Anda di halaman 1dari 10

Dampak Ketidakseimbangannya antara Hak dan Kewajiban

Warga Negara Indonesia Khususnya dalam Penerapan Pasal 27


Ayat 2 UUD 1945

Ni Made Intan Cahaya Indah D.P (1607522034)


Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Udayana
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain,
sehingga dalam praktiknya harus dijalankan dengan seimbang. Hak adalah
segala sesuatu yang memang harus didapatkan (mutlak) oleh setiap manusia
sejak ia diciptakan. Adapun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, hak
adalah sesuatu hal yang benar, milik, kepunyaan, kewenangan, kekuasaan
untuk berbuat sesuatu (karena telah ditentukan oleh aturan, undang-undang,
dan sebagainya), kekuasaan yang benar atas sesuatu ataupun menuntut
sesuatu, derajat atau martabat. Kewajiban adalah segala sesuatu yang harus
dilaksanakan oleh masing-masing individu sehingga bisa mendapatkan
haknya secara layak, suatu kewajiban dapat dikatakan sebagai hutang yang
harus dilunasi untuk memperoleh apa yang harus seseorang miliki.
Sedangkan pengertian warga Negara adalah penduduk yang sepenuhnya
dapat diatur oleh pemerintahannya dan mengakui pemerinahan itu sendiri.
Warga negara dapat diartikan juga sebagai seseorang yang secara hukum
merupakan anggota dari suatu negara, sedangkan bukan warga negara
disebut orang asing atau warga negara asing. Jika hak dan kewajiban tidak
berjalan secara seimbang dalam praktik kehidupan maka akan menimbulkan
suatu masalah baik dalam bermasyarakat, berbangsa maupun bernegara.
Hak dan kewajiban warga Negara Indonesia diatur dalam UUD 1945
pasal 27-34 yang penjabarannya adalah sebagai berikut:
 Pasal 27 ayat 1-3 mengatur tentang kedudukan warga Negara,
penghidupan dan pembelaan terhadap negara.
 Pasal 28 ayat A-J mengatur tentang segala hak asasi manusia
 Pasal 29 ayat 2 mengatur tentang kebebasan memeluk agama
 Pasal 30 ayat 1-5 mengatur tentang kewajiban membela negara, usaha
pertahanan dan keamanan rakyat, keanggotaan TNI dan tugasnya,
Kepolisian Indonesia dan tugasnya, susunan dan kedudukan TNI &
kepolisian Indonesia.
 Pasal 31 ayat 1-5 mengatur tentang hak untuk mendapat pendidikan yang
layak, kewajiban belajar, sistem pendidikan nasional dan peran
pemerintah dalam bidang pendidikan dan kebudayaan
 Pasal 33 ayat 1-5 mengatur tentang pengertian perekonomian,
pemanfaatan SDA dan prinsip perekonomian nasional
 Pasal 34 ayat 1-4 mengatur tentang perlindungan terhadap fakir miskin
dan anak terlantar sebagai tanggung jawab Negara
Walaupun telah diatur dalam peraturan perundang-undangan namun pada
kenyataannya banyak warga Negara yang hanya menuntut hak tanpa
menjalankan kewajiban begitupun sebaliknya banyak yang telah
menjalankan kewajibannya namun tidak mendapat hak nya. Berikut
beberapa contoh kasus megenai hak dan kewajiban warga Negara
Indonesia:
 Kasus 1
Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 berbunyi “tiap-tiap warga Negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”
Sebagian besar masyarakat yang mencari pekerjaan masih melakukan
nepotisme. Artinya orang yang diterima dalam pekerjaan itu masih
didominasi oleh keluarga orang-orang yang telah bekerja disuatu
perusahaan serta untuk mencari pekerjaan masih menggunakan sogokan
sejumlah uang agar bisa diterima. Masih banyak manusia yang demi
menuntut haknya dengan menghalalkan segala cara, mereka tentu saja
tidak memikirkan hak-hak para pencari pekerjaan lainnya.
 Kasus 2
Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 berbunyi “tiap-tiap warga Negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”
Rendahnya upah tenaga kerja menjadi masalah dalam Negara Indonesia.
Upah yang didapat para pekerja masih sangat minim yaitu peringkat 2
terbawah dibandingkan Negara berkembang lainnya di kawasan Asia
Tenggara. Sehingga untuk menjamin kehidupan yang layak bersama
dengan keluarga sangat sulit tercapai.
 Kasus 3
Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 berbunyi “tiap-tiap warga Negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”
Mengenai perlindungan terhadap tenaga kerja. Misalnya kekerasan
terhadap TKI sangat sering terjadi, biasanya yang mengalami adalah
wanita yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di luar negeri.

1.2 Rumusan Masalah


Apakah hak dan kewajiban tenaga kerja di Indonesia sudah berjalan dengan
seimbang?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui hak dan kewajiban warga negara Indonesia khususnya
pada Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 berbunyi “tiap-tiap warga Negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”

1.4 Batasan Permasalahan


Agar penulisan tugas ini tidak menyimpang dari tujuan semula yang
membahas khususya Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 berbunyi “tiap-tiap warga
Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan”, maka penulis menetapkan batasan sebagai berikut:
a. Bahwa penulis hanya membahas tentang hak dan kewajiban warga
Negara Indonesia yang tertuang dalam pasal 27 ayat 2 UUD 1945.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teoritis


Hak adalah segala sesuatu yang memang harus didapatkan (mutlak)
oleh setiap manusia sejak ia diciptakan. Kewajiban adalah segala sesuatu
yang harus dilaksanakan oleh masing-masing individu sehingga bisa
mendapatkan haknya secara layak, suatu kewajiban dapat dikatakan sebagai
hutang yang harus dilunasi untuk memperoleh apa yang harus seseorang
miliki. Sedangkan pengertian warga Negara adalah penduduk yang
sepenuhnya dapat diatur oleh pemerintahannya dan mengakui pemerinahan
itu sendiri. Warga negara dapat diartikan juga sebagai seseorang yang secara
hukum merupakan anggota dari suatu Negara.
Hak dan kewajiban warga Negara Indonesia tertuang dalam pasal
27-34 UUD 1945. Khususnya pada pasal 27 ayat 2 UUD 1945 berbunyi
“Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan“. Pasal tersebut menjelaskan bahwa setiap individu
sebagai anggota warga negara berhak untuk mendapatkan pekerjaan serta
kehidupan yang layak dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Lapangan pekerjaan merupakan sarana yang dibutuhkan guna
menghasilkan pendapatan yang akan digunakan dalam pemenuhan
kehidupan yang layak. Penghidupan yang layak diartikan sebagai
kemampuan dalam melakukan pemenuhan kebutuhan dasar, seperti
sandang, pangan dan papan.
Pada era globalisasi ini sering terlihat tingginya angka akan tuntutan
hak tanpa diimbangi dengan kewajiban. Disisi lain, masih terdapat pula hak
yang kian tak bersambut dengan kewajiban yang telah dilakukan. Kedua hal
tersebut merupakan pemicu terjadinya ketimpangan antara hak untuk
mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak dengan kewajiban
yang tak kunjung dilaksanakan.
Tingginya angka akan tuntutan hak tanpa diimbangi dengan
kewajiban, pada umumnya disebabkan oleh adanya sifat malas dan
kurangnya kemampuan dalam suatu bidang pekerjaan. Sifat malas tersebut
dapat menghambat individu sebagai tenaga kerja untuk menjadi lebih
produktif dan inovatif yang menyebabkan tertundanya penghidupan yang
layak, sedangkan kurangnya kemampuan memicu pola pikir individu
menjadi pesimis yang menyebabkan individu tidak dapat bergerak kearah
tingkat kehidupan yang lebih layak.
Hak yang tak kunjung bersambut atas pelaksanaan kewajiban yang
telah dilakukan, pada umumnya disebabkan oleh kurangnya perhatian baik
dari pihak pemerintah maupun swasta atas upah yang tidak sesuai dengan
pelaksanaan kewajiban yang telah dilakukan.
Hal tersebut dapat memicu gejolak masyarakat atas terjadinya
ketimpangan akan hak dengan kewajiban. Gejolak masyarakat timbul akibat
adanya rasa ketidakpuasan terhadap ketimpangan tersebut yang
menyebabkan timbulnya berbagai demo hingga mogok kerja. Fenomena
tersebut merupakan hal yang seharusnya tidak perlu dijumpai dalam
kehidupan kewarganegaraan.

2.2 Pembahasan
Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 “Tiap-tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan“. Bunyi ayat
pasal tersebut secara teori telah dijelaskan dalam UUD 1945, namun secara
praktik belum dapat dikatakan bahwa pelaksanaan akan pasal tersebut telah
dilaksanakan dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari tingginya tingkat
pengangguran, warga negara dengan tingkat kehidupan yang kurang layak
serta banyaknya TKI diluar negeri yang sering engalami kekerasan fisik
oleh majikannya. Pengangguran dapat disebabkan oleh berbagai macam hal,
terutama tingkat pendidikan dan kemampuan. Hal tersebut merupakan
pemicu terbesar dari tingginya tingkat pengangguran. Tingginya angka
tingkat pengangguran menyebabkan terjadinya ketidakefisienan terhadap
kegiatan produksi yang mengakibatkan semakin jauhnya tingkat kehidupan
yang layak bagi warga negara. Disisi lain, tingkat kehidupan yang kurang
layak dapat disebabkan oleh sifat malas dari warga negara tersebut yang
tidak ingin mencoba merubah tingkat kehidupannya ke arah yang lebih baik
dari sebelumnya. Pada umumnya, warga negara demikian terfokus untuk
menunggu uluran tangan dari individu lain maupun pemerintah, tanpa
melakukan suatu usaha sebagai kewajiban untuk memenuhi hak
penghidupan yang layak. Serta tingginya angka kekerasan terhadap TKI
diluar negeri dikarenakan banyak TKI yang menggunakan jalur illegal
sehingga pemerintah tidak megetahu dan tidak dapat mengontrol warganya
yang berada diluar negeri.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sesuai dengan pasal yang mengatur Hak dan kewajiban warga
Negara Indonesia yang tertuang dalam pasal 27-34 UUD 1945. Khususnya
pasal 27 ayat 2 UUD 1945 yang berbunyi “Tiap-tiap warga negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” secara teori
telah dijelaskan dalam UUD 1945 namun dalam praktiknya belum dapat
dikatakan berjalan sesuai bunyi pasal tersebut dikarenakan masih
banyaknya masyarakat yang tidak memiliki lapangan pekerjaan, masih
banyak masyarakat yang mengambil hak-hak orang lain seperti melakukan
nepotisme dalam pencarian pekerjaan, belum terjaminnya keselamatan
warga Negara Indonesia yang menjadi TKI diluar negeri serta upah yang
terlalu minim yang belum bisa membuat para pekerja dapat hidup layak.

3.2 Saran
a. Pemerintah harus meninjau kembali sistem upah bagi para tenaga kerja
sehingga para pekerja dapat mencapai kehidupan yang layak.
b. Pemerintah harus membuka lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya
agar dapat mengurangi penggangguran.
c. Pemerintah dapat memberikan pelatihan ketrampilan sebelum para
tenaga kerja bekerja di luar negeri serta menghentikan agen-agen ilegal
pengiriman tenaga kerja ke luar negeri.
DAFTAR PUSTAKA

Buku Pendidikan Kewarganegaraan oleh penulis I Gede Sutrisna Adhi , I Wayan


Latra dan I Gusti Bagus Wirya Agung tahun 2016 (ISBN)
http://www.kemenperin.go.id/kompetensi/UU_13_2003.pdf
http://tifferi.blogspot.com/2015/01/hak-dan-kewajiban-warga-negara.html
Undang-undang Dasar 1945. Tentang hak dan kewajiban warga Negara Indonesia
khusunya Pasal 27 ayat 2.

Anda mungkin juga menyukai