Anda di halaman 1dari 20

MANAGEMENT OF SUPRACONDYLAR

HUMERUS FRACTURES IN CHILDREN:


CURRENT CONCEPTS
OLEH :
NABIELA ULLY WAFIRA
110 2100122
Pembimbing : Dr. Jufri Latief, SP.B, Sp.OT
ABSTRACT
Fraktur humerus suprakondiler merupakan fraktur sendi siku yang paling sering ditemukan pada populasi

pasien pediatrik. Fraktur tipe I dapat ditangani secara non – bedah, tetapi sebagian besar trauma yang

mengalami pergeseran (tipe II, III dan IV) membutuhkan suatu intervensi bedah.

Saat ini, semakin banyak fraktur tipe ii yang ditangani secara bedah; penatalaksanaan dengan

menggaunakan pembidaian hanya akan dilakukan untuk fraktur – fraktur dengan pergeseran yang cukup

besar saja. Dua hingag tiga fiksasi lateral sudah sangat cukup untuk stabilisasi sebagian besar fraktur

tersebut.
ANATOMI
DEFINISI
• FRAKTUR SUPRAKONDILER MERUPAKAN JENIS FRAKTUR PADA SENDI SIKU YANG PALING SERING
DITEMUKAN PADA ANAK – ANAK, YANG MANA JENIS FRAKTUR INI TERHITUNG SEBESAR 3% DARI
SEMUA FRAKTUR PADA PASIEN PEDIATRIK.
• FRAKTUR SUPRAKONDILER HUMERI ADALAH FRAKTUR YANG TERJADI PADA BAGIAN 1/3 DISTAL
TULANG HUMERI YANG GARIS FRAKTURNYA BERJALAN MELALUI APEKS CORONOID DAN FOSSA
OLECRANON
• FRAKTUR SUPRAKONDILER HUMERUS TERJADI PALING SERING PADA ANAK – ANAK BERUSIA 5 – 7
TAHUN.3 SEBAGIAN BESAR TERJADI PADA SISI KIRI ATAU PADA SISI NON – DOMINAN, DAN
BEBERAPA PENELITIAN TERBARU JUGA TELAH MENUNJUKKAN BAHWA TERDAPAT INSIDENSI YANG
CUKUP SERUPA DITEMUKAN ANTARA LAKI – LAKI DAN PEREMPUAN.
KLASIFIKASI
• Flexion-type (rare) - distal fragment is displaced anteriorly
• Extension-type (98%) - distal fragment is displaced posteriorly
KLASIFIKASI GARTLAND

Tidak ada sendi bagian Pergeseran


pergeseran posterior yang lengkap
intak
DIAGNOSA

Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Riwayat Trauma :
Jatuh Pemeriksaan Penunjang
Swelling
Posisi tangan Limited elbow range of Foto X-ray
Nyeri motion (ROM).
Tangan sulit digerakkan Deformitas
PHYSICAL
EXAMINATION
(TIPE EKSTENSI)
Look
• Daerah siku tampak bengkak

Feel
• Perhatikan tanda-tanda syndrome kompartmen
• Raba n. radialis dan ulnari

Motion
• Sendi siku dalam posisi ekstensi
• Anterior interosseous neuropraxia (kelemahan pada otot flexor digitorum
profundus dan otot flexor pollicis longus, pointing sign dan OK sugn)
• Radial nerve neuropraxia (kelemahan pada pergelangan dan ekstensi jari)
PHYSICAL
EXAMINATION (TIPE
FLEXI)
Look
• Daerah siku tampak bengkak

Feel
• Perhatikan tanda-tanda syndrome kompartmen
• Raba n. radialis dan ulnari

Motion
• Ulnar nerve neuropraxia (hilangnya sensoris pada jari
kelingking,kelemahan otot tangan atau clawing, Forment sign)
TREATMENT ALGORITHM FOR MANAGING THE
PULSELESS HAND IN PEDIATRIC PATIENTS
WITH SUPRACONDYLAR HUMERUS FRACTURE.
EVALUASI RADIOGRAFI
• PEMERIKSAAN RADIOGRAFI KUALITAS TINGGI DENGAN POSISI AP DAN LATERAL YANG BERPUSAT
PADA SENDI SIKU

pelebaran
Fat pad dari garis
fraktur

derajat ditemukannya
kominutifnya suatu fraktur
Radiografi posisi lateral normal pada
pasien pediatrik yang memperlihatkan
penempatan garis humerus anterior, yang
mana diletakkan disepanjang korteks
humerus bagian anterior. Garis kedua
diposisikan pada bagian dasar dari
nukleus ossifik kapitelum. Garis kedua
tersebuazt akan dibagi menjadi tiga
bagian untuk menentukan dimanakan titik
potong akan diletakkan.
PENANGANAN

Tipe I Tipe II A Tipe IIB Tipe III

• pembidaian • reduksi • intervensi • reduksi


panjang tertutup reduksi tertutup
pada lengan • pembidaian tertutup • pemasangan
selama 3 - 4 • pemasangan pin
minggu untuk pin. merupakan
imobilisasi pilihan
dengan posisi
sendi siku
difleksikan
90o
• Sebagai kesimpulan untuk prosedur ini, maka lengan kemudian akan dibidai
dengan posisi fleksi 60 – 80 derajat. Pada saat 1 minggu paska
pembedahan, maka pemeriksaan radiologi akan dilakukan untuk
memastikan pemeliharaan dari reduksi yang terjadi. Ketika reduksi tetap
dapat dipertahankan, maka bidai tersebut kemudian akan dibungkus
kembali dengan menggunakan fiberglass. K – wires kemudian akan
dilepaskan diklinik dokter pada saat 3 – 4 minggu paska pembedahan, dan
lengan kemudian akan tetap dibiarkan pada mitela selama 1 – 2 minggu.
Ilustrasi diatas menunjukkan kemungkinan terjadinya kesalaan teknis dalam prosedur reduksi
tertutup dan pemasangan pin perkutan pada fraktur suprakondiler humerus anak – anak.
Pada setiap bagian gambar diatas, gambar sebelah kiri merupakan posisi AP dan gambar
sebelah kanan merupakan posisi lateral. A. Kegagalan untuk mendapatkan fiksasi
bikortikal disepanjang fraktur sekunder akibat pin yang keluar pada bagian anterior
melalui tempat fraktur (panah). B. Kegagalan untuk mendapatkan fiksasi bikortikal
disepanjang tempat fraktur sekunder akibat penempatan pin intrameduler (panah). C. Pin
yang dipasangkan menyilang pada tempat fraktur dengan penyebaran < 2 mm (panah).
KOMPLIKASI

Volkman Iskemik Kubitus Varus


THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai