Anda di halaman 1dari 5

Portofolio –Medikolegal

Nama Peserta:dr. Nur Afifah Thamrin


Nama Wahana: RSUD ArifinNu’mang, Rappang
Topik : Luka Benda Tajam
Tanggal (Kasus): 12 Agustus 2018
NamaPasien: Tn. B No. RM:
Tanggal Presentasi: Pendamping: dr. Kasmawati Amin
TempatPresentasi: RSUD ArifinNu’mang, Rappang
ObjekPresentasi:
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauanpustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi:
Telah datang seorang laki-laki berusia 34 tahun ke IGD RSUD Arifin Nu’mang pada hari
sabtu, 12 Agustus 2017 pukul 19.00 WITA. Korban berjumlah 1 orang yang merupakan
korban penganiayaan. Kejadian terjadi pada hari Sabtu, 12 Agustus 2017 pukul 18.30 WITA
di desa Kulo. Kejadian berawal ketika pelaku sedang membuang sampah disampin rumah
korban. Korban tidak menyukai jika pelaku membuang sampah disamping rumah korban,
akhirnya korban menegur pelaku untuk tidak membuang sampah disamping rumah korban.
Pelaku merasa tersinggung dengan teguran korban dan akhirnya korban berlari kerumahnya
dan mengambil sebuah parang unuk melukai korban. Korbanpun terluka di bagian jidat dan
segera berlari kekantor polisi. Kemudian dari kantor polisi korban kerumah sakit untuk
mendapat pertolongan dan untuk melakukan visum.
Tujuan: menegakkan diagnosis medikolegal dan memberikan pertolongan pertama sesuai
kompetensi serta melakukan rujukan yang tepat
Bahan Tinjauan Riset Kasus Audit
Bahasan: pustaka
Cara Diskusi Presentasi dan e-mail Pos
Membahas: diskusi

Data Pasien: Nama: Tn. B No. Registrasi:


Nama Klinik: RSUD ArifinNu’mang, Rappang
Data Utama Untuk Bahan Diskusi:
Diagnosis / Gambaran Klinis:
Telah datang seorang laki-laki berusia 34 tahun ke IGD RSUD Arifin Nu’mang pada hari
sabtu, 12 Agustus 2017 pukul 19.00 WITA. Korban berjumlah 1 orang yang merupakan
korban penganiayaan. Kejadian terjadi pada hari Sabtu, 12 Agustus 2017 pukul 18.30 WITA
di desa Kulo. Kejadian berawal ketika pelaku sedang membuang sampah disampin rumah
korban. Korban tidak menyukai jika pelaku membuang sampah disamping rumah korban,
akhirnya korban menegur pelaku untuk tidak membuang sampah disamping rumah korban.
Pelaku merasa tersinggung dengan teguran korban dan akhirnya korban berlari kerumahnya
dan mengambil sebuah parang unuk melukai korban. Korbanpun terluka di bagian jidat dan
segera berlari kekantor polisi. Kemudian dari kantor polisi korban kerumah sakit untuk
mendapat pertolongan dan untuk melakukan visum..
Regio Facialis
 Tampak satu buah luka robek pada bagian jidat diatas alis sebelah kiri berbentuk lonjong
dengan ukuran tiga koma lima sentimeter, lebar nol koma tujuh sentimeter dan kedalaman
nol koma empat sentimeter. Titik pusat luka berjarak tujuh sentimeter di sebelah kiri garis
pertengahan tubuh depan dan berjarak satu sentimeter di bawah garis mendatar yang
1
Portofolio –Medikolegal

melewati kedua mata korban. Garis batas luka tampak rata, daerah di dalam garis batas
luka tampak berwarna kemerahan dan menonjol (membengkak) serta terasa nyeri saat
diraba.

Riwayat Pengobatan : (-)


Riwayat Kesehatan / Penyakit: (-)
Daftar Pustaka :
1.
Hasil Pembelajaran:
1. Menegakkan diagnosis luka benda tajam
2. Memberikan penanganan primer pada pasien dengan diagnosis luka benda tajam.

2
Portofolio –Medikolegal

Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio


1. Subjektif
Telah datang seorang laki-laki berusia 34 tahun ke IGD RSUD Arifin Nu’mang pada hari
sabtu, 12 Agustus 2017 pukul 19.00 WITA. Korban berjumlah 1 orang yang merupakan
korban penganiayaan. Kejadian terjadi pada hari Sabtu, 12 Agustus 2017 pukul 18.30 WITA
di desa Kulo. Kejadian berawal ketika pelaku sedang membuang sampah disampin rumah
korban. Korban tidak menyukai jika pelaku membuang sampah disamping rumah korban,
akhirnya korban menegur pelaku untuk tidak membuang sampah disamping rumah korban.
Pelaku merasa tersinggung dengan teguran korban dan akhirnya korban berlari kerumahnya
dan mengambil sebuah parang unuk melukai korban. Korbanpun terluka di bagian jidat dan
segera berlari kekantor polisi. Kemudian dari kantor polisi korban kerumah sakit untuk
mendapat pertolongan dan untuk melakukan visum.
 Objektif
PemeriksaanFisik
 SP: SS/GC/CM
 GCS = 15
 Td : 120/70 mmHg, HR = 76x/menit P = 18 x/menit, S = 37,2 0C,
 Status penampilan :
- Rambut : berwarna hitam, lurus.
- Pakaian : memakai baju kaos warna hitam dan celana jeans berwarna abu-abu.
 Pemeriksaan regional:
- Kepala: konjungtiva anemis -/-; sclera ikterik -/-
Regio Facialis
 Tampak satu buah luka robek pada bagian jidat diatas alis sebelah kiri berbentuk lonjong
dengan ukuran tiga koma lima sentimeter, lebar nol koma tujuh sentimeter dan kedalaman
nol koma empat sentimeter. Titik pusat luka berjarak tujuh sentimeter di sebelah kiri garis
pertengahan tubuh depan dan berjarak satu sentimeter di bawah garis mendatar yang
melewati kedua mata korban. Garis batas luka tampak kurang rata, daerah di dalam garis
batas luka tampak berwarna kemerahan dan menonjol (membengkak) serta terasa nyeri
saat diraba.
- Hidung : dalambatas normal
- Leher: dalambatas normal
- Thorax:dalambatas normal
- Jantung: dalam batas normal
- Abdomen: dalambatas normal
- Ekstremitas: dalambatas normal
- Genitalia: tidakdilakukanpemeriksaan
- Pemeriksaan fisis neurologis dalam batas normal.
PemeriksaanLaboratorium
Tidak dilakukan pemeriksaan
2. Assessment
Luka akibat trauma benda tumpul dapat berupa salah satu atau kombinasi dari luka
memar, luka lecet, luka robek, patah tulang atau luka tekan.
Di dalam melakukan pemeriksaan terhadap orang yang menderita luka akibat kekerasan,
pada hakekatnya dokter diwajibkan untuk dapat memberikan kejelasan dari permasalahan
sebagai berikut:
a. Jenis luka apakah yang terjadi?
b. Jenis kekerasan/senjata apakah yang menyebabkan luka?
3
Portofolio –Medikolegal

c. Bagaimanakah kualifikasi luka itu?

Pengertian kualifikasi luka disini semata-mata pengertian Ilmu Kedokteran Forensik,


yang hanya baru dipahami setelah mempelajari pasal-pasal dalm Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana (KUHP), yang bersangkutan dengan Bab XX (Tentang Penganiayaan),
terutama pasal 351 dan pasal 352; dan Bab IX (Tentang Arti Beberapa Istilah Yang Dipakai
Dalam Kitab Undang-Undang), yaitu pasal 90.
Oleh karena istilah “penganiayaan” merupakan istilah hukum, yaitu “dengan sengaja
melukai atau menimbulkan perasaan nyeri pada seseorang”, maka di dalam Visum et
Repertum yang dibuat dokter tidak boleh mencantumkan istilah penganiayaan, oleh karena
dengan sengaja atau tidak itu merupakan urusan hakim. Demikian pula dengan menimbulkan
perasaan nyeri sukar sekali untuk dapat dipastikan secara objektif, maka kewajiban dokter di
dalam membuat Visum et Repertum hanyalah menentukan secara objektif adanya luka, dan
bila ada luka, dokter harus menentukan derajatnya.
Penganiayaan ringan, yaitu penganiayaan yang tidak menimbulkan penyakit atau
halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau pencaharian, di dalam Ilmu Kedokteran
Forensik pengertiannya menjadi: “luka yang tidak berakibat penyakit atau halangan untuk
menjalankan pekerjaan jabatan atau pencaharian”. Luka ini dinamakan “luka derajat
pertama”.
Bila sebagai akibat penganiayaan seseorang itu mendapat luka atau menimbulkan
penyakit atau halangan di dalam melakukan pekerjaan jabatan atau pencaharian, akan tetapi
hanya untuk sementara waktu saja, maka luka ini dinamakan “luka derajat kedua”.
Apabila penganiayaan tersebut mengakibatkan luka berat seperti yang dimaksud dalam
pasal 90 KUHP, luka tersebut dinamakan “luka derajat ketiga”.
Suatu hal yang penting harus diingat di dalam menentukan ada tidaknya luka akibat
kekerasan adalah adanya kenyataan bahwa tidak selamanya kekerasan itu akan meninggalkan
bekas/luka. Dengan demikian pada kasus perlukaan akan tetapi di dalam pemeriksaan tidak
ditemukan luka, maka di dalam penulisan kesimpulan Visum et Repertum yang dibuat,
haruslah ditulis “tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan”, dan jangan dinyatakan secara pasti
bahwa pada pemeriksaan tidak ada kekerasan.
3. Plan
Diagnosis:
Tampak satu buah luka robek pada bagian jidat diatas alis sebelah kiri akibat persentuhan
benda tajam.

Terapi: Setelah dilakukan visum, korban diberi penanganan berupa:


- Bersihkan Luka
- Heacting luka sebanyak 5 jahitan
- Pemberian terapi medikamentosa: amoxilin 3x500 mg dan asam mefenamat 3x500 mg.
Konsultasi: tidak perlu dilakukan konsultasi ke dokter forensik.
Rujukan: pada kasus ini, rujukan tidak perlu dilakukan karena masih dapat ditindak
lanjuti menggunakan sarana dan prasarana yang ada.
Prognosis: bonam.

4
Portofolio –Medikolegal

Sidrap, Agustus 2018

Peserta, Pendamping,

dr. Nur Afifah Thamrin dr. Kasmawati Amin

Anda mungkin juga menyukai