Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN KEGIATAN

UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN


DOKTER INTERNSHIP PUSKESMAS AMPARITA
KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG
PERIODE SEPTEMBER 2017-JANUARI 2018

JAMBAN SEHAT DI SEKOLAH

A. LATAR BELAKANG
Jamban sehat merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting di sekolah. Setiap
siswa, guru, dan penghuni sekolah lainnya harus menggunakan jamban untuk buang air
besar dan buang air kecil sehingga menjaga lingkungan sekolah agar tetap bersih, sehat
dan tidak berbau, tidak mencemari sumber air yang ada disekitarnya dan tidak
mengundang lalat atau serangga yang menjadi penular penyakit diare, kolera, disentri,
tifoid, cacingan, penyakit infeksi saluran pencernaan, penyakit kulit, dan keracunan.
Terdapat 7 kriteria jamban sehat:
1. Tidak mencemari air
2. Tidak mencemari tanah permukaan
3. Bebas dari serangga
4. Tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan
5. Aman digunakan oleh pemakainya
6. Mudah dibersihkan dan tak menimbulkan gangguan bagi pemakainya
7. Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan

Beberapa cara dan langkah untuk memelihara jamban sehat di sekolah:


- Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air
- Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan bersih
- Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat
- Tidak ada serangga (kecoa, lalat) dan tikus yang berkeliaran
- Tersedia alat pembersih (sabun, sikat, dan air bersih)
- Bila ada kerusakan, segera diperbaiki

Peran guru / pembimbing agar memiliki dan menggunakan jamban sehat:


- Menyiapkan jamban di sekolah
- Manfaatkan setiap kesempatan untuk mengingatkan tentang pentingnya menggunakan
jamban sehat
- Membagi tugas kepada siswa didik secara bergilir untuk membersihkan jamban
- Memasang brosur (poster, leaflet, sticker) tentang manfaat penggunaan jamban sehat.

B. PERMASALAHAN DI MASYARAKAT
Penerapan Hidup bersih dan sehat pada anak sekolah sangat penting untuk
menciptakan bangsa yang sehat. Oleh karena itu, perlunya penerapan pola hidup bersih
dan sehat pada anak sejak dini, termasuk penggunaan jamban yang tepat. Mengingat di
beberapa daerah di Indonesia masih banyak terdapat keterbatasan, baik dalam hal;
penyediaan jamban oleh sekolah, pemeliharaan kebersihan jamban, maupun pemanfaatan
jamban oleh siswa dan guru, maka perlu diadakan penyuluhan kepada guru dan siswa
tentang jamban sehat di sekolah.
Pentingnya untuk membuang air besar dan kecil di jamban adalah untuk menjaga
lingkungan agar selalu bersih, sehat dan tidak berbau, tidak mencemari sumber air yang
ada di sekitarnya, dan tidak menimbulkan datangnya lalat yang dapat menjadi penular
penyakit diare, kolera, disentri, tipus, cacingan, dan lain-lain.

C. PEMILIHAN INTERVENSI
Oleh karena permasalahan yang terjadi di atas, maka diadakan penilaian dan diskusi
mengenai Jamban Sehat di sekolah. Manfaat yang dapat diambil dari pemanfaatan jamban
sehat di sekolah yaitu untuk mewujudkan lingkungan yang sehat dengan demikian dapat
mewujudkan seluruh warga sekolah yang sehat.

D. PELAKSANAAN
Penilaian dan penyuluhan tentang jamban sehat dilaksanakan di beberapa Sekolah
yaitu SMPN 1 Mengkendek dan SDN 290 Inpres Kasisi’, Kabupaten Tana Toraja.
Penilaian jamban sehat di SMPN 1 Mengkendek dilaksanakan pada hari Selasa, 4 April
2017 dan di SDN 290 Inpres Kasisi’ pada hari Rabu, 5 April 2017. Kegiatan yang
dilakukan antara lain tinjauan langsung terhadap jamban di sekolah tersebut dan
memberikan penyuluhan singkat kepada guru dan siswa-siswi di sekolah tersebut. Materi
penyuluhan berupa pengetahuan mengenai definisi jamban sehat, manfaat menggunakan
jamban bersih, syarat-syarat jamban sehat, dan cara memelihara jamban.
E. EVALUASI
Dari hasil penilaian jamban beberapa sekolah tersebut didapatkan masalah sebagai
berikut:
1. SMPN 1 Mengkendek
Jumlah jamban yang sangat sedikit yaitu hanya 2 untuk seluruh siswa-siswi
2. SDN 290 Inpres Kasisi’
Keadaan jamban masih tidak memadai, jamban masih kotor dan tidak terawat.
Kami juga melakukan penyuluhan dan himbauan kepada guru dan siswa untuk
memelihara kebersihan jamban dan senantiasa menggunakan jamban. Kegiatan ini
berjalan sebagaimana yang diharapkan. Namun tingkat pengetahuan peserta masih kurang
mengenai materi penyuluhan sebelum diadakannya penyuluhan. Hampir sebagian besar
siswa yang hadir masih memiliki pengetahuan yang minim berkaitan dengan materi
penyuluhan yang akan disampaikan. Namun setelah penyuluhan, siswa cukup antusias
untuk berdiskusi terkait materi penyuluhan.

Peserta Internship Pendamping

(dr. Dhian Karina Aprilani Hattah) (dr. Nurwati)

Anda mungkin juga menyukai