (+) di semua region
Ekstremitas
Akral hangat +/+
+/+
Edema -/-
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
DL tgl 24-9-2018
- Hb : 14,7
- Eritrosit : 4,71 x 10^6
- PCV : 43,4
- Plat. : 233.000
- Leu : 10.800

Foto Skull
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Trauma Maksilofacial


Trauma maksilofacial berarti cedera akibat ruda paksa pada wajah atau
tulang maksilofacial. Trauma wajah termasuk luka pada kulit, tulang kepala,
hidung dan sinus, rongga mata, atau gigi dan bagian lain dari mulut. Trauma
wajah sering ditandai oleh pembengkakan atau luka (robek di kulit).
Sementara tanda-tanda patah tulang meliputi memar disekitar mata, pelebaran
jarak antara mata. Pergerakan rahang atas ketika kepala stabil, sensasi
abnormal pada wajah, dan pendarahan dari hidung, mulut ataupun telinga
(Singh, 2012).
2.2 Fraktur Maksilofacial
Fraktur maksilofacial adalah hilangnya atau putusnya kontinuitas yang
terjadi pada tulang-tulang wajah yaitu tulang nasoorbitoethmoid, tulang
zigomatikomaksila, tulang nasal, tulang maksila, dan juga tulang mandibula
(Japardi, 2004). Untuk menghasilkan fraktur tulang diperlukan sejumlah besar
kekuatan, yaitu sebagai berikut :
- Fraktur Hidung : 30 g
- Fraktur zygoma : 50 g
- Fraktur angulus mandibula : 70 g
- Fraktur wilayah frontal : 80 g
- Fraktur maksila : 100 g
- Fraktur mandibula pada garis tengah : 100 g
- Fraktur rima supraorbitalis : 200 g
2.3 Etiologi
2.4 Anatomi Maksilofacial
Anatomi kepala bersifat kompleks, baik dari sifat fisik kulit, tulang,
dan otak yang sangat berbeda. Komponen skeletal wajah tersusun untuk
melindungi jaringan-jaringan yang lebih dalam akibat adanya trauma. Tingkat
keparahan dan pola fraktur tergantung pada besarnya kekuatan trauma, durasi
trauma, percepatan yang diberikan ke bagian tubuh yang terkena, dan laju
perubahan percepatan serta luas permukaan impaksi (Aktop, dkk, 2013).
Regio maksilofasial dibagi menjadi tiga bagian, yaitu (1) merupakan
wajah bagian atas (upper face), meliputi tulang frontal dan sinus frontalis. (2)
wajah bagian tengah (midface),dibagi menjadi bagian atas dan bawah. Wajah
bagian tengah meliputi tulang hidung, nasoethmoidal atau kompleks
zygomaticomaxillary, dan dasar orbita. (3) wajah bagian bawah, terdiri atas
tulang mandibula.
2.5 shgdhsgfj

Anda mungkin juga menyukai

  • Absen Ujian
    Absen Ujian
    Dokumen2 halaman
    Absen Ujian
    valentine
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Jaga
    Jadwal Jaga
    Dokumen1 halaman
    Jadwal Jaga
    valentine
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen2 halaman
    Bab 3
    valentine
    Belum ada peringkat
  • Yanmed
    Yanmed
    Dokumen27 halaman
    Yanmed
    valentine
    Belum ada peringkat
  • Mrican K29
    Mrican K29
    Dokumen15 halaman
    Mrican K29
    valentine
    Belum ada peringkat
  • Soap
    Soap
    Dokumen1 halaman
    Soap
    valentine
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen2 halaman
    Bab 3
    valentine
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Fix Fix
    Bab 1 Fix Fix
    Dokumen4 halaman
    Bab 1 Fix Fix
    valentine
    Belum ada peringkat
  • Histamin 4
    Histamin 4
    Dokumen2 halaman
    Histamin 4
    valentine
    Belum ada peringkat
  • PR Referat
    PR Referat
    Dokumen11 halaman
    PR Referat
    valentine
    Belum ada peringkat
  • Imunologi Ilma
    Imunologi Ilma
    Dokumen8 halaman
    Imunologi Ilma
    valentine
    Belum ada peringkat
  • Imunologi Ilma
    Imunologi Ilma
    Dokumen8 halaman
    Imunologi Ilma
    valentine
    Belum ada peringkat
  • Respon Imun Spesifik
    Respon Imun Spesifik
    Dokumen4 halaman
    Respon Imun Spesifik
    valentine
    Belum ada peringkat
  • Proses Imunitas WKWK Fix
    Proses Imunitas WKWK Fix
    Dokumen12 halaman
    Proses Imunitas WKWK Fix
    valentine
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN KASUS Baru
    LAPORAN KASUS Baru
    Dokumen48 halaman
    LAPORAN KASUS Baru
    valentine
    Belum ada peringkat
  • Reaksi Hipersensitifitas 1
    Reaksi Hipersensitifitas 1
    Dokumen1 halaman
    Reaksi Hipersensitifitas 1
    valentine
    Belum ada peringkat
  • Jur Ding
    Jur Ding
    Dokumen12 halaman
    Jur Ding
    valentine
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    valentine
    Belum ada peringkat
  • Ebm Nadya
    Ebm Nadya
    Dokumen16 halaman
    Ebm Nadya
    Wenna Valentine
    100% (1)
  • PR Efloresensi Kuku
    PR Efloresensi Kuku
    Dokumen24 halaman
    PR Efloresensi Kuku
    valentine
    Belum ada peringkat
  • Lapsus TB
    Lapsus TB
    Dokumen70 halaman
    Lapsus TB
    valentine
    Belum ada peringkat
  • Perbaikan
    Perbaikan
    Dokumen3 halaman
    Perbaikan
    valentine
    Belum ada peringkat
  • Perbaikan
    Perbaikan
    Dokumen3 halaman
    Perbaikan
    valentine
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN KASUS Baru (Repaired)
    LAPORAN KASUS Baru (Repaired)
    Dokumen48 halaman
    LAPORAN KASUS Baru (Repaired)
    valentine
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Maxillofacial New
    Lapsus Maxillofacial New
    Dokumen40 halaman
    Lapsus Maxillofacial New
    valentine
    Belum ada peringkat
  • Referat Kloning
    Referat Kloning
    Dokumen28 halaman
    Referat Kloning
    valentine
    Belum ada peringkat
  • Operan Obgyn Pro
    Operan Obgyn Pro
    Dokumen13 halaman
    Operan Obgyn Pro
    valentine
    Belum ada peringkat
  • Diagnosis Selli
    Diagnosis Selli
    Dokumen4 halaman
    Diagnosis Selli
    valentine
    Belum ada peringkat
  • Referat Kloning
    Referat Kloning
    Dokumen28 halaman
    Referat Kloning
    valentine
    Belum ada peringkat