Pasal 1
PENGERTIAN
PasaI 2
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan dan Baku Pedoman Peraturan Perusahaan ini adalah untuk menciptakan
hubungan kerja yang balk, mengatur kewajiban dan hak pegawal terhadap Perusahaan ataupun
sebaliknya sehingga terwujud ketenangan kerja dan produktivitas kerja maksimal yang
bermanfaat bagi kedua belah pihak.
Pasal 3
RUANG LINGKUP
Peraturan Perusahaan ini mengatur hal-hal yang bersifat umum, Yang bersifat khusus dan hal-hal
lain yang belum diatur dalam Peraturan Perusahaan ini akan diatur dengan Surat Keputusan
Pimpinan, memo Internal dan surat sejenisnya yang sifatnya resmi.
Sepanjang suatu hal tidak diatur dalam Peraturan Perusahaan ini atau dalam peraturan lain yang
dikeluarkan oleh perusahaan, berlaku ketentuan sebagaimana diatur dalam undang-undang dan
peraturan pemerintah yang berlaku.
BAB II
HUBUNGAN KERJA
Pasal 4
Perjanjian Kerja
1. Hubungan kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara Pimpinan Perusahaan dan
Pegawai.
2. Setiap adanya kesepakatan bersama untuk saling bekerja sama, maka Hubungan Kerja dapat
berupa lisan yang kemudian diperkuat dengan surat keterangan- berupa Akte Kerja Bersama
1
3. Perjanjian kerja yang dibuat secara tertulis sekurang-kurangnya memuat
a) nama, alamat perusahaan, dan jenis usaha;
b) nama, jenis kelamin, umur, dan alamat pekerja
c) jabatan atau jenis pekerjaan;
d) tempat pekerjaan;
e) besarnya pendapatan dan cara pembayarannya dapat berupa lampiran Surat Keterangan
Penghasilan;
f) syarat-syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban pengusaha dan pekerjA
g) mulai dari jangka waktu berlakunya perjanjian kerja;
h) tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat; dan
i) tanda tangan para pihak dalam perjanjian kerja.
4. Ketentuan dalam perjanjian kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) huruf f, tidak boleh
bertentangan dengan peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama, dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku kecuali telah disepakati bersama atau yang dikecualikan
dalam akta kerja bersama
5. Perjanjian kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dibuat sekurang-kurangnya rangkap 2
(dua), yang mempunyai kekuatan hukum yang sama, Kepala Pegawai dan Anggota Pegawai
masing-masing mendapat 1 (satu) perjanjian kerja.
6. Perjanjian kerja tidak dapat ditarik kembali dan atau diubah, kecuali atas persetujuan para
pihak
7. Perjanjian kerja yang dipersyaratkan secara tertulis dengan ditandatangani kedua belah pihak
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
8. Ada 4 jenis perjanjian kerja yaitu:
a) Perjanjian tenaga kerja Magang (TKM)
b) Perjanjian tenaga kerja untuk waktu tertentu (TKWT)
c) Perjanjian tenaga kerja untuk waktu tidak tertentu, (TKWTT)
Pasal 5
Perjanjian Tenaga Kerja Magang (TKM)
1. Perjanjian kerja untuk Tenaga Kerja Magang mensyaratkan ketentuan ketentuan khusus yang
diatur dalam akta perjanjian kerjasama.
2. Masa kerja magang tidak akan dihitung sebagai masa kerja pegawai.
3. Perjanjian Kerja akan dievaluasi setiap 3 (tiga) bulan sekali dan dapat diperpanjang jika
diputuskan untuk diperpanjang.
4. Perjanjian kerja dapat diperpanjang maksimal 2 kali yang kemudian akan di angkat menjadi
Tenaga Kerja Waktu Tertentu (TKWT)
5. Perjanjian kerja magang, pegawai mendapatkan haknya sesuai dengan Pedoman
Kepegawaian pegawai ini atau yang tercantum dalam pasal-pasal akta perjanjian kerja.
2
Pasal 6
Perjanjian Tenaga Kerja Waktu Tertentu (TKWT)
1. Perjanjian kerja ini terutama diberikan kepada mitra professional yang memiliki keahilan
tertentu.
2. Perjanjian kerja untuk TKWT didasarkan atas jangka waktu atau selesainya suatu pekerjaan
tertentu.
3. Perjanjian kerja untuk TKWT dapat mensyaratkan adanya masa percobaan kerja,
4. Perjanjian kerja untuk TKWT dapat diadakan untuk pekerjaan yang bersifat tetap.
5. Perjanjian kerja untuk TKWT dapat diperpanjang atau diperbaharui.
6. Perjanjian kerja untuk TKWT hanya dapat dibuat untuk pekerjaan tertentu yang menurut jenis
dan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu, yaitu:
7. Pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya;
8. Pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu lama dan paling
lama 3 (tiga) tahun; Pekerjaan yang bersifat musiman; atau Pekerjaan yang berhubungan
dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk tambahan yang masih dalam percobaan atau
penjajakan.
9. Perjanjian kerja untuk TKWT yang didasarkan atas jangka waktu tertentu dapat diadakan
untuk paling lama 2 (dua) tahun dan hanya boleh diperpanjang 1 (satu) kali untuk jangka
waktu paling lama 1(satu) tahun.
10. Perjanjian kerja untuk TKWT, pegawai mendapatkan haknya sesuai dengan pedoman ini di
BAB VIII
Pasal 7
Perjanjian Tenaga Kerja Untuk Waktu Tidak Tertentu (TKWTT)
1. Perjanjian kerja untuk TKWTT mensyaratkan percobaan kerja yakni melalui 2 (dua) kali
perpanjangan perjanjian TKWT atau minimal kerja selama dua tahun.
2. Masa percobaan kerja tidak akan dihitung sebagai masa kerja pegawai.
3. Perjanjian Kerja akan dievaluasi setiap 2(dua) tahun sekali dan dapat diperpanjang jika
diputuskan untuk diperpanjang.
4. Perjanjian kerja dapat diperpanjang secara terus- menerus selama saling membutuhkan.
5. Perjanjian kerja untuk TKWTT, pegawai mendapatkan haknya sesuai dengan Pedoman
Kepegawaian pegawai ini atau yang tercantum dalam pasal-pasal akta perjanjian kerja.
Pasal 8
Perkawinan antar pegawai
Apabila antar pegawai akan melaksanakan perkawinan untuk menjaga suasana kerja yang
kondusif maka salah satu pegawai yang bersangkutan harus mengundurkan diri.
3
BAB III
PENERIMAAN PEGAWAI
Pasal 9
Ketentuan Umum Penerimaan Pegawai
1. Penerimaan pegawai disesuaikan dengan rencana kebutuhan dan penambahan tenaga yang
diseuaikan dengan kebutuhan perusahaan secara nyata, bendasarkan atas luas bidang usaha,
kapasitas pekerjaan, dan beban pekerjaan yang tercermin dalam formasi pegawai dan struktur
organisasi perusahaan.
2. Penerimaan pegawai dilakukan melalui prosedur rekrutmen yang ditetapkan oleh perusahaan,
3. Calon Pegawai yang diterima adalah yang memenuhi persyaratan usia, pendidikan, keahlian,
sesuai dengan persyaratan jabatan yang ditetapkan,
4. Calon pegawai yang terikat penjanjian kerja Magang & TKWT yang dapat menyelesaikan
masa percobaan dan dinyatakan lulus dapat menjadi TKWTT atau TKP
5. Calon pegawai yang terikat penjanjian kerja TKWT yang telah berakhir masa kerjanya dapat
memperpanjang jika memenuhi persyaratan yang ditetapkan perusahaan.
6. Pegawai TKP akan mendapat surat pengangkatan yang ditetapkan dengan Surat Keputusan
Pimpinan.
Pasal 10
Prosedur penerimaan pegawai
Penerimaan pegawai dilakukan melalui perekrutan dan seleksi. Proses perekrutan dapat melalul
iklan di media, atau menggunakan saluran instansi pemerintah, swasta dan atau dengan cara
lainnya yang dipandang perlu. Pelamar dapat dipertimbangkan untuk diterima bekerja dengan
memenuhi persyaratan umum maupun persayaratan khusus melalui proses seleksi.
1. Persyaratan Umum
A. Warga Negara Indonesia.
B. Usia.
a. Staf minimal 18 tahun, maksimal 30 tahun.
b. Supervisor minimal 25 tahun, maksimal 33 tahun.
c. Manajer maksimal 40 tahun.
d. Mitra Kerja Profesional maksimal 35 tahun,
4
Pasal 11
Materi Seleksi Penerimaan Pegawai
Pasal 12
PENYELEKSI
Pimpinan dapat menunjuk pegawai, instansi lain untuk mengadakan seleksi, penyaringan dan
pengujian terhadap setiap pelamar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pasal 13
LANGKAH-LANGKAH PENERIMAAN PEGAWAI
5
BAB IV
ORIENTASI KERJA dan WAKTU KERJA
Pasal 14
Ketentuan Umum Masa Penerimaan Pegawai
Pegawai sebelum bekerja wajib mengikuti orientasi kerja. Selama menjalani orientasi kerja
pegawai diberi pelatihan pembekalan sesuai informasi atau jabatan yang dituangkan dalam
jadwal pelatihan pembekalan.
Pasal 15
MATERI TRAINING PEMBEKALAN
Pasal 16
MASA PERCOBAAN
1. Setiap pegawai baru harus menjalani masa percobaan selama 3 (tiga) bulan setelah menjalani
tandatangan akte kerjasama
2. Masa percobaan dapat diperpanjang selama 3 (tiga) bulan lagi jika di anggap perlu karena
kasus tertentu
3. Selama masa percobaan, pegawai tidak berhak atas fasilitas kesehatan,
4. Selama masa percobaan, baik perusahaan maupun pegawai dapat sewaktu-waktu
memutuskan hubungan kerja. Dalam hal ini perusahaan tidak memberikan pesangon maupun
ganti rugi dalam bentuk apapun.
5. Pada akhir masa percobaan, pegawai percobaan akan mendapat surat pemberitahuan tentang
status hubungan kerja selanjutnya yang dikeluarkan oleh Unit Fungsional di bidang
Kepegawaian.
Pasal 17
Waktu kerja Normal Pegawai
1. Hari Kerja
Hari kerja adalah jumlah hari setiap bulannya dikurangi dengan jumlah hari Libur.
2. Hari Libur
a. Hari-hari libur resmi adalah hari - hari Libur Nasional, yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Untuk petugas non operasional diperbolehkan mengambil hari libur sesuai dengan
6
ketentuan hari libur nasional kecuali ditugaskan untuk melaksanakan pekerjaan yang
khusus ditugaskan oleh perusahaan
b. Untuk petugas operasional hari libur menyesuaikan kebutuhan dari operasional
perusahaan yang diatur dalam Jadwal kerja shif.
Pasal 18
Ketentuan Jam Kerja
1. Setiap pegawai bekerja selama minimal 7 jam kerja efektif ( tidak termasuk Istirahat) per hari
yang di tuangkan dalam jadwal kerja dalam lampiran surat perjanjian kerja.
2. Setiap hari pegawai diberikan istirahat dalam bekerja selama 1 jam.
3. Jam kerja untuk pegawai yang melayani pelanggan langsung atau mengoperasionalkn usaha
dimulai dari pukul 08.00-08.00 WIB ke esokan harinya (24 jam) setiap hari dan hari Senin
sampai hari Minggu dan hari libur nasional lainnya, dibagi menurut jadwal kerja yang telah di
tentukan.
4. Jam kerja untuk pegawai yang menjalankan tugas sebagai manajemen kantor dimulai pada
pukul 07.30 sampai 16.00 dari hari Senin sampai Sabtu,
5. Bila dipandang perlu oleh pihak perusahaan maka pegawai akan diberikan jam kerja melebihi
jam kerja yang diatur dalam buku peraturan ini.
Pasal 19
Perhitungan waktu Kerja Normal
Waktu kerja yang dianggap memenuhi kehadiran dan berhak mendapatkan tunjangan kehadiran
atau tunjangan lainnya yang telah ditentukan adalah
1. Hadir kerja sesuai jam kerja .
2. Hadir kerja karena menggantikan rekan pegawai lain yang berhalangan hadir.
3. Hadir kerja karena tugas yang ditugaskan pimpinan / yang berwenang / negara dengan
dilampiri bukti tugas yang diembannya.
4. Melakukan tugas khusus baik di dalam lingkungan atau pun di luar lingkungan kerja
yang telah ditentukan secara tertulis oleh pimpinan atau yang berwenang
5. Tidak hadir kerja dikarenakan Mengambil cuti tahunan (maksimal 12 hari kerja) dan
bukan cuti khusus
6. Tidak hadir kerja karena alasan penting yang diatur dalam Undang- Undang Tenaga
Kerja (lihat Bab VII).
7. Tidak hadir kerja karena cuti khusus yang di tetapkan oleh pimpinan.
Pasal 20
Perhitungan waktu kerja lembur
1. Waktu kerja lembur adalah waktu yang dianggap memenuhi kehadiran karena
melakukan pekerjaan di luar waktu kerja normal yang telah ditentukan dalam
ketentuan lembur tersendiri.
2. Waktu Kerja Lembur dihitung berdasarkan catatan pada Surat Perintah Kerja Lembur
yang diisi dan disetujui oleh Atasan Langsung sesuai dengan ketentuan yang berlaku
yang dikeluarkan oleh perusahaan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan perusahaan.
7
Pasal 21
Ketentuan Waktu Kerja Lembur
1. Kerja Lembur adalah pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai yang melebihi waktu kerja
untuk kepentingan perusahaan pada hari – hari kerja atau pada hari libur atas penintah /
persetujuan atasan yang berwenang
2. Prinsip kerja lembur adalah:
a. Pekerjaan yang mendesak untuk segera diselesaikan karena dapat merugikan dan/atau
mengganggu jalannya kegiatan perusahaan sehubungan dengan pelanggan, masyarakat
atau negara.
b. Dalam keadaan darurat seperti kebakaran, bencana alam, banjir dan sebagainya yang
menimpa fasilitas perusahaan.
c. Pekerjaan-pekerjaan yang sangat penting untuk mendukung kelancaran dan kemajuan
usaha perusahaan,
d. Pekerjaan yang sifatnya harus dilakukan diluar jam kerja normal.
3. Apabila ada pekerjaan yang harus di lakukan di luar waktu kerja normal yang dikerjakan
minimal 1(satu) jam, pegawai dapat mengajukan waktu kerja lembur minimal satu kali 24
jam sebelum pekerjaan dilakukan, dengan persetujuan dari Bidang Operasional. Tambahan
penghasilan Iain kepada pegawai yang melakukan lembur akan dihitung sesuai ketentuan
yang lembur berlaku.
4. Apabila tambahan. jaga karena hari libur nasional maka pegawai berhak mendapatkan
tambahan penghasilan berupa lembur seperti yang telah ditentukan.
5. Apabila ada tambahan jam perusahaan yang telah di setujui oleh pimpinan pada hari kerja
diluar jadwal jam kerja yang telah ditentukan minimal 1 jam dalam satu hari maka pegawai
berhak mendapatkan tambahan penghasilan sebesar 2 kali dan jumlah kehadiran jam kerja
normal dan tunjangan kehadiran yang telah ditentukan.
6. Pegawai tidak diperbolehkan melakukan tukar jaga/jadwal kerja dengan pegawai lain tanpa
persetujuan dari bidang operasional, dan apabila ada pegawai yang tukar jaga tetapi tidak
dapat menggantikan jaga pada bulan tersebut maka akan dianggap tidak masuk dari
penghasilannya akan dikurangi per hari tunjangan kehadiran dan Gaji yang telah ditentukan,
sedangkan rekan pegawal yang rnenggantikannya akan mendapatkan tambahan penghasiIan
sesuai kehadiran bukan lembur.
7. Pengambilan waktu kerja diawal dari jadwal yang telah ditentukan untuk lain bulan tidak
diperbolehkan.
8. Ketentuan diatas tidak berlaku untuk Tenaga Kerja Tertentu yang telah memiliki aturan /
ketentuan-ketentuan yang telah diatur dalam Akta Kerja Bersama.
8
Pasal 22
Batasan Kerja Lembur
BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN PEGAWAI
Pasal 23
Hak Pegawai
1. Setiap pegawai berhak mendapatkan tugas dan pekerjaan sesuai dengan posisinya yang
ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Pimpinan
2. Setiap pegawai berhak atas imbalan berupa gaji, tunjangan dan pendapatan lain yang
ditetapkan sesuai dengan pekerjaan dan tanggung jawabnya.
3. Setiap pegawai berhak atas waktu dan hari istirahat kerja serta cuti.
4. Setiap pegawai berhak atas penggunaan fasilitas kesehatan perusahaan yang telah diatur
dalam ketentuan tersendiri (BAB Xl)
Pasal 24
Kewajiban Melaksanakan Tugas
1. Melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab,
2. Bekerja dengan Jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk kepentingan perusahaan
3. Memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan, persatuan dan kesatuan sesama
pegawai perusahaan, Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik dan
kondusif,
4. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik perusahaan dengan sebaik-baiknya,
5. Membimbing bawahannya dalam melaksanakan tugasnya,
6. Menjadi dan memberikan contoh serta teladan yang baik terhadap bawahannya,
7. Mendorong bawahannya untuk meningkatkan prestasi kerjanya.
8. Memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan kariernya.
Pasal 25
Tata Tertib Kerja
9
1. Setiap pegawai wajib memeriksa peralatan kerja masing-masing sebelum mulai bekerja
atau akan meninggalkan pekerjaan sehingga benar-benar tidak akan menimbulkan
kerusakan atau bahaya yang akan mengganggu pekerjaan.
2. Setiap pegawai wajib memelihara ketertiban dan kebersihan di tempat kerja, serta
menjaga dan memelihara kondisi dan keselamatan barang inventaris yang berada di
bawah tanggung jawabnya.
3. Setiap pegawai wajib bersikap, berperilaku dan berpakaian yang pantas dan sopan. Bagi
mereka yang bekerja pada bagian tertentu yang karena sifat pekerjaannya memerlukan
keseragaman dan atau peralatan perlindungan diri, diharuskan memakai pakaian kerja
dan alat pengaman yang telah ditentukan dan disediakan oleh perusahaan.
4. Apabila pegawai menemui hal-hal yang dapat membahayakan keselamatan pegawai dan
atau Perusahaan harus segera melaporkan kepada atasannya atau bidang terkait
5. Setiap anggota pegawai wajib mengembangkan kemampuan dan keterampilan dalam
melayani tamu dan klien.
6. Setiap pegawai wajib mempelajari dan melaksanakan pelatihan kesehatan agar para
klien dapat terlayani secara tepat dan tetap sesuai prosedur standar kerja.
7. Segala bentuk pelanggaran tata tertibkan diperingatkan dan ditindak sesuai dalam aturan
perusahaan ml.
Pasal 26
Kerja Rangkap di Luar Perusahaan
Setiap pegawai tidak diperbolehkan memiliki pekerjaan di bidang lain secara mandiri diluar jam
kerjanya, dan tetap dilarang menjadi pegawai, direksi atau komisanis perusahaan lain yang ada
kaitan dengan bidang usaha PT. HARAPAN GINTING MEDIKA dan atau bidang usaha yang
dapat menimbulkan conflict of interest.
Pasal 27
Rahasia jabatan
10
BAB VI
LARANGAN DI PERUSAHAAN
Pasal 28
Penggunaan Inventaris Milik Perusahaan
Pasal 29
Pencegahan Bahaya Kebakaran
Pasal 30
Bekerja di Tempat Lain
1. Setiap pegawai dilarang bekerja rangkap di Instansi Perusahaan lain, kecuali untuk hal-hal
yang akan mendapat pertimbangan seperti:
a) Pengajar atau Dosen tidak tetap.
b) Menurut penilaian Pimpinan mempunyai fungsi sosial dan kebudayaan yang dapat
mengangkat nama pegawai dari Perusahaan.
2) Bagi yang bekerja rangkap seperti butir 1 di atas, berlaku ketentuan sebagai berikut:
a. Harus sepengetahuan dari izin tertulis dari pimpinan
b. Penggunaan waktu tidak lebih dari 6 (enam) jam seminggu
Pasal 31
Larangan Menerima Pemberian
1. Setiap pegawai dilarang menerima komisi dan pembelian atau jasa dan pihak lain / pihak
yang berkepentingan kepada perusahaan untuk kepentingan pribadi,
2. Setiap pegawai dilarang untuk meminta atau menerima hadiah yang diketahui atau diduga ada
hubungannya dengan kedudukan atau jabatan pegawai di Perusahaan atau hadiah tersebut
merupakan imbalan langsung maupun tak langsung dan pelaksanaan tugas Perusahaan
11
3. Yang dimaksud hadiah dalam ayat di atas adalah pemberian dalam bentuk uang, barang
maupun fasilitas dan lain sebagainya termasuk pemberian potongan harga dan komisi
BAB VII
KETENTUAN DALAM BEKERJA
PasaI 32
Ketentuan umum berpakaian dalam Pekerjaan
1. Semua karyawan wajib untuk mengenakan seragam RSIA Harapan Medika yang telah
diberikan, Seragam RSIA Harapan Medika hanya boleh di kenakan di lingkungan kerja RSIA
Harapan Medika.
2. Untuk tenaga mitra dokter diperkenankan untuk tidak memakai seragam RSIA HARAPAN
MEDIKA sepanjang sopan dan rapi dengan menggunakan celana panjang berbahan kain atau
rok dibawah lutut dengan memakai atribut dokter Jas dokter
3. Untuk Teknisi / Operator dan Driver diharuskan menanggalkan semua aksesoris yang dapat
mengakibatkan baret pada body mobil, antara lain : kalung, jam tangan, gelang, cincin,
rantai,dan sejenisnya. –
4. Semua karyawan dan mitra kerja professional wajib berpenampilan rapih dan bersih
a) untuk pria: rambut pendek, mandi minimal 2x sehari, kuku dipotong pendek
b) untuk wanita: apabila memiliki rambut panjang dan tidak berjilbab rambut wajib diikat,
warna jilbab yang diperkenankan oleh perusahaan
5. Semua karyawan dan mitra kerja wajib menjaga bau badan dan bau mulut agar tidak
berlebihan dengan menggunakan pengharum yang telah ditentukan yakni bedak bau badan
6. Seluruh karyawan & mitra kerja outlet HARAPAN MEDIKA wajib memakai sepatu warna
hitam selama bekerja.
Pasal 33
Ketentuan umum Ijin Meninggalkan Pekerjaan
1. Ijin meninggaIkan pekerjaan adalah waktu dimana pegawai tidak berada di tempat kerja
selama hari-hari kerja atau meninggalkan pekerjaan pada jam-jam kerja.
2. Ijin diberikan apabila terdapat alasan yang cukup kuat dengan ketentuan tidak mengganggu
operasional perusahaan.
3. Untuk keperluan-keperluan ijin alasan penting kecuali untuk kematian dan- kelahiran,
pegawai diharuskan mengajukan permohonan ijin kepada atasannya selambat-lambatnya 2
(dua) minggu sebelumnya.
4. Atas pertimbangan-pertimbangan Perusahaan ijin meninggalkan pekerjaan di luar ketentuan-
ketentuan Ijin ini dapat diberikan tetapi tidak mendapatkan tunjangan kehadiran.
5. Selama ijin berlangsung, perusahaan tidak memberikan tunjangan kehadiran atau tunjangan
Iainnya yang berhubungan dengan kehadirannya kecuali telah ditentukan sebelumnya
6. Ijin karena cuti yang diijinkan oleh perusahaan.
7. Ijin karena kepentingan pribadi lebih dan 1 ( satu ) minggu yang tidak disebutkan dalam
peraturan ini dapat diberikan atas persetujuan pimpinan, dan dalam pelaksanaannya pegawai
12
tidak mendapatkan gaji pokok atau tunjangan-tunjangan lainnya yang berlaku,
Pasal 34
MACAM-MACAM IJIN
2. Sakit
a) Pegawai yang tidak dapat bekerja karena sakit, diberi ijin selama masa perawatan sesuai
kebutuhan dari ketentuan yang berlaku, dengan menyertakan surat keterangan dokter yang
ditunjuk oleh perusahaan.
b) Pegawai dianggap tidak hadir oleh perusahaan dari tidak dihitung kehadirannya untuk
memperoleh tunjangan kehadiran.
c) Pemberian ijin sakit dalam waktu lebih dan (satu) minggu akan diberikan secara khusus
oleh Pimpinan dan ketidak hadirannya akan dipertimbangkan untuk penilaian kinerja.
3. Cuti
Pegawai yang telah bekerja pada perusahaan secara terus menerus dalam jangka waktu
tententu berhak atas cuti. Pengambilan cuti tidak boleh rangkap sesuai macam cutinya dalam
setahun.
Macam-macam cuti:
a) Cuti tahunan
Cuti tahunan diberikan selama 12 hari kerja, bagi pegawai yang telah melewati masa
percobaan, dan telah bekerja satu tahun, cuti tidak dapat di ambil sekaligus maksimal 6
(enam) hari berturut-turut.
b) Cuti bersama
Cuti bersama diberikan sesuai kebijakan perusahaan. Dengan adanya cuti bersama maka
hak cuti tahunan berkurang sesuai jumlah hari cuti bersama.
c) Cuti khusus
Cuti khusus diberikan kepada pegawai sesuai dengan kebutuhan dan sesuai keadaan
perusahaan,
d) Penghitungan cuti adalah 12 (total hak cuti tahunan — cuti bersama — ijin pribadi dalam
satu tahun, maka = sisa cuti).
4. Cuti Kehamilan dan persalinan hanya diberikan untuk pegawai yang telah menandatangani
kontrak kerjasama dan mempunyai gaji pokok pegawai
13
5. Cuti kehamilan dan persalinan diberikan selama 45 hari kerja, 15 hari kerja di awal menjelang
persalinan dan 30 hari dan akan di berikan gaji penuh selama masa cuti.
Setelah persalinan selesai. Bilamana pegawai mengalami keguguran, diberi ijin selama 7 hari
kerja setelah mengalami tindakan medis karena proses keguguran yang diterangkan dengan
surat keterangan dokter yang merawat.
6. Cuti kehamilan dan persalinan lebih dan waktu yang telah ditentukan, maka pegawai akan
mendapatkan 50% dari gaji pokok yang diterima setiap bulannya, maksimal 2 bulan dari
batas aturan cuti yang di tetapkan, lebih dari 2 bulan waktu yang telah di tetapkan maka
pegawai tidak mendapatkan tunjangan gaji.
7. Cuti karena penghargaan
Perusahaan berhak memberikan cuti kepada pegawai dikarenakan memberikan penghargaan
kepada pegawai yang dianggap oleh perusahaan berprestasi. Cuti ini tidak mengambil hak
cuti tahunan pegawai yang secara normal diberikan. Cuti ini akan tetap mendapatkan
tunjangan kehadiran.
8. Keperluan pendidikan
a) Setelah memenuhi persyaratan kerja. minimal 3 tahun, pegawai diperbolehkan mengikuti
pendidikan/ latihan / kursus yang: berguna untuk meningkatkan keahliannya dalam
bekerja atas biaya sendiri di luar jam kerja operasional
b) Pegawai dapat mengajukan permohonan ijin khusus untuk meninggalkan pekerjaan lebih
awal atau tidak masuk kerja khusus untuk keperluan menempuh ujian berdasarkan jadwal
tertulis yang dikeluarkan oleh institusi pendidikan yang bersangkutan,
c) Ketentuan ini tidak berlaku untuk keperluan KKN, riset/penelitian / pembuatan skripsi.
9. Keperluan beribadah
a) Pegawai yang telah bekerja dengan terus menerus minimal 5 (lima) tahun diberikan ijin
untuk menunaikan ibadah haji / ziarah ke tanah suci menurut ajaran agamanya masing-
masing,
b) Ijin seperti ini hanya diberikan satu kali selama pegawai bekerja di Perusahaan.
c) Batasan waktu yang diberikan untuk melaksanakan ibadah keagamaan merujuk pada
jadwal waktu yang disusun oleh Departemen Agama Republik Indonesia.
Pasal 35
Tata cara Permohonan Ijin
1. Apabila pegawai tidak masuk kerja karena hal-hal yang dapat direncanakan terlebih dahulu,
maka permohonan ijin selambat-lambatnya diajukan dua minggu sebelum ijin diambil,
diajukan kepada bagian operasional/kepegawaian melalui atasannya langsung.
2. Pegawai yang tidak masuk kerja karena hal-hal yang tidak dapat direncanakan terlebih
dahulu dan memenuhi kriteria kegiatan gawat dan darurat harus memberitahukan kepada
pimpinan dan atasannya langsung secara lisan/pesan singkat yang kemudian memasukkan
surat penjelasan secara tertulls mengenai atasannya tidak masuk kerja pada hari pertama
pegawai kembali masuk kerja.
3. Pegawai yang tidak masuk kerja karena sakit, harus melampirkan surat keterangan dari dokter
rumah sakit atau yang dokter yang ditunjuk oleh perusahaan perihal sakitnya paling lambat 2
14
x 24 jam. Jika melebihi waktu yang ditentukan belum menyampaikan surat keterangan dokter
maka ketidak hadirannya akan dianggap tidak masuk kerja tanpa ijin/ alasan,
4. Pegawai yang tidak masuk kerja tanpa Ijin/ tanpa alasan yang dapat diterima, perusahaan
akan menerapkan sanksi disiplin yang berlaku.
5. Pegawai yang telah berakhir izinnya wajib melapor pada perusahaan selambat-lambatnya 3
(Tiga) hari kerja setelah berakhir izin tersebut. Setelah lewat waktu tersebut, perusahaan akan
memberlakukan ketentuan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dengan hormat atas
permintaan pegawai sendiri.
BAB VIII
JABATAN DALAM PERUSAHAAN
PasaI 36
Penetapan Jabatan
1. Pimpinan menetapkan jabatan-jabatan yang perlu ada, sesuai dengan kebutuhan atau
pengembangan Perusahaan yang dituangkan ke dalam struktur organisasi.
2. Persyaratan dan ruang lingkup setiap jabatan ditetapkan oleh Pimpinan berdasarkan usulan
atasan bagian terkait.
3. Pimpinan menempatkan pegawai dalam suatu jabatan tertentu sesuai dengan kualifikasinya
agar pegawai dapat bekerja sesuai dengan bidang dan kemampuannya,
Pasal 37
Perubahan Jabatan
Pasal 38
Ketentuan Perubahan Jabatan
a) Promosi, mutasi dan demosi diusulkan oleh atasan pegawai yang bersangkutan dan disetujui
oleh Pimpinan.
b) Dalam usulan dicantumkan dasar pertimbangan mengenai prestasi, & kondlte pegawai
maupun kebutuhan dari bagian yang terkait
c) Apabila usulan disetujui Pimpinan maka Bagian Sumber Daya Manusia akan menyiapkan
administrasi dan menuangkan keputusan tersebut dalam SK Pimpinan
d) SK Pimpinan disampaikan oleh atasan pegawai yang bersangkutan
15
e) Pegawai yang dipromosikan atau dimutasikan menjalani masa orientasi selama 3 (tiga) bulan
dan dapat diperpanjang satu kali dengan waktu orientasi keseluruhan paling lama 6 (enam)
bulan.
f) Apabila pegawai gagal menjalani masa orientasi maka akan menempati posisi semula.
g) Untuk pegawai yang dipromosikan, selama orientasi mendapatkan gaji yang sama dengan
sebelumnya namun tunjangan disesuaikan dengan jabatan baru. Penyesuaian gaji dilakukan
setelah pegawai yang bersangkutan berhasil menjalani masa orientasi.
BAB IX
DISIPLIN DAN SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN
Pasal 39
Kedisiplinan
1. Disiplin dan ketaatan pada peraturan perusahaan sangat penting bagi kelangsungan jalannya
perusahaan. Dengan pegawai yang berdisiplin, perusahaan akan dapat melaksanakan
kegiatannya secara efektif dan efisien. Untuk itu perusahaan akan selalu berusaha
memberikan petunjuk dan bimbingan,
2. Dalam hal terjadi pelanggaran disiplin maka perusahaan akan mengambil tindakan sesuai
ketentuan yang berlaku. Tujuan perusahaan dalam mengambil tindakan disiplin pada
dasarnya bersifat mendidik dan memperbaiki. Dengan demikian secara umum pegawai yang
melanggar aturan perusahaan akan selalu diberikan kesempatan untuk memperbaiki sikapnya.
Pasal 40
Pelanggaran Disiplin
16
a. Tidak menunjukkan sikap sungguh-sungguh dan kurang tekun melaksanakan
tugas/pekerjaan.
b. Menunjukkan sikap malas tanpa ada usaha untuk mengatasinya.
c. Tidak masuk kerja 2 (dua) hari dalam satu bulan tanpa alasan yang dapat di terima.
d. Sering meninggalkan tempat pekerjaan tidak untuk keperluan dinas tanpa sepengetahuan
ijin atasan.
e. Tidak patuh mengisi daftar/kartu absensi, dan atau memanipulasi data absensi.
f. Mengganggu ketenangan/ketekunan pegawai lainnya di waktu kerja.
g. Tidak mampu melakukan pekerjaan walaupun telah dicoba di bagian lain dan diberikan
bimbingan yang layak.
h. Dengan sengaja atau karena lalai mengakibatkan dirinya dalam keadaan sedemikian
sehingga Ia tidak dapat menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya.
i. 3 (tiga) kali dalam satu bulan datang terlambat atau pulang lebih awal atau meninggalkan
tempat kerja tanpa alasan yang dapat diterima.
j. Menggunakan pakaian yang tidak sesuai dengan ketentuan perusahaan
k. Tidak menjaga kebersihan dan kerapihan tempat kerja.
l. Bersikap menjauhkan diri dan membatasi komunikasi terhadap pegawai Harapan Medika.
m. Berprasangka buruk atau mencurigai secara berlebihan tanpa ada bukti yang akurat
kepada sesama anggota keluarga dan kepada tamu/ pelanggan,
n. Marah, benci, mendiamkan diri, mencaci, berkelahi, kepada sesama anggota pegawai
Harapan Medika ataupun kepada tamu dan pelanggan di lingkungan Harapan Medika.
2. Pelanggaran Disiplin dimana Perusahaan akan memberikan Surat Peringatan Keras &
Terakhir
a. Menolak menjalankan perintah kerja yang layak diberikan oleh atasannya tanpa alasan
yang dapat diterima, walaupun telah diperingatkan secara lisan tentang akibat
pelanggaran/penolakan tersebut
b. Tidak masuk kerja 3 (tiga) hari berturut-turut tanpa alasan yang dapat di terima
c. Menyalahkan fasilitas kantor untuk kegiatan pribadi dan atau kegiatan yang tidak
berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan
d. Menggunakan source code/informasi/database yang ada di Harapan Medika kepada pihak
lain secara sengaja atau tidak sengaja untuk hal-hal diluar tugas tanggung jawab dan
wewenang.
e. Menciptakan perbuatan yang dapat menimbulkan keonaran atau keresahan di lingkungan
Klinikita (seperti menyebarkan hasutan-hasutan atau hanafi).
f. Membawa senjata/barang yang bersifat negatif yang dapat membahayakan jiwa dan
keselamatan dalam lingkungan Harapan Medika.
g. Berbuat tidak jujur dengan mengambil secara sengaja atau tidak sengaja, benda atau uang
yang berada di Iingkungan Harapan Medika.
h. Bekerja tidak sesuai prosedur yang ditentukan perusahaan tanpa seijin atasan sehingga
menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
i. Merokok, minum minuman keras, mabuk, berjudi, berzina, mencuri, melakukan
pelecehan di dalam ruangan dan Iingkungan Harapan Medika
17
j. Memberikan surat keterangan Palsu dan atau memalsukan dokumen atau surat penting
lainnya.
k. Memikat atau membujuk siapapun untuk melakukan perbuatan melanggar hukum
l. Membocorkan atau membiarkan dengan saat bocornya rahasia perusahaan dan atau
rahasia rumah tangga perusahaan,
m. Melakukan penganiayaan terhadap anggota pimpinan perusahaan dan atau keluarganya
atasannya dan atau keluarganya serta sesama pegawai atau angota keluanganya
n. Tidak mematuhi dan menjalankan Nilai-nilai perusahaan yang telah ditetapkan yang
tertuang dalam kode etik perusahaan.
o. Mengadakan rapat pertemuan di tempat kerja dan atau dilingkungan perusahaan tanpa Ijin
dan tidak untuk kepentingan perusahaan,
p. Hal-hal lain yang senilai dengan pelanggaran tersebut diatas
q. Tindakan Lainnya yang tidak saja menimbulkan kerugian materiel bagi perusahaan akan
tetapi juga dapat merusak nama baik/citra perusahaan sehingga berpengaruh terhadap
kelancaran usaha perusahaan
Pasal 41
Sanksi atas Pelanggaran Kedisiplinan
1. Peringatan lisan
a) Dilakukan oleh atasan yang bersangkutan,
b) Peringatan lisan dicatat di dalam lembar catatan pegawai yang bersangkutan.
c) Peringatan lisan diberikan bilamana terjadi pelanggaran disiplin ringan,
d) Apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan pegawai mengulang pelanggaran disiplin maka
atasan dapat memberikan peringatan tertulis
2. Peringatan Tertulis
a) Peringatan tertulis dilakukan oleh atasan yang bersangkutan yang disetujui oleh kepala
pegawai.
b) Peringatan tertulis akan di administrasikan atau dicatat dalam lembar catatan pegawai
yang bersangkutan.
c) Peringatan tertulis diberikan secara langsung bilamana terjadi pelanggaran disiplin dan
mengulangi pelanggaran disiplin dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan
d) Surat peringatan pertama, kedua dan ketiga tidak perlu diberikan menurut urut urutannya,
tapi dinilai dan besar kecilnya pelanggaran yang dilakukan pegawai.
e) Tingkatan surat peringatan ditentukan bersama oleh atasan langsung minimal setingkat
manajer dengan bagian Sumber Daya Manusia dan disetujui oleh Pimpinan.
f) Dalam hal surat peringatan diterbitkan secara berurutan maka surat peringatan pertama
berlaku untuk Jangka 6 (enam) bulan.
g) Apabila pegawai melakukan pelanggaran sebelum berakhirnya masa berlaku surat
peringatan pertama, maka perusahaan dapat menerbitkan surat peringatan kedua, yang
juga mempunyai jangka waktu berlaku selama 6 (enam) bulan sejak diterbitkannya
peringatan kedua.
18
h) Apabila pegawai masih melakukan pelanggaran sebelum surat peringatan kedua habis
masa berlakunya, maka perusahaan dapat menerbitkan peringatan ketiga (terakhir) yang
berlaku selama 6 (enam) bulan sejak diterbitkannya peringatan ketiga.
i) Apabila pegawai masih melakukan pelanggaran sebelum surat peringatan ketiga (terakhir)
habis masa berlakunya maka perusahaan dapat melakukan pemutusan hubungan kerja.
j) Dalam hal jangka waktu 6 (enam) bulan sejak diterbitkannya surat peringatan sudah
terlampaui, maka apabila pegawai yang bersangkutan melakukan pelanggaran maka surat
peringatan yang diterbitkan oleh perusahaan adalah kembali sebagal peringatan pertama,
kedua atau ketiga sesuai besar kecilnya pelanggaran yang dilakukan pegawai.
k) Tenggang waktu 6 (enam) bulan dimaksudkan sebagal upaya mendidik pegawai agar
dapat memperbaiki kesalahannya dan di sisi lain waktu 6 (enam) bulan ini merupakan
waktu yang cukup bagi pengusaha untuk melakukan penilaian terhadap kinerja pegawai
yang bersangkutan.
3. Sanksi Tegas
Sanksi tegas akan diberikan secara langsung kepada anggota pegawai yang melanggar
tindakan disiplin dan terbukti bersalah setelah diberi peringatan baik lisan ataupun tertulis
yaitu dengan mengeluarkan secara tidak dengan hormat dan membayarkan hak-haknya sesuai
ketentuan yang berlaku dalam akta perjanjian kerjasama.
Pasal 42
Pelaksanaan dan Pengawasan
Semua pegawai harus melaksanakan kode etik Harapan Medika dan tidak ada toleransi
sedikitpun atas penyimpangannya.
a) Segala pelanggaran tindakan disiplin akan dibawa ke forum pegawai dan diberikan sanksi
sesuai perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, dan sanksi yang bertahap akan
diberikan jika melanggar larangan intern Harapan Medika
b) Pegawai yang terbukti melanggar peraturan perusahaan atau peraturan perundangan yang
berlaku dapat dikenakan sanksi sasuai peraturan perusahaan yang berlaku selain berupa
penurunan pangkat atau golongan dapat juga dikenakan sanksi penurunan ruang golongan
pegawai,
c) Pengawasan dilakukan oeh Kepala pegawai Harapan Medika dan anggota keluarga yang
mendapat delegasi pengawasan dan Kepala pegawai Harapan Medika
d) Pembinaan dilakukan oleh Kepala pegawai Harapan Medika, jika pembinaan gagal maka
Kepala pegawai berhak untuk memutuskan hubungan kekeluargaan dengan mem PHK sesuai
berat/ringannya pelanggaran.
BABX
PENGGAJIAN, TUNJANGAN, BANTUAN DAN BONUS.
Pasal 43
Ketentuan umum Penggajian
a) Gaji, tunjangan, bantuan dan bonus merupakan bagian dan remunerasi pegawai, Remunerasi
pegawai adalah keseluruhan paket fasilitas yang diberikan perusahaan kepada pegawai sesuai
19
dengan pangkat dan atau golongan dan atau Jabatan pegawai yang bersangkutan yang terdiri
dan gaji, tunjangan bantuan dan bonus serta berbagai fasilitas lainnya.
b) Perusahan menganut sistem penggajian yang disusun berdasarkan loyalitas, masa kerja dan
prestasi kerja pegawai.
c) Gaji setiap pegawai bersifat pribadi, yaitu antara pegawai yang bersangkutan dengan
perusahaan, OIeh karena itu keterangan gaji pribadi tiap pegawai bersifat rahasia.
d) Kerahasian gaji & bonus merupakan hak mutlak Perusahaan, jika ada pegawai yang dengan
sengaja/tidak sengaja membocorkan rahasia ini maka perusahaan akan memotong gaji
pegawai yang bersangkutan sebesar 50% selama 3 bulan.
e) Kenalkan gaji tahunan tergantung pada prestasi perorangan pegawai.
f) Persentase kenaikan gaji data ruang golongan pegawai ditentukan berdasarkan hasil penilaian
prestasi kerja tahunan (konduite) pegawai yang bersangkutan ditetapkan dalam ketentuan
tersendiri,
g) Pegawai yang tidak lagi menduduki suatu jabatan struktural atau fungsional tertentu maka
tunjangan jabatan dan atau tunjangan, bantuan lainnya disesuaikan dengan tingkat jabatan I
pangkat/golongan yang baru,
h) Tunjangan yang melekat pada diri pegawai seperti tunjangan komunikasi, jabatan, tunjangan
jabatan sementara, tunjangan resiko dan tunjangan fungsional tidak diberikan jika pegawai
tidak hadir melaksanakan tugasnya dalam 1 (satu ) bulan penuh.
Pasal 44
Komponen Penggajian
Penerimaan bulanan atau komponen gaji bulanan pegawai terdiri dari gaji pokok, tunjangan,
bantuan dan bonus
1. Gaji pokok
a) Pegawai yang tidak berhubungan langsung dengan pelayanan (operasional kantor)
b) Gaji pokok pegawai ini ditetapkan berdasarkan golongan yang telah ditentukan. Gaji
pokok merupakan standar yang dipakai untuk menetapkan tunjangan. Besaran gaji pokok
akan meningkat sesuai dengan golongan.
c) Pegawai yang berhubungan langsung dengan pelayanan (operasional unit usaha)
d) Gaji pokok pegawai magang dan TKWT besarannya ditetapkan 700.000 ribu untuk
SMK, 800.000 untuk DIII, 1.000.000 untuk S1, kenaikan gaji berkisar 5-10% pertahun.
2. Tunjangan
Tunjangan yang melekat pada gaji bulanan pegawai terdiri dari:
a) Tunjangan Jabatan
Tunjangan yang diberikan kepada pegawai yang menempati jabatan struktural seperti
Koordinator, supervisor, kepala bagian, kepala bidang.
b) Tunjangan Komunikasi
Tunjangan yang diberikan kepeda pegawai yang membutuhkan banyak komunikasi
dengan pelanggan, tamu/relasi,
c) Tunjangan Kehadiran
Tunjangan kehadiran adalah penghasilan yang diberikan untuk mendukung kegiatan
operasionaI.
20
Pagawai operasional kantor mendapat tunjangan kehadiran berdasarkan kehadiran
sesuai ketentuan yang berlaku
Besaran Tunjangan kehadiran pegawai operasional unit usaha adalah Tunjangan
Kehadiran diberikan kepada pegawai yang hadir tepat waktu dalam bekerja
Tunjangan Kehadiran tidak diberikan kepada pegawai yang hadir terlambat dari
jadwal yang diberikan,
Jika Pegawai terlambat hadir tidak sesuai jadwal jam kerja/hadir terlambat dari jadwal
jam kerja, dimana terjadi lebih dan 3 kali dalam satu bulan dengan alasan yang tidak
dapat diterima perusahaan, maka pegawai tersebut akan kehilangan keseluruhan
tunjangan kehadiran pada bulan tersebut. Pada keterlambatan >3 maka mendapatkan
peringatan tertulis yang dapat menyebabkan cutinya berkurang, semangkin banyak
kartu peringatan yang diterima maka dapat menyebabkan berkurangnya gaji atau
bonusnya.
d) Tunjangan Jabatan Sementara
Pegawai yang menjadi pejabat sementara untuk suatu posisi dengan golongan gaji Iebih
tinggi dan jabatan pegawai tersebut selama sekurang-kurangnya satu bulan, akan
mendapat tunjangan jabatan sementara yang besarnya sesuai dengan tunjangan jabatan
pejabat yang digantikannya.
e) Tunjangan Resiko Pekerjaan
Pegawai yang mempunyai resiko dalam melakukan pekerjaan dan dianggap
membahayakan akan keselamatan diri pegawai akan diberikan tunjangan ini. Pemberian
dan besarnya tunjangan ini akan diatur oleh pimpinan sesuai diskripsi kerja pegawai,
3. Bantuan
a. Bantuan dan atau insentif Pegawai adalah bentuk penerimaan tidak rutin yang mungkin
diberikan perusahaan atau yang diberikan oleh perusahaan kepada pegawai yang sifatnya
tidak tetap misalnya karena prestasi usaha/ kemampuan perusahaan, atau sebagai
penghargaan atas prestasi individual, atau karena pertimbangan lainnya, dan diberikan
atas dasar kemampuan keuangan perusahaan.
b. Bantuan juga dberikan oleh perusahaan kepada pegawai atau keluarga pegawai atas rasa
simpati perusahaan atas kejadian-kejadian tertentu yang dialami pegawai ataupun
keluarganya.
c. Bentuk, waktu, besaran dan persyaratan dalam pemberian bantuan atau insentif diatur
berdasarkan ketentuan tersendiri yang dikeluarkan oleh pimpinan,
4. Bonus
a. Bonus adalah bentuk penerimaan tidak rutin berdasarkan kemampuan pegawai dalam
menjual atau melaksanakan tugas yang membuat perusahaan mendapatkan laba.
b. Bonus dibagikan sesuai dengan poin atau ketentuan yang telah disepakati dengan Bentuk,
waktu, besaran dan persyaratan diatur berdasarkan ketentuan tersendiri dengan surat
keputusan pimpinan.
21
5. Tunjangan Hari Raya Keagamaan (THRK)
Tunjangan Hari Raya Keagamaan (THRK) diberikan 1 (satu) kali dalam setahun menjelang
hari raya keagamaan kepada semua pegawai dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih diberikan sesuai ketentuan yang berlaku, yakni
minimal I kali gaji pokok.
b. Masa kerja kurang dan I (satu) tahun diberikan secara berpadanan (prorata),
Pasal 45
PEMOTONGAN
Pasal 47
PEMBAYARAN GAJI,TUNJANGAN& BONUS
BAB XI
PROGRAM KESEJAHTERAAN PEGAWAI
Pasal 48
22
FASILITAS PENGOBATAN DAN PEMBELIAN OBAT
Pasal 49
BANTUAN PINJAMAN UANG
1. Bantuan pinjaman uang untuk membantu kebutuhan- kebutuhan pegawai yang mendesak
melalui Koperasi pegawai Harapan Medika.
2. Permintaan peminjaman yang dapat dipertimbangkan adalah yang dimaksudkan untuk
keperluan:
a. Biaya kematian dan atau musibah lainnya.
b. Biaya pengobatan untuk pegawai atau anggota keluarganya.
c. Biaya perkawinan pegawali atau anggota keluarganya.
d. Biaya pendidikan sekolah / belajar untuk anak pegawai atau pegawai sendiri
e. Biaya kebutuhan perumahan (sewa I kontrak rumah, renovasi, dil).
3. Ketentuan dan persyaratan peminjaman sarat dan ketentuan bantuan pinjaman uang
adalah sebagai berikut:
a. Pegawal telah memiliki masa kerja sekurang-kurangnya I (satu ) tahun,
b. Pegawal yang mendapat surat peringatan karena pelanggaran disiplin tidak berhak
untuk mendapat pinjaman apapun dan Koperasi,
c. Permintaan pegawai yang bersangkutan baru dapat dipertimbangkan setelah
tenggang waktu 2 ( dua) kali masa berlakunya surat peringatan tersebut, terhitung
sejak dikeluarkannya.
d. Perusahaan berhak sepenuhnya untuk menyetujui atau tidak menyetujui suatu
permohonan pinjaman, santa menetapkan jumlah dan syarat-syarat pinjaman
dengan mempertimbangkan antara lain:
- Dana yang tersedia di Perusahaan
- Tujuan penggunaan pinjaman,
- Hasil penilaian prestasi kerja pegawai,
- Hal-hal lain yang dianggap perlu.
4. Pembayaran kembali pinjaman dilakukan pegawai dilakukan dengan cara mengangsur
melalul pemotongan gajinya tiap bulan sesuai kesepakatan bersama.
5. Jumlah maksimal pinjaman setiap pegawai sebesar Rp.2.000.000,- , dan kewajiban
membayar angsuran maksimal 12 bulan dengan biaya tambahan ditentukan kemudian.
23
6. Perusahan dapat mempertimbangkan pemberian pinjaman tambahan untuk pegawai yang
mendapatkan musibah.
7. Dalam hal terjadi Pemutusan Hubungan Kerja ( PHK) yang dikarenakan oleh sebab
apapun, maka pegawai wajib mengembalikan seluruh sisa pinjamannya yang ada.
8. Pengembalian pinjaman akan dilakukan dengan cara;
a. Pemotongan Iangsung pada gaji pegawai.Pemotongan ini tidak meniadakan
kewajiban pegawai untuk melunasi sisa pinjaman yang masih ada setelah
pemotongan.
b. Apabila karyawan terkena PHK atau mengundurkan diri maka ia berkewajiban
melakukan pelunasan hutang koprasi tersebut.
c. Apabila putusnya hubungan kerja dikarenakan pegawai meninggal dunia, maka
pelunasan sisa peminjaman akan diselesáikan sesuai dengan kebijaksanaan
Perusahaan.
BABXII
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI
PasaI 50
KETENTUAN UMUM DIKLAT
a. Guna mewujudkan produktivitas pegawai dalam mendukung terpenuhinya sasaran usaha,
perusahaan merasa perlu untuk meningkatkan dan memutakhirkan pengetahuan dan
ketrampilan pegawainya,
b. Perusahaan dengan segala kemampuannya akan berusaha menyelenggarakan pendidikan
dan pelatihan yang tepat guna dan sesuai dengan kebutuhan Perusahaan.
c. Setiap pegawai yang berprestasi akan didorong dan diberi kesempatan mengembangkan
kemampuan dirinya.
Pasal 51
POLA PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
24
dengan menempatkannya pada unit kerja dibawah bimbingan/pengawasan seorang
pegawäi lain yang ahli dibidang tersebut.
Pasal 52
KETENTUAN PENDIDIKAN ATAU PELATIHAN
Pasal 53
FASILITAS DAN BIAYA DIKLAT
PasaI 54
KEWAJIBAN PEGAWAI DALAM PROGRAM PENDIDIKANDAN PELATIHAN
25
6. Pegawai yang telah selesai melaksanakan tugas belajarnya wajib segera kembali ketempat
kerja dan melaporkan kepulangannya pada atasannya den Unit Fungsional terkait
dibidang SDM.
7. Pegawai wajib mengajarkan hal-hal yang dipelajarinya kepada pegawal lain yang
memerlukannya. Apabila dipandang perlu perusahaan akan membuat sesi pelatihan secara
in griya dengan pegawai tersebut bertindak sebagai instruktur fasilitator.
8. Pegawal wajib membuat laporan pertanggungjawaban pengeluaran atas semua
pengeluaran biaya yang harus dipertanggungjawabkannya :
a. Laporan pertanggungjawaban harus melampirkan bukti- bukti pengelüaran.
BAB XIII
PERJALANAN DINAS
Pasal 55
KETENTUAN UMUM PERJALANAN DINAS
PasaI 56
BIAYA PERJALANAN DINAS
1. Besarnya uang makan dan uang saku biaya perjalanan dinas ditetapkan dalam
ketentuan tersendiri.
2. Dalam hal perjaianan dinas yang dalam waktu I (satu) han tanpa menginap, maka
hanya diberikan uang makan dan uang saku perjalanan dinas
BAB XIV
PENGHARGAAN TAHUN DINAS
PasaI 57
KETENTUAN UMUM PENGHARGAAN
Tanda penghargaan tahun dinas diberikan pada pegawai yang mempunyai prestasi kerja yang
baik sebagai pengakuan dan penghargaan atas pengabdiannya pada Perusahaan.
Pasal 58
MASA KERJA
26
1. Masa kerja pegawai dihitung mulal tanggal pegawai yang bersangkutan diterima masuk
bekerja sebagal pegawai Perusahaan,
2. Jika pegawal melaksanakan Ijin diluar tanggungan perusahaan maka waktu tersebut tidak
dihitung dalam masa kerja
Pasal 59
KETENTUAN PEMBERIAN TANDA PENGHARGAAN TAHUN DINAS
1. Tanda Penghargaan Tahun Dinas diberikan setiap Tahun Ulang Tahun Perusahaan
HARAPAN MEDIKA pada tanggal 15 Januari
2. Pènghargaan diberikan pada pegawai yang telah bekerja selama 5, 10, 15, 20, 25, 30
tahunsecara terus menerus setiap kelipatan lima tahunan.
3. Pegawal yang mendapat sürat peningatan karena melakukan pelanggaran disiplin, ditunda
pemberian tanda penghargaannya sampai Hanya UlangTahun Perusahaan berikutnya
setelah berakhirnya masa berlaku surat peringatan.
Pasal 60
TANDA PENGHARGAAN
1. Pegawai yang berhak mendapat penghargaan akan menerima Piagam dan Tanda Penghargaan
dan Perusahaan
2. Bentuk, jenis dan jumlah tanda penghangaan akan ditetapkan tersendini oleh Perusahaan
BAB XV
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)
PasaI 61
KETENTUAN UMUM PEMTUSAN HUBUNGAN KERJA
1. Pemutusan hubungan kerja adalah pengakhiran hubungan kerja antara perusahaan dengan
pegawal sehingga yang bersangkutan kehilangan statusnya sebagai pegawai.
2. PHK dapat terjadi secara dengan hormat atau secara dengan tidak hormat,
3. Pegawai yang putus hubungan kerjanya dengan perusahaan karena alasan apapun harus
melakukan serah terima pekerjaan kepada penggantinya yang ditunjuk perusahaan.
4. PHK tidak membebaskan pegawai dan kewajiban untuk mengembalikan pinjaman, barang
dan fasilitas lain milik.perusahaan.
5. Setiap pegawal yang putus hubungan kerja akan mendapatkan haknya atas manfaat
sebagal peserta program asuransi kesehatan sesuai ketentuan yang berlaku.
Pasal 62
PHK DENGAN HORMAT
1. PHK Karena Pensiun
a. Hubungan kerja pegawai dengan Perusahaan akan putus dengan sendirinya pada saat
pegawai mencapai usia 56 (lIma puluh enam ) tahun,
27
b. Pegawai berhak atas Masa Persiapan Pensiun (MPP) selama 6 (enam) bulan sebelum
memasuki rasa pensiun dengan mengajukan permohonan Masa Persiapan Pensiun
kepada Pimpinan paling lambat I (satu) bulan sebelum memasuki masa MPP
c. Perusahaan akan memberikan gaji bulan terakhir dibayar penuh.
d. Pembayaran uang sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku.
2. PHK Karena Pegawai Meninggal Dunia
a. Dalam hal seorang pegawai meninggal dunia maka hubungannya dengan perusahaan
akan putus dengan sendirinya,
b. Kepada keluarganya yang ditinggalkan diberikan pembayaran uang sesual dengan
peraturan pemerintah yang berlaku,
c. Gaji bulan terakhir dibayar penuh.
3. PHK karena pegawai sakit /cacat.
a. Pegawai yang tidak dapat masuk kerja karena sakit untuk jangka waktu yang ditentukan
oleh pimpinan atas kondisi kesehatannya dan atau mengalami cacat fisik ataupun mental
sesuai dengan rekomendasi dokter sehingga tidak dapat melakukan tugasnya akan diputus
hubungan kerjanya dengan Perusahaan.
b. Perusahaan akan memberikan pembayaran uang sesuai dengan peraturan pemerintah yang
berlaku
c. Gaji bulan terakhir dibayar penuh.
4. PHK karena kelebihan tenaga kerja
a. Berdasarkan pertimbangan kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan untuk mengisi
formasi di organisasi perusahaan, seorang pegawai dapat diberhentikan dengan hormat
karena kelebihan tenaga kerja.Pemberhentian tersebut dilakukan setelah pegawai yang
bersangkutan terlebih dahulu menerima pemberitahuan secara tertulis oleh Perusahaan
selambat-lambatnya 1 (satu ) bulan sebelum pemberhentian dilaksanakan.
b. Perusahaan akan memberikan pembayaran uang sesuai dengan kemampuan perusahaan &
peraturan pemerintah yang berlaku.
c. Gaji bulan terakhir dibayar penuh.
5. PHK karena pegawai mengundurkan diri
a. Pegawai yang ingin mengundurkan diri dapat memutuskan hubungan kerjanya dengan
Perusahaan dengan cara mengajukan permohonan tertulis kepada Perusahaan selambat-
lambatnya I (satu ) bulan sebelum tanggal pengunduran diri.
b. Perusahaan akan memberikan gaji terakhir bulan terakhir akan dibayar secara berpadanan
(prorata) dengan hari kerja pegawal pada bulan tersebut.
c. Pengunduran diri yang dilakukan secara mendadak tanpa konfirmasi (sebelum masa
jaganya berakhir dalam satu bulan) maka gajinya tidak akan dibayarkan.
d. Pengunduran diri dengan tiba-tiba di akhir bulan tanpa konfirmasi pemberitahuan maka
gajinya hanya dibayarkan 50% tanpa pembayaran jasa medis.
28
Pasal 63
PHK TIDAK DENGAN HORMAT
Pasal 64
SURAT KETERANGAN PEKERJAAN
Kepada pegawai yang putus hubungan kerja dengan Perusahaan, disamping diberikan Surat
Keputusan Pemberhentiannya dapat diberikan Surat Keterangan Pekerjaan yang ditandatangani
oleh bidang yang berwenang yang memuat:
1. Macam atau sifat pekerjaan yang telah dilakukan
2. Lamanya hubungan kerja,
3. Secara umum caranya Pegawal tersebut menunaikan tugasnya
BAB XVI
PENUTUP
Pasal 65
KETENTUAN PENUTUP
29