A. Latar Belakang.
1. Satuan pendidikan dasar dan menengah harus sudah mulai menerapkan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah paling lambat tahun ajaran
2009/2010 (Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006)
2. Kondisi empiris yang terjadi di lapangan, walaupun KTSP sudah diberlakukan, namun proses
pembelajaran ”masih konvensional”, sehingga proses pembelajaran lebih didominasi guru, guru
menstranfer ilmu pengetahuan ke siswa, dan guru masih berorientasi pada target materi harus
habis. Akibatnya, siswa pasif, tidak bergairah untuk belajar. Pada hal tuntutan pembelajaran
menurut kurikulum berbasis kompetensi lebih menekankan pada siswa yang lebih aktif, interaktif
dan menemukan pengetahuan, ketrampilan dan sikap melalui pengalaman belajar sendiri
(Iearning experience). Hal ini disebabkan karena guru kurang kreatif mendesain model-model
pembelajaran yang mengarah ke siswa yang lebih interaktif, inspiratif, dan menyenangkan untuk
menemukan sendiri pengetahuan dan ketrampilan serta sikap melalui berbagai aktivitas belajar
3. Telah menjadi keyakinan umum bahwa mutu proses turut menentukan mutu hasil. Oleh sebab itu,
untuk menjamin hasil pembelajaran yang bermutu diperlukan pengendalian proses pembelajaran
yang bermutu juga. Proses pembelajaran dianggap bermutu apabila memenuhi kriteria berikut.
a. Diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, dan menyenangkan;
b. Menantang dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktf;
c. Memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat,,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik; dan
d. Mengembangkan budaya membaca dan menulis.
Selain kriteria tersebut, proses pembelajaran dianggap bermutu apabila terkandung unsur
keteladanan pada diri pendidik sendiri. Untuk menjamin mutu hasil, maka pengendalian mutu
(quality control) proses pembelajaran dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, penilaian hasil dan pengawasan proses pembelajaran sehingga proses
pembelajaran terlaksana secara efektif dan efisien (Udin, 2007). Hal ini bisa terwujud bila dilakukan
oleh guru yang profesional. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang memerlukan keah-
lian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi (UU Nomor 20 Tahun 2003)
*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 1
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.
4 Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pada seminar kali ini dipilih judul ”Peningkatan
Profesionalisme Guru Melalui Inovasi Model-Model Pembelajaran”. Melalui seminar ini
diharapkan para guru mampu melakukan inovasi-inovasi dalam mendesain model pembelajaran
sebagai indikator guru yang profesional, yaitu menciptakan proses pembelajaran dengan suasana
inovatif, kreatif, menyenangkan dan kontektual., menantang untuk memotivasi siswa untuk
berpartisipasi aktif
B. Landasan.
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 39 ayat (2)
dinyatakan Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan
pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik
pada perguruan tinggi.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
Pasal 19 Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Pasal 20 dinyatakan Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode
pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil
belajar.
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru, khusus kompetensi pedagodik sub kompetensi
”menyelenggarakan pembelajaran” dinyatakan bahwa guru harus (1) memahami prinsip-prinsip
perancangan pembelajaran yang mendidik, (2) mengembangkan komponen-komponen rancangan
pembelajaran, (3) menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam
kelas, laboratorium, maupun lapangan.
*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 2
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.
oleh guru juga merupakan model pembelajaran, dimana di dalamnya terdapat urutan tertentu yang
telah dipilih dan ditetapkan mulai dari pendahuluan, kegiatan inti dan penutup.
Hamreus (1971) menyebutkan secara singkat model instruksional atau model pembelajaran sebagai
proses yang sistematis untuk meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran. Sedangkan Buhl (1975)
menyebutnya sebagai suatu set kegiatan yang bertujuan meningkatkan kondisi belajar bagi siswa atau
mahasiswa (dalam Sumparman, 2001:30).
D. Pembelajaran Kontekstual.
Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya.
Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi, terbukti berhasil dalam kompetensi
mengingat dalam jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan masalah dalam
kehidupan jangka panjang (Sagala, 2007:87)
Pembelajaran Kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menurut
Nurhadi, 2003.dilakukan dengan melibatkan komponen utama pembelajaran yang efektif, yaitu:
1. Kontruktivisme (Contructivism)
Konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) pendekatan konteks-tual, yaitu pengetahuan
dibangun sedikit demi sedikit dengan cara mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna
melalui pengalaman nyata. Siswa dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang
berguna bagi dirinya dan masyarakat
Untuk itu tugas guru adalah memfasilitasi proses tersebut dengan (1) menjadikan pengetahuan
bermakna dan relevan bagi siswa; (2) memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya
sendiri; dan (3) menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar.
2. Bertanya (question)
Pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari bertanya, kaena bertanya merupakan
strategi utama pembelajaran yang berbasis kontekstual. Dalam desain pembelajaran, pertanyaan
diwujudkan dalam permasalahan yang harus dicarikan jawabannya.
3. Menemukan (Inquiry)
Menemukan merupakan bagian inti dari pembelajaran berbasis pendekatan kontekstual. Pengetahuan
dan ketrampulan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hanya hasil mengingat seperangkat fakta-
fakta, tetapi juga hasil dari menemukan sendiri. Siklus inquiry adalah (1) obervasi, (2) bertanya, (3)
mengajukan dugaan/hipotesis, (4) pengumpulan data dan (5) penyimpulan (conclussion)
Kata kunci inquiry adalah menemukan sendiri, adapun langkah-langkah kegiatan menemukan sendiri
adalah (1) merumuskan masalah dalam mata pelajaran, (2) mengamati, (3) menganalisis dan
*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 3
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.
menyajikan hasil dalam tulisan, gbr, laporan, bagan, tabel dan karya lainnya; dan (4)
mengkomunikasikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru atau audience lainnya.
5. Permodelan (modeling)
Dalam suatu pembelajaran ketrampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru. Model
itu, memberi peluang yang besar bagi guru untuk memberi contoh untuk mengerjakan sesuatu, dengan
begitu membuat model tentang bagaimana cara belajar. Misal ketika posisi jongkok persiapan lari
cepat, maka bagaimana posisi kaki, ujung jari kaki, posisi tangan dsb.
6. Refleksi (reflecting)
Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang sudah dipelajari. Pengethuan yang bermakna diperoleh
dari proses belajar. Pengetahuan yang dimiliki siswa diperluas sedikit demi sedikit sehinga semakin
berkembang. Guru membantu siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan sebelumnya
dengan pengetahuan yang baru. Dengan refleksi siswa merasa memperoleh sesuatu yang berguna bagi
dirinya tentang apa yang baru saja dipelajari.
Pertemuan Kelas Berita Baru (Good News Class Meeting), merupakan model pembelajaran melalui
pertemuan kelas guna membahas berita aktual, menarik untuk dipelajari dan bermakna bagi siswa yang
ada di media massa seperti surat kabar, televisi, radio atau internet
Tujuan model pembelajaran ini adalah untuk membangun siswa akan rasa ingin tahu dan peka terhadap
masalah aktual yang terjadi di lingkungannya.
Langkah-langkah pembelajaran:
1) Memilih berita baru yang aktual dan menarik untuk di bahas berasal dari media massa, seperti
surat kabar, berita di televisi, radio dsb. Misal kasus kerusakan lingkungan, bencana banjir,
pencemaran air sungai, dsb.
2) Siswa dikelompokkan, dan masing-masing kelompok bebas membahas dari sudut pandang
masing-masing, misalnya: “ Kerusakan lingkungan “ bisa dari sudut pandang mengidentifikasi
kerusakan lingkungan, faktor penyebab, dampak kerusakan terhadap masyarakat, upaya
penanggulangan, respon masyarakat dalam upaya penanggulangan, dsb..
3) Tiap kelompok mempresentasekan hasil melalui wakil kelompoknya, sedangkan kelompok
lain memperhatikan dan meresponsi bila diperlukan..
4) Guru mengamati dan mengklarifikasi bila terjadi kesalahan.
*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 5
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.
5) Membuat kesempakatan rangkuman hasil pembahasan kelas.
6) Penutup.
*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 7
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.
Untuk menciptakan rasa tanggung jawab secara individu dalam kelompok cara yang dapat digunakan
adalah dengan cara memberi kartu bernomor pada masing-masing siswa, dan setiap siswa harus berani
menyampaikan apa yang telah dikerjakan dalam kelompoknya. Oleh karena itu setiap siswa harus
aktif ikut serta dalam menyelesaikan tugas yang diberikan kepada kelompoknya.
Langkah pembelajaran sebagai berikut:
(1) Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor kepala.
(2) Guru memberikan tugas, diupayakan setiap kelompok mendapat tugas yang berbeda, dan masing-
masing kelompok mengerjakannya.
(3) Kelompok mendiskusikan jawaban, tiap anggota kelompok mencatat hasil diskusi.
(4) Setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab dan kesempatan yang sama untuk melaporkan
hasil diskusinya.
(5) Guru memanggil salah satu nomor siswa dalam kelompok untuk melaporkan hasil diskusinya di
depan kelas.
(6) Kemudian kelompok lain dapat memberikan masuikan/meresponsi dari hasil diskusinya
(menyempurnakan);.
(7) Guru selanjutnya dapat mengulangi beberapa kali dari kelompok yang berbeda.
(8) Guru mengklarifikasi apabila timbul permasalahan dan menarik kesimpulan.
(9) Penutup
(3) Siswa diminta untuk berpikir dan memecahkan permasalahan yang disampaikan guru terkait
dengan pokok materi.
(4) Siswa diminta untuk berpasang-pasangan saling mengemukakan hasil pemikiannya terhadap
permasalahan yang diberikan oleh guru..
(5) Kemudian pasangan kembali ke kelompok berempat dan tiap anggota kelompok berempat diberi
kesempatan untuk mengemukakan hasil diskusinya.
(6) Guru memimpin pleno diskusi dan tiap kelompok diberi kesempatan untuk mengemukakan hasil
diskusinya.
(7) Berawal dari kegiatan tersebut mengarah pada pembicaraan pokok permasalahan dan guru dapat
menambah materi yang belum diungkap para siswa.
(8) Guru memberi kesimpulan.
(9) Penutup
*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 9
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.
(4) Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis teman
kelompok tidak boleh membantu.
(5) Guru memberi evaluasi.
(6) Penutup
*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 10
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.
Langkah-langkah Pembelajaran:
(1) Guru membagi soswa untuk berpasang-pasangan
(2) Guru membagi wacana/lembar informasi kepada setiap pasangan untuk dibaca dan
membuat ikhtisar (ringkasan)
(3) Guru dan siswa menetapkan pasangan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan
siapa yang berperan sebagai pendengar
(4) Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin dengan memasukkan ide-ide
dalam ringkasannya
(5) Pendengar memperhatikan memperhatikan, mengoreksi, menunjukkan ide-ide yang kurang
lengkap serta membantu mengingat, menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi
sebelumnya atau dengan materi lain.
(6) Guru menyimpulkan pokok-pokok hasil pemikiran siswa
(7) Penutup
*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 11
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.
11. Model Debate
Model pembelajaran Debat merupakan cara pembelajaran dimana siswa secara kelompok ataupun
individual mengemukakan ide-ide pemecahan suatu masalah. Sedangkan kelompok kontra
merespon ide-ide yang dikemukakan oleh kelompok penggagas. Setelah mendapat respon secara
kontradiktif, kelompok penggas ide mempertahankan hingga mencapai titik temu.
Tujuan model pembelajaran debat adalah dalam rangka mendorong siwa untuk berani
mengemukakan pendapat dan mempertahankan pendapatnya serta membina tanggung jawab
kebersamaan dalam mempertahankan ide-ide/gagasannya perlu dibelajarkan model pembelajaran
debat.
Langkah-langkah pembelajaan:
(1). Guru membagi dua kelompok peserta debat, yaitu kelompok dan kelompok kontra.
(2). Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh ketua kelompok
debat.
(3). Setelah selesai membaca materi, guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk
berbicara dan kelompok kontra menannggapinya. Begitu seterusnya kelompok pro merespon
balik tanggapan kelompok kontra sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan
pendapatnya.
(4). Sementara siswa menyampaikan gagasannya, guru menulis inti dari ide-ide dari setiap
pembicaraan di papan tulis, sampai sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi.
(5). Guru menambahkan konsep, ide yang belum terungkap serta mengklarifikasikannya.
(6). Dari ide/gagasan tertulis di papan tersebut, guru mengajak siswa untuk membuat
kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik materi/kompetensi yang ingin dicapai.
(7) Penutup
*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 12
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.
(2) Guru menunjukkan beberapa siswa sebagai pemeran untuk mempelajari scenario tersebut dua
atau tiga hari sebelum pemeranan dimulai.
(3) Guru memberikan penjelasan singkat tentang kompetensi yang ingin dicapai dalam
pembelajaran.
(4) Guru membentuk kelompok siswa @ 5 orang untuk mengamati pelakonan yang ditampilkan
oleh kelompok pemeran.
(5) Memanggil para pemeran yang telah ditunjuk untuk melakonkan scenario yang sudah
dipersiapkan.
(6) Selesai penampilan para pemeran, kemudian masing-masing siswa (kelompok) diberikan
lembar kerja untuk di bahas.
(7) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil pembahasan terhadap tampilan pemeran.
(8) Guru memberikan kesimpulan secara umum, terkait dengan topik materi yang dilakonkan.
(9) Evluasi
Kompetensi Dasar:
1.1 Mendeskripsikan keragaman bentuk muka bumi, proses pembentukan, dan dampaknya terhadap
kehidupan (Geografi)
1.2 Mendeskripsikan sosialisasi sebagai proses pembentukan kepribadian (Sosiologi)
3.1 Mendeskripsikan manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi yang bermoral dalam kaitannya
dengan usaha memenuhi kebutuhan dan pemanfaatan sumber daya yang tersedia (Ekonomi)
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa dapat menjelaskan faktor-faktor penyebab kerusakan alam dan akibat yang ditimbulkannya.
Siswa dapat membedakan jenis dan produk pelapukan yang terjadi di lingkungan sekitar
Siswa dapat menjelaskan pengertian dan pentingnya proses sosialisasi dalam rangka menjaga
kelestarian lingkungan
Siswa dapat menguraikan fungsi sosialisasi dalam pembentukan kepribadian agar memelihara
lingkungan
Siswa dapat mengidentifikasi makna manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi
yang bermoral dalam rangka mengelola sumber daya alam
II. MATERI AJAR
Faktor penyebab kerusakan alam dan akibat yang ditimbulkannya
Jenis dan produk pelapukan yang terjadi di lingkungannya
Pengertian dan pentingnya proses sosialisasi
Fungsi sosialisasi dalam pembentukan kepribadian dalam memupuk kepribadian agar memelihara
keseimbangan lingkungan
Hakekat manusia sebagai makhluk sosial
Makna manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi yang bermoral
III. METODE PEMBELAJARAN
Strategi Pembelajaran adalah Kooperatif learning teknik Think Pair and Share (Berpikir berpasangan
dan bercurah pendapat), maka metode yang digunakan:
Diskusi
Tugas
Tanya jawab,
Presentasi hasil diskusi
*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 14
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.
2. Membagi siswa dalam bentuk pasang-pasangan
3. Tiap pasangan diberi tugas untuk mengamati lembar informasi/gambar
4. Selanjutnya tiap pasangan memikirkan dan mengerjakan melalui diskusi berpasangan sebagai
berikuti::
Jelaskan faktor-faktor penyebab kerusakan alam dan akibat yang ditimbulkannya.
Bedakan jenis dan produk pelapukan yang terjadi di lingkungan sekitar
Jelaskan pengertian dan pentingnya proses sosialisasi dalam rangka menjaga kelestarian
lingkungan
Mendeskripsikan fungsi sosialisasi dalam pembentukan kepribadian agar memelihara
lingkungan
Identifikasi makna manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi yang
bermoral dalam rangka mengelola sumber daya alam
5. Setelah selesai, tiap-tiap pasangan mencari pasangan lain, sehingga terbentuk kelompok kecil
terdiri dari 4 orang.
6. Tiap anggota kelompok kecil berdiskusi dan saling bertukar pendapat hasil diskusi pemecahan
masalah (sharing)
7. Apabila sudah selesai sharing, kemudian dilanjutkan presentasi hasil kerja masing-masing
kelompoknya diwakili oleh seorang anggota kelompok (kelompok presenter)
8. Sedangkan kelompokok lain (non presenter) memperhatikan presentasi teman sejawat dan
diberi kesempatan untuk meresponsi/menanggapi hasil presentasi kelompok lain.
9. Guru memperhatikan hasil presentasi dan memberi klarifikasi bila terjadi kesalahan konsep
dan meluruskan jawaban permasalahan.
C, Penutup
1. Klarifikasi tiap kelompok (Kesimpulan) dan evaluasi
2. Tugas/PR secara kelompok untuk mendata keberadaan potensi alam di lingkungan yang perlu
mendapatkan perhatian dalam pengelolaannya. Laporkan secara tertulis dengan kerangka
laporan sbb:
a. Jenis potensi alam
b. Kebermanfaatan bagi masyarakat setempat
c. Lokasi
d. Akibat bila tidak dikelola secara baik bagi masyarakat
e. dsb
3. Salam penutup
____________ __________________
NIP NIP
*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 15
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.
TUGAS INDIVIDU DALAM BERPASANGAN
(Waktu: 10 menit)
Baca dan amatilah gambar/lembar informasi berikut ini secara cermat (waktu = 10 menit). Catatlah
hal–hal penting menurut persepsi Anda terkait dengan TEMA PEMBELAJARAN YAITU
POTENSI ALAMKU YANG TERKOYAK
*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 16
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.
Akibat Banjir timbul Pengungsian penduduk dan warga kota mencari dataran tinggi
TUGAS BERPASANGAN
(Waktu: 30 menit)
Setelah Anda membaca dan mengamati lembar informasi, selanjutnya tiap siswa dalam
berpasangan mengerjakan permasalahan erikut ini:
a Jelaskan faktor tejadinya kerukan lingkungan dan akibat yang ditimbulkannya
b Jelaskan Jenis dan produk pelapukan dan akibat yang ditimbulkan terhadap potensi alam di
lingkungannya
c Deskripsikan pengertian dan pentingnya proses sosialisasi dalam mengelola potensi alam kita
d Jelaskan fungsi sosialisasi dalam pembentukan kepribadian seseorang agar dalam mengelola
potensi alam selalu memperhatikan lingkungannya
e Jelaskan hakekat manusia sebagai makhluk sosial dalam kaitannya dengan pengelolaan
potensi alam kita.
f Jelaskan Makna manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi yang bermoral
*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 17
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.
Indikator sikap/perilaku
Kedisiplin (3)
(1)Ketekunan
(4)Tangg jwb
(2)Kerja-sama
(5)Mengharga
(6)Presen-tasi
No Nama Nilai
1 Abas 4 4 4 3 3 3 21 87,5
*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 18
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.
Kriteria Penskoran
1. Indikator Ketekunan : sangat tekun, skor = 4; tekun = 3, cukup = 2, tidak tekun = 1
2. Indikator Kerjasama : sangat baik, skor = 4; baik = 3, cukup = 2, tidak baik = 1
3. Indikator Kedisiplinan : sangat disiplin, skor = 4; disiplin = 3, cukup = 2, tidak disiplin = 1
4. Indikator Tanggung jawab : sangat baik, skor = 4; baik = 3, cukup = 2, tidak baik = 1
5. Indikator Menghargai : sangat baik, skor = 4; baik = 3, cukup = 2, tidak baik = 1
6. Indikator Presentasi : sangat baik, skor = 4; baik = 3, cukup = 2, tidak baik = 1
Kriteria Ketuntasan belajar minimal (KKBM) = 75, artinya dinyatakan LULUS bila siswa
memperoleh nilai minimal sama dengan 75.
Hasil Analisis Siswa yang TIDAK LULUS dan HARUS REMEDI adalah:
1. Budi Setyawan, 2. Dedy Suprianto 3.Faisal 4. Gerald 5. Khusnul.
15
Ketuntasan Klasikal ’= 100% 75% , berarti secara klasikal adalah TUNTAS.
20
Soal yang paling sulit dijawab siswa
Adalah soal no. 6 ,karena dari 20 siswa bila menjawab sempurna skor maksimal 80, tetapi hanya bisa
35
dijawab 35 skor peroleh seluruh siswa, sehingga daya serap soal no. 6 adalah = x 100% 43%
80
Soal paling mudah dijawab siswa:
Adalah soal no. 3, karena dari 20 siswa bila menjawab sempurna skor maksimal 80, bisa dijawab 75 skor
peroleh seluruh siswa, sehingga daya serap soal no. 3
75
adalah = x 100% 93,7%
80
Soal yang baik adalah tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit, artinya peluang untuk dijawab siswa
yang kurang pandai dan pandai memiliki peluang untuk menjawab benar sama.
*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 20
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.
I. Tujuan Pembelajaran
* Siswa dapat mengidentifikasi pelanggaran HAM yang terjadi di masyarakat
* Siswa dapat mengidentifikasi lembaga-lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia
* Siswa dapat mejelaskan sumber hukum perlindngan dan penegakan HAM di Indonesia
* Siswa dapat mengemukakan akibat bila melanggar HAM berdasarkan UU No. 39 Tahun 1999
* Siswa dapat melaporkan kepada yang berwajib bila mengetahui pelanggaran HAM yang
dilakukan oleh warga masyarakat di sekitarnya.
* Siswa dapat berperanserta dalam upaya pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM di
masyarakat di lingkungannya.
*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 21
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.
3. Siswa menggali informasi dari buku, UUD 1945, UU No. 39 tahun 1999 tentang UU HAM ,
UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
4. Tiap pasangan siswa diberi tugas untuk diskusi tentang:
a Identifikasi kasus pelanggaran HAM yang terjadi di sekitar tempat tinggal siswa
b Identifikasi lembaga-lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia
c. Identifikasi sumber hukum perlindngan dan penegakan HAM di Indonesia
d. Jelaskan akiabt pelanggaran HAM menurut UU No. 39 Tahun 1999
e. Apa yang kalian lakukan bila mengetahui pelanggaran HAM di sekitar Anda?
f. Jelaskan bagaimana upaya pemerintah Indonesia dalam rangka melindungi dan
menegakkan HAM di Indonesia.
5. Setelah selesai diskusi dalam berpasangan, kemudian tiap pasangan dipersilahkan memilih
pasangan lain untuk bergabung menjadi kelompok kecil terdiri dari 4 orang.
6. Tiap anggota kelompok dminta untuk melakukan bertukar pendapat/berbagi pendapat
(sharring) dari hasil diskusi berpasangan dan tiap anggota wajib mencatat kesepakatan hasil
diskusi kelompok kecil.
7. Tiap kelompok diwakili seorang siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi, sedangkan
kelompok lain diminta untuk memperhatikan presentasi dan diberi kesempatan untuk
menanggapi hasil peresentasi kelompok penampil..
8. Guru meminta untuk dilakukan pertemuan/diskusi klasikal untuk merumuskan kembali hasil
diskusi kelompok,
8. Guru mengamati dan mencatat perilaku siswa dan hal-hal yang perlu diklarifikasi apabila
terjadi kesalahan konsep, sikap dan perilaku siswa.
Kegiatan Akhir
1. Bersama Guru, siswa membuat kesimpulan dari diskusi kelompok.
2. Guru memberi penguatan-penguatan berdasarkan hasil diskusi kelompok.
3. Siswa merangkum materi.
4. Menutup pelajaran dengan salam.
V. Sumber/ Alat Belajar
Buku Teks PKn kelas X dikarang oleh Drs. Suwardi Abubakar, dkk, diterbitkan oleh Yudhistira.
UUD 1945 Hasil Amandemen khususnya tentang HAM
UU no. 39 tahun 1999 tentang HAM
UU No. 23Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
Media cetak koran
VI. Penilaian
1. Bentuk Penilaian
a. Tes tertulis
* ulangan harian
b. Penilaian Tugas
* laporan diskusi
c. Non Tes yaitu Pengamatan Perilaku siswa
* pengamatan dalam diskusi kelompok
2. Bentuk Instrumen
Tes Essei
Lembar pengamatan
Lporan tugas
Mengetahui, .......................... 2008
Kepala SMA negeri ....... Guru PKn
NIP. NIP.
*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 22
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.
Lembar Informasi
Kajilah lembar informasi di bawah ini tentang kasus pelanggaran HAM berikut ini,.
*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 23
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.
DISKUSI BERPASANGAN
(20 menit)
Setelah Anda membaca selanjutnya lakukan diskusi secara berpasangan terhadap permasalahan dibawah
ini, Anda dipersilahkan menggali informasi dari berbagai sumber.
a Identifikasi kasus pelanggaran HAM yang terjadi di sekitar tempat tinggal Anda!
b Identifikasi lembaga-lembaga perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia!
c. Identifikasi sumber hukum perlindngan dan penegakan HAM di Indonesia!
d. Jelaskan akiabt pelanggaran HAM menurut UU No. 39 Tahun 1999!
e. Apa yang kalian lakukan bila mengetahui pelanggaran HAM di sekitar Anda?
f. Jelaskan bagaimana upaya pemerintah Indonesia dalam rangka melindungi dan menegakkan HAM di
Indonesia.
Dalam rangka menjawab permasalahan/pertanyaan di atas, Anda dipersilahkan menggali informasi dari
berbagai sumber (Buku,internet, dialog dengan teman sejawat, lembar informasi, dsb)
*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 24
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.
PRESENTASI HASIL TIAPKELOMPOK
(5 menit)
Tiap kelompok kecil menunjuk salah satu wakil untuk mempresentasikan hasil di depan kelas. Sedangkan
kelompok lain dipersilahkan memperhatikan, mencatat dan memberi respon terhadap presentasi kelompok
lain.
PERUMUSAN HASIL DISKUSI MELALUI PERTEMUAN KELAS.
(15 menit)
Dari hasil presentasi dilakukan perumusan kembali melalui pertemuan kelas, karena itu perlu dipilih
secara aklamasi seorang siswa untuk mempimpin perumusan kembali hasil diskusi dan seorang
sekretaris.
Pendpt temanMenghargai
Tangg Jwb
Kedisiplinan
kejujuran
1 Ardi Prabowo 4 5 3 5 85/amat baik
*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 25
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.
Misal: Hasil pengamatan terhadap Ardi Prabowo diperoleh skor : tanggung jawab = 4;
kedisiplinan = 5, kejujuran = 3; menghargai pendapat teman sejawat = 5, maka nilai perilaku
sbb
17
Nilai Ardi Prabowo = X 100 85
20
Kriteria penilaian perilaku :
85 – 100 = amat baik
75 – 84 = baik
65 – 74 = cukup
≤ 55 – 0 = jelek.
Kesimpulan: Nilai Sikap perilaku Ardi Prabowo ketika berdiskusi = amat baik.
Petunjuk Penskoran:
Bila tiap soal di jawab oleh siswa dengan katagori:
• sangat sempurna diberi skor 5
• sempurna diberi skor 4
• kurang sempurna diberi skor 3
• tidak sempurna diberi skor 2
• Jawaban salah diberi skor 1
C Penilaian Tugas.
Bentuk kelompok kecil 4 orang, lakukan kunjungan ke lembaga terkait seperti Kepolisian,
Kepala Desa/Kelurahan, RW/RT atau Kepala Adat setempat, kemudian lakukan wawancara
dengan para tokoh dilembaga tersebut dan lakukan pencatatan terkait dengan Pelanggaran HAM
yang pernah terjadi di sekitar tempat tinggal Anda!
Pokok-pokok wawancara:
a. Jenis pelanggaran HAM yang pernah terjadi
b. Latar belakang terjadinya pelanggaran HAM
d. Landasan hukum terhadap pelanggaran HAM yang terjadi
e. Bentuk penyelesaian kasus pelanggaran HAM yang terjadi.
f. Peran para tokoh dalam menyelesaikan kasus pelanggaran HAM.
g. Apa yang bisa Anda harus lakukan dan tinggalkan dari hasil kajian tersebut!
Kemudian laporkan secara tertulis sebagai hasil karya ilmiah Anda!
Pemberian skor hasil tugas, dapat dilitentukan melalui indikator
a. Sistematika Laporan
b. Layout
*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 26
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.
c. Kelengkapan data
d. Iisi laporan
Teknik Penskoran:
Apabila tiap indikator memperoleh prediklat sbb:
Amat Baik, dibri skor =5
Baik, diberi skor =4
Cukup, diberi skor =3
Kurang, diberi skor =2
Kurang Sekali, dieri skor =1
*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 27
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.
TUGAS KELOMPOK
(waktu: 20 menit)
1. Setiap siswa dalam kelompok membaca dan mencermati gambar–gambar yang ada di lembar
informasi berikut ini;
*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 29
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.
Hutan Lindung
*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 30
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.
Mengidentifikasi jenis–jenis sumber daya alam dan kaitannya dengan kegiatan
ekonomi
Misal: Pantai sebagai sumber daya alam, kegiatan ekonomi: obyek wisata, jualan
sovenir/cindera mata, restoran, jasa, penginapan dsb.
Menjelaskan manfaat sumber daya alam yang ada di lingkungan setempat
Menjelaskan perlunya menjaga kelestarian sumber daya alam sekitar
Penilaian Afektif:
Penilaian afektif dapat dilakukan ketika proses pembelajaran secara kelompok untuk
mengobservasi perilaku siswa, dengan menggunakan format berikut ini:
Format Lembar Pengamatan (Penilaian afektif)
(1)Ketekun-an
(E)Ramah
(G)TanggJawb
(B)Kerajinan
(C)Kedisiplinan
(D)KerjaSama
(F)Kepe-dulian
No Indikator Meng- Nilai
Homati Rata-
Pendpt rata
Teman
Nama (H) (I)
Catatan: Penskoran
A = Baik sekali (skor 4)
B = Baik (skor 3)
C = Cukup (skor 2)
D = kurang (skor 1)
*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 31
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.
abcd e f g h
Keterangan: Nilai Rerata Afektif (NRA) = X 100
32
Teknik penskoran indicator seperti contoh di atas.
DAFTAR PUSTAKA
Udin, Wiranataputra, Prof. Dr., MA.dkk. 2007. Pedoman Pengembangan Silabus dan Model
Pembelajaran, Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Sagala, Syiful, Dr.; M.Pd. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Penerbit
Alfabeta;
Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007 tenang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang
Standar Isi
Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan.
Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2006 tenang
Pelaksanaan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 dan 23 Tahun 2006..
Republik Indonesia, 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan
Richey, R. 1986. The Theoritical and Conceptual Bases of Intructional Design. London:
Kogan Page
*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 32
Disajikan pada Seminar Nasional dan Pelatihan Pembelajaran tgl. 20 Maret 2008 di Kabupaen Selaya Propinsi Sulawesi Selatan.
*)Drs. Supandi, M.Pd - Widyaiswara Madya P4TK PKn dan IPS Malang Jawa Timur, HP. 081334701243 33