2018
IV. Metode
Ceramah dan tanya jawab
V. Media
a. LCD
b. Laptop
c. Leaflet
d. Satuan Acara Penyuluhan
VI. Kegiatan Penyuluhan
4. Menjelaskan jalannya
penyuluhan
5. Membagi leaflet
2. 15 menit Pelaksanaan: Mendengarkan
3. Menjelaskan macam-macam
tanda bahaya pada masa nifas
Menjawab
Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk
bertanya
3. 5 menit Evaluasi: Menjawab pertanyaan
4. 2 menit Penutup:
Mendengarkan
1. Mengakhiri penyuluhan
2. Salam penutup Menjawab Salam
MATERI PENYULUHAN
TANDA BAHAYA PADA IBU NIFAS
o Penanganan
Perdarahan yang perlahan dan berlanjut atau perdarahan tiba-
tiba merupakan suatu kegawatdaruratan, segeralah bawa ibu ke
fasilitas kesehatan. Penanganan di fasilitas kesehatan akan
diberikan transfusi darah sesuai kebutuhan ibu apabila tidak
disertai demam.
2. Lochea Berbau Busuk (Bau dari Vagina)
Lochea adalah cairan yang dikeluarkan uterus melalui
vagina dalam masa nifas sifat lochea alkalis, jumlah lebih banyak
dari pengeluaran lender waktu menstruasi dan berbau anyir (Cairan
ini berasal dari bekas melekatnya plasenta). Sedangkan lochea
yang berbau busuk adalah cairan yang berasal dari kavum uteri dan
vagina dalam masa nifas yang berupa cairan seperti nanah yang
berbau busuk (Prawirohardjo, 2010).
o Penyebab
Ini terjadi karena infeksi dan komplikasi plasenta rest.
Plasenta rest merupakan bentuk perdarahan pasca partus
berkepanjangan sehingga pengeluaran lochea disertai darah lebih
dari 7 – 10 hari. Dapat terjadi perdarahan baru setelah pengeluaran
lochea normal, dan dapat berbau akibat infeksi plasenta rest.
o Tanda dan gejala lochea berbau busuk
a. Keluarnya cairan dari vagina
b. Adanya bau yang menyengat dari vagina
c. Disertai dengan demam > 38oC
o Penanganan
Jagalah selalu kebersihan vagina anda, jika terjadi hal – hal
yang tidak diinginkan segeralah periksakan diri anda ke fasilitas
kesehatan.
3. Sub-Involusi Uterus (Pengecilan Rahim yang Terganggu)
Involusi adalah keadaan uterus yang mengecil oleh
kontraksi rahim dimana berat rahim dari 1000 gr saat setelah
bersalin, menjadi 40-60 mg 6 minggu kemudian. Bila pengecilan
ini kurang baik atau terganggu disebut sub-involusi (Rustam
Muchtar, 2008).
Faktor penyebab sub-involusi, antara lain: sisa plasenta dalam
uterus, endometritis, adanya mioma uteri (Prawirohardjo, 2010).
o Tanda dan gejala
a. Uterus lebih besar dan lebih lembek dari seharusnya
b. Fundus masih tinggi
c. Lochea banyak dan berbau
d. Pendarahan
o Penanganan
Segera periksakan diri anda ke fasilitas kesehatan. untuk
penanganan lebih lanjut diberikan uterotonika
(oksitosin,metilergonovin maleat) dan antibiotik. Apabila terjadi
karena sisa sisa plasenta akan dilakukan pengerokan.
4. Nyeri pada Perut dan Panggul
o Tanda dan gejala
Peritonitis: Peradangan pada peritoneum
a. Demam
b. Nyeri perut bagian bawah
c. Suhu meningkat
d. Nadi cepat dan kecil
e. Nyeri tekan
f. Pucat muka cekung, kulit dingin
g. Anoreksia terkadang muntah
o Penanganan
Lakukan istirahat baring, bila nyeri tidak hilang segera
periksakan ke fasilitas kesehatan. Pemeriksaan lebih lanjut akan
dilakukan cek darah lengkap serta analisis cairan peritoneum
(paracentesis).
5. Pusing dan Lemas yang Berlebihan
Menurut Manuaba (2008), pusing dan lemas pada masa
nifas dapat disebabkan karena tekanan darah rendah, anemia,
kurang istirahat dan kurangnya asupan kalori sehingga ibu
kelihatan pucat.
o Tanda dan gejala
a. Sakit kepala yang sangat pada salah satu sisi atau
seluruh bagian kepala
b. Kepala terasa berdenyut dan disertai rasa mual dan
muntah
c. Lemas
o Penanganan
a. Lakukan istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan
yang berlebihan.
b. Mengkonsumsi makanan tambahan500 kalori/hari untuk
menghasilkan jumlah susu normal. Sehingga total
kebutuhan energi selama menyusui akan meningkat
menjadi 2400 kkal per hari yang akan digunakan untuk
memproduksi ASI dan untuk aktivitas ibu itu sendiri
yang dalam pelaksanaannya dapat dibagi menjadi 6 kali
makan (3x makan utama dan 3x makan selingan) sesuai
dengan Pedoman Gizi Seimbang yang dianjukan.
c. Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan
karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin.
1. Karbohidrat
Saat 6 bulan pertama menyusui, kebutuhan ibu
meningkat sebesar 65 gr per hari atau setara dengan 1 ½
porsi nasi.
2. Protein
Sangat diperlukan untuk peningkatan produksi air susu.
Ibu menyusui membutuhkan tambahan protein 17 gr atau
setara dengan 1 porsi daging (35 gr) dan 1 porsi tempe
(50gr).
3. Lemak
Lemak berfungsi sebagai sumber tenaga dan berperan
dalam produksi ASI serta pembawa vitamin larut lemak
dalam ASI. Kebutuhan minyak dalam tumpeng gizi
seimbang sebanyak 4 porsi atau setara dengan 4 sendok
the minyak (20 gr). Lemak yang dipelukan untuk ibu
menyusui yaitu lemak tak jenuh ganda seperti omega-3
dan omega-6.
PENUTUP
Kesimpulan
Tanda bahaya masa nifas merupakan suatu tanda yang abnormal yang
mungkin terjadi pada ibu nifas dan mengindikasikan adanya bahaya/ komplikasi
yang mungkin dapat terjadi selama masa nifas, apabila hal ini tidak dilaporkan
atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu. Diantara tanda bahaya
nifas yang mungkin muncul pada ibu nifas diantaranya:
1. Pendarahan Post Partum
2. Lochea yang Berbau Busuk (Bau dari Vagina)
3. Sub-Involusi Uterus (Pengecilan Rahim yang Terganggu)
4. Nyeri pada Perut dan Panggul
5. Pusing dan Lemas yang Berlebihan
6. Suhu Tubuh Ibu >38oC
7. Penyulit dalam Menyusui
8. Perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya (baby blues)
9. Depresi Post Partum
Oleh karena itu diharapkan penyuluhan mengenai tanda bahaya masa
nifas ini dapat membantu mendeteksi gejala yang mungkin muncul pada ibu
nifas.
DAFTAR PUSTAKA