Anda di halaman 1dari 70

LAPORAN KASUS

Tuberkulosis Paru dan Status 
Gizi Buruk
Pembimbing : dr. Arsi Widyastriastuti, Sp.A

SMF ANAK RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KEDIRI
FAKULTAS KEDOKTERAN 
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2018

1
2 Identitas Pasien

Nama : An. A Nama Ibu : Ny. SR

Usia : 9 tahun Usia : 41 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan : TKW

BB : 14 kg Pendidikan : SMA

Masuk RS : Sabtu, 09-2-2019, pukul 05.00 Alamat : Dsn Ngebrak, Gampengrejo, Kediri
3 Anamnesis
4 Anamnesis
5 Anamnesis
6 Anamnesis
7 Anamnesis

Riwayat Penyakit Dahulu


8 Anamnesis
9 Anamnesis

Riwayat Penyakit Sosial


10 Anamnesis

Riwayat Pengobatan
11 Anamnesis

Riwayat Kehamilan & Persalinan


12 Anamnesis
13 Anamnesis

Imunisasi Frekuensi Usia


Hepatitis B 4 0, 2, 3, 4 bulan
Polio 4 0, 2, 3, 4 bulan
BCG 1 2 bulan
DTP 3 2, 3, 4 bulan
Campak 1 9 bulan
Hib 3 2, 3, 4
14 Pemeriksaan Awal di IGD 
 08 Februari 2019,  jam 12.00

Pemeriksaan Umum Pemeriksaan Umum


– Keadaan umum : Tampak Kepala/Leher
 Mata : anemis (-/-), ikterus -/-,
Sakit edema palpebral (-/-) cekung +/
– Kesadaran : CM + konjungtiva hiperemi (-/-)
 Mulut : Pucat (-), sianosis
– Tanda vital : (-),lidah kotor (-), mukosa bibir
– Nadi : 140x/mnt basah, faring hiperemis (-),
tonsil hiperemi -/-
– RR : 36x/mnt  Leher : Pembesaran KGB coli
– Suhu : 39° C sinistra (+)
– BB : 14 kg
15 Pemeriksaan Awal di IGD 
 09 Februari 2019,  jam 05.00

Pemeriksaan Umum Pemeriksaan Umum


Thorax Abdomen
 Pulmo : Ronkhi kasar  Bising usus (+) normal,
pada bagian basal soefl, hepar dan lien
tidak teraba, NT (-) regio
(+/+), wheezing epigastrik, timpani
(-/-) , vesikuler seluruh lapangan
menurun +/- abdomen
 Cor : S1/S2 tunggal, Ekstremitas
 Akral hangat, kering,
gallop (-), murmur(-) merah, edema -/-
16 Riwayat Terapi di IGD

– Infuse D5 ½ NS 1500 cc/24 jam


– Inj. Antrain 3x150 mg  jika suhu > 37,5
– Inj. Ranitidine 2x15 mg
– Inj. Ceftriaxone 2x400 mg
– Po : sanmol 3x1 cth
– Nebul : ventolin : pulmicort  ½ : ½ 3x1
17 Pemeriksaan Penunjang di IGD

– DL
– Foto Thoraks
18 Pemeriksaan Pasien di R. Melati
 Sabtu,9 Februari 2019 jam 05.00
– Keadaan umum : Cukup – Kepala/Leher
– Kesadaran : Komposmentis, GCS  Mata : Anemis -/-, ikterus -/-, edema
E4V5M6 palpebral (-), Cekung +/+, konjungtiva
hiperemi (-/-)
– Tanda vital
 Mulut : Pucat (-), sianosis (-),lidah kotor (-),
– Nadi : 144x/ menit mukosa bibir kering, faring hiperemis (-),
– RR : 44 x/ menit tosil hiperemi -/-

– Suhu  Leher : Benjolan pada leher sinistra (+).


: 37,6° C
Berdiameter ± 0,5 cm, mobile, konsistensi
– Jenis kelamin : Perempuan padat, nyeri tekan (-), teraba hangat, warna
– Usia/BB/TB : 9 th/14Kg/120cm seperti kulit di sekitarnya
19 Pemeriksaan Pasien di R. Melati
 Sabtu,9 Februari 2019 jam 05.00
– Thorax
 Pulmo :
I : retraksi suprasternal (+), bentuk dada simetris
p : pergerakan dinding dada simetris, nyeri tekan (-)
p : redup +/-
a : Ronkhi (-/-), wheezing (-/-) , vesikuler menurun /+
 Cor : S1/S2 tunggal, gallop (-), murmur (-)
– Abdomen
 Bising usus (+) normal, soefl, hepar dan lien tidak teraba, NT (-) regio
epigastrik, timpani seluruh lapangan abdomen
– Ekstremitas Akral hangat, kering, merah, edema -/-, turgor kulit normal
20 Pemeriksaan Pasien di R. Melati
 Senin,29 Januari 2019 jam 08.00
– BBI : (7n-5) /2 = ((7 x 9) – 5) / 2 = 29kg
– BB/BBI X 100 %
=14/29 X 100% = 48 % (< 70% =
gizi buruk)
– Plot Grafik IMT/U :
– BMI : BB/TB2 = 14/1,44 =
9,72
– Sesuai BMI/U : 9,72 terletak pada <
- 3 SD
21

Kesimpulan :
Pasien tampak sakit, gizi buruk, pembesaran KGB regio colli
sinistra, dan suara vesicular menurun pada lapang paru
dekstra
22 Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap (09­2­19)

• RBC 4,65 x 106 ul • Lym 24,9 %


• Hb 11,1 g/dl
• Mon 14,0 %
• Hct 34,4 %
• Eos 0,7 %
• PLT 551 x 103 ul
• WBC 11,9 x 103 ul • Bas 1 %
• Neu 59,4 % • LED 63 /jam
23 Foto Thorax
12-2-19
• Cor : Besar dan bentuk tampak
normal
• Pulmo :Tampak retikulogranuler
pattern di lapang paru kiri, giant
bula di supraparahiler kanan,
kalsifikasi di parakardial kanan
• Sinus costophrenicus kanan
tertutup perselubungan kiri tajam
• Tulang dan soft tissue normal
• Trakea ditengah

Kesimpulan : TB paru milear dan


efusi pleura dekstra
24 Diagnosis
25 Planning Terapi

– MRS
– Infus KAEN 3B / RL 1400cc/24 jam
– Ranitidine = 2mg/kgBB/hari 2x/hari = 2 X 14 kg / 2x = 28 mg (1/2 ampul 2x/hari)
– Rifampisin 15 mg/kgBB/hari = 15 x 14 = 210 mg/hari selama 2 bulan + 7-10 bulan berikutnya
– INH 10 mg/kgBB/hari = 10 x 14 = 140 mg/hari selama 2 bulan + 7-10 bulan berikutnya
– Pirazinamid 35 mg/kgBB/hari = 35 x 14 = 490 mg/hari selama 2 bulan
– Etambutol 20 mg/kgBB/hari = 20 x 14 = 280 mg/hari selama 2 bulan
– Nebul Ventolin + Pulmicort  3x/hari
– Vitakur 1x1
– Puyer batuk + asam mefenamat
– Memberikan makanan yang sesuai dengan kondisi pasien
26 Planning Monitoring

– Monitoring keluhan (demam dan batuk)


– Vital Sign (Nadi, RR, Suhu)
– Pemeriksaan Lab (DL)
27 Planning Edukasi

– Menjelaskan kepada keluarga tentang penyakit pasien, bahaya


penyakit, pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan, terapi yang
akan diberikan dan pencegahan penyakit.
– Menjelaskan kepada Ibu pasien bahwa anaknya menderita infeksi TB,
hal ini kemungkinan didapatkan karena tertular dari anggota keluarga
yang lain dan orang-orang disekitar pasien (guru, tetangga, dll).
– Menyarankan untuk memeriksakan anggota keluarga yang sering
mengalami batuk yang kambuh ke poli paru RSUD untuk
pemeriksaan dahak dan foto thorak
28 Planning Edukasi

– Pengobatan pasien direncakan selama ±12 bulan dan akan


dievaluasi pada akhir pengobatan
– Obat harus diminumkan secara rutin setiap pagi hari saat perut
masih kosong dan harus segera kontrol sebelum obat habis
– Obat sementara diberikan selama 2 minggu untuk mengevaluasi
kepatuhan minum obat
29 Planning Edukasi

– Memberitahukan kepada keluarga pasien jika setelah minum obat BAK nya
berwarna orange kemerahan tidak perlu khawatir karena itu merupakan
pengaruh salah satu obat OAT
– Memberitahukan kepada keluarga jika perut pasien makin membesar dan mata
atau badan berubah menjadi kuning, segera memeriksakan diri kefaskes terdekat.
– Perbaikan gizi anak untuk menunjang kesembuhan dari anak.
– Menjelaskan bahwa penyakit ini bisa disembuhkan asal rutin minum obat dan
orang disekitar rumah yang dicurigai menderita TB paru segera diperiksakan dan
mendapat terapi yang sesuai untuk mengurangi resiko kekambuhan pada anak
Follow up 
30 Sabtu, 9­02­19
Sabtu S O A P
9/2/19

Batuk (+), • TTV : Suspect • Infuse D5 ½ NS 1500


demam (-), Nadi : 136 x/menit Bronkopneumoni cc/24 jam
mual / RR :36 x/menit a DD Tb Paru
muntah (-) Suhu : 37,2 • Inj. Antrain 3x150 mg
• Kepala : a/i/c/d = -/-/-/-  jika suhu > 37,5
•Leher : terdapat benjolan di
sebelah kiri • Inj. Ranitidine 2x15
•Thoraks : retraksi (+), mg
vesikular
menurun (+/-), ronki (-/-), • Inj.Ceftriaxone 2x400
wheezing (-/-), perkusi redup mg
(+/-)
•Abdomen : BU (+) dbn • Po : sanmol 3x1 cth
•Eks : hangat, kering, • Nebul : ventolin :
dan merah
pulmicort  ½ : ½
3x1
Follow up 
31 Selasa, 10­2­19
Minggu S O A P
10/2/19
Panas (-), • TTV : Suspect • Infuse D5 ½ NS 1500
batuk (+) Nadi : 128 x/menit Bronkopneumoni cc/24 jam
RR :36 x/menit a DD Tb Paru
tapi sudah Suhu : 36,6 • Inj. Antrain 3x150 mg
berkurang, • Kepala : a/i/c/d = -/-/-/-  jika suhu > 37,5
•Leher : terdapat benjolan di
pilek (-), sebelah kiri • Inj. Ranitidine 2x15
mual (-), •Thoraks : retraksi (+), mg
vesikular menurun (+/-),
muntah. ronki • Inj. Ceftriaxone 2x400
Pasien masih (-/-), wheezing (-/-), perkusi mg
redup (+/-)
lemas. •Abdomen : BU (+) dbn • Po : sanmol 3x1 cth
Makan dan •Eks : hangat, kering, • Nebul : ventolin :
dan merah
minum (+) pulmicort  ½ : ½
3x1
Follow up 
32 Selasa, 11­2­19
Senin S O A P
11/2/19
Panas (-), • TTV : Bronkitis DD • Infuse KAEN 3B 1200
batuk (+) Nadi : 140 x/menit Bronkpneumonia cc/ 24 jam
RR :40 x/menit
sudah Suhu : 37,1 • Inj. Ranitidine 2x1/2
banyak • Kepala : a/i/c/d = -/-/-/- amp
•Leher : terdapat benjolan di
berkurang, sebelah kiri • Ciprofloxacin 2x120
mual (-), •Thoraks : retraksi (+), mg drip
vesikular menurun (+/-),
muntah ronki • Episan 3 x sendok
(-).Nafsu (-/-), wheezing (-/-), perkusi takar
redup (+/-)
makan dan •Abdomen : BU (+) dbn • Puyer batuk + asam
minum •Eks : hangat, kering, mefenamat
dan merah
sudah baik
Follow up 
33 Selasa, 12­2­19
Selasa S O A P
12/2/19
Batuk sudah • TTV : TB Paru Milier - Infus KAEN 3B
jarang, Nadi : 144 x/menit + Efusi Pleura 1200cc/24jam
RR :44 x/menit Dextra + gizi
pasien tidak Suhu : 37,3 - Ranitidin 2x1/4
buruk
• Kepala : a/i/c/d = -/-/-/-
demam dan •Leher : terdapat benjolan di ampul
nafsu makan sebelah kiri - Levofloxacin 100
•Thoraks : retraksi (+),
baik vesikular menurun (+/-), mg
ronki
(-/-), wheezing (-/-), perkusi - Rifampisin
redup (+/-) 150/cet 0-0-0-1
•Abdomen : BU (+) dbn
•Eks : hangat, kering, - INH 100 mg + B6
dan merah
1-0-0
- Pirazinamid
3x150 mg
- Puyer batuk 3x1
- Vitacur 1x1
34

PEMBAHASAN
35
36
Tranmisi dan Patogenesis 
37 Tuberkulosis
Tranmisi dan Patogenesis Tuberkulosis
38
39 Mekanisme terjadinya kejang 
40
41
42 Faktor­faktor yang berperan 
dalam penularan TB
Tingkat
43 Penegakan Diagnosis TB

1) Konfirmasi bakteriologis TB
2) Gejala klinis yang khas
3) Adanya bukti infeksi TB (Hasil uji tuberculin positif atau kontak
erat dengan penderita TB)
4) Gambaran foto toraks sugestif TB
5) Sistem Scoring
44 Konfirmasi Bakteriologis 

 Pemeriksaan mikroskopis BTA sputum atau spesimen lain (cairan


tubuh atau jaringan biopsi)
 Tes Cepat Molekular (TCM) TB
 Pemeriksaan biakan
- Media padat
- Cair
45 Gejala klinis yang khas

Gejala
46

Gejala
47 Adanya bukti infeksi TB (Hasil uji tuberculin 
positif atau kontak erat dengan penderita 
TB)
Hasil Positif Populasi
Indurasi ≥ 5 mm • Anak dengan kontak dekat dengan orang yang
diketahui atau dicurigai menderita tuberkulosis
• Anak yang dicurigai menderita sakit
tuberkulosis : (1) Hasil foto toraks yang
menunjukkan TB aktif , (2) Bukti klinis sakit TB
• Anak yang mendapat terapi imunosupresan
atau dengan kondisi imunosupresi termasuk HIV
Indurasi ≥ 10 mm • Anak yang beresiko tinggi mengalami TB
diseminata : (1) anak < 4 th, (2) anak dengan
kondisi medis lain, termasuk penyakit hodskin,
lomfoma, DM, GGK, malnutrisi
48

Hasil Positif Populasi


Indurasi ≥ 10 mm • Anak yang resiko terpajan yang
meningkat terhadap penyakit TB : (1)
anak yang dari atau orang tuanya lahi di
daerah dgn prevalensi tinggi (2) anak
yang sering terpajan terhadap orang
dewasa yang terinfeksi HIV, tunawisma,
pengguna obat terlarang, penghuni
rumah jompo, penghuni penjara, atau
petani imigran. (3) Anak yang
berpergian ke daerah dengan prevalensi
tinggi

Indurasi ≥ 15 mm • Anak ≥ 4 tahun tanpa faktor resiko


49 Gambaran foto toraks sugestif 
TB
Secara umum gambaran radiologis yang menunjang TB adalah sebagai berikut :
 Pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal dengan atau tanpa infiltrat
(selain foto thorak AP harus diserta dengan foto toraks lateral)
 Konsolidasi segmental/ lobar
 Efusi pleura
 Milier
 Atelektasis
 Kavitas
 Kalsifikasi dengan infiltrat
 Tuberkuloma
50  Hasil foto thoraks pasien :TB 
milier dengan efusi pleura dekstra
51
52 Sistem Scoring
2

7
53
54 Status Gizi 
55 Gizi Buruk

Penyebab
Malnutrisi

Berdasarkan dari anamnesis didapatkan bahwa pasien memiliki nafsu makan yang kurang
baik dari kecil dan dengan porsi makan yang sedikit. Kemungkinan terjadinya malnutrisi
bisa dikarenakan akibat intake ataupun karena infeksi yang dialami oleh pasien.
56 Kriteria Gizi Buruk Menurut Depkes, RI 2013
Indeks Kategori Status Gizi Ambang Batas (Z-Score)
Berat Badan menurut Umur (BB/U) 0 – 60 Bulan Gizi buruk < -3 SD
Gizi kurang -3 SD sampai dengan < -2 SD
Gizi baik -2 SD sampai dengan 2 SD
Gizi lebih >2 SD
Panjang Badan menurut Umur (PB/U) atau Tinggi
Sangat pendek <-3 SD
Badan menurut Umur (TB/U) 0 – 60 Bulan
Pendek -3 SD sampai dengan <-2 SD
Normal -2 SD sampai dengan 2 SD
Tinggi >2 SD
Berat Badan menurut Panjang Badan (BB/PB)
atau Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) Sangat kurus <-3 SD
Umur 0 – 60 Bulan
Kurus -3 SD sampai dengan < -2SD
Normal -2 SD sampai dengan 2 SD
Gemuk > 2 SD
Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) 0 –
Sangat Kurus < -3 SD
60 Bulan
Kurus -3 SD sampai dengan < -2 SD
Normal -2 SD sampai dengan 2 SD
Gemuk > 2 SD
Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) 5 –
Sangat Kurus < -3 SD
18 Tahun
Kurus -3 SD sampai dengan < -2 SD
Normal -2 SD sampai dengan 2 SD
Gemuk >1 sampai dengan 2 SD
Obesitas >2 SD
57 Diagnosis Gizi Buruk
– Hasil plot pada grafik WHO
Z-Score IMT/U didapatkan
hasil yang menunjukkan
pasien mengalami gizi
buruk yaitu berada pada <
- 3 standar deviasi dengan
tanda komplikasi berupa
anoreksia dan demam pada
saat pasien masuk ke IGD
RS yaitu 39˚C. Oleh karena
itu pasien selanjutnya perlu
dirawat inapkan
58
59 Penatalaksanaan TB
60 Penatalaksanaan TB

Pemberian OAT
Dosis OAT Pada Anak Dosis OAT Kombinasi Dosis Tetap (KDT) Pada Anak
Nama Obat Dosis Harian Dosis Maksimal
Berat Badan (Kg) RHZ (75/50/150) RH (75/50)
(mg/kgBB/hari)
Isoniazid 10 (7-15) 300
5-7 kg 1 tablet 1 tablet
Rifampisin 15 (10-20) 600 8-11 kg 2 tablet 2 tablet
Pirazinamid 35 (30-40) - 12-16 kg 3 tablet 3 tablet
Etambutol 20 (15-25) 17-22 kg 4 tablet 4 tablet
30 kg 5 tablet 5 tablet
>30 kg Dewasa
61
Panduan OAT dan Lama Pengobatan TB Pada Anak

Kategori Diagnostik Fase Intensif Fase Lanjutan

TB Klinis

TB Kelenjar
2 HRZ 4HR
Efusi Pleura TB

TB Terkonfirmasi Bakteriologis

TB paru dengan kerusakan luas


2HRZE 4HR
TB ekstraparu (selain TB meningitis
dan TB tulang/sendi)

TB tulang/sendi

TB milier
2HRZE 10 HR
TB meningitis
62 Penatalaksanaan TB

Pemberian OAT
Sehingga dosis OAT untuk pasien sesuai dengan tabel diatas adalah :
– Rifampisin 15 mg/kgBB/hari = 15 x 14 = 210 mg/hari selama 2 bulan + 10
bulan berikutnya
– INH 10 mg/kgBB/hari = 10 x 14 = 140 mg/hari selama 2 bulan + 10 bulan
berikutnya
– Pirazinamid 35 mg/kgBB/hari = 35 x 14 = 490 mg/hari selama 2 bulan
– Etambutol 20 mg/kgBB/hari = 20 x 14 = 280 mg/hari selama 2 bulan
63 Penatalaksanaan Gizi Buruk
Penatalaksanaan Gizi
Buruk

Status gizi pada pasien


akan mempengaruhi
keberhasilan
pengobatan TB. Sesuai
dengan Kemenkes
(2011), pasien gizi
buruk dengan
komplikasi perlu rawat
inap dan penerapan 10
langkah serta 5 kondisi
tata laksana anak gizi
buruk, diantaranya :
64  Kondisi yang tepat pada pasien adalah kondisi V : Jika tidak ditemukan 
syok, letargis, muntah atau diare atau dehidrasi
65 Penatalaksanaan Gizi Buruk
Pemberian cairan dan
makanan
1) Memberikan 50 ml glukosa/ larutan gula pasir 10% secara oral
2) 2 jam pertama
Memberikan F-75 pada pasien dengan jumlah total sehari 130 ml/kgBB
= 130 x 14 kgBB = 1820 mg dan jumlah minimum sehari 80% dari total = 1456 ml =
1456/12 x makan = 120 ml
Memberikan F75 sebanyak 30 ml setiap 30 menit
3) 10 jam berikutnya
Memberikan F75 sebanyak 120 ml per 2 jam.
4) Jika tiap 2 jam habis, ubah pemberian menjadi 3 jam
5) Bila anak bisa menghabiskan F75, maka pemberian diubah menjadi setiap 4 jam
– Bila setiap Dosis F75 dengan pemberian interval 4 jam
dapat dihabiskan maka :
66 – F75 diganti F100 yang diberikan setiap 4 jam, dengan
dosis total sehari 130 ml x 14 = 1820 ml/ hari, minimum
80% dari 1820 ml = 1456 ml/hari dipertahankan selama
2 hari jadi sekali makan = 240 ml.
– Pada hari ketiga diberikan F100 dengan jumlah
Minimum 150 ml x 14 = 2100 ml/hariml/hari. Jadi sekali
makan 350 ml pada 4 jam pertama. Pada 4 jam
berikutnya menjadi 360 ml sampai anak tidak mampu
menghabiskan jumlah yang diberikan dengan batas 510
ml.
– Pada hari keempat diberikan F100 dengan dosis antara
dosis minimal-maksimal.
= 2100 ml – 3080 ml / hari. Sekali makan 350 – 510 ml.
Dipertahankan 7-14 hari.
– Selanjutnya ditambah dengan menggunakan makanan
padat
67 Pemulangan Pasien 

Anak boleh pulang apabila :


Ibu sudah dapat membuat makanan sendiri dirumah
BB/PB atau BB/TB > -3SD
Komplikasi sudah teratasi
Ada kenaikan BB sekitar 50 gr/kgBB/ minggu selama 2 minggu berturut-turut
Selera makan sudah baik, makanan yang diberikan habis
68 Sehingga terapi pada pasien 
adalah : 
– Infus KAEN 3B / RL 1400cc/24 jam
– Ranitidine = 2mg/kgBB/hari 3x/hari = 2 X 14 kg / 2x = 28 mg (1/4 ampul 2x/hari)
– Rifampisin 15 mg/kgBB/hari = 15 x 14 = 210 mg/hari selama 2 bulan + 10 bulan berikutnya
– INH 10 mg/kgBB/hari = 10 x 14 = 140 mg/hari selama 2 bulan + 10 bulan berikutnya
– Pirazinamid 35 mg/kgBB/hari = 35 x 14 = 490 mg/hari selama 2 bulan
– Etambutol 20 mg/kgBB/hari = 20 x 14 = 280 mg/hari selama 2 bulan
– Nebul Ventolin + Pulmicort  3x/hari
– Vitakur 1x1
– Vip albumin 1x1
– Puyer batuk + asam mefenamat
– Perbaikan gizi pasien
69 Daftar Pustaka

– Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit atau Penyehatan Lingkungan, 2016, Petunjuk Teknis
Manajemen dan Tatalaksana TB Anak, , Jakarta : Kementrian Kesehatan RI
– Dudeng D. 2005. Faktor- Faktor yang Berhungan dengan Kejadian Tuberkulosis pada Anak di
Kabupaten Gunung Kidul Propinsi DIY (Thesis). Yogyakarta : Universitas Gajah Mada
– Hillaliah R, 2010, Analisis Faktor Risiko Kejadian Penyakit Tuberkulosis pada Anak di Balai Besar
Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta Tesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
– Jongste JDC, 2003, Cough 2 : Chronic Cough in Children. ThoraxBMJ, 58. Pp. 998-1003.
– KementerianKesehatan RI. 2011. Bagan TatalaksanaAnakGiziBurukBuku I
(Cetakankeenamedisirevisi). Jakarta : DepartemenKesehatan
– KementerianKesehatan RI. 2011. Bagan TatalaksanaAnakGiziBurukBuku II
(Cetakankeenamedisirevisi). Jakarta : DepartemenKesehatan
70 Daftar Pustaka

– Kiswar R, 2014. Hematologi dan Transfusi. Jakarta : Erlangga


– Knechel NA, 2009, Tuberculosis : Pathophysiology, Clinical Features, and Diagnosis, American Assosiation
of Critical Care Nurse, 29 (2), pp. 34-45.
– Marais BJ & H. Simon S, 2014, Tubrculosis in Children, Cold Spring Harbor Perspectives in Medicine, 4 (9).
– Rahajoe, N., Basir D., Makmuri M.S., Kartasasmita C, 2008, Pedoman Nasional Tuberkulosis Anak, Jakarta
: UKK Respirologi PP IDAI
– Rytter MJH, dkk, 2014, The Immune System in Children With Malnutrition – A Systematic Review, Plus
One, 9 (8).
– Wang jun, dkk, 2015. Ratio of monocytes to lymphosytes in peripheral blood in patients diagnosed with
active tuberculosis. The Brazilian Journal of Infection Disease. 2(19), pp. 125-131.
– Zhai K, dkk, 2016, Tuberculosis Pleural effusion. Journal of Thoracic Disease, 8(7), pp 486-494

Anda mungkin juga menyukai

  • Soap
    Soap
    Dokumen1 halaman
    Soap
    valentine
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen2 halaman
    Bab 3
    valentine
    Belum ada peringkat
  • Absen Ujian
    Absen Ujian
    Dokumen2 halaman
    Absen Ujian
    valentine
    Belum ada peringkat
  • Mrican K29
    Mrican K29
    Dokumen15 halaman
    Mrican K29
    valentine
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen2 halaman
    Bab 3
    valentine
    Belum ada peringkat
  • Yanmed
    Yanmed
    Dokumen27 halaman
    Yanmed
    valentine
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Jaga
    Jadwal Jaga
    Dokumen1 halaman
    Jadwal Jaga
    valentine
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Fix Fix
    Bab 1 Fix Fix
    Dokumen4 halaman
    Bab 1 Fix Fix
    valentine
    Belum ada peringkat
  • Imunologi Ilma
    Imunologi Ilma
    Dokumen8 halaman
    Imunologi Ilma
    valentine
    Belum ada peringkat
  • Histamin 4
    Histamin 4
    Dokumen2 halaman
    Histamin 4
    valentine
    Belum ada peringkat
  • Respon Imun Spesifik
    Respon Imun Spesifik
    Dokumen4 halaman
    Respon Imun Spesifik
    valentine
    Belum ada peringkat
  • Imunologi Ilma
    Imunologi Ilma
    Dokumen8 halaman
    Imunologi Ilma
    valentine
    Belum ada peringkat
  • Reaksi Hipersensitifitas 1
    Reaksi Hipersensitifitas 1
    Dokumen1 halaman
    Reaksi Hipersensitifitas 1
    valentine
    Belum ada peringkat
  • PR Referat
    PR Referat
    Dokumen11 halaman
    PR Referat
    valentine
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    valentine
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN KASUS Baru
    LAPORAN KASUS Baru
    Dokumen48 halaman
    LAPORAN KASUS Baru
    valentine
    Belum ada peringkat
  • Jur Ding
    Jur Ding
    Dokumen12 halaman
    Jur Ding
    valentine
    Belum ada peringkat
  • Proses Imunitas WKWK Fix
    Proses Imunitas WKWK Fix
    Dokumen12 halaman
    Proses Imunitas WKWK Fix
    valentine
    Belum ada peringkat
  • PR Efloresensi Kuku
    PR Efloresensi Kuku
    Dokumen24 halaman
    PR Efloresensi Kuku
    valentine
    Belum ada peringkat
  • Perbaikan
    Perbaikan
    Dokumen3 halaman
    Perbaikan
    valentine
    Belum ada peringkat
  • Ebm Nadya
    Ebm Nadya
    Dokumen16 halaman
    Ebm Nadya
    Wenna Valentine
    100% (1)
  • Perbaikan
    Perbaikan
    Dokumen3 halaman
    Perbaikan
    valentine
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN KASUS Baru (Repaired)
    LAPORAN KASUS Baru (Repaired)
    Dokumen48 halaman
    LAPORAN KASUS Baru (Repaired)
    valentine
    Belum ada peringkat
  • Operan Obgyn Pro
    Operan Obgyn Pro
    Dokumen13 halaman
    Operan Obgyn Pro
    valentine
    Belum ada peringkat
  • Referat Kloning
    Referat Kloning
    Dokumen10 halaman
    Referat Kloning
    valentine
    Belum ada peringkat
  • Diagnosis Selli
    Diagnosis Selli
    Dokumen4 halaman
    Diagnosis Selli
    valentine
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Maxillofacial New
    Lapsus Maxillofacial New
    Dokumen40 halaman
    Lapsus Maxillofacial New
    valentine
    Belum ada peringkat
  • Referat Kloning
    Referat Kloning
    Dokumen28 halaman
    Referat Kloning
    valentine
    Belum ada peringkat
  • Referat Kloning
    Referat Kloning
    Dokumen28 halaman
    Referat Kloning
    valentine
    Belum ada peringkat