Anda di halaman 1dari 2

Dapat disimpulkan bahwa generalisasi mempunyai ruang lingkup dalam hal proses perkecilan skala sebuah peta dan

tingkat
Satelit altimetry (Sistem Radar- (atau Laser-) berbasis Satelit) kerumitan dalam penyajian unsur-unsur atau objek-objek pada peta.
• Sensor Radar memancarkan impuls termodulasi frekuensi arah arah pendek di Ku, Ka, dan / atau C-band Pekerjaan Desain dan Konstruksi Peta Laut Penyimbolan (Symbolization)
• Frekuensi pembawa tipikal 13.5-13.8 GHz (Ku-band) dengan frekuensi pengulangan pulsa 1-4 KHz. Pemetaan unsur-unsur permukaan bumi disajikan dengan simbol pada peta. Simbol-simbol peta berpengaruh terhadap
• Pulsa pendek dipantulkan di permukaan laut, tersebar oleh angin dan gelombang dan diterima setelah sekitar 5 ms oleh keefektifan komunikasi peta. Karakteristik planimetrik pada pembuatan desain simbol disajikan dalam bentuk simbol titik,
antena altimeter yang terpasang di satelit. garis, dan luasan. Berikut adalah penjelasan dari
Detail pengulangan jenis-jenis simbol tersebut.
Tidak dilakukan Pengulangan pengamatan di jalur yang sama, Pengamatan berulang pada pass yang sama tidak pada posisi 1. Simbol titik (point)
yang sama Untuk membandingkan pengamatan tersebut, mereka harus diinterpolasi ke posisi yang sama (mis. Pusat BIN) Simbol titik digunakan untuk merepresentasikan posisi unsur muka bumi secara independen. Contoh simbol titik untuk
nearest neighbor interpolation(Tetangga Terdekat) merepresentasikan titik kedalaman, dan lokasi mercusuar. Penyajian simbol titik dipengaruhi oleh skala, sebagai contoh:
Ini adalah rata-rata tertimbang, yang dihasilkan dari estimasi kuadrat terkecil jika ketinggian permukaan laut dimodelkan bentuk area suatu kota pada peta skala kecil disajikan sebagai simbol titik, tetapi jika disajikan pada skala besar dapat
oleh konstanta berupa simbol luasan.
strategi untuk memodelkan permukaan laut rata-rata 2. Simbol garis (line)
Menggunakan ketinggian permukaan laut multi-misi dalam ukuran tutup di sekitar semua node dari grid reguler global Simbol garis digunakan untuk merepresentasikan unsur-unsur muka bumi yang mempunyai bentuk linier atau garis yang
Melakukan rata-rata tertimbang (atau teknik gridding yang lebih kompleks) di semua node grid memanjang tetapi bukan suatu area. Sebagai contoh dari simbol garis adalah isogram yang merupakan sebuah garis yang
Misi yang berulang memberikan rata2 yang baik digunakan untuk mengindikasikan kedalaman air pada peta laut.
3. Simbol luas (area)
Data misi geodetik hanya digunakan sekali untuk perbedaan permukaan laut
Simbol area digunakan untuk merepresentasikan unsur-unsur di muka bumi yang berbentuk suatu area dengan batas yang
pasti atau batas perkiraan. Dalam penyajiannya, bentuk, dan ukuran area dipengaruhi oleh skala peta.
altimetri memiliki sampling ruang waktu yang tidak teratur, Trek menaik dan menurun diamati pada hari yang berbeda
Simbol kartografi juga dapat dibedakan atas data kualitatif yaitu data posisi
dari siklus berulang
kualitatif, data linier kualitatif, dan data areal kualitatif. Data posisi kualitatif
Semua data trek diasumsikan diamati secara bersamaan, Untuk siklus berulang 35 hari ini bermasalah karena variasi
meliputi :
permukaan terlalu besar!
1. piktorial atau simbol deskriptif, simbol dalam bentuk piktorial merupakan bentuk yang mendekati keadaan sebenarnya
Ringkasan
dari data spasial yang akan disajikan, seperti simbol pohon, dan simbol mercusuar,
Analisis berulang-ulang menunjukkan variabilitas permukaan laut pada trek tanah tunggal dan dapat menyimpulkan
2. geometrik atau simbol abstrak, simbol geometrik adalah suatu simbol yang menggambarkan bentuk reguler seperti
kecepatan geostropik lintas-jalur
lingkaran, segitiga, segiempat, dan lain sebagainya, serta
Diagram Hovmueller adalah plot garis bujur yang menunjukkan pergeseran SLA ke arah barat 3. huruf, simbol huruf adalah suatu bentuk simbol yang terdiri dari huruf-huruf atau gabungan dari huruf-huruf dan angka,
Interpolasi dan kisi-kisi sangat penting untuk menghubungkan data ketinggian permukaan laut yang tidak teratur ke misalnya huruf B untuk menyatakan lokasi kantor kabupaten.
lokasi tetap (pusat BIN atau node dari kisi reguler global) Data linier kualitatif meliputi garis tepi (neatline) untuk membatasi area pemetaan, garis lintang dan bujur, garis pantai,
Pemodelan ketinggian permukaan laut rata-rata menerapkan rata-rata kuadrat-terkecil dan kisi-kisi data multi-misi dan batas administratif, batas laut, sungai, dan jalan. Sedangkan data areal kualitatif menggunakan tingkatan warna dan pola
dapat dikombinasikan dengan memperkirakan komponen kecepatan geostropik (pattern) untuk menyatakan klasifikasi area seperti untuk menyatakan area hutan, padang rumput, dan zona laut.
Peta Laut
Analisis crossover adalah yang paling efisien alat untuk memperkirakan kesalahan radial dari sistem altimeter dan untuk Peta (map) didefinisikan sebagai suatu gambaran/bayangan muka bumi yang disajikan pada suatu bidang datar dengan
mengkalibrasi silang misi kontemporer dengan konfigurasi orbit yang berbeda memperhatikan sistem proyeksi peta dan skala peta (Riqqi, 2006). Tiga prinsip utama yang terdapat didalam peta yaitu
menyatakan posisi atau lokasi suatu tempat pada permukaan bumi, memperlihatkan pola distribusi dan pola spasial dari
Teknik analisis data altimeter fenomena alam dan buatan manusia, serta merekam dan menyimpan informasi permukaan bumi (Riqqi,2006).
Analisis berulang-ulang, Diagram Hovmueller, Interpolasi dan Gridding, Pemodelan Permukaan Laut Rata-rata, Analisis Peta laut atau dikenal dengan istilah nautical chart merupakan sebuah peta yang dirancang secara spesifik untuk memenuhi
Crossover, Analisis Harmonik, Analisis Pasang Surut Laut, Memperkirakan Topografi Lautan Dinamis, Pemulihan medan kebutuhan navigasi laut dengan menampilkan:
gravitasi • kedalaman dari air dan fisiografi submarine khususnya memperhatikan bahaya-bahaya navigasi,
teknik analisis yang paling relevan untuk altimetri satelit • bentuk dasar (nature), dan tingkatan dari bentuk pantai dan bentuk dasar dari dasar laut,
dapat mengidentifikasi dan meningkatkan kesalahan radial sistem altimeter • variasi pertolongan (aids) untuk navigasi, dan
Dapat mengkalibrasi silang misi altimeter kontemporer, bahkan yang terbang dengan konfigurasi orbit yang berbeda • fitur-fitur kultur laut dan beberapa detail topografi yang bermanfaat untuk navigasi laut (Haas, 1986).
Dapat memperkirakan model bias keadaan laut dan Fungsi dari peta laut adalah sebagai sumber informasi penting dan sekaligus sebagai peralatan operasional untuk pelaut,
sehingga pelaut dapat melakukan empat observasi dasar dari peta laut yaitu menentukan posisinya dalam setiap waktu,
Dapat mengidentifikasi dan mengukur kesalahan tag waktu altimeter menentukan alur perjalanan, mengidentifikasi fitur untuk kepentingan pengamanan, dan pengoperasian kapal, serta untuk
mengidentifikasi berbagai fasilitas kelautan.Adapun beberapa fitur yang ditampilkan pada peta laut adalah sebagai
Di wilayah kecil, kesalahan radial dapat dimodelkan,Untuk area yang lebih luas, kesalahan radial harus dimodelkan dengan berikut(Haas, 1986) :
fungsi yang lebih kompleks • garis pantai (shoreline),
Analisis Harmonik (adalah pendekatan yang paling tepat jika periode atau frekuensi diketahui) • foreshore dan area-area kering (drying areas),
• Memvariasikan radiasi matahari menyebabkan variasi musiman permukaan laut akibat pemanasan dan ekspansi volume • angka kedalaman (sounding) dan drying height,
air lapisan atas • kontur kedalaman,
• Daya tarik gravitasi Matahari dan Bulan menyebabkan variasi pasang surut dengan variasi tergantung pada orbit matahari • kualitas dari dasar,
dan bulan • pertolongan untuk navigasi,
• analisis harmonik adalah pendekatan yang paling tepat jika periode atau frekuensi diketahui • objek-objek yang mencolok (conspicuous objects),
• fitur-fitur kebudayaan laut, dan
Ringkasan • topografi dan fitur-fitur kebudayaan lainnya.Luas area yang dicakup oleh peta laut dapat ditentukan oleh dua faktor yaitu
• Analisis crossover adalah alat paling efisien untuk memperkirakan kesalahan radial dari sistem altimeter dan untuk skala yang digunakan dan standar maksimum ukuran neatline yaitu 100,12 x 75,57 cm atau 109 x 82 menit.
mengkalibrasi silang misi kontemporer dengan konfigurasi orbit yang berbeda Sebuaah peta laut diproduksi dalam satu kesatuan dari lima layout yang bebeda
Sebuah peta selain menampilkan unsur geografis secara visual dalam bentuk titik, garis, dan luasan, juga menampilkan
• Analisis Harmonik penting untuk diperoleh, mis. osilasi musiman permukaan laut - berselang-seling di belahan bumi
dalam bentuk variable visual tipografis (teks) untuk penamaan unsur-unsur geografis pada peta sesuai dengan nama
Utara dan Selatan
geografisnya di lapangan (toponimy) dengan mempertimbangkan teknik dan estetika dalam penempatan teksnya
• Topografi Lautan Dinamis (DOT) juga dapat diperkirakan dengan pendekatan geodetik. Namun keduanya, ketinggian (Soendjojo, 2000). Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penamaan unsur pada peta (Prihandito, 1989) adalah
permukaan laut dan geoid harus disaring secara konsisten sebagai berikut
• Karena permukaan laut dekat dengan geoid, pengurangan ketinggian permukaan laut oleh DOT-ketinggian menyediakan • Corak / macam huruf, meliputi Bold (ketebalan garis), dan Serifs (coretan pada awal dan akhir setiap huruf).
ketinggian geoid yang dapat dikaitkan dengan potensi yang mengganggu dari medan gravitasi Bumi.
• Bentuk huruf, meliputi huruf besar, huruf kecil, kombinasi huruf besar kecil, tegak (Roma, upright), dan miring (Italic).
Cycle : Waktu yang dibutuhkan satelit untuk kembali ke titik semula, Ascending : Pergerakan satelit ke atas, Descening : Huruf-huruf pada kartografi modern disebut Sans Serif atau Gotic.
Pergerakan satelit ke bawah, Pass : Pergerakan ascending dan descending kembali ke titik awal(1cycle=2pass)
1)Repeat pass analisis : Mencari pasut, pass sama cycle beda, 2)Houmuler diagram :Mencari arus, pass sama cycle beda, • Ukuran huruf, dinyatakan dalam istilah point size. Satu point size memiliki tinggi kurang lebih 0,35 mm (1/72 inchi).
3)cross over analisis: mencari koreksi, pass beda cycle sama • Kontras antara huruf dengan latar belakang.
misi dan proyek altimetrik yang direncanakan • Metode letering, dibagi dalam tiga kategori yaitu stick up lettering (penempatan huruf), computer-assisted lettering
Jason 2 memberikan data yang akurat dengan mendekatkan satelit ke bumi (Jarak 315 km) hambatannya pergantian (letering dengan bantuan computer), dan sistem mekanis untuk latering dengan tinta
waktu reguler • Penempatan nama / huruf, terdapat beberapa aturan untuk penempatan nama, yaitu :
Cryosat 2 :Melihat perubahan volume es di kutub memiliki resolusi dari 16 km, memakai 2 antena • Susunan nama-nama dalam suatu peta harus teratur. Sejajar dengan tepi bawah peta (untuk peta skala besar) atau sejajar
dengan garis paralel/grid (untuk peta skala kecil) atau nama-nama harus ditempatkan dari bawah ke atas untuk nama-nama
Saral : Memiliki resolusi terbaik, diameter lebih dari 10 km dan memakai k band, dapat meningkatkan ketelitian di
di bagian kiri peta dan dari atas ke bawah untuk nama-nama di bagian kanan peta. Hal ini juga berlaku bagi nama-nama
daerah pesisir
yang sejajar dengan meridian,
Sentinel 3 :Telah ditambahkan dengan dtm(digital terrain modeling) untuk meningkatkan cakupan dekat garis • Nama-nama dapat memberi keterangan dari unsur berbentuk titik, garis, dan luasan sebagai berikut :
pantai,resolusi tidak akan lebih baik dari 13 km jika tidak di proses ulang dengan mengggunakan gelombang radio micro • Unsur titik, penamaan diletakkan di samping kanan agak ke atas dari unsur tersebut
dapat ketelitian sekitar 3.5 cm rms • Unsur berbentuk memanjang, nama sebaiknya diletakkan sejajar unsur tersebut. Apabila unsur cukup lebar, nama
diletakkan di dalam. Namanama untuk unsur yang memanjang, sebaiknya diulang pada jarak tertentu.
Champ(Challeging mini satelit payload) : Satelit pertama yang dapat mengukur gaya berat (454 km) dapat hasil anomali • Unsur luasan, sebaiknya nama ditempatkan memanjang sehingga menempati 2/3 dari panjang daerah. Penempatan dari
gaya berat untuk mencari geoid, memakai orbit retribution data 128 ! (vaktorial) diluncurkan tanggal 15-7-2000 ddengan huruf-huruf sedapat mungkin menunjukkan karakteristik dari bentuk daerah itu.
roket cosmos dari rusia Parameter Orbit :Kemiringan -87derajat, akhit misi 300 km, Orbit lingkaran dekat, Tanpa siklus • Nama-nama harus terletak bebas satu dengan lainnya, tidak terganggu oleh simbol-simbol lainnya, dan tidak boleh saling
berulang akhir misi 19-9-2010 Payload : 3d accelometer, memiliki 16 saluran GPS,Laser retro reflektor, fluxgate berpotongan, kecuali apabila ada nama yang huruf-hurufnya mempunyai jarak (spacing) yang jelas.
magnetometer, overhause magnetor meter, digital ion drift meter, kamera bintang. Tujuan Misi : Medan gayaberat: • Apabila nama-nama harus ditempatkan melengkung, bentuk dari lengkungan harus teratur dan tidak boleh terlalu tajam
Variabel & waktu variabel, Altimetri GPS (Eksperimen), Medan magnet : Bidang inti & kerak, Bidang listrik pengamatan, lengkungannya
Suara atmosfer Data : bservasi GPS untuk penentuan orbit (antena atap), Suara atmosfer (antena tampak depan / belakang) • Dalam hal banyak nama-nama yang terpusat di suatu daerah, diatur sedemikian rupa sehingga terlihat distribusi nama-
dan sinyal pantulan untuk altimetri GPS (antena nadir). - Akselerasi dengan resolusi 3x10-9 m / s2 untuk mengamati nama di tempat itu tidak terlalu padat dibanding dengan daerah lain di peta, tetapi harus dijaga sampai ada keraguan unsure-
percepatan non-gravitasi. Instrumen :GPS pod antena, star sensor, accelerometer,s-band antena,digital ion driftmeterand unsur mana yang diwakili oleh nama-nama tersebut.
langumuir probe, overhauser msgnetometer, optical bench with fluxgate magnetometer and star sensor. • Angka ketinggian/kedalaman dari garis kontur ditempatkan di celah-celah tiap kontur dan penempatannya harus
Sperikal harmonik series = gabungan dari banyak gelombang gaya berat (super posisi gelombang) sedemikian rupa sehingga tiap angka terbaca ada arah mendaki lereng. Penyimpangan dari aturan ini boleh dilakukan
Geoid adalah bidang ekuipotensial medan gayaberat bumi yang berimpit dengan muka laut rata-rata global, yang apabila terjadi angka-angka menjadi terbalik dari arah pembaca peta, hingga sulit untuk dibaca.
digunakan sebagai bidang acuan untuk penentuan posisi vertikal atau tinggi suatu titik di permukaan bumi. • Pemilihan jenis huruf tergantung sepenuhnya pada perencanaan (kartografer) sendiri. Akan tetapi jenis-jenis huruf
Kartografi merupakan sebuah disiplin yang meliputi ilmu, teknik, dan seni dalam proses perancangan dan produksi peta. haruslah fit pada keseluruhan peta. Ada beberapa aturan tentang pemakaian jenis huruf, misalnya huruf-huruf tegak lurus
Seperti halnya kartografi pada umumnya, kartografi kelautan juga memiliki definisi yang sama. Namun berbeda pada untuk unsur-unsur buatan manusia, huruf miring untuk nama-nama unsur alam, tetapi pada dasarnya tidak ada aturan yang
produk peta yang dihasilkannya, kartografi kelautan menghasilkan peta laut atau dikenal dengan nautical chart (Haas, pasti tentang hal ini, dan tetap pemilihan jenis huruf diserahkan sepenuhnya pada kartoografer.
1986). • hubungan antara letering dan reproduksinya.
Beberapa faktor lain yang harus diperhatikan dalam peta laut antara lain:
Ruang lingkup pekerjaan kartografi terdiri dari lima proses yaitu (Prihandito,1989) : • batas lembar peta laut,
• lampiran,
1. seleksi data (objek/unsur) untuk pemetaan • kompas dan variasi magnetik,
2. manipulasi dan generalisasi data, • informasi pasut,
3. pekerjaan desain (simbol-simbol), dan konstruksi peta (proyeksi peta), • pola geometris radionavigasi (radionavigation Lattices),
4. teknik reproduksi peta, • catatan dan diagram
5. revisi peta. • judul peta, dan
Berikut ini merupakan penjelasan terhadap ruang lingkup kartografi di atas dan diterapkan secara khusus untuk kartografi • warna
kelautan. Suatu peta laut dirancang atas tujuan dari tiap-tiap penggunaannya, setiap pencapaian tujuan tersebut harus memperhatikan
Seleksi Unsur Untuk Pemetaan Laut spesifikasi. Dalam kaitannya dengan peta batas laut, tujuan peta batas laut yaitu untuk memberikan informasi batas laut
Tahapan awal dari kegiatan kartografi adalah melakukan seleksi terhadap data-data atau unsur-unsur yang akan ditampilkan dengan spesifikasi batas laut tersebut terdapat pada landasan hukum laut dunia yang berlaku yaitu UNCLOS 1982.
di peta. Penyeleksian tersebut dilakukan berdasarkan tujuan dari peta laut dan berhubungan dengan skala. Sebagai contoh Goce (Gravity field and Ocean circulation explorer) : data 256 ! memakai graviti gradien, dekat dengan bumi 255 km ,
pemilihan unsur yang akan disajikan pada peta laut seperti informasi lokasi mercusuar, nama pelabuhan, bentuk pantai, diluncurkan tanggal 17-3-2009 dari rusia Parameter Orbit :Kemiringan 96,5 derajat,tinggi 225 km, orbit dekat dengan
dan karakteristik pantai. matahari akhir misi : 11-11-2013, Muatan : Gradiometer, Receiver GPS, dengan12 saluran, SREM :Monitor Lingkungan
Manipulasi Dan Generalisasi Unsur Sebuah peta berfungsi menyajikan objek-objek geografis di permukaan bumi, namun Radiasistandar, Laser Retro Reflektor. Tujuan Misi : Penentuan Geoid dengan akurasi 1-2 cm dan Resolusi spasial 100
dalam penyajiannya peta tersebut tidak dapat ditampilkan dengan ukuran skala 1:1 sesuai dengan kenyataannya di km. Data : Pengamatan GPS untuk Penentuan Orbit (Antena Atap) - Pengamatan Gradiometer dari Perbedaan Akselerasi
lapangan. Oleh karena itu, diperlukan suatu teknik manipulasi atau teknik kompilasi dan teknik penggambaran peta yang di sepanjang garis dasar von 0,5 m. Meassurment Noise of Gradiometer: 3 mE = 3x10-12s-2. - Kompensasi Akselerasi
disebut dengan generalisasi. non-gravitasi oleh Sistem Drag-Free
Generalisasi dilakukan dengan cara penyederhanaan (simplification) informasi dan penyimbolan (symbolization) Grace follow on : Diluncurkan awal tahun 2018 dari amerika. Parameter Orbit : Kemiringan 89 derajat, tinggi 490 km
informasi. Penyederhanaan informasi bertujuan untuk menjamin sebuah peta dapat dengan mudah dibaca dan dapat dekat orbit melingkar, Tanpa siklus berulang, Durasi misi :5 tahun. Operasi Misi : DLR. Muatan : Microwave raging,
dipercaya. Contoh apabila sebuah peta mengalami pengecilan skala, terdapat beberapa faktor seperti ketebalan garis, Laser,Interferometer demonstrator, 3d accelometer, GPS receiver dengan24 chanel, Laser retro reflector, 3 star kamera,
ukuran huruf, dan bentuk simbol akan dapat dengan Mission Goals : Medan gravitasi (variabel statis & waktu), Atmosfere sounding. Data : GPS Pengamatan untuk penentuan
mudah dilihat dan dibaca tanpa mengurangi karakteristik dari peta aslinya. Oleh karena itu, semakin diturunkannya skala orbit (antena atap) dan Atmosfer terdengar (depan / belakang). - Jarak antar-satelit dengan akurasi μm dengan 2 frekuensi
sebuah peta maka memerlukan ruang yang relatif lebih besar untuk setiap elemennya. Hal ini dinamakan eksagerasi. (Microwave), 40 nm (Laser Interferometer). - Akselerasi non-gravitasi dengan resolusi 1x10-10 m / s2
Penyederhanaan informasi tidak akan berarti bila penyimbolan dilakukan dengan tidak tepat. Penyimbolan informasi yang Short wave leng : Teliti susah (10-100 km), long wave lengh : Kurang Teliti MUDAH (100-1000 KM)
baik dapat meningkatkan hasil dari penyederhanaan informasi. Seluruh objek di peta dapat disimbolkan, seperti garis batas, Data yang didapatkan dari satelit altimetri Cxx(degegre) dan Sxx(orde), Gravity altimetri (Panjang gelombang mewakili
rute perjalanan, dan pola-pola yang menyatakan karakteristik dari garis pantai, serta rawa-rawa. seluruh data sepanjang gelombang) semakin panjang gelombang semakin tidak teliti, short baseline (1. Planar spectral 2.
Generalisasi kartografi dibatasai oleh dua faktor yaitu tujuan penggunaan peta dan skala. Peta laut sebagai peta yang Least square colection)
digunakan untuk navigasi membutuhkn ketelitian yang tinggi, dan menggunakan simbol-simbol peta yang mendukung Altimetri tidak dapat mengukur batimetri secara langsung altimetri hanya mengestimasi batimetri dengan gaya berat yang
dalam keperluan navigasi. Sedangkan pembatasan oleh skala, semakin kecil skala peta maka derajat generalisasi kartografi diketahui dengan menggunakan transfer fungtion(1 Planar spectral 2. Least squar)
akan semakin besar. Sebaliknya, bila skala peta besar seperti pada peta pelabuhan, maka skala tidak akan menjadi pembatas Mss = Geoid +DOT (Dynamic Ocean Topograpy) + atmosphere preasure
yang begitu berarti karena tidak diperbolehkan sebuah peta mengalami pembesaran skala. Sebagai contoh, apabila sebuah Arus : -suhu,((-Densitas/salinitas( remote sensing)), -Tekanan(Seasurface Topografy))
peta mempunyai skala sebesar 1 : 50.000 kemudian skala peta tersebut akan diperkecil menjadi 1 : 100.000 maka ukuran Ocean Dynamic : Wave, Curent(Surface current, Internal curent), tides,sedimen transport
dan bentuk objek dari peta skala 1 : 50.000 akan mengalami generalisasi yang cukup besar ketika digambarkan pada peta Metode Orbit Petrubation : real orbit computednya didapat dengan satelit gps dapat digunakan dengan semua satelit
skala 1 : 100.000.
Grace : memakai 2 satelit untuk mengukur gaya berat (485 km) memakai gravity distribance ketelitian hingga 10^-9 data altimeter, dan noise dari altimeter. Sistem kesalahan dan bias yang kedua yaitu kesalahan dan bias yang terkait dengan
256 ! memakai kaband (gelombang terbaik), mengukur perubahan rentang satu arah ganda antara kedua satelit dengan propagasi sinyal yang terdiri dari refraksi ionosfer, refraksi troposfer (komponen kering dan basah). Yang ketiga adalah
presisi 1 micrometer perdetik. Instrumen : accelometer, k band ranging,GPS Receiver,star camera,center of mass trim kesalahan dan bias yang terkait dengan satelit meliputi kesalahan orbit, kesalahan sistem koordinat dari stasiun-stasiun
mechanism, Laser retro reflector. Misi Berakhir antara tahun 2016/2017, tidak bisa hidup terus menerus dikarenakan kontrol. Sistem kesalahan dan bias yang keempat yaitu kesalahan dan bias yang terkait dinamika muka laut berupa bias
masalah baterai, elektromagnetik (perbedaan antara muka laut rata-rata dengan muka laut pantulan rata-rata yang disebabkan oleh
Satelit Gravimetri : tinggi 700 kilo dari permukaan laut. Tracking : 1)SST-hi (high-low) menggunakan champ dengan 1 tingkat kekasaran muka laut yang tidak homogen secara spasial), skewnes bias (beda tinggi antara muka laut pantulan
satelit memakai anomali potensial /geoid, 2)SST-ll (Low-low) ketinggian 700km grace dan goce memakai 2 satelit. Gravity rata-rata dengan muka pantulan median yang diukur oleh penjejak satelit yang disebabkan oleh distribusi tinggi muka
distrubance. laut yang tidak normal). Dengan perkembangan teknologi, resolusi data ukuran jarak altimeter semakin baik, dari sekitar
Gravity gradiometry : Accelometer(Alat ukur percepatan),
1 meter pada tahun 1973 sampai dengan 1-2 sentimeter pada saat sekarang ini. Namun demikian tingkat ketelitian akhir
Beda Peta Laut dan Peta Darat
dari jarak ukuran akan sangat tergantung pada tingkat kesuksesan pereduksian dan pengeliminasian dari kesalahan dan
Peta laut sangat berpengaruh terhadap kondisi objek di laut,
Peta darat :Sni dikeluarkan oleh bsn bsn atas pengaruh big dan berdasakan kugi(katalok unsur geografi indonesia) bias yang mengkontaminasi data ukuran.
Peta laut :berpedoman dengan chart number 1 dikeluarkan oleh iho Misi Misi Satelit Altimetri.Sejak peluncuran Skylab pada tahun 1973, sampai dengan saat ini sudah cukup banyak misi
1)Data dan informasi yang disampaikan(warna, banyak, skala) yang dikeluarkan noaa 1:10000) satelit altimetri yang diluncurkan dengan objektifnya masing-masing. Misi-misi tersebut antara lain GEOS-3, SEASAT,
2) dasar : Peta Laut(IHO &CHART no1), Peta darat(SNI peta dan Kusal ) GEOSAT, ERS-1, TOPEX/POSEIDON, dan ERS-2. Setiap sistem satelit altimetri umumnya mempunyai karakteristik orbit
3) Sumber : Peta Laut (Survey Hidrografi), Peta darat (Survey topografi& Remote sensing) dan altimeter tersendiri. Selain itu satelit altimetri juga mempunyai bentuk konfigurasi tubuh yang berbeda-beda.
Obstekel : Wilayah yang berbahaya memiliki kedalaman yang berubah secari tiba2 dibaning sekitarnya Sebagai contoh untuk satelit TOPEX/Poseidon, selain dilengkapi dengan altimeter, satelit juga membawa sensor-sensor
Peta Laut jarang rapih karena memiliki kegunaan yang berbeda dibandingkan peta darat yaitu untuk navigasi, haluan, microwave radiometer, antena GPS, antena DORIS, dan Laser Retroreflectors (LRR). Sedangkan untuk ERS-1, selain
pelabuhan dll oleh karena itu semua yang terdapat laut harus dituangkan ke peta laut. membawa radar altimeter, satelit juga dilengkapi dengan sensor-sensor wind scatterometer (SCAT), sysnthetic aperture
Peta sinop : Peta yang memuat gambar sebaran suatu unsur cuac, contoh ketinggian, suhu,angin,kelembapan diatas luas radar (SAR), LRR, Along Track Scanning Radiometer (ATSR) Microwave Sounder, ATSR Infrared Radiometer, Precise Range
pada saat tertentu(Merupakan Peta cuaca). and Range Rate Equipment (PRARE). Sedangkan satelit ERS-2, disamping altimeter radar juga membawa sensor-sensor
Pertemuan aula 1.HIDROGRAFI UNTUK INDUSTRI O&G SAR, SCAT, ATSR, Microwave Sounder, Global Ozon Monitoring Experimant (GOME), PRARE, dan LRR.Contoh-contoh
2.Survei Multibeam Echosounder Menggunakan EIVA Navisuite Kuda Aplikasi Satelit Altimetri Seperti sudah disebutkan sebelumnya, aplikasi satelit altimetri dalam bidang geodesi dan bidang
3.Dasar Survei Multibeam Echosounder terkait lainnya antara lain penentuan topografi permukaan laut (SST), penentuan topografi lapisan es, penentuan
Survei Batimetri karakteristik dan pola arus, pasut, dan gelombang, penentuan penentuan kecepatan angin di atas permukaan laut,
Survei Batimetri adalah survei untuk membuat peta batimetri atau peta kedalaman laut beserta informasi pendukungnya
penentuan geoid di wilayah lautan, penentuan batas laut dengan lapisan es, serta unifikasi datum tinggi di wilayah
(garis pantai, unsurunsur geografis pesisir dan laut, SBNP, bahaya pelayaran, alur pelayaran, dll
kepulauan. Yang dimaksud dengan SST (Sea Surface Topography) adalah deviasi muka laut dari permukaan geoid, yaitu
» Metode Survei Batimetri : (Mekanik: Tongkat Tali) Akustik (SBES MBES) Elektromagnetik (LIDAR Satelit Satelit
Multispektral Satelit Altimetri) perbedaan dalam tinggi ellipsoid antara permukaan laut dengan permukaan geoid. SST sendiri dapat dibagi atas dua
Konsep MBES komponen, yaitu komponen statik dan dinamik. Komponen statik terutama disebabkan oleh arus laut, efek meteorologis,
Kedalaman (d) dan posisi/jarak (y) adalah fungsi dari sudut miring pancaran ( garpu) serta inhomogenitas pada distribusi salinitas dan temperatur air laut. Sedangkan komponen dinamik terutama
Jika (alfa) adalah arah heading kapal, maka: disebabkan oleh fenomena gelombang, pasang surut, dan variasi tekanan udara. Pada pengamatan dengan satelit
Posisi dan Kedalaman hasil pengukuran MBES sangat sensitif terhadap rotasi kapal altimetri yang teramati pada saat pengukuran adalah SST sesaat, sedangkan yang ingin diketahui umumnya adalah SST
Peralatan Survei MBES statik. Untuk memperolehnya maka dilakukan pengamatan dalam fungsi waktu kemudian dilakukan perata-
MBES, Sistem Penentuan Posisi, Motion Reference Unit (MRU),Gyro (Heading),Sound Velocity Profiler, Komputer dan rataan.nSatelit altimetri juga dapat dimanfaatkan untuk mempelajari variasi SST terhadap waktu dalam skala spasial
Perangkat Lunak Akuisisi Data, Sistem Catu daya regional, mempelajari variasi dari MSL (Mean Sea Level) terhadap waktu, menentukan variasi spasial dari anomali gaya
Pra-survei berat (gravity anomaly), mengestimasi kecepatan dan pola arus laut, mengestimasi tinggi gelombang signifikan dan juga
Desain Lajur, Instalasi Peralatan Survei, Pengukuran Offset, Konfigurasi peralatan input dan output ,Latency Test ,Patch kecepatan angin.
Test, Kalibrasi Gyro, Kalibrasi Kecepatan Suara
Aplikasi Survei Batimetri
Pemetaan Batimetri, Infrastruktur dan Bangunan Pesisir dan Lepas Pantai,Monitoring Alur Pelayaran dan Prinsip Kerja Satelit Altimetri (Sumber: Radar Altimetry Tutorial, 2011) Persamaan yang digunakan untuk mendapatkan
Pelabuhan,Pertahanan Militer, Pemetaan Habitat Dasar Laut, Interpretasi Kolom Air. ketinggian satelit di atas permukaan laut (Range) dijelaskan dalam persaman: Range = c(tt-tr)/2 Dimana: Range :
Grab sampler : Pengambilan sampel tanah di dasar laut ketinggian satelit terhadap permukaan laut (m). c : kecepatan gelombang elektromagnetik. (m) tt : waktu saat
Sub-bottom profiler (SBP) merupakan salah satu sistem akustik yang mentransmisi gelombang suara, baik digunakan mentransmisikan gelombang (s). tr : waktu saat menerima gelombang (s) Aplikasi satelit altimetri dalam bidang geodesi
dengan cara ditarik (towed) maupun ditanam pada lambung kapal (mounted). Prinsip kerja SBP sama dengan single beam dan bidang terkait lainnya antara lain penentuan Sea Surface Topography, Sea Surface Height, penentuan topografi
echosounder (SBES), yang membedakan hanyalah frekuensi yang digunakan (Davis et al. 2002) SBP bekerja pada frekuensi lapisan es, penentuan karakteristik dan pola arus, pasang surut air laut dan gelombang, penentuan penentuan kecepatan
yang lebih rendah dibandingkan SBES karena SBP ditujukan untuk melihat profil lapisan sedimen Kelemahan dari sistem angin di atas permukaan laut, penentuan geoid di wilayah lautan, penentuan batas laut dengan lapisan es, serta unifikasi
SBP adalah luasan area yang mampu dicakup lebih sempit bila dibandingkan dengan instrumen akustik yang lebih datum tinggi di wilayah kepulauan. Satelit altimetri juga dapat digunakan untuk menganalisis Zona Potensi Penangkapan
modern, seperti multibeam echosounder. Ikan. Data altimetri yang digunakan yaitu Absolute Geostrophic Velocities
Gravimeter adalah alat untuk mengukur gaya berat.. Teknik penentuan gravity field dan kemudian geoid dengan
menggunakan teknologi satelit terbagi menjadi 2 teknik, yaitu secara geometrik dan secara dynamic. Secara geometrik
dengan memanfaatkan kombinasi dari satelit altimetri dengan satelit GPS. Sementara itu secara dynamic dilakukan
menggunakan misi-misi satelit gravimetri. Teknik kombinasi dari satelit altimetri dengan satelit GPS (teknik geometrik)
secara prinsip sederhananya yaitu dengan membandingkan jarak yang diperoleh dari satelit altimetri dengan tinggi yang
diperoleh dari GPS dalam fungsi waktu. Sementara itu teknik satelit gravimetry secara prinsip sederhananya yaitu dengan
melakukan penjejakan terhadap satelit, maka kita dapat menentukan seberapa besar penyimpangan orbit satelit akibat
pengaruh gaya gravitasi dan kemudian dapat dihitung seberapa besar perbedaan medan gaya berat bumi dibandingkan
dengan massa sebuah titik.
Metode penentuan gravity field dan geoid menggunakan misi-misi dari Satelit Gravimetri mulai banyak dikembangkan
saat ini. Jika bumi dianggap sebagai ellipsoid dengan massa yang homogen, maka medan gaya beratnya akan memiliki
suatu medan massa tertentu dan orbit satelit akan berbentuk ellips yang sempurna. Dengan melakukan penjejakan
terhadap satelit, maka kita dapat menentukan seberapa besar penyimpangan orbit satelit dan kemudian dapat dihitung
seberapa besar perbedaan medan gaya berat bumi dibandingkan dengan massa sebuah titik. Ini merupakan cara yang
baik untuk mendapatkan kenampakan gelombang panjang (long wavelength) dari medan gaya berat. Untuk menentukan
derajat (degree) yang lebih tinggi maka kita memerlukan data gaya berat terestris. Misi Satelit Gravimetri diantaranya
bernama GRACE (Gravity Recovery And Climat Experiment) dan GOCE (Gravity field and steady-state Ocean Circulation
Explorer).
GRACE (Gravity Recovery And Climat Experiment) merupakan sistem satelit gravimetri hasil kerjasama antara NASA
(National Aeronautics and Space Administration) dengan DLR (Deutsches Zentrum fur Luft-und Raumfahrt). Tujuan
utama dari misi GRACE ini yaitu untuk menyediakan informasi yang cukup akurat dari model gravity field bumi untuk
jangka waktu proyek selama 5 tahun. Estimasi secara temporal berkala dari gravity field bumi dapat diperoleh berikut
variasinya yang terjadi.Tujuan lainnya (secondary mission) dari misi GRACE yaitu menyediakan informasi mengenai
besaran bias ionosfer dan troposfer yang dapat memperlambat dan melengkungkan sinyal pengukuran GPS. Alat yang
dipasang pada satelit GRACE untuk penyediaan informasi ini berupa Lim Sounding. Alat ini dapat memberikan besaran
TEC (Total Electron Content) dan atau refraktivitas dalam ionosfer dan troposfer. Teknik dari GRACE ini yaitu mendeteksi
perubahan Gravity filed bumi dengan cara memonitor perubahan jarak yang terjadi antara pasangan 2 satelit GRACE pada
orbitnya. Kedua satelit ini saling melaju pada track orbit dengan jarak satelit satu ke satelit kedua sekitar 220 kilometer.
Kedua satelit ini terkoneksi oleh K-band microwave link untuk menghitung perbedaan jaraknya secara pasti, dan seberapa
besar perubahannya dengan akurasi lebih baik dari 1um/s. Untuk melihat precise attitude dan pergerakan akibat gaya
non gravitasi dari satelit, untuk itu kedua satelit dilengkapi dengan star camera dan akselerometer. Sementara itu posisi
dan kecepatan satelit ditentukan dari sistem GPS yang ikut terpasang di kedua pasangan satelit GRACE tersebut.
GOCE (Gravity field and steady-state Ocean Circulation Explorer) adalah misi satelit dari ESA dalam bidang geodesi dan
geodinamik berupa kombinasi dari SGG (Satellite Gravity Gradiometry) dan SST (Satellite-to-Satellite Tracking). Misi ini
merupakan salah satu misi utama dari ESA Earth Explorer Programe yang dicanangkan di pertemuan Granada pada
tanggal 12-14 oktober 1999. Kontrak misi dimulai pada bulan november tahun 2001.Obyektif dari misi GOCE yaitu untuk
menentukan gravity field statis berupa geoid dan gravity anomali dengan akurasi 1 sentimeter untuk tinggi geoid, dan 1
miligal untuk gravity anomali, pada spasial grid 100 kilometer dipermukaan bumi bahkan kurang. Data dari GOCE
menyediakan model yang unik dari gravity field bumi dan juga dalam hal representasi bidang ekipotensial yang diwakili
oleh geoid. Misi GOCE memberikan support terhadap berbagai kepentingan aplikasi dari multi disiplin ilmu. Misi GOCE
yang dilakukan merupakan misi yang melengkapi misi-misi satelit lainnya dalam bidang yang sama yaitu CHAMP
(diluncurkan 15 juli 2000) dan GRACE (diluncurkan pada tanggal 17 maret 2002). Misi GOCE ini diharapkan dapat
membantu Earth Science (ilmu kebumian) untuk memahami lebih baik dari proses dinamika bumi yang terjadi dalam
interior bumi dan permukaan bumi. Contohnya, pengetahuan akan geoid yang baik akan bermanfaat bagi studi distribusi
masa di bumi padat, intepretasi perubahan muka laut (sea level change), studi arus laut, ocean heat transport, studi iklim,
dan prediksi dari dinamika bumi.

Sistem satelit altimetri berkembang sejak tahun 1975, ketika diluncurkannya sistem satelit Geos-3. Pada saat ini secara
umum sistem satelit altimetri mempunyai tiga objektif ilmiah jangka panjang yaitu: mengamati sirkulasi lautan global,
memantau volume dari lempengan es kutub, dan mengamati perubahan muka laut rata-rata (MSL) global.

Dalam konteks geodesi, objektif terakhir dari misi satelit altimetri tersebut adalah yang menjadi perhatian. Dengan
kemampuannya untuk mengamati topografi dan dinamika dari permukaan laut secara kontinyu, maka satelit altimetri
tidak hanya bermanfaat untuk pemantauan perubahan MSL global, tetapi juga akan bermanfaat untuk beberapa aplikasi
geodetik dan oseanografi seperti yang diberikan [SRSRA, 2001; Seeber, 1993]:
– Penentuan topografi permukaan laut (SST)– Penentuan topografi permukaan es– Penentuan geoid di wilayah lautan–
Penentuan karakteristik arus dan eddies– Penentuan tinggi (signifikan) dan panjang (dominan) gelombang– Studi pasang
surut di lepas pantai– Penentuan kecepatan angin di atas permukaan laut– Penentuan batas wilayah laut, dan es– Studi
fenomena El Nino– Manajemen sumber daya laut– Unifikasi datum tinggi antar pulau

Begitu banyak hal yang dapat kita pelajari dengan mengaplikasikan teknologi Satelit Altimetri, sehingga teknologi ini mulai
menjadi trend baru dalam dunia science dan rekayasa geodesi kelautan, oceanografi, dan bidang-bidang ilmu terkait
lainnya.
Prinsip Dasar Satelit Altimetri Satelit Altimetri diperlengkapi dengan pemancar pulsa radar (transmiter), penerima pulsa
radar yang sensitif (receiver), serta jam berakurasi tinggi. Pada sistem ini, altimeter radar yang dibawa oleh satelit
memancarkan pulsa-pulsa gelombang elektromagnetik (radar) kepermukaan laut. Pulsa-pulsa tersebut dipantulkan balik
oleh permukaan laut dan diterima kembali oleh satelit. Informasi utama yang ingin ditentukan dengan satelit altimetri
adalah topografi dari muka laut. Hal ini dilakukan dengan mengukur ketinggian satelit di atas permukaan laut dengan
menggunakan waktu tempuh dari pulsa radar yang dikirimkan kepermukaan laut, dan dipantulkan kembali ke satelit.
Untuk mengeliminasi efek dari gelombang serta gerakan muka laut berfrekuensi tinggi lainnya, jarak ukuran adalah jarak
rata-rata dalam daerah footprint. Dari data rekaman waktu tempuh sinyal kita dapat menentukan posisi vertikal
permukaan laut, topografi muka laut (SST), Undulasi Geoid, Topografi es, lokasi dan kecepatan arus laut. Dari data
amplitudo gelombang pantul kita dapat memperoleh informasi mengenai kecepatan angin sepanjang permukaan
groundtrack satelit, dan batas laut serta es. Sementara itu dari data bentuk dan struktur muka gelombang pantul kita
dapat melihat tinggi gelombang, panjang gelombang dominan, informasi termoklin, dan kemiringan lapisan es.
Kesalahan dan Bias pada sistem Satelit Altimetri Secara umum kesalahan dan bias yang mempengaruhi data
pengamatan satelit altimetri terbagi menjadi empat sistem kesalahan. Yang pertama adalah kesalahan dan bias yang
terkait dengan sensor meliputi kesalahan waktu altimeter, kesalahan kalibrasi altimeter, kesalahan pengarahan (pointing)

Anda mungkin juga menyukai