Oleh :
Universitas Udayana
2018
Transaksi Mata Uang Asing
Standar akuntansi bisnis luar negeri serta transaksi pertukaran dalam mata
uang asing dimulai pada tahun 1939 telah dikeluarkannya Accounting Research
Buletin (ARB). Kemudian diperbarui dengan ARB no 43 tahun 1943. diIndonesia ,
ketentuan akuntansi untuk bisnis internasional diawali dengan dikeluarkannya PSAK
no 10 dan 11 tahun 1994 yang menjelaskan standar yang digunakan oleh
perusahaan dalam mencatat transaksi mata uang asing dan menjabarkan laporan
keuangan mata uang asing.
b. Entitas asing adalah suatu kegiatan usaha luar negeri, yang aktifitasnya bukan
merupakan suatu bagian integral dari perusahaan pelapor.
c. pos moneter adalah kas dan setara kas, aktiva dan kewajiban yang akan
diterima atagu dibayar yang jumlahnya pasti atau deapat kditentukan.
d. nilai wajar adalah suatu jumlah yang dapat digunakan sebagai dasar
pertukaran aktiva atau penyelaesaian kewajiban antara pihak yang paham dan
berkeinginan untuk melakukan transaksi yang wajar.
B. TUJUAN PENJABARAN DAN KONSEP MATA UANG FUNGSIONAL
Mata uang fungsional adalah mata uang yang digunakan dalam wilayah
operasi utama perusahaan, mata uang dimana perusahaan tersebut menghasilkan
serta membelanjakan uang kas mereka. Syarat suatu mata uang dapat menjadi
mata uang fungsional adalah sebagai berikut:
a. Harga jual
Jika harga jual produk dari suatu entitas luar negeri lebih banyak ditentukan
oleh persauingan ditingkat local atau regulasi pemerintah local, maka mata uang
local dari entita luar negeri tersebut dapat dipakai mata uang fungsional.
b. Pasar penjualan
c. Pengeluaran
Ditentukan oleh mata uang local dari entitas luar negeri, serta jika dana yang
dihasilkan dalam operasi perusahaan cukup untuk melunasi hutang, baik hutang
saat ini maupun untuk masa yang akan datang. Maka mata uang local dari entitas
luar negeri dapat dijadikan mata uang fungfsional.
Kurs adalah nisbha/ rasio antara satu unit mata uang dengan jumlah mata
uang lain yang setara degan mata uang tersebut pada suatu waktu. Kurs yang
digunakan dalam akuntansi untuk transaksi luar negeri selain kontrak berjangka
adalah sebagai berikut:
a. Kurs spot (spot Rate) yaitu kurs tunai yang berlaku pada saat transaksi.
b. Kurs sekarang (current Rate) adalah kurs dimana satu unit mata uang dapat
dipertukarkan dengan mata uang lain pada tanggal neraca atau pada tanggal
transaksi.
c. Kurs Historis adalah kurs yang berlaku pada tanggal tertentu terjadinya
transaksi.
d. Kurs penutup (closing Rate) adalah nilai tukar spot pada tanggal neraca.
Kurs spot merupakan cerminan nilai pasar, sementara kurs sekarang dan
kurs historis merupakan terminasi akuntansi. Kurs sekarang untuk transaksi mata
uang asing adalah kurs spot sebagai akibat penyesuaian langsung atas jumlah yang
dinyatakan dalam mata uang asing pada tanggal transaksi. Kurs historis adalah kurs
spot yang mengacu pada tanggal kejadian atau trasaksi tertentu. Kurs spot, kurs
sekarang maupun kurs historis dapat merupakan kurs tetap atau mengambang,
tergantung pada mata uang tertentu yang dilibatkan.
1. Kurs mengambang, tetap dan berganda
Kurs mengambang atau kurs bebas adalah nilai mata uang yang dipengaruhi
oleh daya beli dipasar dunia (permintaan dan penawaran serta factor-faktor lain
dalam pasar uang dunia). Kurs tetap atau kurs resmi adalah nilai mata uang yang
ditetapkan oleh pemerintah dan tidak dipengaruhi perubahan dipasar dunia. Kurs
berganda terjadi jika pemerintah untuk tujuan tertentu menetapkan kurs yang
berbeda untuk transaksi yang berbeda.
2. Perhitungan kurs
Tujuan dari suatu mata uang adalah menyediakan suatu standar nilai, alat
pertukaran serta unit pengukuran. Pertukaran matta uang asing dapat dilakukan
dalam dua cara:
Transaksi luar negeri adalah trasaksi yang terjadi antar luar Negara atau
antar perusahaan dari Negara yang berbeda. Transaksi mata uang asing adalah
trasaksi dimana nilai tukarnya dinyatakan dalam mata uang selain dari mata uang
fungsional suatu entitas. Jadi, sebuah transaksi luar negeri tidak otomatis
merupakan transaksi mata uang asing.
Operasi hedging adalah kontrak penjualan atau pembelian mata uang asing
untuk menghindari resiko memegang hutang dan piutang dalam mata uang asing.
Untuk menghindari resiko fluktuasi nilai mata uang asing, ada satu cara yang sering
digunakan adalah kontrak berjangka. Dalam FASB no 52 disebutkan bahwa kontrak
berjangka adalah perjanjian untuk melakukan pertukaran mata uang yang berbeda
pada satu waktu tertentu dimasa yang akan datang dan pada kurs tertentu yang
disepakati (forwad rate). PSAK no 10 menyatakan bahwa transaksi valuta berjangka
adalah transaksi pertukaran dua valut asing melalui pembelian tunai dengan
penjualan kembali secara berjangka. Empat situasi dimana kontrak berjangka ini
digunakan adalah sebagai berikut:
a. Spekulasi
b. Hedging atas posisi aktiva atau kewajiban bersih.
c. Hedging atas komitmen yang dapat didentufikasi.
d. Hedging atas investasi bersih dalam entitas luar negeri.