Anda di halaman 1dari 33

Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.

PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU


MELALUI INOVASI MODEL PEMBELAJARAN
Oleh Drs. Supandi, M.Pd *)

A. Latar Belakang.
1. Satuan pendidikan dasar dan menengah harus sudah mulai menerapkan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah paling lambat tahun ajaran
2009/2010 (Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006)
2. Kondisi empiris yang terjadi di lapangan, walaupun KTSP sudah diberlakukan, namun proses
pembelajaran ”masih konvensional”, sehingga proses pembelajaran lebih didominasi guru, guru
menstranfer ilmu pengetahuan ke siswa, dan guru masih berorientasi pada target materi harus
habis. Akibatnya, siswa pasif, tidak bergairah untuk belajar. Pada hal tuntutan pembelajaran
menurut kurikulum berbasis kompetensi lebih menekankan pada siswa yang lebih aktif, interaktif
dan menemukan pengetahuan, ketrampilan dan sikap melalui pengalaman belajar sendiri
(Iearning experience). Hal ini disebabkan karena guru kurang kreatif mendesain model-model
pembelajaran yang mengarah ke siswa yang lebih interaktif, inspiratif, dan menyenangkan untuk
menemukan sendiri pengetahuan dan ketrampilan serta sikap melalui berbagai aktivitas belajar
3. Telah menjadi keyakinan umum bahwa mutu proses turut menentukan mutu hasil. Oleh sebab itu,
untuk menjamin hasil pembelajaran yang bermutu diperlukan pengendalian proses pembelajaran
yang bermutu juga. Proses pembelajaran dianggap bermutu apabila memenuhi kriteria berikut.
a. Diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, dan menyenangkan;
b. Menantang dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktf;
c. Memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat,,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik; dan
d. Mengembangkan budaya membaca dan menulis.
Selain kriteria tersebut, proses pembelajaran dianggap bermutu apabila terkandung unsur
keteladanan pada diri pendidik sendiri. Untuk menjamin mutu hasil, maka pengendalian mutu
(quality control) proses pembelajaran dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, penilaian hasil dan pengawasan proses pembelajaran sehingga proses
pembelajaran terlaksana secara efektif dan efisien (Udin, 2007). Hal ini bisa terwujud bila dilakukan
oleh guru yang profesional. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang memerlukan keah-
lian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi (UU Nomor 20 Tahun 2003)

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 1
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.
4 Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pada seminar kali ini dipilih judul ”Peningkatan
Profesionalisme Guru Melalui Inovasi Model-Model Pembelajaran”. Melalui seminar ini
diharapkan para guru mampu melakukan inovasi-inovasi dalam mendesain model pembelajaran
sebagai indikator guru yang profesional, yaitu menciptakan proses pembelajaran dengan suasana
inovatif, kreatif, menyenangkan dan kontektual., menantang untuk memotivasi siswa untuk
berpartisipasi aktif

B. Landasan.
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 39 ayat (2)
dinyatakan Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan
pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik
pada perguruan tinggi.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
Pasal 19 Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Pasal 20 dinyatakan Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode
pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil
belajar.
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru, khusus kompetensi pedagodik sub kompetensi
”menyelenggarakan pembelajaran” dinyatakan bahwa guru harus (1) memahami prinsip-prinsip
perancangan pembelajaran yang mendidik, (2) mengembangkan komponen-komponen rancangan
pembelajaran, (3) menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam
kelas, laboratorium, maupun lapangan.

C. Pengertian Model Pembelajaran


Menurut Joice dalam Efendi (2003), mengemukakan model pembelajaran adalah suatu perencanaan
atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau
pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat–perangkat pembelajaran serta
mengarahkan kita dalam mendesain pembelajaran untuk membantu siswa sedemikain rupa hingga
tujuan atau kompetensi pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Sedangkan menurut Richey (1986) model adalah gambaran yang ditimbulkan dari kenyataan yang
mempunyai susunan dari urutan tertentu. Oleh karena itu rancangan pembelajaran yang dipersiapkan

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 2
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.
oleh guru juga merupakan model pembelajaran, dimana di dalamnya terdapat urutan tertentu yang
telah dipilih dan ditetapkan mulai dari pendahuluan, kegiatan inti dan penutup.
Hamreus (1971) menyebutkan secara singkat model instruksional atau model pembelajaran sebagai
proses yang sistematis untuk meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran. Sedangkan Buhl (1975)
menyebutnya sebagai suatu set kegiatan yang bertujuan meningkatkan kondisi belajar bagi siswa atau
mahasiswa (dalam Sumparman, 2001:30).

D. Pembelajaran Kontekstual.
Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya.
Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi, terbukti berhasil dalam kompetensi
mengingat dalam jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan masalah dalam
kehidupan jangka panjang (Sagala, 2007:87)
Pembelajaran Kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menurut
Nurhadi, 2003.dilakukan dengan melibatkan komponen utama pembelajaran yang efektif, yaitu:

1. Kontruktivisme (Contructivism)
Konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) pendekatan konteks-tual, yaitu pengetahuan
dibangun sedikit demi sedikit dengan cara mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna
melalui pengalaman nyata. Siswa dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang
berguna bagi dirinya dan masyarakat
Untuk itu tugas guru adalah memfasilitasi proses tersebut dengan (1) menjadikan pengetahuan
bermakna dan relevan bagi siswa; (2) memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya
sendiri; dan (3) menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar.

2. Bertanya (question)
Pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari bertanya, kaena bertanya merupakan
strategi utama pembelajaran yang berbasis kontekstual. Dalam desain pembelajaran, pertanyaan
diwujudkan dalam permasalahan yang harus dicarikan jawabannya.

3. Menemukan (Inquiry)
Menemukan merupakan bagian inti dari pembelajaran berbasis pendekatan kontekstual. Pengetahuan
dan ketrampulan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hanya hasil mengingat seperangkat fakta-
fakta, tetapi juga hasil dari menemukan sendiri. Siklus inquiry adalah (1) obervasi, (2) bertanya, (3)
mengajukan dugaan/hipotesis, (4) pengumpulan data dan (5) penyimpulan (conclussion)
Kata kunci inquiry adalah menemukan sendiri, adapun langkah-langkah kegiatan menemukan sendiri
adalah (1) merumuskan masalah dalam mata pelajaran, (2) mengamati, (3) menganalisis dan

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 3
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.
menyajikan hasil dalam tulisan, gbr, laporan, bagan, tabel dan karya lainnya; dan (4)
mengkomunikasikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru atau audience lainnya.

4. Masyarakat belajar (Learning Community).


Konsep masyarakat belajar menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan
orang lain. Hasil belajar diperoleh dari sharing antar teman, antar kelompok, antara yang kurang pintar
dengan yang pintar.
Interaksi kelompok-kelompok belajar itulah disebut learning community. Oleh karena itu dalam
proses pembelajaran, guru disarankan membentuk kelompok-kelompok belajar.. Masyarakat belajar
akan terjadi bila ada proses komunikasi dua atau multi arah, Seorang guru mengajari atau
menceramahi siswanya, bukan contoh masyarakat belajar, karena komunikasi terjadi satu arah..
Komunikasi belajar akan terjadi, bila dalam belajar tidak ada dominasi. Karena itulah ceramah perlu
ditinggalkan.

5. Permodelan (modeling)
Dalam suatu pembelajaran ketrampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru. Model
itu, memberi peluang yang besar bagi guru untuk memberi contoh untuk mengerjakan sesuatu, dengan
begitu membuat model tentang bagaimana cara belajar. Misal ketika posisi jongkok persiapan lari
cepat, maka bagaimana posisi kaki, ujung jari kaki, posisi tangan dsb.

6. Refleksi (reflecting)
Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang sudah dipelajari. Pengethuan yang bermakna diperoleh
dari proses belajar. Pengetahuan yang dimiliki siswa diperluas sedikit demi sedikit sehinga semakin
berkembang. Guru membantu siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan sebelumnya
dengan pengetahuan yang baru. Dengan refleksi siswa merasa memperoleh sesuatu yang berguna bagi
dirinya tentang apa yang baru saja dipelajari.

7. Penilaian sebenarna (authentic assessment)


Assessment adalah proses pengumpulan data yang bisa memberi gambaran perkembangan belajar
siswa. Gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa
siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar. Namun sebaliknya bila mengalami kemacetan,
guru segera mengambil tindakan yang tepat agar tidak terjadi kemacetan belajar. Karena gambaran
tentang kemajuan belajar itu diperlukan sepanjang proses pembelajaran, maka assessment tidak
dilakukan di akhir periode seperti ujian semester. Karena assessment menekankan pada proses
pembelajaran, maka data yang dikumpulkan harus dari kegiatan nyata (authentic).

E. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual


Karakteristik pembelajaran kontekstual antara lain (1). Kerjasama, (2) saling menunjang, (3)
menyenangkan, (4) tidak membosankan, (5) belajar dengan bergairah, (6) pembelajaran terintegrasi,
(7) menggunakan berbagai sumber, (8) siswa aktif, (9) sharing dengan teman, (10) siswa kritis, dan
*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 4
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.
guru kreatif, (11) dinding kelas dan lorong terdapat tempat untuk memajang hasil karya siswa, (12)
laporan kepada orang tua bukan hanya raport, tetapi hasil karya, laporan praktikum, karangan, dsb.
Untuk mengimplementasikan prinsip-prinsip tersebut, dipilih model-model pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik di atas, antara lain model pembelajaran kooperative dengan berbagai tekniknya.
Slavin (dalam Arends, 1997) melakukan penelitian terhadap pembelajaran kooperatif (cooperative
learning). Hasil penelitian sebanyak 45 kali terhadap pembelajaran kooperatif menunjukkan bahwa
hasil belajar akademik lebih tinggi, dibanding kelas kontrol.
Johnson & Johnson (dalam Lie, 2000) mengemukakan bahwa suasana belajar kooperatif
menghasilkan prestasi belajar lebih tinggi, hubungan positif dan penyesuaian psikologis dan suasana
belajar yg penuh persaingan
Selanjutnya Johnson dan Johnson (1996), juga menekankan bahwa cooperative learning (CL) sebagai
pembelajaran dalam kelompok-kelompok kecil di mana siswa belajar dan bekerjasama untuk
mencapai tujuan seoptimal mungkin. Esensinya terletak pada tanggung-jawab individu sekaligus
kelompok, sehingga dalam diri setiap siswa tumbuh dan berkembang sikap-laku saling ketergantungan
(interdependensi) secara positip. Dengan demikian menjadikan belajar melalui kerjasama dalam
kelompok akan berjalan seoptimal mungkin. Kondisi ini dapat mendorong siswa untuk belajar,
bekerja dan bertanggung-jawab secara sungguh-sungguh sampai tujuan dapat diwujudkan.

F. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)


1. Model Good News Class Meting.

Pertemuan Kelas Berita Baru (Good News Class Meeting), merupakan model pembelajaran melalui
pertemuan kelas guna membahas berita aktual, menarik untuk dipelajari dan bermakna bagi siswa yang
ada di media massa seperti surat kabar, televisi, radio atau internet
Tujuan model pembelajaran ini adalah untuk membangun siswa akan rasa ingin tahu dan peka terhadap
masalah aktual yang terjadi di lingkungannya.
Langkah-langkah pembelajaran:
1) Memilih berita baru yang aktual dan menarik untuk di bahas berasal dari media massa, seperti
surat kabar, berita di televisi, radio dsb. Misal kasus kerusakan lingkungan, bencana banjir,
pencemaran air sungai, dsb.
2) Siswa dikelompokkan, dan masing-masing kelompok bebas membahas dari sudut pandang
masing-masing, misalnya: “ Kerusakan lingkungan “ bisa dari sudut pandang mengidentifikasi
kerusakan lingkungan, faktor penyebab, dampak kerusakan terhadap masyarakat, upaya
penanggulangan, respon masyarakat dalam upaya penanggulangan, dsb..
3) Tiap kelompok mempresentasekan hasil melalui wakil kelompoknya, sedangkan kelompok
lain memperhatikan dan meresponsi bila diperlukan..
4) Guru mengamati dan mengklarifikasi bila terjadi kesalahan.
*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 5
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.
5) Membuat kesempakatan rangkuman hasil pembahasan kelas.
6) Penutup.

2. Model Problem Solving Meeting


Pertemuan Pemecahan Masalah (Problem Solving Meeting), merupakan model pembelajaran melalui
pertemuan terencana untuk memecahkan masalah yang ada di lingkungan sekitar atau lingkungan daerah
atau nasional yang menyangkut kehidupan siswa, seperti pemecahan masalah penyalahgunaan narkoba
di kalangan siswa. Tujuan model pembelajaran ini siswa akan terlatih memecahkan masalah melalui
langkah berpikir ksitis dan kreatif.
Langkah-langkah pembelajaran:
(1). Menentukan masalah yang akan dipecahkan melalui pertemuan terencana.
(2). Menyepakati sudut pandang cara pemecahan masalahan yang dihadapi melalui pertemuan kelas
(3). Selanjutnya dibentuk kelompok-kelompok kecil untuk memecahkan masalah sesuai rambu-rambu
kesepakatan sudut pandangan pemecahannya..
(4). Setiap kelompok mempresentasikan hasil pemecahan kelompok kecil, sedangkan kelompok lain
memperhatikan dan diberi kesempatan untuk menanggapinya.
(5). Guru memperhatikan kerja kelomok dan presentasi tiap kelompok, bila terjadi kesalahan konsep
perlu diluruskan.
(6). Guru bersama siswa membuat rangkuman
(7). Penutup

3. Model Rule Setting Meeting


Pertemuan Legislasi (Rule Setting Meeting), merupakan model pembelajaran melalui pertemuan
untuk merumuskan atau menyusun norma atau aturan yang akan berlaku di sekolah. Misalnya:
kapan siswa boleh tidak memakai pakaian seragam sekolah satu hari dalam seminggu kemudian
menuangkannya secara konsensus menjadi salah satu butir aturan dalam tata tertib sekolah. Tujuan
model pembelajaran adalah salah satu cara ini siswa akan mampu berpikir normatif dan mematuhi
tata tertib atau aturan yang sudah disepakati.
Langkah-langkah Pembelajaran:
(1) Pertemuan kelas dipimpin ketua kelas untuk meminta siswa mengemukakan pendapat secara
bebas dalam rangka membuat aturan-aturan di lingkungan kelas/ sekolah.
(2) Melalui curah pendapat, ketua kelas mencatat/mengidentifikasi hasil pertemuan di papan tulis
(3) Langkah selanjutnya pimpinan sidang (ketua kelas) meminta peserta pertemuan untuk menentukan
prioritas aturan-aturan yang akan dibuat dan disepakati.
(4) Kelas dibagi menjadi bebarapa kelompok sebagai kelompok perumus aturan dan masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil rumusan, kelompok lain memperhatikan dan menanggapinya.
(5) Kemudian dibentuk tim perumus khusus dari wakil kelompok dan melibatkan pimpinan sekolah.
(6) Aturan yang sudah disepakati dan disahkan kemudian diilakukan sosialisasi di kelas/sekolah
*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 6
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.
(7) Penutup

4. Model Pembelajaran Jigsaw


Model pembelajaran kooperatif teknik JIGSAW (Model Tim Ahli) dikemukakan oleh Aronson,
Blanney, dan Stephen, Sikes dan Snapp, tahun 1978
Pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw adalah suatu pembelajaran kooperatif dimana dalam proses
pembelajaran setiap siswa dalam kelompok disilang dan memperoleh tugas yang berbeda. Anggota
kelompok yang memperoleh tugas sama dikumpulkan jadi satu dan membahas tugas tersebut
(kelompok kooperatif). Tiap anggota setelah selesai mengerjakan harus kembali ke kelompok semula
untuk menyampaikan hasil pembahasan (ahli informasi), sehingga kelompok pembahas kembali ke
kelompok semula dengan membawa berbagai permasalah yang berbeda untuk disampaikan kepada
teman sejawat dalam kelompok.
Langkah–langkah Pembelajaran
Untuk melaksanakan model pembelajaran Jigsaw (Tim Ahli) adalah sebagai berikut
(1). Siswa dibagi dalam kelompok kecil, @ 3 – 5 orang siswa.
(2). Setiap anggota kelompok diberi tugas yang berbeda.
(3). Tiap siswa dalam kelompok membaca bagian tugas yang diperolehnya.
(4). Guru memerintahkan siswa yang mendapat tugas yang sama berkumpul membentuk kelompok
baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan tugas tersebut.
(5). Setiap siswa kelompok-kelompok baru mencatat hasil diskusinya untuk di laporkan pada kelompk
semua (kelompok lama).
(6). Selesai diskusi sebagai tim ahli, masing-masing kembali ke kelompok asal (semula) untuk
menyampaikan hasil diskusi ke anggota kelompok asal dan secara bergilir atau bergantian dari
tim ahli yang berbeda tugasnya.
(7). Setelah seluruh siswa selesai melaporkan, guru menunjukkan salah satu kelompok untuk
menyampaikan hasilnya, dan siswa lain diberi kesempatan untuk menanggapinya.
(8) Guru dapat mengklarifikasi permasalahan serta disimpulkan
(9) Penutup.

5. Model Numbered Heads Together


Spencer Kagan, tahun 1992 mengembangkan pembelajaran kooperatif teknik Number Head Together
(NHT) atau kepala bernomor. Artinya setiap siswa dalam berkelompok diberi kartu nomor, dan
masing-masing siswa bernomor harus mempersiapkan diri untuk menyajikan tugas yang diberikan
oleh guru dalam kelompoknya.
Tujuannya adalah untuk membangun rasa tanggung jawab secara individual maupun secara kelompok
dan mengharuskan siswa aktif dalam proses pembelajaran. Sehingga tidak ada istilah “ penumpang
gelap “ dalam mengerjakan tugas kelompoknya.

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 7
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.
Untuk menciptakan rasa tanggung jawab secara individu dalam kelompok cara yang dapat digunakan
adalah dengan cara memberi kartu bernomor pada masing-masing siswa, dan setiap siswa harus berani
menyampaikan apa yang telah dikerjakan dalam kelompoknya. Oleh karena itu setiap siswa harus
aktif ikut serta dalam menyelesaikan tugas yang diberikan kepada kelompoknya.
Langkah pembelajaran sebagai berikut:
(1) Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor kepala.

(2) Guru memberikan tugas, diupayakan setiap kelompok mendapat tugas yang berbeda, dan masing-
masing kelompok mengerjakannya.
(3) Kelompok mendiskusikan jawaban, tiap anggota kelompok mencatat hasil diskusi.
(4) Setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab dan kesempatan yang sama untuk melaporkan
hasil diskusinya.
(5) Guru memanggil salah satu nomor siswa dalam kelompok untuk melaporkan hasil diskusinya di
depan kelas.
(6) Kemudian kelompok lain dapat memberikan masuikan/meresponsi dari hasil diskusinya
(menyempurnakan);.
(7) Guru selanjutnya dapat mengulangi beberapa kali dari kelompok yang berbeda.
(8) Guru mengklarifikasi apabila timbul permasalahan dan menarik kesimpulan.
(9) Penutup

6. Model Think Pair and Share


Frank Lyman, tahun 1985 telah mengembangkan pembelajaran kooperatif teknik Think Paire and
Sharre (berpikir berpasang-pasangan dan curah pendapat).
Model pembelajaran kooperatif dimana siswa dalam satu kelas dibagi dalam kelompok kecil (4-6
orang) atau lebih saling berpasangan untuk tukar pendapat serta saling membantu satu sama lain
dalam rangka mencapai kompetensi yang ditetapkan.
Tujuan model pembelajaran ini adalah (1) meningkatkan hasil belajar akademik, (2) meningkatkan
kesadaran untuk menerima terhadap keragaman, (3) mampu meningkatkan dan mengembangkan
ketrampilan sosial.
Pembelajaran dengan cooperative learning tknik think paire and share akan memberikan manfaat
bagi siswa dalam: (1) meningkatkan kemampuannya untuk bekerjasama dan bersosialisasi, (2) melatih
kepekaan diri, empati melalui variasi perbedaan sikap – laku selama bekerjasama, (3) upaya
mengurangi rasa kecemasan dan menumbuhkan rasa percaya diri, (3) meningkatkan iklim belajar
yang lebih aktif dan membangun masyarakat belajar yang saling ketergantungan dan bekerjasama, (4)
meningkatkan motivasi belajar, harga diri dan sikap-laku yang positif, (5) memupuk rasa tanggung
jawab baik individu maupun kelompok,
Langkah-Langkah Pembelajaran:
(1) Guru menyampaikan pokok materi (bukan ceramah) dan kompetensi yang ingin dicapai.
*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 8
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.
(2) Siswa diminta membentuk kelompok kecil @ 4 orang (usahakan genap, karena akan dipasang-
pasangkan)

(3) Siswa diminta untuk berpikir dan memecahkan permasalahan yang disampaikan guru terkait
dengan pokok materi.
(4) Siswa diminta untuk berpasang-pasangan saling mengemukakan hasil pemikiannya terhadap
permasalahan yang diberikan oleh guru..
(5) Kemudian pasangan kembali ke kelompok berempat dan tiap anggota kelompok berempat diberi
kesempatan untuk mengemukakan hasil diskusinya.
(6) Guru memimpin pleno diskusi dan tiap kelompok diberi kesempatan untuk mengemukakan hasil
diskusinya.
(7) Berawal dari kegiatan tersebut mengarah pada pembicaraan pokok permasalahan dan guru dapat
menambah materi yang belum diungkap para siswa.
(8) Guru memberi kesimpulan.
(9) Penutup

7. Model Student Teams Achievment Divisions (STAD)


Model Student Teams Achivement Devissions (STAD) atau Tim Belajar Siswa Berprestasi
dikembangkan oleh Slavin tahun 1994. Di dalam kelompok belajar, pasti ada murid pandai dan kurang
pandai atau siswa berprestasi dan kurang berprestai. Menyadari kondisi seperti Slavin
mengembangkan model pembelajaran, di mana tiap-tiap kelompok tim belajar terdapat siswa yang
memiliki prestasi lebih dibanding dengn teman sejawatnya.
Pembelajaran kooperatif teknik STAD adalah model pembelajaran kooperatif, dimana proses
pembelajaran siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok kecil (4 - 6 ) dimana di dalam
kelompok siswa harus ada yang memliki prestasi lebih. Sehingga dalam kelompok belajar di antara
temannya saling bertukar pendapat, siswa yang merasa kurang, akan bisa belajar melalui teman
sebaya dalam kelompok tersebut.
Tujuan pembelajaran STAD adalah untuk memberikan pengetahuan dan ketrampilan dari siswa yang
memiliki kemampuan lebih kepada siswa yang memiliki kemampuan kurang, sehingga timbul
interaksi pembelajaran antar siswa dalam satu kelompok atau tutorial sebaya..
Langkah-Langkah Pembelajaran
(1) Membentuk kelompok @ 3 – 5 orang siswa secara heterogen (menurut prestasi, jenis kelamin,
suku, dsb).
(2) Guru menyajikan/menyampaikan materi pembelajaran.
(3) Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan. Anggota kelompok yang sudah
menguasai diminta menjelaskan pada anggota kelompoknya sampai anggota dalam kelompok
itu mengerti atau memahami.

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 9
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.
(4) Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis teman
kelompok tidak boleh membantu.
(5) Guru memberi evaluasi.
(6) Penutup

8. Model Investigation Group


Sharan tahun 1992 mengembangkan model pembelajaran kooperatif teknik investigasi kelompok
dimaksudkan adalah proses pembelajaran dimana siswa di bagi dalam kelompok kecil dan masing-
masing diberi tugas untuk menyelesaikanya.
Peran serta anggota dikelompok dalam mengerjakan tugas dituntut secara tegas, sehingga semua
anggota kelompok secara aktif turut secara memecahkan permasalahan yang diberikan padanya. Oleh
karena itu keberanian mengemukakan pendapat dan mempertahankan argumentasi menjadi kunci
keberhasilan dalam bekerjasama.
Tujuan Pembelajaran ini untuk membina sikap tanggung jawab dan bekerjasama dalam kelompok, dan
membina sikap saling menghargai pendapat anggota kelompok serta membiasakan untuk berani
mengemukakan pendapat
Langkah-langkah Pembelajaran:
(1) Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang heterogen.
(2) Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok yang harus dikerjakan.
(3) Guru memanggil ketua-ketua kelompok untuk mengambil materi tugas yang berbeda untuk
dikerjakan
(4) Masing-masing kelompok membahas materi tugas secara kooperatif dalam kelompoknya.
(5) Setelah selesai, lewat juru bicara (missal ketua kelompoknya) menyampaikan hasil pembahasan
di kelompoknya.
(6) Kelompok lain dapat memberikan tanggpan terhadap hasil pembahasannya.
(7) Guru memberikan penjelasan singkat (klarifikasi) bila terjadi kesalahan konsep dan
memberikan kesimpulan.
(8) Evaluasi dan penutup

9. Model Cooperative Script


Dansereau, dkk, 1985 mengembangkan Model pembelajaran Cooperative Script: merupakan cara-cara
belajar dimana siswa bekerjasama berpasang-pasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan
bagian-bagian dari materi pelajaran yang dipelajari.
Tujuan pembelajaran cooperatif script adalah melatih siswa dalam membuat ikhtisar dari bagian
materi yang dipelajarinya dan membina kerjasama dengan sesama teman dalam proses pembelajaran.
Rasa tanggung jawab dengan sendirinya akan tumbuh, karena dituntut untuk bekerjasama membuat
ikhtisar.

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 10
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.
Langkah-langkah Pembelajaran:
(1) Guru membagi soswa untuk berpasang-pasangan
(2) Guru membagi wacana/lembar informasi kepada setiap pasangan untuk dibaca dan
membuat ikhtisar (ringkasan)
(3) Guru dan siswa menetapkan pasangan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan
siapa yang berperan sebagai pendengar
(4) Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin dengan memasukkan ide-ide
dalam ringkasannya
(5) Pendengar memperhatikan memperhatikan, mengoreksi, menunjukkan ide-ide yang kurang
lengkap serta membantu mengingat, menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi
sebelumnya atau dengan materi lain.
(6) Guru menyimpulkan pokok-pokok hasil pemikiran siswa
(7) Penutup

10. Model Make A Match.


Make a match (mencari pasangan) merupakan salah model pembelajaran kooperatif dimana siswa
dituntut untuk menemukan pasangan yang sesuai dengan kartu permasalahan yang diperoleh melalui
undian secara bebas. Kartu-kartu ini dipersiapkan oleh guru. Pada prinsipnya siswa dalam kelas
dikelompokkan menjadi dua, yaitu kelompok yang memecahkan masalahan dan kelompok yang
membawa kartu soal..
Tujuan dari model pembelajaran ini adalah untuk membina ketrampilan menemukan informasi dan
kerjasama dengan orang lain serta membina tanggung jawab untuk memecahkan masalah yang
dihadapi melalui kartu permasalahan, maka Lorna Curran, tahun 1994 mengembangkan model
pembelajaran kooperatif teknik “ make a match “ atau mencari pasangan.
Langkah-langkah Pembelajaran:
1). Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk
sesi review. sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
2). Setiap siswa mendapat satu buah kartu.
3). Tiap siswa memikirkan jawaban soal dari kartu yang dipegang.
4). Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartu jawabannya.
5). Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi point. atau hadiah.
6). Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari
sebelumnya.
7). Demikian seterusnya.
8). Guru menyimpulkan secara keseluruhan dari isi materi pembelajaran melalui kartu kartu tersebut.
9). Penutup.

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 11
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.
11. Model Debate
Model pembelajaran Debat merupakan cara pembelajaran dimana siswa secara kelompok ataupun
individual mengemukakan ide-ide pemecahan suatu masalah. Sedangkan kelompok kontra
merespon ide-ide yang dikemukakan oleh kelompok penggagas. Setelah mendapat respon secara
kontradiktif, kelompok penggas ide mempertahankan hingga mencapai titik temu.
Tujuan model pembelajaran debat adalah dalam rangka mendorong siwa untuk berani
mengemukakan pendapat dan mempertahankan pendapatnya serta membina tanggung jawab
kebersamaan dalam mempertahankan ide-ide/gagasannya perlu dibelajarkan model pembelajaran
debat.
Langkah-langkah pembelajaan:
(1). Guru membagi dua kelompok peserta debat, yaitu kelompok dan kelompok kontra.
(2). Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh ketua kelompok
debat.
(3). Setelah selesai membaca materi, guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk
berbicara dan kelompok kontra menannggapinya. Begitu seterusnya kelompok pro merespon
balik tanggapan kelompok kontra sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan
pendapatnya.
(4). Sementara siswa menyampaikan gagasannya, guru menulis inti dari ide-ide dari setiap
pembicaraan di papan tulis, sampai sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi.
(5). Guru menambahkan konsep, ide yang belum terungkap serta mengklarifikasikannya.
(6). Dari ide/gagasan tertulis di papan tersebut, guru mengajak siswa untuk membuat
kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik materi/kompetensi yang ingin dicapai.
(7) Penutup

12 Model Role Playing


Model pembelajaran Role Playing adalah model pembelajaran yang lebih mengutamakan
pemeranan siswa dalam suatu pelakonan, sehingga sikap emosional dan karakteristik si pelaku
dalam memerankan pelakonan menjadi pusat perhatian dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu
sebelum model pembelajaran ini diterapkan, sebaiknya para pemeran, terlebih dulu melakukan
pelatihan-pelatihan.
Tujuan model pembelajaran Role playing atau bermain peran, adalah dalam rangka membina
tanggung jawab individu sebagai pemeran, dan membina tanggung jawab bersama dalam
memerankan pelakonan serta membina sikap emosional atau karakter siswa dalam memerankan
pelakonan
Langkah-langkah Pembelajaran Model Role Playing:
(1) Guru menyusun/menyiapkan scenario yang akan ditampilkan.

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 12
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.
(2) Guru menunjukkan beberapa siswa sebagai pemeran untuk mempelajari scenario tersebut dua
atau tiga hari sebelum pemeranan dimulai.
(3) Guru memberikan penjelasan singkat tentang kompetensi yang ingin dicapai dalam
pembelajaran.
(4) Guru membentuk kelompok siswa @ 5 orang untuk mengamati pelakonan yang ditampilkan
oleh kelompok pemeran.
(5) Memanggil para pemeran yang telah ditunjuk untuk melakonkan scenario yang sudah
dipersiapkan.
(6) Selesai penampilan para pemeran, kemudian masing-masing siswa (kelompok) diberikan
lembar kerja untuk di bahas.
(7) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil pembahasan terhadap tampilan pemeran.
(8) Guru memberikan kesimpulan secara umum, terkait dengan topik materi yang dilakonkan.
(9) Evluasi

13. Model Think Paire Share And Talking Chip


Model pembelajaran ini hampir sama dengan think pair and share, bedanya terletak pada masing-
masing pasangan membawa kartu permasalahan dan pemecahan masalah dilakukan di balik kartu.
Model pembelajaran berpikir berpasangan dan curah pendapat melalui kartu bicara bertujuan untuk
membina ketrampilan berpikir dan bekerjasama dalam memecahkan permasalahan yang
dihadapinya melalui kartu-kartu bicara.
Langkah-langkah pembelajaran:
(1) Guru membagi siswa dlm kelompok kecil (4 org)
(2) Setiap kelompok mendapatkan tugas dan mengerjakan tugas tsb.
(3) Setiap siswa mengamati/mengkaji tentang tugas tersebut
(4) Siswa berpasangan dgn rekan kelompoknya mengecek pemahaman berdasarkan hasil
pengamatan/kajian

Contoh Kartu bicara/permasalahan.(disiapkan guru dan dikerjakan siswa)


Kartu Bicara disiusun dan harus relevan dengan materi yang dibahas dalam mata pelajaran.

Perpindahan penduduk dari Permasalahan:


desa ke kota menimbulkan Masalah pengangguran
kepadatan penduduk , dan Masalah kesehatan
akibatnya timbul berbagai Masalah keamanan
permasalahan. Identifikasi Masalah pendidikan
permasalahan yang anda Dsb.
ketahui!

Kartu bagian depan Kartu bagian belakang


*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 13
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.

G. Implementasi Model Dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SMP
MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIRE AND SHARE

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama


.Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial - Terpadu
.Kelas/Semester : VII/ 1(satu)
.Waktu : 2 X 40 menit
TEMA : POTENSI ALAMKU YANG TERKOYAK

Kompetensi Dasar:
1.1 Mendeskripsikan keragaman bentuk muka bumi, proses pembentukan, dan dampaknya terhadap
kehidupan (Geografi)
1.2 Mendeskripsikan sosialisasi sebagai proses pembentukan kepribadian (Sosiologi)
3.1 Mendeskripsikan manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi yang bermoral dalam kaitannya
dengan usaha memenuhi kebutuhan dan pemanfaatan sumber daya yang tersedia (Ekonomi)

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
 Siswa dapat menjelaskan faktor-faktor penyebab kerusakan alam dan akibat yang ditimbulkannya.
 Siswa dapat membedakan jenis dan produk pelapukan yang terjadi di lingkungan sekitar
 Siswa dapat menjelaskan pengertian dan pentingnya proses sosialisasi dalam rangka menjaga
kelestarian lingkungan
 Siswa dapat menguraikan fungsi sosialisasi dalam pembentukan kepribadian agar memelihara
lingkungan
 Siswa dapat mengidentifikasi makna manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi
yang bermoral dalam rangka mengelola sumber daya alam
II. MATERI AJAR
 Faktor penyebab kerusakan alam dan akibat yang ditimbulkannya
 Jenis dan produk pelapukan yang terjadi di lingkungannya
 Pengertian dan pentingnya proses sosialisasi
 Fungsi sosialisasi dalam pembentukan kepribadian dalam memupuk kepribadian agar memelihara
keseimbangan lingkungan
 Hakekat manusia sebagai makhluk sosial
 Makna manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi yang bermoral
III. METODE PEMBELAJARAN
Strategi Pembelajaran adalah Kooperatif learning teknik Think Pair and Share (Berpikir berpasangan
dan bercurah pendapat), maka metode yang digunakan:
 Diskusi
 Tugas
 Tanya jawab,
 Presentasi hasil diskusi

VI. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN


A. Pendahuluan
1.. Hening sejenak (berdo’a) untuk memusatkan pikiran
2. Mari kita sejenak menyanyi bersama “ Rayuan Kelapa “.
3. Menyampaikan materi pokok dan tujuan pembelajaran hari ini
B. Kegiatan Inti
1.. Guru menyampaikan pokok materi pembahasan

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 14
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.
2. Membagi siswa dalam bentuk pasang-pasangan
3. Tiap pasangan diberi tugas untuk mengamati lembar informasi/gambar
4. Selanjutnya tiap pasangan memikirkan dan mengerjakan melalui diskusi berpasangan sebagai
berikuti::
 Jelaskan faktor-faktor penyebab kerusakan alam dan akibat yang ditimbulkannya.
 Bedakan jenis dan produk pelapukan yang terjadi di lingkungan sekitar
 Jelaskan pengertian dan pentingnya proses sosialisasi dalam rangka menjaga kelestarian
lingkungan
 Mendeskripsikan fungsi sosialisasi dalam pembentukan kepribadian agar memelihara
lingkungan
 Identifikasi makna manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi yang
bermoral dalam rangka mengelola sumber daya alam
5. Setelah selesai, tiap-tiap pasangan mencari pasangan lain, sehingga terbentuk kelompok kecil
terdiri dari 4 orang.
6. Tiap anggota kelompok kecil berdiskusi dan saling bertukar pendapat hasil diskusi pemecahan
masalah (sharing)
7. Apabila sudah selesai sharing, kemudian dilanjutkan presentasi hasil kerja masing-masing
kelompoknya diwakili oleh seorang anggota kelompok (kelompok presenter)
8. Sedangkan kelompokok lain (non presenter) memperhatikan presentasi teman sejawat dan
diberi kesempatan untuk meresponsi/menanggapi hasil presentasi kelompok lain.
9. Guru memperhatikan hasil presentasi dan memberi klarifikasi bila terjadi kesalahan konsep
dan meluruskan jawaban permasalahan.
C, Penutup
1. Klarifikasi tiap kelompok (Kesimpulan) dan evaluasi
2. Tugas/PR secara kelompok untuk mendata keberadaan potensi alam di lingkungan yang perlu
mendapatkan perhatian dalam pengelolaannya. Laporkan secara tertulis dengan kerangka
laporan sbb:
a. Jenis potensi alam
b. Kebermanfaatan bagi masyarakat setempat
c. Lokasi
d. Akibat bila tidak dikelola secara baik bagi masyarakat
e. dsb
3. Salam penutup

VI. ALAT/MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN


1. Lembar informasi
2 Lembar Tugas
3. Lembar pengamatan

VII. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT


1. Penilaian Kognitif (terlampir) melalui tes
2. Penilaian afektif (terlampir) melalui observasi
3. Penilaian tugas
Menegtahui Malang, ......................
Kepala SMP Guru IPS

____________ __________________
NIP NIP

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 15
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.
TUGAS INDIVIDU DALAM BERPASANGAN
(Waktu: 10 menit)
Baca dan amatilah gambar/lembar informasi berikut ini secara cermat (waktu = 10 menit). Catatlah
hal–hal penting menurut persepsi Anda terkait dengan TEMA PEMBELAJARAN YAITU
POTENSI ALAMKU YANG TERKOYAK

Pemanfaatan alam yang tidak ramah

Potensi alam hutan mangrove dan SDA laut serta sungai

Sungai di pedalaman Kalimantan menjadi sarana transportasi penduduk setempat.

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 16
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.

Pengungsi akibat banjir Pusat Perbelanjaan

Akibat Banjir timbul Pengungsian penduduk dan warga kota mencari dataran tinggi

Hutan berfungsi sbg daerah resapan Apartemen di kota besar

Daerah serapan air menjadi bangunan apartemen dan perumahan

Hutan Lindung ilegal loging (pembalakan kayu liar)

Pembalakan liar hutan lindung

TUGAS BERPASANGAN
(Waktu: 30 menit)
Setelah Anda membaca dan mengamati lembar informasi, selanjutnya tiap siswa dalam
berpasangan mengerjakan permasalahan erikut ini:
a Jelaskan faktor tejadinya kerukan lingkungan dan akibat yang ditimbulkannya
b Jelaskan Jenis dan produk pelapukan dan akibat yang ditimbulkan terhadap potensi alam di
lingkungannya
c Deskripsikan pengertian dan pentingnya proses sosialisasi dalam mengelola potensi alam kita
d Jelaskan fungsi sosialisasi dalam pembentukan kepribadian seseorang agar dalam mengelola
potensi alam selalu memperhatikan lingkungannya
e Jelaskan hakekat manusia sebagai makhluk sosial dalam kaitannya dengan pengelolaan
potensi alam kita.
f Jelaskan Makna manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi yang bermoral
*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 17
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.

TUGAS DUA PASANGAN ( KELOMPOK KECIL).


(Waktu: 20 menit)
Tiap pasangan bergabung menjadi dua pasangan (kelompok berempat), dan masing-masing
anggota kelompok berempat diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya, bertukar
pikiran dan anggota lain boleh menambah dan menyempurnakan, sehingga diperoleh kesepakatan
jawaban dalam kelompok berempat (semula).

PRESENTASI HASIL BELAJAR


Setiap kelompok kecil menunjuk teman untuk mempresentasikan hasil kerja di depan kelas
sedangkan kelompok yang lain memperhatikan untuk menanggapi hasil presentasi.

PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH PENDIDIK


 Tes tertulis bentuk uraian
1 Jelaskan faktor penyebab kerusakan lingkungan dan akibat yang ditimbulkannya
2 Jelaskan Jenis dan produk pelapukan dan akibat yang ditimbulkan terhadap potensi alam
di lingkungannya
3 Deskripsikan pengertian dan pentingnya proses sosialisasi dalam mengelola potensi alam
kita
4 Jelaskan fungsi sosialisasi dalam pembentukan kepribadian seseorang agar dalam
mengelola potensi alam selalu memperhatikan lingkungannya
5 Jelaskan hakekat manusia sebagai makhluk sosial dalam kaitannya dengan pengelolaan
potensi alam kita.
6 Jelaskan Makna manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi yang bermoral

 Penilaian Tugas dalam bentuk PR


Tugas/PR secara kelompok untuk mendata dan mengamati keberadaan potensi alam di
lingkungan yang perlu mendapatkan perhatian dalam pengelolaannya. Laporkan secara
tertulis dengan kerangka laporan sbb:
a. Jenis potensi alam
b. Kebermanfaatan bagi masyarakat setempat
c. Lokasi
d. Akibat bila tidak dikelola secara baik bagi masyarakat

 Penilaian Pengamatan SIKAP


Penilaian sikap/afektif dapat dilakukan ketika proses pembelajaran secara ketika proses
diskusi untuk mengobservasi perilaku siswa, dengan menggunakan format berikut ini:

Format Lembar Pengamatan (Penilaian afektif) perilaku siswa dalam berdiskusi


(7)Juml skor

Indikator sikap/perilaku
Kedisiplin (3)
(1)Ketekunan

(4)Tangg jwb
(2)Kerja-sama

(5)Mengharga

(6)Presen-tasi

No Nama Nilai

1 Abas 4 4 4 3 3 3 21 87,5

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 18
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.

Kriteria Penskoran
1. Indikator Ketekunan : sangat tekun, skor = 4; tekun = 3, cukup = 2, tidak tekun = 1
2. Indikator Kerjasama : sangat baik, skor = 4; baik = 3, cukup = 2, tidak baik = 1
3. Indikator Kedisiplinan : sangat disiplin, skor = 4; disiplin = 3, cukup = 2, tidak disiplin = 1
4. Indikator Tanggung jawab : sangat baik, skor = 4; baik = 3, cukup = 2, tidak baik = 1
5. Indikator Menghargai : sangat baik, skor = 4; baik = 3, cukup = 2, tidak baik = 1
6. Indikator Presentasi : sangat baik, skor = 4; baik = 3, cukup = 2, tidak baik = 1

Mengolah Skor menjadi Nilai


Jumlah perolehan skor siswa
Nilai = X nilai ideal
Jumlah skor maksimal seluruh indikator

Jumlah skor maksimal seluruh indikator adalah 6 x 4 = 24


Nilai idela = ratusan, atau puluhan
21
Nilai Abas = x 100  87,5
24
Kriteria Perilaku
Bila memperoleh Nilai 85 – 100 = Sangat Baik
Bila memperoleh Nilai 75 – 84 = Baik
Bila memperoleh Nilai 65 – 74 = Cukup
Bila memperoleh Nilai ≤ 64 = Kurang

ANALISIS HASIL BELAJAR TES URAIAN


Satuan Pendidikan : SMP
Kelas/sms : VII/1
Kelas : VII-A Jumlah siswa = 20 Jumlah soal uraian = 6 item
No. soal dan perolehan skor Juml
No Nama Nilai
1 2 3 4 5 6 skor
1 Abas Suebu 4 4 4 3 3 3 21 87,5
2 Andrian Kristianto 3 4 4 3 4 2 20 83,3
3 Amalia Nuraini 4 3 4 3 3 4 23 95,8
4 Badri Samsudin 4 3 4 3 2 2 18 75,0
5 Beny Luwita 3 4 4 3 4 2 20 83,3
6 Budi Setyawan 4 3 3 2 3 1 16 66,7
7 Caterine Pasaribu 4 3 3 3 3 2 18 75,0
8 Dedy Suprianto 2 4 3 3 3 1 16 66,7
9 Endang Sunarsih 4 4 4 3 3 2 20 83,3
10 Evi Nurdina 3 4 4 3 4 3 21 87,5
11 Faisal Bakri 4 3 4 3 2 1 17 70,8
12 Fuad Bawazir 3 4 4 3 3 2 19 79,2
*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 19
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.
13 Gerald Antoni 4 3 4 2 3 1 17 70,8
14 Gery Ahmadi 3 4 3 3 4 2 20 83,3
15 Haris Setiawan 4 4 4 3 3 1 19 79,2
16 Indrianti 3 4 4 3 3 2 19 79,2
17 Khaerudin 4 4 4 3 3 2 22 91,7
18 Khusnul Hartanto 2 2 3 2 3 2 14 58,3
19 Leny Mardianti 4 4 4 3 3 1 19 79,2
20 Mamad Mahmudi 4 4 4 3 3 2 20 83,3
JUMLAH SKOR SELURUH 70 72 75 56 62 35
SISWA

Kriteria Ketuntasan belajar minimal (KKBM) = 75, artinya dinyatakan LULUS bila siswa
memperoleh nilai minimal sama dengan 75.

Pengolahan skor menjadi nilai:


jumlah perolehan skor siswa
Formula = X nilai ideal
jumlah skor maksimal seluruh soal
21
Nilai Abas = X 100  87,5
24

Hasil Analisis Siswa yang TIDAK LULUS dan HARUS REMEDI adalah:
1. Budi Setyawan, 2. Dedy Suprianto 3.Faisal 4. Gerald 5. Khusnul.
15
Ketuntasan Klasikal ’= 100%  75% , berarti secara klasikal adalah TUNTAS.
20
Soal yang paling sulit dijawab siswa
Adalah soal no. 6 ,karena dari 20 siswa bila menjawab sempurna skor maksimal 80, tetapi hanya bisa
35
dijawab 35 skor peroleh seluruh siswa, sehingga daya serap soal no. 6 adalah = x 100%  43%
80
Soal paling mudah dijawab siswa:
Adalah soal no. 3, karena dari 20 siswa bila menjawab sempurna skor maksimal 80, bisa dijawab 75 skor
peroleh seluruh siswa, sehingga daya serap soal no. 3
75
adalah = x 100%  93,7%
80
Soal yang baik adalah tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit, artinya peluang untuk dijawab siswa
yang kurang pandai dan pandai memiliki peluang untuk menjawab benar sama.

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 20
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


MODEL GOOD NEWS CLASS MEETTING
(RPP)

Satuan Pedidikan : SMA


Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : X/ 1
Standar Kompetensi : Menampilkan peran serta dalam upaya pemajuan, penghormatan dan
perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM)
Kompetensi Dasar : Menganalisis upaya pemajuan, penghormatan, dan penegakan HAM di
Indonesia
Alokasi waktu : 2 Jam Pelajaran

I. Tujuan Pembelajaran
* Siswa dapat mengidentifikasi pelanggaran HAM yang terjadi di masyarakat
* Siswa dapat mengidentifikasi lembaga-lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia
* Siswa dapat mejelaskan sumber hukum perlindngan dan penegakan HAM di Indonesia
* Siswa dapat mengemukakan akibat bila melanggar HAM berdasarkan UU No. 39 Tahun 1999
* Siswa dapat melaporkan kepada yang berwajib bila mengetahui pelanggaran HAM yang
dilakukan oleh warga masyarakat di sekitarnya.
* Siswa dapat berperanserta dalam upaya pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM di
masyarakat di lingkungannya.

II. Materi Ajar


a.. Pelanggaran HAM yang terjadi di lingkungan masyarakat sekitarnya.
b. Lembaga-lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia
c. Sumber hukum perlindngan dan penegakan HAM di Indonesia.
d. Akibat pelanggaran HAM berdasarkan UU No. 39 Tahun 1999
e Melaporkan kepada yang berwajib bila mengetahui pelanggaran HAM di sekitarnya.
f. Upaya pemajuan , penghormatan dan perlindungan HAM di Indonesia

III. Metode Pembelajaran:


Model Good News Class Meeting dengan teknik belajar berpasangan dan curah pendapat, maka
prosedur pembelajaran adalah:
 Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
 Penugasan: Membaca dan mengamati dari media cetak, membaca buku UUD 1945, UU No.
39Tahun 1999, UU No. 23 Tahun 2002.
 Diskusi secara berpasangan dan sharring dalam kelompok kecil (4 orang)
 Presentasi hasil

IV. Langkah-langkah Pembelajaran:


Kegiatan Awal
1. Guru membuka pelajaran dengan salam.
2. Guru memotivasi siswa agar giat belajar dan menyampaikan pokok materi pembahasan hari
ini .
3. Meminta seorang siswa untuk bercerita secara singkat terhadap pengalamannya melihat atau
pelanggaran HAM di sekitar tempat tinggal
4. Guru menyampaikan kompetensi dasar/tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
Kegiatan Inti
1. Siswa diminta mencari pasangan masing-masing.
2. Siswa diberi lembar informasi untuk diminta membaca dan mengamatinya

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 21
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.
3. Siswa menggali informasi dari buku, UUD 1945, UU No. 39 tahun 1999 tentang UU HAM ,
UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
4. Tiap pasangan siswa diberi tugas untuk diskusi tentang:
a Identifikasi kasus pelanggaran HAM yang terjadi di sekitar tempat tinggal siswa
b Identifikasi lembaga-lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia
c. Identifikasi sumber hukum perlindngan dan penegakan HAM di Indonesia
d. Jelaskan akiabt pelanggaran HAM menurut UU No. 39 Tahun 1999
e. Apa yang kalian lakukan bila mengetahui pelanggaran HAM di sekitar Anda?
f. Jelaskan bagaimana upaya pemerintah Indonesia dalam rangka melindungi dan
menegakkan HAM di Indonesia.
5. Setelah selesai diskusi dalam berpasangan, kemudian tiap pasangan dipersilahkan memilih
pasangan lain untuk bergabung menjadi kelompok kecil terdiri dari 4 orang.
6. Tiap anggota kelompok dminta untuk melakukan bertukar pendapat/berbagi pendapat
(sharring) dari hasil diskusi berpasangan dan tiap anggota wajib mencatat kesepakatan hasil
diskusi kelompok kecil.
7. Tiap kelompok diwakili seorang siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi, sedangkan
kelompok lain diminta untuk memperhatikan presentasi dan diberi kesempatan untuk
menanggapi hasil peresentasi kelompok penampil..
8. Guru meminta untuk dilakukan pertemuan/diskusi klasikal untuk merumuskan kembali hasil
diskusi kelompok,
8. Guru mengamati dan mencatat perilaku siswa dan hal-hal yang perlu diklarifikasi apabila
terjadi kesalahan konsep, sikap dan perilaku siswa.

Kegiatan Akhir
1. Bersama Guru, siswa membuat kesimpulan dari diskusi kelompok.
2. Guru memberi penguatan-penguatan berdasarkan hasil diskusi kelompok.
3. Siswa merangkum materi.
4. Menutup pelajaran dengan salam.
V. Sumber/ Alat Belajar
 Buku Teks PKn kelas X dikarang oleh Drs. Suwardi Abubakar, dkk, diterbitkan oleh Yudhistira.
 UUD 1945 Hasil Amandemen khususnya tentang HAM
 UU no. 39 tahun 1999 tentang HAM
 UU No. 23Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
 Media cetak  koran
VI. Penilaian
1. Bentuk Penilaian
a. Tes tertulis
* ulangan harian
b. Penilaian Tugas
* laporan diskusi
c. Non Tes yaitu Pengamatan Perilaku siswa
* pengamatan dalam diskusi kelompok
2. Bentuk Instrumen
 Tes Essei
 Lembar pengamatan
 Lporan tugas
Mengetahui, .......................... 2008
Kepala SMA negeri ....... Guru PKn

NIP. NIP.

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 22
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.
Lembar Informasi
Kajilah lembar informasi di bawah ini tentang kasus pelanggaran HAM berikut ini,.

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 23
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.

DISKUSI BERPASANGAN
(20 menit)
Setelah Anda membaca selanjutnya lakukan diskusi secara berpasangan terhadap permasalahan dibawah
ini, Anda dipersilahkan menggali informasi dari berbagai sumber.
a Identifikasi kasus pelanggaran HAM yang terjadi di sekitar tempat tinggal Anda!
b Identifikasi lembaga-lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia!
c. Identifikasi sumber hukum perlindngan dan penegakan HAM di Indonesia!
d. Jelaskan akiabt pelanggaran HAM menurut UU No. 39 Tahun 1999!
e. Apa yang kalian lakukan bila mengetahui pelanggaran HAM di sekitar Anda?
f. Jelaskan bagaimana upaya pemerintah Indonesia dalam rangka melindungi dan menegakkan HAM di
Indonesia.
Dalam rangka menjawab permasalahan/pertanyaan di atas, Anda dipersilahkan menggali informasi dari
berbagai sumber (Buku,internet, dialog dengan teman sejawat, lembar informasi, dsb)

DISKUSI KELOMPOK KECIL


(15 menit)
Setelah Anda berdiskusi secara berpasangan, selanjutnya Anda dipersilahkan memilih pasangan lain
sehingga terbentuk kelompok kecil terdiri dari 4 orang.
Kemudian lakukan diskusi melalui berbagi pendapat atau bertukar pendapat (sharring).dari hasil diskusi
Anda secara berpasangan dan setiap anggota kelompok kecil wajib mencatat hasil diskusi.

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 24
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.
PRESENTASI HASIL TIAPKELOMPOK
(5 menit)
Tiap kelompok kecil menunjuk salah satu wakil untuk mempresentasikan hasil di depan kelas. Sedangkan
kelompok lain dipersilahkan memperhatikan, mencatat dan memberi respon terhadap presentasi kelompok
lain.
PERUMUSAN HASIL DISKUSI MELALUI PERTEMUAN KELAS.
(15 menit)
Dari hasil presentasi dilakukan perumusan kembali melalui pertemuan kelas, karena itu perlu dipilih
secara aklamasi seorang siswa untuk mempimpin perumusan kembali hasil diskusi dan seorang
sekretaris.

PENILAIAN HASIL BELAJAR


A Penilaian Non tes:
Berupa observasi perilaku terhadap proses pembelajaran di kelas.

Lembar Pengamatan Diskusi Kelompok


No. Nama Siswa Indikator Perilaku yang dinilai Nilai

Pendpt temanMenghargai
Tangg Jwb

Kedisiplinan

kejujuran
1 Ardi Prabowo 4 5 3 5 85/amat baik

Rentangan skor (Rating scale): 1- 5


Penskoran, bila perilaku masing-masing indikator
Amat Baik, dibri skor = 5
Baik, diberi skor = 4
Cukup, diberi skor = 3
Kurang, diberi skor 2
Kurang Sekali, dieri skor 1

Pengolah skor menjadi nilai :


Jumlah perolehan skor siswa
Rumus: Nilai = X nilai ideal
Jumlah skor maksimum seluruh soal

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 25
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.
Misal: Hasil pengamatan terhadap Ardi Prabowo diperoleh skor : tanggung jawab = 4;
kedisiplinan = 5, kejujuran = 3; menghargai pendapat teman sejawat = 5, maka nilai perilaku
sbb
17
Nilai Ardi Prabowo = X 100  85
20
Kriteria penilaian perilaku :
85 – 100 = amat baik
75 – 84 = baik
65 – 74 = cukup
≤ 55 – 0 = jelek.
Kesimpulan: Nilai Sikap perilaku Ardi Prabowo ketika berdiskusi = amat baik.

B Penilaian melalui Tes Ulangan Harian dalam bentuk Esei


Jawabalah pertanyaan berikut ini secara singkat dan jelas!
1 Identifikasi kasus pelanggaran HAM yang terjadi di sekitar tempat tinggal siswa
2 Identifikasi lembaga-lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia
3. Identifikasi sumber hukum perlindngan dan penegakan HAM di Indonesia
4. Jelaskan akiabt pelanggaran HAM menurut UU No. 39 Tahun 1999
5. Apa yang kalian lakukan bila mengetahui pelanggaran HAM di sekitar Anda?
6. Jelaskan bagaimana upaya pemerintah Indonesia dalam rangka melindungi dan menegakkan
HAM di Indonesia.

Petunjuk Penskoran:
Bila tiap soal di jawab oleh siswa dengan katagori:
• sangat sempurna diberi skor 5
• sempurna diberi skor 4
• kurang sempurna diberi skor 3
• tidak sempurna diberi skor 2
• Jawaban salah diberi skor 1

Petunjuk Pengolahan skor menjadi nilai:


Jumlah perolehan skor siswa
Rumus:Nilai = X nilai ideal
Jumlah skor maksimum seluruh soal
Nilai ideal = 100
Jumlah skor maksimum : 7 soal X skor maksimum tiap soal = 7 X 5 = 35
Jumlah skor maksimum : 7 soal X skor maksimum tiap soal = 7 X 1 = 7

C Penilaian Tugas.
Bentuk kelompok kecil 4 orang, lakukan kunjungan ke lembaga terkait seperti Kepolisian,
Kepala Desa/Kelurahan, RW/RT atau Kepala Adat setempat, kemudian lakukan wawancara
dengan para tokoh dilembaga tersebut dan lakukan pencatatan terkait dengan Pelanggaran HAM
yang pernah terjadi di sekitar tempat tinggal Anda!
Pokok-pokok wawancara:
a. Jenis pelanggaran HAM yang pernah terjadi
b. Latar belakang terjadinya pelanggaran HAM
d. Landasan hukum terhadap pelanggaran HAM yang terjadi
e. Bentuk penyelesaian kasus pelanggaran HAM yang terjadi.
f. Peran para tokoh dalam menyelesaikan kasus pelanggaran HAM.
g. Apa yang bisa Anda harus lakukan dan tinggalkan dari hasil kajian tersebut!
Kemudian laporkan secara tertulis sebagai hasil karya ilmiah Anda!
Pemberian skor hasil tugas, dapat dilitentukan melalui indikator
a. Sistematika Laporan
b. Layout
*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 26
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.
c. Kelengkapan data
d. Iisi laporan
Teknik Penskoran:
Apabila tiap indikator memperoleh prediklat sbb:
Amat Baik, dibri skor =5
Baik, diberi skor =4
Cukup, diberi skor =3
Kurang, diberi skor =2
Kurang Sekali, dieri skor =1

Petunjuk Pengolahan skor menjadi nilai:


Jumlah perolehan skor siswa
Rumus:Nilai = X nilai ideal
Jumlah skor maksimum seluruh soal
Nilai ideal = 100
Jumlah skor maksimum : 4 indikator X skor maksimum tiap indikator = 4 X 5 = 20
Jumlah skor maksimum : 4 indikator X skor minimum tiap soal = 4 X 1 = 4

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 27
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model


Student Team Achievment Devission (STAD)
Nomor: …….

1. Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial -Terpadu


2. Satuan Pendidikan : SDN 3 Mojosari
3. Tema Pokok : Sumber daya alam dan kegiatan ekonomi
4. Kelas/Semester : IV/...
5. Pertemuan Minggu ke : 2
6. Waktu : 2 X 45 menit
I. Kompetensi Dasar:
Kemampuan menunjukkan jenis dan persebaran sumber daya alam serta pemanfaatannya untuk
kegiatan ekonomi di lingkungan setempat (Kabupaten/Kota propinsi)
Ii. Tujuan Pembelajaran
 Siswa dapat mengidentifikasi jenis–jenis sumber daya alam dan kaitannya dengan kegiatan
ekonomi
 Siswa dapat menjelaskan manfaat sumber daya alam yang ada di lingkungan setempat
 Siswa dapat menjelaskan perlunya menjaga kelestarian sumber daya alam sekitar
III. Materi Pembelajaran
 jenis–jenis sumber daya alam dan kaitannya dengan kegiatan ekonomi
 manfaat sumber daya alam yang ada di lingkungan setempat
 perlunya menjaga kelestarian sumber daya alam sekitar
IV. METODE PEMBELAJARAN
Model pembelajaran Kooperatif teknik Student team achievement devissions, dengan metode
pembelajaran:
 diskusi
 tanya jawab dalam bentuk kuis
 tugas
V. Langkah-Langkah Pembelajaran
A Pendahuluan
1. Hening sejenak (berdo’a) untuk memusatkan pikiran
2. Menyampaikan tujuan kegiatan hari ini
3. Mari kita sejenak menyanyi bersama “ Nyiur Hijau “.
4. siswa mengamati gambar melalui lembar informasi yang disediakan guru.
B. Kegiatan Inti
1. Membentuk kelompok @ 4 – 6 orang siswa secara heterogen (menurut prestasi, jenis
kelamin, suku, dsb).
2. Guru menyajikan/menyampaikan materi pembelajaran.
3 Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan.
4. Anggota kelompok yang sudah menguasai diminta menjelaskan pada anggota
kelompoknya sampai anggota dalam kelompok itu mengerti atau memahami.
5 Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis teman
kelompok tidak boleh membantu.
6 Kuis diberikan secara klasikal melalui kelompok, siapa yang lebih banyak menjawab
kuis dan benar akan memperoleh skor/point tersendiri, sehingga terjadi kompetisi antar
kelompok dalam menjawab kuis
7. Kelompok yang memperoleh skor/point tertinggi, maka merekalah yang dianggap
menang dalam menjawab kuis.
8. Guru mengumumkan kelompok pemenang dan guru wajib memberi hadiah, ucapan
selamat atau penghargaan terhadap kelompok pemenang.
9. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya bila terdapat hal-hal yang
masih belum dikuasai dan memberi klarifikasi bila terjadi kesalahan konsep..
*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 28
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.
10. Guru bersama siswa membuat rangkuman.
11 Guru memberi evaluasi.
C. Penutup
1. Klarifikasi tiap kelompok (Kesimpulan) dan evaluasi
2. Tugas/PR secara kelompok (3-5 orang) untuk mendata keberadaan kerusakan
lingkungan di sekitar tempat tinggal Anda dan cari faktor penyebabnya.
3. Salam penutup
VI. Sarana/Alat Dan Sumber Pembelajaran
1. Lembar informasi
2 Lembar Tugas
3. Lembar pengamatan
VII. Penilaian Dan Tindak Lanjut
1. Penilaian Kognitif (terlampir) melalui tes
2. Penilaian afektif (terlampir) melalui observasi
3. Penilaian tugas

Menegtahui Malang, 5 Juni 2007


Kepala SDN Guru kelas .....
____________ __________________
NIP NIP

TUGAS KELOMPOK
(waktu: 20 menit)
1. Setiap siswa dalam kelompok membaca dan mencermati gambar–gambar yang ada di lembar
informasi berikut ini;

Hasil Budaya Danau

Pertanian Modern Hutan Jati

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 29
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.

Sungai sebagai sarana lalu lintas Pabrik pengolahan hasil tambang

Pelabuhan Tanjung Perak Hutan Penghasil Kayu

Hutan Lindung

Petani berteduh disela mengolah sawah Bendungan

2. Selanjutnya tiap siswa dalam kelompok untuk memikirkan dan


mengerjakan secara berkelompok permasalahan berikut.
Bagi anggota kelompok yang sudah memahami permasalahan, dipersilahkan
menjelaskan pada anggota kelompok!

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 30
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.
 Mengidentifikasi jenis–jenis sumber daya alam dan kaitannya dengan kegiatan
ekonomi
Misal: Pantai sebagai sumber daya alam, kegiatan ekonomi: obyek wisata, jualan
sovenir/cindera mata, restoran, jasa, penginapan dsb.
 Menjelaskan manfaat sumber daya alam yang ada di lingkungan setempat
 Menjelaskan perlunya menjaga kelestarian sumber daya alam sekitar

3. Kemudian tiap kelompok mengerjakan beberapa kuis (pertanyaan) berikut ini


(waktu : 20 menit)
a. Identifikasi jenis-jenis sumber daya alam di lingkungan sekitar kita?
b. Jelaskan manfaat sumber daya alam yang ada di lingkungan setempat
c. Jelaskan perlunya menjaga kelestarian sumber daya alam sekitar
d. Identifikasi bentuk-bentuk kerusakan lingkungan yang terjadi di sekitar kita?
e. Mengapa kita tidak dibenarkan membuang sampah industri di sembarang
tempat?
f. Mengapa kita perlu mencegah terjadinya kerusakan lingkungan?
g. Apa faktor penyebab terjadinya kerusakan lingkungan?
h. Bagaimana bentuk-bentuk upaya secara kongret pelestarian lingkungan hidup?
i. Apa akibatnya bila lingkungan di sekitar kita rusak?

Penilaian Afektif:
Penilaian afektif dapat dilakukan ketika proses pembelajaran secara kelompok untuk
mengobservasi perilaku siswa, dengan menggunakan format berikut ini:
Format Lembar Pengamatan (Penilaian afektif)
(1)Ketekun-an

(E)Ramah

(G)TanggJawb
(B)Kerajinan

(C)Kedisiplinan

(D)KerjaSama

(F)Kepe-dulian
No Indikator Meng- Nilai
Homati Rata-
Pendpt rata
Teman
Nama (H) (I)

Catatan: Penskoran
A = Baik sekali (skor 4)
B = Baik (skor 3)
C = Cukup (skor 2)
D = kurang (skor 1)

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 31
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.
abcd e f  g  h
Keterangan: Nilai Rerata Afektif (NRA) = X 100
32
Teknik penskoran indicator seperti contoh di atas.

Penilaian Kognitif melalui Tes Obyektif:


Soal:
1. Akhir-akhir ini, banyak bencana banjir yang melanda diberbagai wilayah, baik di Ibukota
maupun di pedesaan-pedesaaan. Jelaskan faktor penyebabnya.
4 Pembabatan hutan yang tidak terarah (ilegal loging), membawa dampak negatif bagi
kelangsungan hidup manusia. Jelaskan dampak negatif tersebut!
5 Alam ciptaan Tuhan menyediakan berbagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan
oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Identifikasi sebanyak mungkin sumber
daya alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia!
6 Mengapa kita perlu melestarikan sumber daya alam seperti hutan, air?
7 Identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan lingkungan sekitar menjadi tidak bersih
dan tidak sehat?
8 Langkah-langkah apa yang Anda lakukan agar lingkungan sekitar tempat tinggal kita
tetap bersih dan sehat?

DAFTAR PUSTAKA

Nurhadi, 2003. Pembelajaran Kontektual. Malang: UM Press.

Udin, Wiranataputra, Prof. Dr., MA.dkk. 2007. Pedoman Pengembangan Silabus dan Model
Pembelajaran, Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah.

Sagala, Syiful, Dr.; M.Pd. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Penerbit
Alfabeta;

Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007 tenang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang
Standar Isi

Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan.

Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2006 tenang
Pelaksanaan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 dan 23 Tahun 2006..

Republik Indonesia, 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan

Richey, R. 1986. The Theoritical and Conceptual Bases of Intructional Design. London:
Kogan Page

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 32
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.

*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 33

Anda mungkin juga menyukai