Anda di halaman 1dari 10

A.

SISTEM KOORDINAT CIS (CONVENTIONAL INERTIAL SYSTEM)


Sistem koordinat Conventional Inertial System (CIS) merupakan sistem referensi
koordinat kartesian tiga dimensi yang biasa digunakan untuk mendefinisikan posisi dan
pergerakan satelit serta benda-benda langit lainnya. CIS memiliki sifat geosentrik
(berpusat pada bumi) dan terikat langit, sehingga dikenal juga sebagai sistem ECSF
(Earth-Centered Space-Fixed). Sistem ini tidak berotasi dengan bumi, tetapi ikut
berevolusi bersama bumi.
Karakteristik dasar CIS yaitu :
1. Titik nol sistem koordinat ini adalah pusat bumi dan sumbu-sumbu sistem
koordinatnya terikatnya ke langit.
2. Sumbu X mengarah ke titik semi (vernal equinox) pada epok standar J2000.0 dan
terletak pada bidang ekuator bumi.
3. Sumbu Z mengarah ke CEP (Conventional Ephemeris Pole) pada epok standar
J2000.0
4. Sumbu Y tegak lurus sumbu X dan Z dan membentuk sistem koordinat dengan tangan
kanan.

Sumbu Z

CEP J2000.0

Bidang ekliptika

Pusat bumi Sumbu Y

ᵞ Bidang ekuator

Titik semi
Sumbu X ernal Equinox)
(
V Gambar 1. Sistem Koordinat Referensi CIS

Pengikatan sumbu-sumbu sistem koordinat CIS ke langit dapat dilakukan terhadap


beberapa benda langit, diantaranya:
1. Sumber gelombang radio ekstra-galaktik seperti kuarsar. CIS dapat direalisasikan
dengan metode VLBI, CIS ini dinamakan radio-CIS.
2. Bintang-bintang, seperti pada catalog bintang FK5. CIS dapat direalisasikan dengan
pengamatan bintang dan dinamakann stellar-CIS.
3. Planet dan satelit artificial bumi. CIS dapat direalisasikan dengan metode astrometri,
LLR, SLR, Doppler, GPS, Glonass, dan dinamakan dynamical-CIS.
Berikut beberapa mekanisme realisasi CIS sebagai fungsi dari target, teknik, dan stasiun
bumi yang digunakan.

TARGET TEKNIK STASIUN BUMI

Bintang Radio Pulsa Timing

(Radio) Milisec VLBI Mobile VLBI

Pulsar

Kuasar ΔVLBI/VLA Fixed VLBI

Bintang (Optik) Radar+S/C Radiometric Ranging Sites

Bulan Ranging

Bulan Astromtery Stasiun LLR

Satelit LLR Mobile/fixed

SLR SLR

Doppler Mobile/fixed Doppler

GPS Stasiun GPS

Gambar 2. Hubungan antara beberapa realisasi CIS

Pada sistem CIS ini koordinat dinyatakan dalam besaran-besaran jarak (X,Y,Z) atau
sistem Kartesian yang biasanya digunakan untuk mendeskrisikan posisi satelit yang
relatif dekat dengan bumi. Selain itu,Zdigunakan juga besaran-besaran sudut (α,δ) atau
sistem asensiorekta yCanEgPdiJg2u0
na0k0a.n0untuk mendeskripsikan posisi obyek yang relatif
jauh
dari permukaan bumi seperti bintang dan kuasar. Bintang
δ Y
α

Bidang Ekuator
Titik semi
X
Gambar 3. Sistem CIS (Asensia rekta, deklinasi)

B. Sistem Koordinat Referensi CTS

Sistem koordinat Conventional Terestrial System (CTS) merupakan sistem referensi


koordinat kartesian tiga dimensi yang biasa digunakan untuk mendefinisikan posisi dan
pergerakan titik-titik dipermukaan bumi. Sistem ini tidak berotasi dengan bumi, tetapi
ikut berevolusi bersama bumi. Sistem CTS memiliki karakteristik :
1. Titik nol merupakan pusat bumi (Earth Centred) dan sumbu-sumbu sistem
koordinatnya terikat ke bumi (Earth Fixed)
2. Sumbu X berada dalam bidang meridian Greenwich dan terletak pada bidang ekuator
bumi
3. Sumbu Z mengarah ke CTP (Conventional Terestrial Pole), dimana CTP merupakan
kutub menengah bola langit pengganti CIO (Convenional International Origin). CIO
merupakan posisi rata-rata sumbu rotasi bumi dari tahun 1900 sampai 1905
4. Sumbu Y tegak lurus sumbu X dan Z dan membentuk sistem koordinat tangan kanan
Pengikatan sumbu-sumbu sistem koordinat ini dilakukan dengan menggunakan
sekumpulan titik (kerangka dasar) yang koordinatnya ditentukan dengan pengamatan
benda-benda langit dan satelit artificial bumi. Berdasarkan metode pengamatannya, maka
dikenal beberapa sistem CTS yaitu CTS VLBI, CTS SLR, dan CTS GPS. Contoh
kerangka realisasi CTS yang banyak digunakan yaitu WGS 1984 dan ITRF
(International Terrestrial Reference System).

Sumbu Z

CTP
Meredian
Greenwich

Pusat
bumi Sumbu Y

Bidang Ekuator Bumi


Sumbu X

Gambar 4. Sistem Koordinat Referensi CTS


C. HUBUNGAN CIS DAN CTS SERTA MATRIKNYA
Sistem koordinat CIS dan CTS dapat ditransformasikan antarsesamanya dengan
menggunakan besaran presesi, nutasi, rotasi bumi termasuk gerakan kutub. Hal tersebut
dapat kita deskripsikan dalam suatu operasi matriks. Jika suatu titik berada pada
permukaan celestial dengan posisi vektor r, maka
rCTS = SNP rCIS
Presisi dan Nutasi
Sumbu rotasi bumi dan bidang ekuator tidak terikat ke langit tetapi berotasi bersama
dalam sebuah sistem inersia. Hal tersebut disebabkan karena adanya gaya gravitasi bulan
dan matahari di sekitar ekuator. Gerakan tersebut terdiri dari komponen sekuler rata-rata
(presisi) dan komponen periodik (nutasi).

Posisi rata-rata dapat ditransformasikan terhadap referensi epok t0 J2000.0 dengan syarat
epok observasi t menggunakan matriks presisi, yaitu :

(Sumber : Satelite Geodesy, Seeber)


T = (t-t0) dihitung dengan kalender Julian
Transformasi dari rata-rata ekuator dan ekuinox menjadi ekuator dan ekuinox sebenarnya
untuk epok observasi diketahui maka menggunakan matriks nutasi, yaitu :

(Sumber : Satelite Geodesy, Seeber)


Dimana menurut IAU (International Astronomical Union)
(Sumber : Satelite Geodesy, Seeber)
Rotasi Bumi dan Gerakan Kutub
Untuk mentransformasikan sistem yang terikat ke langit menjadi sistem terrestrial
konvensioanl memerlukan tiga parameter yaitu GAST (Greenwich Apparent Sideral
Time), xp dan yp (koordinat kutub bumi).

(Sumber : Satelite Geodesy, Seeber)


(Sumber : Satelite Geodesy, Seeber)
Sedangkan menurut Abidin dalam bukunya Geodesi Satelit, transformasi sistem
koordinat CIS dan CTS adalah sebagai berikut :
Jika XCIS = (XI, YI, ZI)
XCTS = (XT, YT, ZT)
Maka transformasi antara keduanya dirumuskan :
XCTS = M. S. N. P XCIS
Dimana :
M = matriks rotasi untuk gerakan kutub (polar motion)
S = matriks rotasi untuk rotasi bumi (earth rotation)
N = matriks rotasi untuk nutasi (nutation)
P = matriks rotasi untuk presesi (precession)

(Sumber : Geodesi Satelit, Abidin)


Transformasi CIS dan CTS dari buku Seeber dan Abidin sama, hanya formasi rumus
transformasinya yang berbeda, sedangkan matrik transformasinya sama yaitu
berparameter pada nutasi, presisi, rotasi bumi dan gerakan kutub. Secara umum,
transformasi CIS dan CTS dapat dilihat pada bagan berikut.
(sumber : Geodesi Satelit, Abidin)

DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Hassanudin. 2001. Geodesi Satelit. PT Pradnya Paramita : Jakarta
Anonim. Jaring Kontrol Horizontal. Badan Standarisasi Nasional
Seeber, Gunter. 2003. Satelite Geodesy. Walter de Gruyter : Berlin

Anda mungkin juga menyukai