Anda di halaman 1dari 20

PENGENDALIAN SIKLUS TRANSAKSI PADA PROSES BISNIS PRODUKSI

Pengendalian Produksi

Sistem akuntansi biaya berfokus pada pengelolaan persediaan pada persediaan


pemanufakturan, seperti bahan baku, bahan baku dalam proses, dan barang jadi. Job costing
merupakan prosedur yang harga perolehannya didistribusikan ke job khusus atau pesanan
produksi. Job costing memerlukan sistem pengendalian pesanan produksi.

Pada proses costing harga perolehan di kompilasikan dalam proses atau rekening
departemen secara periodik (hari, minggu atau bulan). Pada setiap akhir periode harga perolehan
untuk setiap proses di bagi dalam unit yang di produksi untuk menetukan rata-rata harga
perolehan perunit. Proses costing digunakan jika tidak memungkinkan untuk mengidentifikasi
pekerjaan atau lot produksi sebelumnya. Harga perolehan job atau proses costing dapat berupa
harga perolehan sesungguhnya atau harga perolehan standar.

Pengendalian persediaan dan produksi di dasarkan pada pemisahaan fungsi dan


pencatatan dan dokumentasi, seperti pesanan produksi , formulir permintaan material , dan kartu
jam kerja karyawan. Perlindungan persediaan dari pencurian fisik mencakup keamanan dan
keterbatasan akses, juga perhitungan fisik dan uji pencatatan independen.

File dan Laporan


Pengendalian produksi meliputi perencanaaan produk yang akan di produksi dan penjadwalan
produksi untuk mengoptimalkan pemakaian sumber daya. Kebutuhan dasar produksi di sediakan
dengan daftar material dan daftar operasi master. Spesifikasi rinci material untuk produk
pada daftar material. Daftar material berisi daftar semua bahan yang diperlukan dan deskripsinya
dalam pesanan dan subperakitan. Daftar operasi mirip dengan daftar material, yang berisi operasi
tenaga kerja rinci, urutan pengerjaan dan kebutuhan mesin yang berkaitan dengan pengerjaan
tersebut. Daftar material dan daftar operasi digunakan secara luas dalam fungsi pengendalian
produksi. Dalam sistem biaya standar, biaya material standar dan biaya tenaga kerja dimasukkan
dalam daftar material dan daftar operasi.

Penentuan produk apa yang akan di buat memerlukan integrasi permintaan produk,
kebutuhan produk, dan ketersediaan sumber daya produksi. Ketersediaan sumber daya untuk di
produksi di komunikasikan ke fungsi pengendalian produksi dengan menggunakan laporan
status pesediaan dan laporan ketersediaan faktor. Laporan status bahan baku berisi sumber

1
daya yang tersedia dalam produksi. Laporan ketersediaan faktor berisi ketersediaan sumber daya
tenaga kerja dan mesin. Kebutuhan permintaan untuk produk tergantung pada pda apakah produk
yang dibuat sesuai dengan pesanan pelanggan atau dibuat secara rutin untuk persediaan. Jika
produk diproduksi secara rutin untuk persediaan, kebutuhan produksi tergantung pada prediksi
penjualan, yang dikirim ke pengadilan produksi dari departemen penjualan atau pemasaran.
Prediksi penjualan harus dihubungkan dengan jumlah produk dalam persediaan. Informasi ini
disediakan dalam laporan status produk jadi, yang berisi daftar jumlah produk dalam persediaan.
Integrasi dari semua faktor ini merupakan hasil dari perencanaan produksi untuk organisasi.
Perencanaan produksi dimasukkan dalam penjadwalan produksi dan pesanan produksi. Dokumen
ini merupakan awal dari arus pemrosesan data produksi.

Arus Transaksi
Pesanan produksi dijalankan sesuai dengan otorisasi untuk departemen produksi untuk
membuat produk. Permintaan material diterbitkan untuk setiap pesanan produksi untuk
mengotorisasi departemen persediaan untuk mengeluarkan material ke departemen produksi.
Item dan jumlah item yang di tunjukan untuk permintaan pembelian di tentukan dari spesifikasi
produk yang ada pada bill of materials. Alur permintaan material dan pesanan produksi dapat
dilihat pada gambar flowchart arus transaksi dalam aplikasi pengendalian produksi. Fungsi
akuntansi biaya menerima tembusan pesanan produksi langsung dari pengendalian produksi,
juga dari departemen produksi ketika pesanan produksi telah selesai. Akuntansi biaya juga
menerima tembusan penerimaan material dari fungsi pengendalian persediaan dan departemen
produksi. Distribusi dokumen seperti ini menunjukkan adanya pemisahan tugas dan memberikan
akuntabilitas untuk departemen produksi.

2
Arus Transaksi dalam Aplikasi Pengendalian Produksi

Pengendalian Departemen Pengendalian Akuntansi Biaya Buku Besar


Produksi Produksi Persediaan

Laporan Laporan
Status Status
Persediaa Persediaan
n
Laporan Laporan
Bahan Baku
Faktor Faktur
Barang Jadi Pesanan
Ketersedi Ketersediaan
Produksi
aan
Posting ke Pencatatan Bahan
Pesanan 1 Pesanan
2 Baku Dalam Proses
Produks 2 Produksi
i 3
Ayat Jurnal
Ayat Jurnal

Material yang ditempatkan


N
dalam produksi
Permintaan
1
Perminta Material
an 2 Perminta 1
Material 3 an 2 Posting ke Pencatatan Bahan
4 Material 3 Baku Dalam Proses

Permintaan
Material

Dilampirkan ke Pesanan
N Produksi yang Telah N
Selesai

Penjadwal 1 Ayat Jurnal


2 Penjadwalan Ayat Jurnal
an
Produksi Produksi

Biaya Konversi

Kartu Pencatatan
D Kartu Pencatatan Waktu Pekerjaan
Waktu Pekerjaan
Posting ke Pencatatan Bahan
Status Baku Dalam Proses
Produksi Status
Produksi
Pesanan 2 Pesanan 2 Ringkasan
Produksi yang Produksi yang Produksi
Telah Selesai Telah Selesai

3
Posting ke Pencatatan
Persediaan Ayat Jurnal Ayat Jurnal

Laporan Biaya Biaya Barang


Produksi yang yang Diproduksi
Sudah Selesai

Ke Manajemen

Gambar Arus Transaksi dalam Aplikasi Pengendalian Produksi

Operasi tenaga kerja dicatat pada kartu pencatat waktu kerja. Kartu ini diposting ke
pesanan produksi dan dilanjutkan ke departemen akuntansi biaya. Rekonsiliasi periodik dari
kartu pencatat waktu dengan laporan tenaga kerja produksi merupakan hal penting dalam fungsi
pengendalian internal.

Laporan status produksi dikirimkan secara periodik dari departemen produksi ke fungsi
pengendalian produksi. Laporan status produksi merinci pekerjaan yang telah selesai pada
pesanan produksi individual yang telah dipindahkan melalui proses produksi. Laporan ini
digunakan untuk memonitor status pesanan produksi yang belum selesai dan jika diperlukan,
dapat dilakukan revisi pada jadwal departemen produksi.

Dokumen utama dalam proses sebelumnya adalah pesanan produksi. Tembusan pesanan
produksi digunakan oleh fungsi akuntansi biaya untuk mencatat bahan baku dalam proses (WIP)
untuk setiap pekerjaan.

Akuntansi Biaya
Departemen akutansi biaya bertanggung jawab untuk mengelola file pencatatan biaya barang
dalam proses. Catatan baru di tambahkan pada file ini ketika menerima pemesanan produksi
yang baru, yang di mulai oleh pengendalian produksi. Biaya material diposting dari job time
ticket. Biaya overhead sering diterapkan dengan dasar jam tenaga kerja langsung atau biaya
tenaga kerja langsung dan diposting pada waktu yang bersamaan sebagai biaya tenaga kerja.

4
Efisiensi pengendalian produksi memerlukan pembandingan antara produksi
sesungguhnya dengan penjadwalan produksi dan analisis perbedaan (varian). Pengendalian
produksi juga membutuhkan pembadingan dan analisis dari faktor-faktor yang lain, termasuk
biaya yang dianggarkan dengan biaya sesungguhnya untuk pesanan produksi individual dan atau
departemen dan fasilitas yang digunakan dibandingkan dengan ketersediaan fasilitas oleh
departemen. Pengendalain terhadap hilangnya persediaan dan pengolaan level persediaan yang
optimal juga merupakan faktor yang penting untuk pengendalain produksi secara keseluruhan.

Pengendalain Persediaan
Pengendalian persediaan diwujudkan melalui beberapa pencatatan persedian dan laporan yang
berisi informasi seperti penggunaan persediaan, saldo persediaan, dan levl maksimum dan
minimum dari persediaan. Titik pemesanan ulang (reorder point) dan prosedur-prosedur dibuat.
Titik pemesanan ulang merupakan level persediaan yang digunakan sebagai pertimbangan untuk
memesan atau memproduksi item tambahan untuk menghindari kondisi tidak memiliki
persediaan. Pengembangan teknik pemesanan ulang memerlukan analisis permintaan produksi
biaya setup produksi atau pemesanan, waktu tunggu pemasok atau produksi, biaya penanganan
persediaan, dan biaya yang berkaitan dengan kondisi ketika tidak memiliki persediaan seperti
kehilangan kesempatan menjual atau tidak efisiennya penggunaan fasilitas produksi.

Karena tujuan pengendalian persediaan adalah meminimumkan biaya persediaan total,


keputusan penting yang dibuat adalah ukuran jumlah setiap pesanan pembelian yang disebut
dengan economic order quantity (EOQ). Kuantitas yang dipesan kembali harus
menyeimbangkan dua sistem biaya, yaitu penanganan dan biaya pemesanan. Rumus untuk
menghitung EOQ adalah

EOQ = Error: Reference source not found

Dimana:

EOQ = economic order quantity

R = kebutuhan untuk item pada suatu periode

S = biaya pembelian per pesanan

P = unit biaya

5
I = biaya penanganan persediaan per periode,dinyatakan dalam persentase
nilai periode persediaan

Jika EOQ telah dihitung, waktu pemesanan harus diputuskan, artinya reorder point harus
ditentukan. Jika waktu tunggu pesanan dan tingkat penggunaan persediaan diketahui, penentuan
reorder point dapat segera dilakukan. Waktu tunggu (lead time) adalah waktu antara penempatan
pesanan dan penerimaan barang. Tingkat penggunaan persediaan (inventory usage rate) adalah
kuantitas penggunaan barang selama periode waktu tertentu. Reorder point menunjukkan level
persediaan yang mencapai jumlah unit yang akan dikonsumsi selama waktu tunggu. Dalam
rumus dinyatakan:

Reorder point = lead time x rata-rata inventory usage rate

Bagian penting dalam pengndalian persediaan adalah evaluasi perputaran persediaan


untuk menentukan umur, kondisi dan status persediaan. Pengendalian khusus dibuat untuk
menghapus yang telah kadaluarsa dan item persediaan yang perputarannya rendah dan
membandingkan antara level persediaan yang telah dibuat. Laporan status persediaan
menunjukkan penggunaan secara rinci secara periodik yang secara khusus akan membantu
pengelolaan persediaan pada level yang tepat dan mengendalikan item yang perputarannya
rendah.

Pengendalian persediaan meliputi metode untuk penanganan dan penyimpanan. Item-


item perlu diklasifikasikan dan diidentifikasikan secara tepat sehingga dapat ditempatkan secara
tepat dan juga memungkinkan untuk pelaporan dan verifikasi secara tepat. Penyimapan dan
penanganan item harus diberikan keamanan terhadap penggelapan, perlindungan terhadap
kerusakan, terhindar dari kadaluwarsa dan keyakinan adanya pengendalian yang tepat.

Persediaan merupakan investasi yang penting. Sistem pengendalian persediaan


menyediakan laporan status pada setiap produk yang aktif sehingga perusahaan dapat memenuhi
permintaan pelanggan. Karena banyaknya item persediaan dan variasi transaksi yang
memengaruhi persediaan, maka menjadi sulit untuk mendapatkan informasi secara cepat dengan
menggunakan sistem manual. Sistem pengendalian terkomputerisasi dapat menyebabkan
berkurangnya investasi persediaan : penghematan ini mencakup pengurangan persediaan tanpa
mengurangi layanan, penentuan EOQ dan titik pesanan, membangun tingkat persediaan yang
aman, dan prediksi permintaan dimasa depan berdasarkan informasi sekarang dan masa lalu.
Penggunaan pencatatan, analisis perputaran dan keusangan, titik pemesanan ulang, dan statistik
6
lainnya yang relevan dengan pengendalian persediaan, sulit untuk dihasilkan dengan sistem
manual.

Produksi Just In Time (JIT)


Produksi just in time (JIT) merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan sistem
produksi yang komponen diproduksi hanya ketika diperlukan dalam suatu proses operasi. Sistem
JIT berbeda dari sistem produksi konvensional di mana barang dalam proses, bahan baku, dan
barang jadi diminimumkan atau secara total dikurangi. Konsep JIT diilustrasikan pada gambar
dibawah ini.

Pemasok Pelanggan
Persediaan
Bahan Baku
Operas Persediaan Barang
Dalam Proses
Operas Persediaan
Barang Jadi
i1 i2

Gambar Produksi Just-In-Time (JIT)

Persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi ditunjukkan dalam bentuk
garis putus-putus untuk mengindikasi terjadinya pengurangan dalam produksi JIT. Istilah
minimum inventory production system (MIPS), material as needed (MAN), dan zero inventory
production system (ZIPS) juga menjelaskan konsep minimalisasi persediaan.

Pesediaan dipakai sebagai penyangga pada operasi yang berbeda. Persediaan dikurangi
dengan analisis operasi secara hati-hati untuk menghasilkan tingkat produksi yang konstan yang
akan menyeimbangkan input dan output pada berbagai tahap produksi. Produksi JIT juga
menekankan pada pengendalian kualitas. Karena persediaan diminimumkan, produksi yang
rusak akan dibetulkan dengan segera jika arus konstan produksi berlangsung terus-menerus.

Keuntungan finansial dari produksi JIT berasal dari berkurangnya level persediaan.
Investasi total perusahaan pada persediaan juga menjadi berkurang. Biaya seperti penanganan
dan penyimpanan bahan, keusangan, luas tempat penyimpanan, dan beban keuangan pada biaya
persediaan total, dapat dikurangi, bahkan signifikan. Keuntungan lain termasuk biaya tenaga
kerja operasi yang turun yang dirancang ulang untuk arus produksi yang konstan, diskon
kuantitas dari pemasok yang akan menerima kontrak jangka panjang, dan meningkatnya
penekanan pada kualitas produksi dan pengurangan pada biaya sisa bahan.

Aplikasi Akuntansi Kekayaan

7
Elemen penting dari pengendalian internal yang efektif adalah pemrosesan yang akurat dan tepat
waktu dari informasi yang berhubungan dengan aktiva tetap dan investasi. Pemrosesan seperti ini
dikerjakan dengan menggunakan aplikasi akuntansi khusus yang disediakan untuk akuntansi,
operasional, dan kebutuhan informasi manajemen.
Transaksi
Kekayaan

Investasi Membandin
dan Aktiva Rekonsiliasi
gkan Diskrepansi
Tetap
Secara
Periodik

Pencatan Buku Besar


dalam Buku Kekayaan
Besar
Kekayaan

Pemroses
an
Periodik

Perhitungan Laporan
Laporan Biaya
Depresiasi Manajemen
Penggantian dan Lainnya
Asuransi

Gambar Sistem Aplikasi Akuntansi Kekayaan

Aktiva Tetap
Ada empat tujuan dari aplikasi aktiva tetap dan investasi :

• Untuk mengelola pencatatan yang benar yang mengidentifikasikan aset dengan deskripsi,
biaya, dan lokasi fisik.
• Untuk depresiasi yang benar dan atau perhitungan amortisasi untuk tujuan buku dan
pajak.
• Untuk evaluasi ulang asuransi dan tujuan biaya penggantian.
• Menyediakan laporan bagi pihak manjemen untuk merencanakam dan mengendalikan
item aset individual.
8
Investasi
Investasi, seperti aktiva tetap, memerflukan pencatatan terpisah, khususnya register investasi
yang digunakan sebagai pengendalian akuntansi. Register investasi berisi semua informasi yang
relevan, seperti nomor sertifikat dan nilai buku sekuritas untuk memudahkan identifikasi dan
pengendalian. Semua transaksi investasi seyogyanya diotorisasi dan didokumentasikan.
Pengendalian umum yang biasanya dilakukan untuk penanganan fisik sekuritas investasi
dilakukan oleh dua orang : satu orang mengamankan kotak deposit dan lainnya memasukkan
deposit.

Sistem Pemanufakturan Respon Cepat


Sistem pemanufakturan terintegrasi-komputer (CIM) mengintegrasi sistem pemanufakturan fisik
dan sistem perencaaan sumber daya pemanufakturan (MRP II). Sistem pemanufakturan respon-
cepat adalah sistem CIM yang pemanufakturan fisik dan MRP II terintegrasi dengan teknologi
yang lebih maju. Teknologi integrasi tingkat lanjut meliputi electronic data interchange (EDI),
identifikasi otomatis, dan proses terdistribusi.

Komponen Sistem Pemanufakturan Respon-Cepat


Sistem Pemanufakturan Fisik
Ada dua subsistem yang secara langsung mendukung sistem pemanufakturan fisik, yaitu
computer-aided design and drafting (CADD) dan sistem computer-aided manufacturing
(CAM).

Computer-Aided Design and Drafting (CADD). CADD menggunakan perangkat lunak


komputer untuk melakukan fungsi rekayasa dan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas
design engineer. Produktivitas yang meningkat membuat organisasi harus lebih responsif
terhadap permintaan pasar untuk penawaran produk baru dan produk yang ditingkatkan. Ahli
teknik, perancang, dan drafter bekerja di CADD stations-stasiun kerja elektornik yang ditujukan
untuk membantu pekerjaan mereka. CADD stations yang terdiri dari sebuah monitor dengan
kemampuan grafis, light pen atau mouse untuk menempatkan garis atau detail lainnya pada layar,
dan sebuah plotter atau printer untuk mencetak. Detail rancangan produk disimpan oleh
komputer dan dapat dipanggil lagi dan dimanipulasi oleh pengguna.
Sistem CADD memberikan beberapa tipe fungsi dukungan yang berbeda. Solid
modeling adalah gambaran matematika dari bagian objek solid dalam memori komputer. Model

9
ini menunjukkan volume yang disertakan dalam bidang permukaan. Berbagai model komponen
dapat digunakan untuk memprediksi produk akhir, seperti berat, stabilitas, atau momen
kelembanan. Analisis elemen hingga adalah metode matematika yang digunakan untuk
menentukan karakteristik mekanik, seperti tegangan dari struktur di bawah beban.
Drafting terotomatisasi menghasilkan gambar rancang bangun dan dokumen hardcopy
lainnya. Gambar dihasilkan dengan menggambar berbagai sudut pandang dari model geometrik
yang telah dibuat sebelumnya dan disimpan dalam memori komputer.

10
Gambar Sistem Pemanufakturan Respons-Cepat

Pemanufakturan dengan Bantuan Komputer (CAM). Sistem CAM meliputi perangkat lunak
untuk mendefinisikan proses pemanufakturan, alat untuk memperbaiki produktivitas proses,
sistem pendukung pengambil keputusan untuk membantu pengendalian dan pengawasan proses

11
produksi, dan beberapa elemen implementasi untuk pengendalian proses shop-foor seperti
robotik, programmable logic controller (PLC) dan machine vision systems. Alat-alat ini lebih
dikenal dengan sebutan peranti cerdas (intelligent tools). Robot industri adalah alat yang
dirancang untuk memindahkan material, suku cadang, atau alat khusus dengan menggunakan
variabel gerakan yang diprogram untuk berbagai macam tugas yang dilakukan.

Sistem CAM memasukkan modul-modul untuk memudahkan proses perencanaan, line


analysis, pengendalian proses statistik, analisis kualitas, dan pengawasan pemeliharaan.
Pengendalian proses online digunakan sebagai umpanbalik proses data untuk setiap sistem untuk
manipulasi dan analisis berikutnya.

Sistem CADD mengumpulkan dan memproses data dari proses pemanufakturan yang
dapat diprogram untuk menyediakan dukungan keputusan. Data digunakan untuk menghasilkan
laporan dan untuk menganalisis kinerja proses pemanufakturan. Sistem memonitor kondisi status
dan parameter pemrosesan dari mesin produksi, ukuran kualitas, dan sistem penanganan barang
dalam proses. Informasi yang dikumpulkan dari sistem ini meliputi status mesin, alarm
kegagalan, penghitungan bahan, efesiensi mesin, penghitungan foat,siklus waktu, level kualitas,
dan karakteristik bahan. Informasi tersebut dimasukkan ke sistem pemantauan produksi, analisis
kualitas, dan pemantauan pemeliharaan.

Banyak CAM menggunakan pengendalian proses statistic. Pengendalian proses statistic


digunakan intuk menentukan apakah proses pemanufakturan masih dalam pengendalian. Bebrapa
sistem CAM , disebut sistem pemanufakturan fleksibel (FMS) digabungkan dengan proses
produksi yang dapat deprogram yang dapat dikonfigurasi secara cepat untuk menghasilkan tipe
produk yang berbeda.

Sistem Perencanaan Sumber Daya Pemanufakturan (MRP II)


Sistem perencanaan sumber daya pemanufakturan (MRP II) terdiri dari sistem
perencanaan kebutuhan bahan baku (MRP) dan sistem berkaitan dengan penjualan,
penagihan, dan pembelian. Akan tetapi, sistem MRP merupakan sistem yang utama dari sistem
MRP II.

Sistem MRP menggunakan kemampuan komputasi dari komputer untuk memproses


sejumlah besar data yang diperlukan untuk perencanaan dan penjadwalan kebutuhan penggunaan
bahan baku. MRP digunakan secara komprehensif untuk memasukkan semua persediaan bahan
baku, barang dalam proses,dan barang jadi. Karena barang dalam proses mencakup biaya tenaga
12
kerja langsung dan biaya overhead, juga biaya bahan baku, maka semua elemen pemanufakturan
dimasukkan dalam sistem MRP. Sistem MRP mengintegrasikan empat subsitem, diantaranya
perencanaan produksi, penjadwalan produksi, akuntansi biaya, dan pelaporan.

Gambar Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku (MRP)

Teknologi Integrasi Tingkat Lanjut


Fleksibilitas dan kecepatan respon sistem pemanufakturan sangat tergantung pada tingkat
integrasi komponen-komponen yang terkait. Identifkasi otomatis meningkatkan integrasi karena
produk dan material yang diberi tanda elektronik secara efektif membuat mereka dapat dibaca
oleh mesin. EDI meningkatkan integritas karena ia secara efektif mengintegrasikan sistem
perusahaan dengan sistem pemasok dan pelanggan. Pemrosesan terdistribusi meningkatkan
integritas karena ia secara logika dan fifsik mengkombinasikan sumber daya informasi yang
tersebar secara geografis menjadi satu sistem yang berkaitan.

Identifikasi Otomatis Identifikasi otomatis terhadap berbagai aktivitas produksi merupakan hal
yang penting untuk otomatisasi pabrik; jadi, mesin yang dapat membaca barcode dan teknologi
scanner merupakan elemen yang sangat diperlukan. Perusahaan pemanufakturan dapat
memperoleh keuntungan dengan menggunakan sistem barcode UPC (Uniform Product Code)
standar. Dengan kode UPC, pelanggan dan pemasok akan menggunakan kode produk yang sama
sehingga mengurangi masalah referensi silang.

EDI. Merupakan integrasi aplikasi terkomputerisasi yang melekat dalam CIM. EDI memberikan
dampak pada efisiensi pemanufakturan dan persediaan dengan menyederhanakan rantai logistik
13
pada penempatan dan penyimpanan pesanan dengan membuat sistem yang lebih responsif untuk
kebutuhan saat ini. Level persediaan dapat dikurangi hanya dengan menggunakan EDI karena ia
memperpendek waktu pengurutan penyimpanan pesanan dan penempatan. Kesalahan juga dapat
dikurangi. EDI berguna pada banyak tipe lingkungan pemanufakturan, ia juga menjadi
komponen kritis dari lingkungan pemanufakturan JIT.

PEMROSESAN TRANSAKSI PADA SISTEM PEMANUFAKTURAN RESPON-CEPAT

Perencanaan Produksi
Perencanan produksi meliputi penentuan produk mana yang di produksi dan penjadwalan produksi agar
penggunaan sumber daya produksi menjadi optimal. Penentuan produk mana yang di produksi
memerlukan integrasi antara permintaan produk dan kenutuhan produksi dan sumber daya produksi
yang tersedia di perusahaan. Gambar dibawah menggambarkan arus data yang ada dalam perencanaan
produksi.

Pemasaran

Perencanaan
Produksi Departemen
Pengendalian Produksi
Persedian

Daftar Daftar Operasi


Material Master

Gambar Diagram Arus Data : Perencanaan Produksi

File Daftar
Implementasi Perencanaan Produksi Menggambarkan Perencanaa
proses yang diperlukan untuk implementasi
Material
perencanaan produk master. Perencanaan produk master n Produksi
di proses untuk status produksi, daftar
Master
material, dan file operasi master. Proses ini menghasilkan file pesanan produksi, permintaan material,
dan routing dan juga memperbaharui file status produks. File status produksi berisi data akuntansi dan
data operasional yang ada dalam status pesanan produksi. File daftar material, berisi record untuk setiap
File master berisi data yang sama File
produk yang diproduksi. File operasi yang berhubungan dengan setiap
Program
Operasi Status
rincian kebutuhan tenaga kerja dan operasi mesin produk dan urut-urutannya melalui proses produksi.
Perencanaan
Master Produksi
Produksi

Pesanan Permintaan Routing 14


Produksi Material File Status
Produksi
Terbaru
Gambar Perencanaan Produksi
Penjadwalan Produksi
Berisi tentang status produksi yang di kumpulkan pada departemen pabrik sebagai proses kerja. Data
pesanan produksi, formulir permintaan material dan routing bisa di kumpul dengan berbagai cara. RTG
bisa sebagai output dokumen turnaround bagi aplikasi perencanaan produksi. RTG di masukan oleh
departemen pabrik sebagai proses kerja pada pesanan produksi khusus.

File Status Routing


Produksi File

Status
Produksi
Diperbaharui

Laporan
Ringkas File Status File Beban
Produksi Sudah Produksi
Diperbaharui

15
Laporan Program Pedjadwalan
Ringkas Penjadwalan Produksi
Produksi
Gambar Penjadwalan Produksi

Akutansi biaya
Output dari program akutansi biaya meliputi item sebagai berikut. Satu file status produksi yang telah di
perbaharui. Dua file pesanan produksi yang telah selesai. Tiga file penggunaan sumber daya. Empat
laporan ringkas.

Data Permintaan
File Status File Data Material
Produksi Produksi Data RTG

Program
Akuntansi
Biaya

Laporan
Ringkas File Status File Pesanan File
Gambar
Produksi yg Sudah Akuntansi
ProduksiBiaya
yang Penggunaan
Diperbaharui Telah Selesai Sumber Daya
Pelaporan
File pesanan produksi yang telah selesai berisi semua biaya produksi yang telah selasai. File ini digunakan
untuk memperbaharui file persediaan barang jadi. Output proses ini meliputi file persediaan barang jadi
yang telah di perbaharui, laporan status persediaan barang jadi, ringkasan biasa pesanan produksi yang
telah selesai. Dan laporan ringkas yang meliputi bach dan informasi pengendalian informasi.
File penggunaan sumber daya yang merupakan output dari aplikasi akuntansi biaya berisi biaya
aktual dan biaya standar untuk material dan tenaga kerja, dan biaya operasi untuk pekerjaan yang telah

16
selesai, seperti yang ditunjukkan oleh data permintaan material dan data RTG. Kuantitas standar, waktu,
dan biaya disalin pada file ini dari file status produksi. File ini adalah input untuk program aplikasi
komputer yang mengakumulasi biaya material dan operasi oleh departemen atau pusat kerja dan
mencetak laporan penggunaan sumber daya. Laporan ini berisi perbedaan antara data biaya standar dan
biaya sesungguhnya. Laporan penggunaan sumber daya didistribusikan ke departemen supervisor untuk
membantu fungsi pengendalian produksi secara keseluruhan.

Pemrosesan Persediaan

File File Pesanan


Persediaan Produksi
Laporan Penggunaan Sumber yang Telah
Daya Selesai

Memperbahar
ui Persediaan File
Penggunaan
Sumber
Daya
Pembuatan
LaporanLaporan Laporan Biaya Laporan
File Status Produksi yang Ringkas
Persediaan Persediaan Sudah
Laporan 17
yang Telah Barang Jadi Lengkap
Penggunaan
Diperbahar Sumber Daya
ui

Gambar Pelaporan
Biaya Berbasis Aktivitas
Teknik akuntansi biaya tradisional tidak mencakup lagi dalam lingkungan CIM. Tiga elemen utama
dimasukkan dalam biaya produk pemanufakturan, yaitu bahan baku langsung, tenaga kerja langsung,
dan overhead.

CIM mengubah Pola Perilaku-Biaya. Istilah overhead dibebankan menjelaskan teknik akuntansi biaya
yang sudah dikenal di mana beban overhead pada sebuah produk dihitung dengan menggunakan tarif
aplikasi overhead yang telah ditetapkan sebelumnya. Tarif overhead yang telah ditetapkan sebelumnya
umumnya didasarkan pada total jam tenaga kerja langsung yang diharapkan atau total biaya tenaga kerja
langsung yang diharapkan. Tarif overhead pabrik yang dibebankan dapat dihitung :

CIM secara signifikan mengubah pola perilaku biaya perusahaan pemanufakturan sebagai akibat
dari substitusi modal peralatan untuk tenaga kerja langsung. Tenaga kerja langsung dikurangi, bahkan
kemungkinan dikurangi secara total, dan digantikan dengan mesin-mesin yang dikendalikan dengan
komputer.

Biaya berbasis-aktivitas (ABC) menghitung beberapa tarif overhead, satu tarif untuk setiap aktivitas
pemanufakturan, dan menggunakan tarif tersebut untuk menghitung biaya produk dari biaya aktivitas
spesifik yang terjadi selama produksi. Aktivitas mungkin terpusat pada mesin, penanganan material,
inspeksi, atau jenis lainnya dari operasi pemanufakturan. Satu departemen dapat berisi banyak aktivitas
yang berbeda. Sebagai contoh, departemen perakitan di mana beberapa produksi dirakit menggunakan
peralatan robot dan produk lain dirakit secara manual, kemungkinan akan memiliki dua aktivitas, yaitu
perakitan dengan robot dan manual. Dasar overhead yang berbeda dapat digunakan untuk menetapkan
(secara lebih akurat) biaya aktivitas yang berbeda pada produk.

Pemicu Biaya (cost driver) adalah elemen yang mempengaruhi biaya total dari suatu aktivitas. Sebagai
contoh, biaya penanganan material dipengaruhi oleh jumlah item yang ditangani, tipe penanganan item,
tipe alat yang digunakan, dan efisiensi pekerja. Pemicu biaya diukur dengan volume produksi, jumlah
karyawan, jumlah formulir yang dapat diselesaikan atau jumlah bahan yang ada dalam suatu produk.
Ukuran waktu dalam proses, seperti jam tenaga kerja langsung, jam mesin atau waktu jam, sering
digunakan sebagai pemicu biaya.

MRP II versus MRP

18
Sistem MRP II meliputi berbagai modul pemrosesan MRP. Modul daftar material (bill-of-material)
digunakan untuk mengkomunikasikan struktur suatu produk, seperti dalam MRP. Perluasan pemrosesan
daftar material dalam MRP II dapat mencakup pemeliharaan gambaran rancang bangun/produk dari
sistem CADD. Modul file routing menunjukkan urutan operasi yang diperlukan untuk menghasilkan
komponen atau perakitan, seperti dalam MRP. Perluasan dari pemrosesan file routing dalam MRP II
meliputi informasi yang lebih luas mengenai data kapasitas pusat kerja, data alat pemeliharaan mesin,
dan data pengendalian pemeliharaan mesin numerical dari sistem CADD.

Impelemtasi JIT dalam Lingkungan MRP II/CIM


Dalam lingkungan produksi batch, pembuatan produksi khusus jarang terjadi. Batch dari produk yang
serupa dirakit secara periodik untuk pemenuhan kebutuhan saat itu dan perencanaan kebutuhan masa
depan. Biaya setup biasanya terjadi ketika suatu batch diproduksi, dan biaya ini biasanya sama tanpa
memerhatikan ukuran produksi batch yang akan dilakukan. Kata terencana mengindikasikan bahwa
lingkungan batch membantu konsep “push” pemanufakturan yang efisien. MRP II diatur dengan
sinkronisasi dan menjadwalkan tipe-tipe kejadian yang terjadi dalam lingkungan batch.
Lingkungan pemanufakturan JIT adalah lingkungan dengan arus kontinu atau terus-menerus.
Lingkungan JIT memerlukan produksi ekonomis dari lot kecil-penting untuk operasi produksi pada basis
terus-menerus untuk meminimalkan atau secara total mengurangi persediaan.

Pertimbangan Pengendalian Internal Khusus


Sistem informasi respons-cepat, sama seperti sistem computer yang lain, menignkatkan masalah
pengendalian internal tertentu. Transaksi dapat dilakukan tanpa persetujuan atau intervensi manusia,
yang berarti mengurangi pengendalian konvensional berkaitan dengan pemisahan tugas dalam transaksi.
Oleh karena itu, pertimbangan utama adalah memastikan bahwa pengendalian atau yang sejenisnya
merupakan bagian integral dari sistem pemanufakturan respons-cepat. Pemrosesan komputer secara
umum dan EDI akan mengurangi dokumen kertas yang berorientasi pada manusia. Akan tetapi, masalah
validasi keaslian harus dihadapi dalam operasi dengan menggunakan sistem pemrosesan tanpa kertas,
baik dalam sebuah perusahaan maupun dalam pertukaran dengan mitra bisnisnya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Bodnar, George H. dan Hopwood, William S. 2001. Sistem Informasi Akuntansi Edisi ke-9.
Jakarta: Salemba Empat

20

Anda mungkin juga menyukai