PENDAHULUAN
1
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan total 17.499
pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Salah satu wilayah laut yang
dimiliki Indonesia sebagai negara kepulauan yaitu perairan pedalaman. Perairan
pedalaman merupakan wilayah laut kedaulatan Indonesia yang belum ditetapkan.
Wilayah laut yang menjadi perairan pedalaman seharusnya didata dan
dipublikasikan.
Perairan pedalaman adalah semua perairan yang terleta pada sisi darat dari
garis air rendah di pantai-pantai Indonesia, termasuk semua bagian dari perairan
yang terletak pada sisi darat dari suatu garis penutup (Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 6 Tahun 1996 Tentang Perairan Indonesia 1996). Dalam
UNCLOS dikenel zona-zona laut yang berhak diklaim oleh suatu negara, yaitu
Perairan Kepulauan, Perairan Pedalaman, Laut Teritorial, Zona Tambahan, Zona
Ekonomi Eksklusif, dan Landasan Kontinen. Penentuan Perairan Pedalaman di
Indonesia menjadi penting karena terdapat aturan hukum yang berbeda di Perairan
Kepulauan dan Laut Teritorial dengan di Perairan Pedalaman. Penentuan perairan
pedalaman menjadi penting karena terdapat aturan hukum yang berbeda di
Perairan Kepulauan dan Laut Teritorial, dengan di Perairan Pedalaman. Di
perairan pedalaman keluar masuknya kapal asing meskipun berupa lintas damai
tidak diijinkan jika tidak mendapat ijin dari pemerintah Indonesia (UNCLOS
pasal 25). Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki yuridiksi atas laut
teritorial di luar garis pangkal kepulauan. Di dalam garis pangkalnya, Indonesia
memiliki yuridiksi atas perairan kepulauan dan perairan pedalaman. Pada
penelitian ini juga mengidentifikasi perairan pedalaman yang ada di perairan
Indonesia.
2
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
1. Mengetahui perubahan garis pantai yang terdapat pada data Pushidros-BIG
2018 dan data Demnas 2018 pada wilayah provinsi Lampung, Sumatera Selatan,
Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Barat,
Sumatera Utara, dan Aceh kemudian dilakukan analisis perubahan luas
pengelolaan lautnya.
3
Dalam melakukan identifikasi perairan pedalaman wilayah yang kami
lakukan identifikasi adalah semua Teluk yang ada di Pulau Sumatera, Pulau
Sulawesi, Pulau Nusa Bali, Pulau Maluku dan Pulau Papua.
BAB II
MANAJEMEN PEKERJAAN
4
menarik ujung garis pantai kearah laut dengan jarak 12 mil untuk batas
pengeloaan laut provinsi menggunakan software arcgis.
5
2) Pasal 18 Ayat (2). Daerah mendapatkan bagi hasil atas pengelolaan
sumberdaya alam di bawah dasar dan/atau di dasar laut sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
3) Pasal 18 Ayat (3). Kewenangan mengelola yang dimaksud pada ayat (1)
meliputi: eksplorasi, eksploitasi, konservasi, pengelolaan kekayaan laut,
pengaturan administratif, pengaturan tata ruang, penegakkan hukum, ikut
serta memelihara keamanan, ikut serta mempertahankan kedaulatan
negara.
4) Pasal 18 Ayat (4). Batas kewenangan paling jauh bagi provinsi adalah
12 mil, sementara untuk kabupaten/kota adalah sepertiganya.
5) Pasal 18 Ayat (5). Apabila jarak antar provinsi kurang dari 24 mil, maka
kewenangan mengelola dibagi sama jarak atau dengan prinsip garis tengah
(median line) untuk kabupaten/kota adalah sepertiga kewenangan provinsi.
6
dan kabupaten/kota yang saling berhadapan mendapat 1/3 bagian
dari garis pantai ke arah garis tengah;
c. Batas antara dua daerah kabupaten dan daerah kota dalam satu
daerah provinsi yang saling berhadapan dengan jarak kurang dari 12
(dua belas) mil laut, diukur berdasarkan prinsip garis tengah dan
kabupaten/kota yang berhadapkan mendapat 1/3 bagian dari garis
pantai ke arah garis tengah;
d. Batas daerah di laut untuk pulau yang berada dalam satu daerah
provinsi dan jaraknya lebih dari dua kali 12 mil laut, diukur secara
melingkar dengan lebar 12 mil laut untuk provinsi dan sepertiganya
untuk kabupaten/kota.
7
2.4 Profil Perusahaan
8
Gambar 2.1. Organisasi BIG
9
penyusunan rencana dan program, perumusan dan pengendalian kebijakan teknis,
pengolahan, penyimpanan, penggunaan data dan informasi geospasial dasar, serta
penyiapan pelaksanaan penelitian dan pengembangan, dan pelaksanaan kerja sama
teknis di bidang pemetaan batas wilayah.
10
Bidang Pemetaan batas Wilayah Administrasi mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan bahan penyususnan rencana dan program, perumusan dan pengendalian
kebijakan teknis, penyusunan norma, pedoman, prosedur, standar, dan spesifikasi,
pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penggunaan, dan pemutakhiran data dan
informasi geospasial dasar, serta pelaksanaan kerja sam teknis dengan badan atau
lembaga pemerintah, swasta, dan masyarakat di dalam dan/atau luar negeri di
bidang pemetaan batas wilayah administrasi.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
11
definisikan sebagai perairan pedalaman pada wilayah perairan Indonesia.
Penelitian ini menggunakan metode penarikan garis penutup teluk dengan syarat
Panjang garis penutup teluk maksimal 24 mil laut yang berarti sekecil apapun
lekukan pantai dapat di definisikan sebagai teluk.
3.2.2 Alat
Laptop HP BDFS7BUC
Laptop HP 14-AN004AU
Mouse
Software ArcGIS
Software Microsoft Office (Ms Word, Ms Excel)
3.3 Data
3.3.1 Luas Pengelolaan Laut
- Data Batas Administrasi Daerah
- Data Garis Pantai PUSHHIDROS Edisi Tahun 2018
- Data Garis Pantai DEMNAS Edisi Tahun 2018
- Data Verifikasi Pulau
- Data Report Toponim Pulau
12
3.3 Diagram Kerja
2.3.1 Diagram kerja pengolahan luas laut
13
Gambar 2.2. Diagram alir Pengelolaan Laut
14
dalam penentuan batas luas pengelolaan laut.
2.3.1.2 Pengolahan
Pada tahap ini kami melakukan pengolahan data yang kami dapatkan dari BIG
yaitu mengolah data Garis Pantai Pushidros-BIG edisi 2018, data Garis Pantai
Demnas edisi 2018, Data Batas Administrasi Daerah edisi 2018 dan Data
Verifikasi Pulau edisi 2006-2017 untuk mendapatkan hasil luas pengelolaan laut
provinsi. Dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Mengubah garis pantai polygon ke bentuk titik (point) dengan salah satu
tools pada ArcGIS yaitu Vertices to Point
Melakukan penarikan garis median line untuk menentukan batas bagi hasil
laut
Pada tahap ini hasi luas pengelolaan laut dari data Pushidros-BIG, Demnas 2018
dan Data 2015 dilakukan analisis perbandingan luasan pengelolaan lautnya.
15
Gambar 2.3. Diagram Perairan Pedalaman Alir Identifikasi
16
perairan pedalaman. Data yang kami dapatkan dari BIG adalah data Garis Pantai Demnas
edisi 2018 dan Data Toponim Teluk.
2.3.2.2 Pengolahan
Tahap ini kami melakukan pengolahan data Garis Pantai dan Toponim Teluk
untuk mengidentifikasi teluk mana yang dapat didefinisikan sebagai Perairan
Pedalaman dengan menggunakan software Arcgis.
Menentukan Garis Penutup Teluk adalah proses menentukan garis penutup
teluk dari data garis pantai dengan ketentuan pengambilan garis pangkal
dari garis terdalam pada daerah yang diidentifikasi sebagai teluk,
Menentukan Luas Teluk adalah proses menghitung luasan teluk dengan
menggunakan tools Calculator Geometri.
Menentukan Luas Setengah Lingkaran Teluk ini merupakan proses dimana
pada teluk yang telah diidentifikasi kemudian dihitung luas setengah
lingkarannya untuk penentuan kategori Perairan Pedalaman atau bukan,
Identifikasi Perairan Pedalaman ini adalah proses akhir yaitu kita memilih
atau menyeleksi teluk mana yang dapat didefinisikan sebagai Perairan
Pedalaman dengan ketentuan yang telah ditetapkan
Tabel hasil adalah membuat tabel hasil teluk yang telah didefinisikan
sebagai Perairan Pedalaman.
BAB IV
17
HASIL-HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.1.2 Hasil Luas Pengelolaan Laut
Hasil dari pengolahan pengelolan laut ini merupakan luasan hasil kelautan
antar provinsi di pulau Sumatera dengan membandingkan tiga data garis pantai
yaitu garis pantai 2015 yang bersumber dari Pengelolaan Luas Laut Badan
Informasi Geospasial, garis pantas DEMNAS 2018 dan garis pantai PUSHIDROS
2018 yang telah kami olah dengan metode Penarikan Media Line menggunakan
software ArcGIS. Berikut tabel hasil Pengelolaan laut di pulau Sumatera.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pembahasan Luas Pengelolaan Laut
Dalam penentuan luas bagi hasil laut ini mengacu pada UNCLOS dimana
disebutkan bahwa untuk bagi hasil laut provinsi itu berjarak 12 mil laut dari garis
pantai arah lautan.
1. Provinsi Lampung
19
Administrasi Daerah
Buffer 12 mil Demnas
Buffer 12 mil Pushidros
Perubahan terjadi dikarenakan perubahan garis pantai. Dimana pada data Pushidros
terdapat fitur pulau dan di data Demnas pulau tersebut tidak teridentifikasi, perubahan
lain dapat terjadi karena akibat Gelombang Tsunami, Arus, Pasang Surut, Angin.
2. Bangka Belitung
Luas bagi hasil laut Pushidros 2018 Luas bagi hasil laut Demnas 2018
37162.00354
Gambar 4.2.2.3.km
2
Luas Bagi
35614.11228 km2
Hasil Laut Provinsi Babel
Administrasi Daerah
Buffer 12 mil Demnas
Buffer 12 mil Pushidros
Perubahan terjadi dikarenakan perubahan garis pantai. Dimana pada data Pushidros
terdapat fitur pulau dan di data Demnas pulau tersebut tidak teridentifikasi. Begitupun
sebaliknya. perubahan lain dapat terjadi karena akibat Gelombang Tsunami, Arus,
20
Pasang Surut, Angin.
Gambar 4.2.2.4. Overlay data Demnas dan Pushidros Babel
3. Kepulauan Riau
Luas bagi hasil laut Pushidros 2018 Luas bagi hasil laut Demnas 2018
Administrasi Daerah
Buffer 12 mil Demnas
Buffer 12 mil Pushidros
21
Perubahan terjadi dikarenakan perubahan garis pantai. Dimana pada data Demnas
terdapat fitur pulau dan di data Pushidros pulau tersebut tidak teridentifikasi. perubahan
lain dapat terjadi karena akibat Gelombang Tsunami, Arus, Pasang Surut, Angin.
Gambar 4.2.2.6. Overlay data Demnas dan Pushidros Kepri
4. Riau
Luas bagi hasil laut Pushidros 2018 Luas bagi hasil laut Demnas 2018
Administrasi Daerah
Buffer 12 mil Demnas
Buffer 12 mil Pushidros
Perubahan terjadi dikarenakan perubahan garis pantai. Dimana pada data Demnas
terdapat fitur pulau dan di data Pushidros pulau tersebut tidak teridentifikasi. Begitupun
sebaliknya. perubahan lain dapat terjadi karena akibat Gelombang Tsunami, Arus,
Pasang Surut, Angin. 22
Gambar 4.2.2.8. Overlay data demnas dan pushidros Riau
5. Aceh
Luas bagi hasil laut Pushidros 2018 Luas bagi hasil laut Demnas 2018
23
Administrasi Daerah
Buffer 12 mil Demnas
Buffer 12 mil Pushidros
Perubahan terjadi dikarenakan perubahan garis pantai. Dimana pada data Pushidros
terdapat fitur pulau dan di data Demnas pulau tersebut tidak teridentifikasi. perubahan
lain dapat terjadi karena akibat Gelombang Tsunami, Arus, Pasang Surut, Angin.
24
Administrasi Daerah
Buffer 12 mil Demnas
Buffer 12 mil Pushidros
Perubahan terjadi dikarenakan perubahan garis pantai. Dimana pada data Pushidros
terdapat fitur pulau dan di data Demnas pulau tersebut tidak teridentifikasi. perubahan
lain dapat terjadi karena akibat Gelombang Tsunami, Arus, Pasang Surut, Angin.
Luas bagi hasil laut Pushidros 2018 Luas bagi hasil laut Demnas 2018
25
Administrasi Daerah
Buffer 12 mil Demnas
Buffer 12 mil Pushidros
Perubahan terjadi dikarenakan perubahan garis pantai. Dimana pada data Pushidros
terdapat fitur pulau dan di data Demnas pulau tersebut tidak teridentifikasi. perubahan
lain dapat terjadi karena akibat Gelombang Tsunami, Arus, Pasang Surut, Angin.
26
Teluk
Setengah Lingkaran Teluk
Garis Pantai
27
Teluk
Setengah Lingkaran Teluk
Garis Pantai
BAB V
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari melakukan beberapa pekerjaan yang telah di
paparkan pada laporan ini yaitu sebagi berikut:
Dari hasil pengelolaan laut dengan menggunakan dua data yaitu data Pushidros
2018 dan data Demnas 2018 dapat hasilkan luasan pengelolaan laut masing-
masing provinsi di pulau Sumatera. Terdapat perbedaan luas pengelolaan laut
diantara kedua data tersebut hal ini dikarenakan pada salah satu data ada beberapa
fitur pulau yang tidak teridentifikasi sehingga terjadilah perbedaan luas
pengelolaan laut.
Dari hasil pengolahan perairan pedalaman yang kami lakukan didapat total
231 teluk yang telah kami identifikasi. Terdapat total 212 teluk yang memenuhi
syarat perairan pedalaman sesuai UNCLOS. Dan terdapat pula total 21 teluk yang
tidak memenuhi syarat perairan pedalaman hal ini disebabkan oleh beberapa
28
faktor seperti luas teluk lebih kecil dari luas setengah lingkaran, panjang garis
penutup teluk lebih dari 24 mil.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dalam penelitian Pengelolaan Laut dan
Identifikasi Perairan Pedalaman.
1. Sebelum memulai untuk melakukan pemutakhiran data menggunakan
perangkat lunak ArcGIS, sebaiknya, dilakukan rekap data untuk menghindari
adanya kesalahan pemutakhiran data, serta mempermudah dalam hal pelaksanaan
pemutakhiran data tersebut.
2. Mempelajari fungsi-fungsi tools dalam perangkat lunak ArcGIS, yang berkaitan
dalam pelaksanaan Pengelolaan Laut dan Identifikasi Perairan Pedalamaan
3. Beri warna yang berbeda untuk shapefile polygon yang sedang dilakukan
pemutakhiran, agar tidak terjadi kekeliruan pemutakhiran wilayah lain yang
bersebelahan, serta hal tersebut mepermudah pekerja agar terfokus pada wilayah
yang sedang dimutakhirkan.
4. Sebaiknya gunakan PC/laptop dengan kapasitas RAM yang besar, agar saat
proses pembuatan Luas Pengelolaan Laut dan Identifikasi Perairan Pedalaman
dapat berjalan dengan lancar dengan hasil yang maksimal.
29