Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TANDA BAHAYA NIFAS


PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)

IRNA III RSUD SAIFUL ANWAR MALANG

2018

SATUAN ACARA PENYULUHAN


(SAP)

Topik : Post Natal Care


Sub Topik : Tanda Bahaya pada Masa Nifas
Sasaran : Keluarga pasien ibu nifas di ruang 8 RSSA
Tempat: Depan ruang 8 RSSA
Hari/Tanggal : Jum’at, 9 November 2018
Waktu : 1 x 25 Menit
Pemateri : Mahasiswa Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Malang

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 15 menit, peserta mampu
mengetahui tentang tanda-tanda bahaya pada masa nifas.
II. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, peserta dapat mengetahui tentang:
1. Pengertian masa nifas
2. Tanda bahaya pada masa nifas
3. Macam-macam tanda bahaya pada masa nifas
4. Hal yang perlu dilakukan bila terdapat tanda bahaya pada masa nifas
5. Keluarga dan ibu nifas dapat lebih meningkatkan kesadaran terhadap
perlunya pengetahuan tentang tanda-tanda bahaya masa nifas sehingga
mereka dapat mengetahui dan mengenali apa yang termasuk dalam
tanda-tanda bahaya nifas dengan demikian diharapkan gangguan/
komplikasi dalam masa nifas dapat dideteksi secara dini.
III. Materi
1. Pengertian masa nifas
2. Tanda bahaya pada masa nifas
3. Macam-macam tanda bahaya pada masa nifas
4. Penanganan yang harus dilakukan jika mengalami tanda bahaya pada masa
nifas

IV. Metode
Ceramah dan tanya jawab
V. Media
a. LCD
b. Laptop
c. Leaflet
d. Satuan Acara Penyuluhan
VI. Kegiatan Penyuluhan

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN


PESERTA
1. 3 menit Pembukaan :

1. Salam pembuka · Menjawab salam

2. Memperkenalkan diri · Mendengarkan

3. Menjelaskan pokok bahasan dan· Memperhatikan


tujuan penyuluhan

4. Menjelaskan jalannya
penyuluhan

5. Membagi leaflet
2. 15 menit Pelaksanaan: Mendengarkan

1. Menjelaskan pengertian nifas Melihat

2. Menjelaskan tanda bahaya pada Memperhatikan


masa nifas

3. Menjelaskan macam-macam
tanda bahaya pada masa nifas

4. Menjelaskan penanganan yang


harus dilakukan jika mengalami
tanda bahaya pada masa nifas

5. Tanya jawab Mengajukan pertanyaan

Menjawab
 Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk
bertanya
3. 5 menit Evaluasi: Menjawab pertanyaan

Menanyakan kepada peserta tentang·


materi yang telah diberikan, dan
reinforcement kepada peserta yang
dapat menjawab pertanyaan

4. 2 menit Penutup:
Mendengarkan
1. Mengakhiri penyuluhan
2. Salam penutup Menjawab Salam

VII. Kriteria Evaluasi


1. Evaluasi struktur
Keluarga ikut dalam kegiatan penyuluhan.
Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di Ruang 8 RSSA
Pengorganisasian penyuluhan dilakukan hari sebelumnya.
2. Evaluasi proses
Keluarga antusias terhadap materi penyuluhan.
Keluarga tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai.
Keluarga terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan
3. Evaluasi hasil
Keluarga memahami pengertian masa nifas
Keluarga memahami tanda bahaya pada masa nifas
Keluarga memahami cara penanganan tanda bahaya ibu nifas
Keluarga dapat menjawab pertanyaan yang diberikan

MATERI PENYULUHAN
TANDA BAHAYA PADA IBU NIFAS

A. Pengertian Masa Nifas


Masa nifas (Puerperium) adalah dimulai setelah kelahiran plasenta
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6-8 minggu
(Prawirohardjo, 2010)
Puerperium berlangsung 6 minggu atau 42 hari merupakan waktu
yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang
normal, dijumpai dua kejadian penting pada puerperium, yaitu involusi
uterus dan proses laktasi (Manuaba, 2007).
Masa nifas dimulai beberapa jam setelah plasenta lahir dan
mencakup 6 minggu berikutnya. (Depkes RI, 2008). Jadi masa nifas
adalah periode yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat-alat kandungan pulih seperti keadaan sebelum hamil yang lamanya 6
minggu atau 42 hari.
B. Tanda Bahaya Masa Nifas
Tanda bahaya masa nifas adalah suatu tanda yang abnormal yang
mengindikasikan adanya bahaya/komplikasi yang dapat terjadi selama
masa nifas, apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa
menyebabkan kematian ibu (Pusdiknakes, 2010).
Tanda-tanda bahaya masa nifas, sebagai berikut:
1. Pendarahan Post Partum
o Tanda dan gejala
Pendarahan post partum adalah pendarahan lebih dari 500-600
ml dalam masa 24 jam setelah anak lahir (Prawirohardjo, 2010).
Menurut waktu terjadinya dibagi atas 2 bagian:
a. Pendarahan Post Partum Primer (Early Post Partum
Hemorragie) yang terjadi dalam 24 jam setelah anak
lahir. Penyebab utama adalah atonia uteri, retensio
plasenta, sisa plasenta dan robekan jalan lahir.
Terbanyak dalam 2 jam pertama.
b. Pendarahan Post Partum Sekunder (Late Post Partum
Hemorragie) yang terjadi setelah 24 jam, biasanya
terjadi antara hari ke 5-15 post partum. Penyebab utama
adalah robekan jalan lahir dan sisa plasenta
(Prawirohardjo, 2010)
Menurut Manuaba (2008), pendarahan post partum merupakan
penyebab penting kematian maternal khususnya di Negara
berkembang.
Faktor-faktor penyebab pendarahan post partum adalah:
a. Paritas lebih dari 5
b. Jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun
c. Persalinan yang dilakukan dengan tindakan pertolongan kala
uri sebelum waktunya, pertolongan persalinan oleh dukun,
persalinan dengan tindakan paksa.
d. Atonia uteri adalah kondisi hilangnya tonus otot rahim
sehingga tidak dapat berkontraksi dan menekan pembuluh
dan mengurangi aliran darah. Situasi ini menjadi penyebab
utama perdarahan post partum.

e. Tertahannya jaringan plasenta atau janin (retensi plasenta) di


dalam rahim.

f. Plasenta previa: kondisi saat plasenta bayi menutup seluruh


atau sebagian leher rahim yang menghubungkannya dengan
bagian atas vagina.

g. Trauma: adanya cedera pada jalur-jalur persalinan, seperti


pada perineum, leher rahim, vagina, dan rahim.

h. Thrombin: gangguan perdarahan sehingga terjadi kegagalan


pembekuan darah.

i. Jalan lahir yang robek: perdarahan post partum dapat terjadi


akibat robekan ataupun sayatan episiotomi yang lebar pada
perineum atau vagina.

o Penanganan
Perdarahan yang perlahan dan berlanjut atau perdarahan tiba-
tiba merupakan suatu kegawatdaruratan, segeralah bawa ibu ke
fasilitas kesehatan. Penanganan di fasilitas kesehatan akan
diberikan transfusi darah sesuai kebutuhan ibu apabila tidak
disertai demam.
2. Lochea Berbau Busuk (Bau dari Vagina)
Lochea adalah cairan yang dikeluarkan uterus melalui
vagina dalam masa nifas sifat lochea alkalis, jumlah lebih banyak
dari pengeluaran lender waktu menstruasi dan berbau anyir (Cairan
ini berasal dari bekas melekatnya plasenta). Sedangkan lochea
yang berbau busuk adalah cairan yang berasal dari kavum uteri dan
vagina dalam masa nifas yang berupa cairan seperti nanah yang
berbau busuk (Prawirohardjo, 2010).
o Penyebab
Ini terjadi karena infeksi dan komplikasi plasenta rest.
Plasenta rest merupakan bentuk perdarahan pasca partus
berkepanjangan sehingga pengeluaran lochea disertai darah lebih
dari 7 – 10 hari. Dapat terjadi perdarahan baru setelah pengeluaran
lochea normal, dan dapat berbau akibat infeksi plasenta rest.
o Tanda dan gejala lochea berbau busuk
a. Keluarnya cairan dari vagina
b. Adanya bau yang menyengat dari vagina
c. Disertai dengan demam > 38oC
o Penanganan
Jagalah selalu kebersihan vagina anda, jika terjadi hal – hal
yang tidak diinginkan segeralah periksakan diri anda ke fasilitas
kesehatan.
3. Sub-Involusi Uterus (Pengecilan Rahim yang Terganggu)
Involusi adalah keadaan uterus yang mengecil oleh
kontraksi rahim dimana berat rahim dari 1000 gr saat setelah
bersalin, menjadi 40-60 mg 6 minggu kemudian. Bila pengecilan
ini kurang baik atau terganggu disebut sub-involusi (Rustam
Muchtar, 2008).
Faktor penyebab sub-involusi, antara lain: sisa plasenta dalam
uterus, endometritis, adanya mioma uteri (Prawirohardjo, 2010).
o Tanda dan gejala
a. Uterus lebih besar dan lebih lembek dari seharusnya
b. Fundus masih tinggi
c. Lochea banyak dan berbau
d. Pendarahan
o Penanganan
Segera periksakan diri anda ke fasilitas kesehatan. untuk
penanganan lebih lanjut diberikan uterotonika
(oksitosin,metilergonovin maleat) dan antibiotik. Apabila terjadi
karena sisa sisa plasenta akan dilakukan pengerokan.
4. Nyeri pada Perut dan Panggul
o Tanda dan gejala
Peritonitis: Peradangan pada peritoneum
a. Demam
b. Nyeri perut bagian bawah
c. Suhu meningkat
d. Nadi cepat dan kecil
e. Nyeri tekan
f. Pucat muka cekung, kulit dingin
g. Anoreksia terkadang muntah
o Penanganan
Lakukan istirahat baring, bila nyeri tidak hilang segera
periksakan ke fasilitas kesehatan. Pemeriksaan lebih lanjut akan
dilakukan cek darah lengkap serta analisis cairan peritoneum
(paracentesis).
5. Pusing dan Lemas yang Berlebihan
Menurut Manuaba (2008), pusing dan lemas pada masa
nifas dapat disebabkan karena tekanan darah rendah, anemia,
kurang istirahat dan kurangnya asupan kalori sehingga ibu
kelihatan pucat.
o Tanda dan gejala
a. Sakit kepala yang sangat pada salah satu sisi atau
seluruh bagian kepala
b. Kepala terasa berdenyut dan disertai rasa mual dan
muntah
c. Lemas
o Penanganan
a. Lakukan istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan
yang berlebihan.
b. Mengkonsumsi makanan tambahan500 kalori/hari untuk
menghasilkan jumlah susu normal. Sehingga total
kebutuhan energi selama menyusui akan meningkat
menjadi 2400 kkal per hari yang akan digunakan untuk
memproduksi ASI dan untuk aktivitas ibu itu sendiri
yang dalam pelaksanaannya dapat dibagi menjadi 6 kali
makan (3x makan utama dan 3x makan selingan) sesuai
dengan Pedoman Gizi Seimbang yang dianjukan.
c. Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan
karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin.

1. Karbohidrat
Saat 6 bulan pertama menyusui, kebutuhan ibu
meningkat sebesar 65 gr per hari atau setara dengan 1 ½
porsi nasi.

2. Protein
Sangat diperlukan untuk peningkatan produksi air susu.
Ibu menyusui membutuhkan tambahan protein 17 gr atau
setara dengan 1 porsi daging (35 gr) dan 1 porsi tempe
(50gr).
3. Lemak
Lemak berfungsi sebagai sumber tenaga dan berperan
dalam produksi ASI serta pembawa vitamin larut lemak
dalam ASI. Kebutuhan minyak dalam tumpeng gizi
seimbang sebanyak 4 porsi atau setara dengan 4 sendok
the minyak (20 gr). Lemak yang dipelukan untuk ibu
menyusui yaitu lemak tak jenuh ganda seperti omega-3
dan omega-6.

4. Vitamin dan mineral


Ibu menyusui membutuhkan lebih banyak vitamin &
mineral dari ibu hamil. Kadar vitamin dalam ASI sangat
dipengaruhi oleh vitamin yang dimakan ibu, jadi
suplementasi vitamin pada ibu akan menaikkan kadar
vitamin ASI. Vitamin yang penting dalam masa
menyusui adalah vitamin B1, B6, B2, B12, vitamin A,
yodium & selenium. Jumlah kebutuhan vitamin &
mineral adalah 3 porsi sehari dari sayuran dan buah-
buahan.

c. Minum sedikitnya ± 8-12 gelas perhari


d. Meminum tablet fe (tambah darah) selama 40 hari
e. Minum kapsul vitamin A (2x200.000 unit)
Waktu pemberian vitamin A pada masa nifas untuk
pemberian yang pertama diberikan segera setelah
melahirkan, sedangkan pemberian kedua jarak 24 jam setelah
yang pertama dan tidak lebih dari 6 minggu kemudian.
6. Infeksi masa nifas
Infeksi kala nifas adalah infeksi peradangan pada semua alat genitalia
pada masa nifas oleh sebab apapun dengan ketentuan meningkatnya suhu
badan melebihi 38 oC tanpa menghitung hari pertama dan berturut-turut
selama dua hari.
o Gambaran klinis infeksi umum dapat dalam bentuk :
Infeksi Lokal
a. Pembengkakan luka episiotomi. Terjadi penanahan pada luka
episiotomi.
b. Perubahan warna lokal.pada jalan lahir
c. Pengeluaran lochia bercampur nanah.
d. Mobilisasi/gerak terbatas karena rasa nyeri. Temperatur badan
dapat meningkat
Infeksi General
a. Tampak sakit dan lemah.
b. Temperatur meningkat diatas 39 oC.
c. Tekanan darah dapat menurun dan nadi meningkat.
d. Pernapasan dapat meningkat dan napas terasa sesak.
e. Kesadaran gelisah sampai menurun dan koma.
f. Lochea : berbau, bernanah serta kotor.
o Penanganan
a. Istirahat baring
b. Kompres dengan air hangat
c. Perbanyak minum
d. Menjaga kebersihan seluruh tubuh terutama pada daerah
genetalia
e. Jika demam tak juga menurun, segera bawa ibu ke
fasilitas kesehatan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
7. Penyulit dalam Menyusui
Untuk dapat melancarkan ASI, dilakukan persiapan sejak
awal kehamilan dengan melakukan massage, yaitu pijat oxytoxin.
Untuk menghindari puting susu terbenam sebaiknya sejak
hamil, ibu dapat menarik-narik putting susu dan ibu harus tetap
menyusui agar puting selalu sering tertarik( Manuaba, 2008)
Beberapa keadaan abnormal pada masa menyusui yang
mungkin terjadi:
a. Bendungan ASI
 Penyebab: penyempitan duktus laktiferus, kelenjar yang
tidak dikosongkan dengan sempurna, kelainan pada
putting susu.
 Gejala: timbul pada hari ke 3-5, payudara bengkak,
keras, tegang, panas dan nyeri, suhu tubuh meningkat.
 Penanganan
 Susukan payudara sesering mungkin
 Kedua payudara disusukan secara bergantian
 Saat menyusui melakukan perletakan yang benar
yaitu posisi tubuh yang baik saat menyusui
1. Posisi muka bayi menghadap kepayudara
2. Perut/dada bayi menempel pada perut /
dada ibu
3. Seluruh badan bayi menghadap kebadan
ibu hingga telinga bayi membentuk garis
lurus dengan lengan bayi dan leher bayi
4. Seluruh punggung bayi tersanggah
dengan baik
5. Ada kontak mata antara ibu dengan bayi
6. Pegang belakang bahu jangan kepala
bayi
7. Kepala di letakan di lengan bukan daerah
siku.
 Saat menyusui melakukan perlekatan, perlekatan
salah satu kunci keberhasilan menyusui yaitu :
1. Bayi dari arah bawah payudara
2. Hidung bayi berhadapan dengan puting
susu
3. Dagu bayi merupakan bagian pertama
yang melekat pada payudara (titik
pertemuan )
4. Puting diarahkan keatas kelangit – langit
bayi
5. Telusuri langit – langit bayi dengan
putting sampai didaerah yang tidak ada
tulangnya, diantara uvula (tekak) dengan
pangkal lidah yang lembut
6. Puting susu hanya 1/3 atau ¼ dari bagian
dot panjang yang terbentuk dari jaringan
payudara (Kristiansari, 2009).
 Kompres hangat payudara sebelum disusukan
 Bantu dengan memijat payudara untuk
permulaan menyusui, sanggah payudara.
 Kompres dingin pada payudara diantara
menyusui
 Bila diperlukan berikan paracetamol 500 mg
peroral setiap 4 jam.
b. Mastitis
Mastitis adalah suatu peradangan pada payudara biasaya terjadi
pada 3 minggu setelah melahirkan. Penyebabnya salah satunya
kuman yang menyebar melalui luka pada putting
susu/peredaran darah (Manuaba, 2008)
 Tanda dan gejala
 Payudara membesar dan keras
 Payudara nyeri, memerah dan membisul
 Suhu tubuh meningkat dan menggigil
 Penanganan
 Sanggah payudara
 Kompres dingin
 Susukan bayi sesering mungkin secara bergantian
susu kiri dan kanan
 Banyak minum dan istirahat yang cukup
 Periksakan ke layanan kesehatan
c. Abses payudara
Abses payudara adalah terdapat masa padat mengeras dibawah
kulit yang kemerahan terjadi karena mastitis yang tidak segera
diobati. Gejala sama dengan mastitis terdapat bisul yang pecah
dan mengeluarkan pus (nanah) (Manuaba, 2008).
 Penanganan
Apabila peradangan tersebut sudah menjadi abses,
segera bawa ke fasilitas kesehatan. Selain pengobatan
dengan antibiotik, cairan nanah juga akan dikeluarkan
dengan menusukkan jarum suntik pada benjolan
dipandu oleh USG, atau dengan membuat sayatan untuk
mengeluarkan nanah dari dalam abses (insisi dan
drainase) (Manuaba, 2008).
8. Perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya (baby blues)
Ada kalanya ibu mengalami parasaan sedih yang berkaitan
dengan bayinya. Keadaan ini disebut baby blues, yang disebabkan
oleh perubahan perasaan yang dialami ibu saat hamil sehingga sulit
menerima kehadiran bayinya. Perubahan perasaan ini merupakan
respon alami terhadap rasa lelah yang dirasakan, selain itu juga
karena perubahan fisik dan emosional selama beberapa bulan
kehamilan (Eny, 2009). Gejala-gejala baby blues antara lain :
a. Menangis
b. Mengalami perubahan perasaan
c. Cemas
d. Kesepian
e. Khawatir mengenai sang bayi
f. Penurunan gairah sex, dan kurang percaya diri terhadap
kemampuan menjadi seorang ibu.
Penanganan bila terjadi baby blues yaitu hilang tanpa
pengobatan, pengobatan psikologis dan antidepresan, konsultasi
psikiatrik untuk pengobatan lebih lanjut (tiga bulan) (Manuaba,
2008)
9. Depresi masa nifas (depresi postpartum)
Depresi masa nifas adalah keadaan yang amat serius. Hal ini
disebabkan oleh kesibukannya yang mengurusi anak-anak sebelum
kelahiran anaknya ini. Ibu yang tidak mengurus dirinya sendiri,
seorang ibu cepat murung, mudah marah-marah (Eny, 2009).
o Gejala-gejala depresi masa nifas adalah :
a. Sulit tidur bahkan ketika bayi sudah tidur
b. Nafsu makan hilang
c. Perasaan tidak berdaya atau kehilangan kontrol
d. Menangis tanpa sebab dan tidak perhatian sama sekali
pada bayi
e. Tidak menyukai atau takut menyentuh bayi
f. Pikiran yang menakutkan mengenai bayi
g.Sedikit atau tidak ada perhatian terhadap penampilan
pribadi
o Penanganan
a. Meningkatkan peran suami dan keluarga untuk menciptakan
komunikasi terapeutik.
b. Berikan dukungan mental dan perhatian lebih pada ibu.
c. Bila depresi berlanjut segera konsultasi ke psikiater

PENUTUP
Kesimpulan
Tanda bahaya masa nifas merupakan suatu tanda yang abnormal yang
mungkin terjadi pada ibu nifas dan mengindikasikan adanya bahaya/ komplikasi
yang mungkin dapat terjadi selama masa nifas, apabila hal ini tidak dilaporkan
atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu. Diantara tanda bahaya
nifas yang mungkin muncul pada ibu nifas diantaranya:
1. Pendarahan Post Partum
2. Lochea yang Berbau Busuk (Bau dari Vagina)
3. Sub-Involusi Uterus (Pengecilan Rahim yang Terganggu)
4. Nyeri pada Perut dan Panggul
5. Pusing dan Lemas yang Berlebihan
6. Suhu Tubuh Ibu >38oC
7. Penyulit dalam Menyusui
8. Perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya (baby blues)
9. Depresi Post Partum
Oleh karena itu diharapkan penyuluhan mengenai tanda bahaya masa
nifas ini dapat membantu mendeteksi gejala yang mungkin muncul pada ibu
nifas.
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, E.R. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta : Mitra Cendikia


Press.
Depkes RI. (2008). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR
Manuaba, C. (2008). Gawat Darurat Obstetri Ginekologi dan Obstetri Ginekologi
Social untuk Profesi Bidan. Jakarta: EGC
Mochtar, R. (2008). Sinopsis Obstetri: Obstetri Operatif, Obstetri Sosial, Jilid
2. Jakarta: EGC
Prawirohardjo, S. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Pusdiknakes. (2010). Konsep Asuhan Kebidanan. Jakarta: JHPIEGO

Anda mungkin juga menyukai