A. Latar Belakang
Penggunaan anestesi, sedasi, dan intervensi bedah adalah proses yang umum dan
kompleks di rumah sakit. Tindakan-tindakan ini membutuhkan asesmen pasien yang lengkap dan
komprehensif, perencanaan asuhan yang terintegrasi, monitoring pasien yang berkesinambungan
dan kriteria transfer untuk pelayanan berkelanjutan, rehabilitasi, akhirnya transfer maupun
pemulangan (discharge).
Pelayanan bedah di Instalasi Kamar Operasi RS “Sinar Kasih ” harus terencana dan
terdokumentasikan berdasarkan hasil assesmen. Karena tindakan pembedahan membawa risiko
dengan tingkatan tinggi, maka penggunaannya haruslah direncanakan secara seksama. Asesmen
pasien adalah dasar untuk memilih prosedur yang tepat. Assesmen memberikan informasi
penting terhadap pemilihan prosedur yang tepat dan waktu yang optimal, terlaksananya prosedur
secara yang aman, menginterpretasikan temuan dalam monitoring pasien. Pemilihan prosedur
tergantung pada riwayat pasien, status fisik, dan data diagnostik termasuk risiko dan manfaat
prosedur bagi pasien. Pemilihan prosedur mempertimbangkan informasi dari asesmen saat
masuk rawat inap, tes diagnostik, dan sumber lain yang tersedia.
Proses asesmen dapat dijalankan dalam kerangka waktu yang lebih singkat bilamana pasien
secara darurat membutuhkan pembedahan. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah edukasi dan
diskusi dengan pasien dan keluarganya atau orang yang berwenang membuat keputusan bagi
pasien. Pasien dan keluarga atau para pembuat keputusan menerima informasi yang adekuat
untuk berpartisipasi dalam keputusan pemberian pelayanan dan memberikan persetujuan
(informed consent) yang berisi risiko dari prosedur yang direncanakan, manfaat prosedur yang
direncanakan, komplikasi yang potensial terjadi, alternatif tindakan pembedahan dan nonbedah
yang tersedia untuk merawat.
Pembedahan merupakan cabang dari ilmu medis yang ikut berperan terhadap kesembuhan dari
luka atau penyakit melalui prosedur manual atau melalui operasi dengan tangan. Hal ini memiliki
sinonim yang sama dengan kata “Chirurgia” (dibaca: KI-RUR-JIA). Dalam bahasa Yunani
“Cheir” artinya tangan; dan “ergon” artinya kerja.
Bedah atau operasi merupakan tindakan pembedahan cara dokter untuk mengobati kondisi yang
sulit atau tidak mungkin disembuhkan hanya dengan obat-obatan sederhana (Potter, 2006)
Perkembangan baru juga terjadi pada pengaturan tempat untuk dilaksanakan prosedur operasi.
Bedah sehari (ambulatory surgery), kadangkala disebut pembedahan tanpa rawat inap
(outpatient surgery) atau pembedahan sehari (one-day surgery).
2. Jenis Pembedahan
A. Bedah Minor
Bedah minor merupakan pembedahan dimana secara relatif dilakukan secara sederhana, tidak
memiliki risiko terhadap nyawa pasien dan tidak memerlukan bantuan asisten untuk
melakukannya, seperti: membuka abses superficial, pembersihan luka, inokulasi, superfisial
neuroktomi dan tenotomi
B. Bedah Mayor
Bedah mayor merupakan pembedahan dimana secara relatif lebih sulit untuk dilakukan daripada
pembedahan minor, membutuhkan waktu, melibatkan risiko terhadap nyawa pasien, dan
memerlukan bantuan asisten, seperti: bedah caesar, mammektomi, bedah torak, bedah otak.
C. Bedah Antiseptik
D. Bedah konservatif
Bedah konservatif merupakan pembedahan dimana dilakukan berbagai cara untuk melakukan
perbaikan terhadap bagian tubuh yang diasumsikan tidak dapat mengalami perbaikan, daripada
melakukan amputasi, seperti: koreksi dan imobilisasi dari fraktur pada kaki daripada melakukan
amputasi terhadap kaki.
E. Bedah Radikal
Bedah radikal merupakan pembedahan dimana akar penyebab atau sumber dari penyakit tersebut
dibuang, seperti: pembedahan radikal untuk neoplasma, pembedahan radikal untuk hernia.
F. Pembedahan Rekonstruktif
G. Bedah Plastik
Bedah plastik merupakan pembedahan dimana dilakukan untuk memperbaiki defek atau
deformitas, baik dengan jaringan setempat atau dengan transfer jaringan dari bagian tubuh
lainnya.
3. Sifat Operasi:
A. Bedah Elektif
Bedah elektif merupakan pembedahan dimana dapat dilakukan penundaan tanpa membahayakan
nyawa pasien.
B. Bedah Emergensi
Bedah emergensi merupakan pembedahan yang dilakukan dalam keadaan sangat mendadak
untuk menghindari komplikasi lanjut dari proses penyakit atau untuk menyelamatkan jiwa
pasien.
D. Landasan Hukum
Penyelenggaraan pelayanan Instalasi Kamar Operasi Rumah Sakit “WARAS WIRIS” sesuai
dengan:
4. Pedoman Kerja Perawat Kamar Operasi, Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun
1993.
5. Surat Keputusan Yayasan Rumah Sakit “SINAR KASIH TENTENA” Kota Tentena….. No.
189/060/Y-WW/VIII/2010 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit “SINAR
KASIH” Kota Kota Tentena……
1. Kualifikasi Tenaga Di Instalasi Kamar Operasi Rumah Sakit “Sinar Kasih Tentena”
– Dokter Bedah Instalasi kamar Operasi menggunakan jasa Pelayanan dokter tamu (dokter
spesialis bedah)
– Perawat instalasi kamar Operasi memiliki: sertifikat Penanggulangan Penderita Gawat Darurat
(PPGD), Basic Cardiac Life Support (BCLS).
– Perawat Ruang Pulih Sadar memiliki sertifikat Penanggulangan Penderita Gawat Darurat
(PPGD) dan Basic Cardiac Life Support (BCLS)
B. Distribusi Ketenagaan
Dalam pelayanan bedah perlu menyediakan sumber daya manusia yang kompeten, cekatan dan
mempunyai kemampuan sesuai dengan perkembangan teknologi sehingga dapat memberikan
pelayanan yang optimal, efektif, dan efisien. Atas dasar tersebut di atas, maka perlu kiranya
menyediakan, mempersiapkan dan mendayagunakan sumber-sumber yang ada. Untuk
menunjang pelayanan bedah di instalasi kamar operasi, maka dibutuhkan tenaga dokter, perawat
yang mempunyai pengalaman, keterampilan dan pengetahuan yang sesuai.
C. Pengaturan Dinas
Pengaturan jaga atau jadwal dinas adalah pengaturan tugas pelayanan bagi perawat untuk
melaksanakan tugas pelayanan di instalasi kamar operasi sehingga semua kegiatan pelayanan
bedah dapat terkoordinir dengan baik. Pengaturan dinas dibuat 4 shift dalam 24 jam yaitu:
A. Denah Ruangan
….
B. Standar Fasilitas
Pembatasan :
1. Zona 1
3. Zona 3
4. Zona 4
1. Daerah Bebas
Daerah bebas merupakan daerah dimana pengunjung tidak diizinkan masuk, dan petugas harus
melepaskan alas kaki.
2. Daerah Bersih
Area semirestriktik adalah daerah dimana pengunjung dan petugas harus melepaskan alas kaki.
Area restriktik adalah daerah dimana pengunjung tidak diizinkan masuk, petugas harus memakai
perlengkapan khusus (topi, masker, alas kaki, pakaian khusus), harus ganti pakaian, tidak boleh
rangkap.
Daerah yang boleh dimasuki oleh semua orang tanpa syarat khusus. Misalnya: kamar tunggu
kamar operasi.
Daerah yang bisa dimasuki oleh orang-orang tertentu saja, yaitu petugas. Pada daerah ini
biasanya diberi tulisan “DILARANG MASUK SELAIN PETUGAS” dan sudah ada pembatasan
tentang jenis pakaian yang dikenakan oleh petugas (pakaian khusus kamar operasi) serta
penggunaan alas kaki khusus di dalam.
3. Daerah Aseptik
Daerah aseptik merupakan daerah kamar bedah sendiri yang hanya bisa dimasuki oleh orang
yang langsung ada hubungan dengan kegiatan pembedahan, umumnya daerah yang harus dijaga
kesucihamaannya. Daerah aseptik dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
– Daerah aseptik 1, yaitu daerah memakai gaun operasi, tempat duk atau kain steril, tempat
instrumen dan tempat perawat instrumen mengatur dan mempersiapkan alat.
Kamar operasi terdiri dari beberapa ruang, baik itu di dalam kamar operasi maupun di
lingkungan kamar operasi:
Ruang Penerimaan Pasien adalah ruang serah terima pre operasi Instalasi Kamar Operasi yang
dilengkapi dengan brankar, lemari tempat pakaian Instalasi Kamar Operasi bagi pasien yang
akan menjalani operasi, dilengkapi ruang ganti pasien One Day Care (ODC), lemari terkunci
untuk penyimpanan pakaian dan barang berharga milik pasien.
Ruang induksi dan premedikasi adalah ruang dimana pasien dari ruang penerimaan dibawa ke
ruang induksi untuk dilakukan premedikasi, tersedia oksigen sentral.
3. Ruang Operasi I
Ruang operasi I dilengkapi meja operasi (datar, head up-head down, tilt kiri-kanan, duduk atau
setengah duduk, V atau V terbalik) secara manual. Ruang operasi I dilengkapi lampu operasi
yang mampu menerangi bagian-bagian operasi, menggunakan oksigen sentral, suction sentral,
mesin anestesi, monitor pasien, tersedianya alat kesehatan dan obat-obatan dan jenis cairan yang
bisa memenuhi kebutuhan operasi, yang tersedia dalam troli. Kamar Operasi I digunakan untuk
operasi biasa.
4. Ruang Operasi II
Ruang operasi II dilengkapi meja operasi (datar, head up-head down, tilt kiri-kanan, duduk atau
setengah duduk, V atau V terbalik) secara manual. Ruang Operasi II dilengkapi dengan lampu
operasi yang mampu menerangi bagian-bagian operasi. Mesin anestesi dilengkapi dengan tabung
penampung gas anestesi (merek Penlon), monitor EKG yang bisa terlihat tekanan darah, rekaman
jantung, nadi, saturasi oksigen, AC sentral, Suction, oksigen sentral, alat kauter (Alsa bisa
dipakai untuk TUR, bisa dipakai untuk Bifolar), tersedianya alat kesehatan dan obat-obatan, dan
jenis cairan yang bisa memenuhi kebutuhan operasi, yang tersedia dalam troli.
Ruang operasi III digunakan untuk operasi yang bersifat bersih, yang dilengkapi dengan meja
operasi yang bisa dimodifikasi beberapa posisi (datar, head up-head down, tilt kiri-kanan, duduk)
secara manual. Ruang Operasi III dilengkapi lampu operasi yang mampu menerangi bagian-
bagian operasi.Dilengkapi dengan mesin anestesi, monitor ECG yang bisa terlihat tekanan darah,
rekaman jantung, nadi, saturasi oksigen, AC sentral, oksigen sentral, suction sentral, alat kauter,
tersedianya alat kesehatan dan obat-obatan, dan jenis cairan yang bisa memenuhi kebutuhan
operasi, yang tersedia dalam troli.
6. Ruang Operasi IV
Ruang operasi IV digunakan untuk operasi yang bersifat bersih, yang dilengkapi dengan meja
operasi yang bisa dimodifikasi beberapa posisi (datar, head up-head down, tilt kiri-kanan, duduk)
secara manual.
Ruang operasi IV dilapisi dengan Pb yang berguna untuk mengurangi radiasi (khusus
penggunaan C–Arm), dilengkapi lampu operasi yang mampu menerangi bagian- bagian operasi,
mesin anestesi, monitor EKG yang bisa terlihat tekanan darah, rekaman jantung, nadi, saturasi
oksigen, AC sentral, oksigen sentral, suction sentral alat kauter, tersedianya alat kesehatan dan
obat-obatan, dan jenis cairan yang bisa memenuhi kebutuhan operasi, yang tersedia dalam troli.
7. Ruang Operasi V
Ruang operasi V digunakan untuk operasi yang bersifat bersih, yang dilengkapi dengan meja
operasi yang bisa dimodifikasi beberapa posisi (datar, head up-head down, tilt kiri-kanan, duduk)
menggunakan alat remote, meja operasi bisa dimodifikasi dengan traksi ortopedi. Ruang Operasi
V dilapisi dengan Pb yang berguna untuk mengurangi radiasi (khusus penggunaan C–Arm),
dilengkapi lampu operasi yang mampu menerangi bagian-bagian operasi, mesin anestesi,
monitor EKG yang bisa terlihat tekanan darah, rekaman jantung, nadi, saturasi oksigen, AC
sentral, oksigen sentral, suction sentral, alat kauter, alat kesehatan dan obat-obatan, dan jenis
cairan yang bisa memenuhi kebutuhan operasi, yang tersedia dalam troli, monitor untuk bisa
melihat tindakan operasi di ruang istirahat dokter.
Tersedia lemari untuk penyimpanan alat instrumen dan linen sudah steril terbungkus yang siap
pakai disimpan di lemari masing-masing.
Tersedia juga lemari untuk penyimpanan linen biasa, seperti baju petugas instalasi kamar
operasi, stik laken, selimut dan untuk kebutuhan linen lainnya.
9. Ruang Penyimpanan Alat Kesehatan
Tersedia lemari untuk menyimpan obat dan alat kesehatan anestesi yang terkunci, kulkas untuk
menyimpan obat yang memerlukan suhu tertentu.
Ruang sadar pulih adalah ruang dimana pasien setelah operasi dibawa ke ruang sadar pulih untuk
diobservasi sekitar 2 jam. Ruang sadar pulih dilengkapi dengan 6 buah tempat tidur (standar
dengan hek pengaman), oksigen sentral, suction sentral, monitor pasien 6 set, persediaan cairan
infus, meja tulis, dan alat-alat untuk keperluan administrasi. Di ruang sadar pulih terdapat sebuah
komputer untuk urusan administrasi. Di ruang ini juga tersedia spool hoek, toilet. Di ruang sadar
pulih ini serah terima pasien dari instalasi kamar operasi dengan perawat ruang inap (pasien
kembali ke ruangan).
Ruang pertemuan ini digunakan untuk pertemuan. Di ruang ini tersedia meja, kursi dan
dilengkapi dengan gambar kerangka anatomi tulang manusia, lemari buku untuk menyimpan
buku-buku.
Ruang ini digunakan untuk ruang santai sekalian ruang makan, dilengkapi dengan kursi meja
makan, sofa, televisi, kulkas, dispenser, lemari untuk menyimpan alat-alat makan, dan lainnya.
Ruang ini digunakan khusus untuk pria ganti pakaian. Di ruang ini terdapat lemari pakaian
gantung, lemari tempat penyimpanan pakaian bersih instalasi kamar operasi dan loker yang
terkunci.
Tersedia kursi meja, ada lemari untuk penyimpanan dokumen atau arsip-arsip, buku.
d. Instrumen
Tabel 3.9 Daftar Instrumen Set Hernia Anak Instalasi Kamar Operasi
Tabel 3.10 Daftar Instrumen Set Hernia Dewasa Instalasi Kamar Operasi
Tabel 3.16 Daftar Instrumen Set Plastik III Instalasi Kamar Operasi
Tabel 3.17 Daftar Instrumen Set ATE atau TE Instalasi Kamar Operasi
Tabel 3.23 Daftar Instrumen Set Gall Blass Lama (I) Instalasi Kamar Operasi
Tabel 3.23 Daftar Instrumen Set Gall Blass Lama (I) Instalasi Kamar Operasi
Tabel 3.24 Daftar Instrumen Set Gall Blass Baru (II) Instalasi Kamar Operasi
Tabel 3.27 Daftar Instrumen Set SC (I, II, III, IV) Instalasi Kamar Operasi
Tabel 3.28 Daftar Instrumen Set Reseksi Usus (I, II) Instalasi Kamar Operasi
Tabel 3.29 Daftar Instrumen Set Reseksi Usus Anak Instalasi Kamar Operasi
Tabel 3.33 Daftar Instrumen Set Mangkok OP (15 set) Instalasi Kamar Operasi
Tabel 3.34 Daftar Instrumen Set Spinal (16 set) Instalasi Kamar Operasi
Tabel 3.35 Daftar Instrumen Set Mangkok Cuci Tangan (6 set) Instalasi Kamar Operasi
1. Pintu
Bentuk pintu sliding, pintu harus selalu tertutup dengan menggunakan penutup otomatis. Pintu
selalu terawat dan tidak boleh mengeluarkan suara.
2. Ventilasi
Memakai AC dilengkapi filter dan sistem ultraclean luminay airflow. Suhu diatur antara 19-
22?C dan kelembaban udara 50-60 %
3. Sistem Penerangan
Lampu ruangan memakai lampu pijar putih tertanam di dalam langit-langit sehingga tidak
menampung debu dan mudah dibersihkan. Pencahayaan ruangan sesuai peraturan pencahayaan
pada buku ini. Lampu operasi merupakan lampu khusus yang terdiri dari beberapa lampu yang
fokusnya dapat diatur, tidak panas, terang, tidak menyilaukan dan tidak menimbulkan bayangan
4. Sistem Gas
Sistem gas sebaiknya dibuat sentral memakai sistem pipa. Sistem pipa melalui bawah lantai atau
di atas langit-langit, dibedakan sistem pipa O2 dan Nitrogen Oksida
5. Sistem Listrik
6. Sistem Komunikasi
Ada sistem komunikasi dengan ruangan lain di dalam rumah sakit dan ke luar Rumah Sakit
f. Instrumentasi
Semua peralatan menggunakan mobile atau troli, mempunyai roda atau diletakkan di atas troli
beroda. Semua alat terbuat dari stainless steel dan mudah dibersihkan.
g. Pembersihan
· Pembersihan Harian
Setiap hari seluruh permukaan lantai kompleks kamar operasi dibersihkan dan didesinfeksi.
Setiap hari dilakukan pemeriksaan prasarana seperti
penyediaan air bersih, kelistrikan, pencahayaan, ventilasi, dan sebagainya. Pelaksana adalah
Cleaning Service dan tim kamar operasi, dan penanggung jawab adalah Kepala Instalasi Kamar
Operasi.
· Pembersihan Mingguan
Seluruh permukaan dinding Kamar Operasi dibersihkan dengan cairan didesinfeksi. Lantai
dibersihkan dengan deterjen, dikeringkan dan didesinfeksi. Seluruh permukaan lain seperti
permukaan lampu operasi, troli anestesi, kabel-kabel dan selang, tabung N2O, meja operasi troli
alat kesehatan, kursi, AC dibersihkan dan didesinfeksi. Kamar mandi dibersihkan pagi sore.
Semua bahan medis yang disterilisasi kering diperiksa kapasitas formalinnya.
Bila jadwal operasi dilaksanakan setelah dilakukan pembersihan rutin maka ruangan bedah tidak
perlu dibersihkan lagi. Bila jadwal operasi dilaksanakan sebelum dilaksanakan pembersihan
rutin, maka segera dilakukan pembersihan ruangan operasi dan sekitarnya.
1. Persiapan alat-alat
Ø Semua kebutuhan perlengkapan bedah dikemas atau dibungkus dengan pembungkus steril
yang memenuhi syarat.
– Keutuhan dari bungkusan atau kemasan tersebut (tidak robek, tidak terbuka, tidak kotor).
– Tanggal steril harus tercantum di bagian luar pembungkus, bila lewat dari 3 x 24 jam harus
disteril ulang.
Ø Perlengkapan bedah yang dipergunakan untuk operasi sepsis, harus segera diamankan agar
tidak menyebabkan kontaminasi.
Ø Alat-alat bedah yang disposable tidak boleh diulang, harus segera langsung dibuang.
Ø Tempat larutan antiseptik atau desinfektan yang dipakai di kamar bedah harus sering diganti,
paling sedikit seminggu sekali.
Ø Alat-alat besar seperti: lampu operasi, alat-alat anestesi, troli dibersihkan dengan desinfektan
tertentu.
2. Ventilasi
Udara yang masuk kamar bedah disaring bebas debu dan kuman, filter harus sering diganti
sesuai dengan petunjuk dan harus sering diperiksa. Suhu dan kelembaban udara harus diatur,
suhu antara 200 -250 C, kelembaban antara 50-55.
Tekanan udara dalam kamar operasi sedikit lebih tinggi dari ruang sekitarnya supaya kotoran
tidak masuk ke dalam kamar operasi bila pintu dibuka.
1. Displin yang tinggi dalam menjalankan peraturan sepsis jangan banyak bicara.
2. Jangan banyak mondar-mandir dan usahakan jangan terlalu banyak orang dalam kamar
operasi.
5. Perlengkapan petugas:
– Penutup kepala
– Masker
– Penutup kepala
– Masker
– Alas kaki
Pada lalu lintas ini perlu diingat adanya daerah-daerah bebas, area semirestriktik, daerah bersih
dan area restriktik.
ü Perlengkapan-perlengkapan khusus
a. Petugas buka alas kaki, masuk ruang bedah lewat pintu khusus, menuju ruang ganti pakaian
(daerah bersih)
b. Petugas ganti pakaian dengan pakaian khusus bedah (tidak boleh dirangkap) dan cuci tangan.
d. Petugas masuk dalam area restriktik dalam kedaan sudah memakai tutup kepala, masker dan
alas kaki khusus.
e. Bila sudah selesai bekerja petugas keluar melalui jalur yang sama waktu masuk dengan
meletakkan kembali perlengkapan-perlengkapan yang sudah dipakai di tempat yang sudah
ditentukan.
b. Petugas kamar operasi menyemput dengan brankar kamar operasi di koridor transfer.
Penderita dibawa ke kamar persiapan (ganti baju dengan baju kamar operasi).
c. Dari kamar persiapan, penderita dibawa ke kamar operasi dengan memakai brankar di Instalasi
Kamar Operasi, dipindahkan ke meja operasi, brankar disimpan di luar kamar operasi (masih
dalam area restriktik).
d. Selesai operasi penderita dibawa ke kamar pemulihan atau ruang sadar pulih dengan
menggunakan Brankar Instalasi Kamar Operasi dan memakai pakaian bedah.
e. Penderita keluar dari kamar pemulihan menuju ruangan lewat pintu ruang pulih sadar.
b. Prosedurnya:
ü Sebelum operasi dimulai, semua alat yang mungkin akan dipakai sudah ada di dalam kamar
operasi.
ü Setelah selesai operasi, semua alat yang sudah dipakai harus segera diletakkan di loket yang
telah disiapkan tempatnya, dibawa ke Instalasi Sterilisasi Sentral bagian pengepakan.
ü Instrumen disiapkan oleh petugas Instalasi Sterilisasi Sentral sampai instrumen siap pakai.
ü Alat linen yang sudah dipakai dimasukan ke dalam kantong khusus lewat loket dan dikirim ke
bagian pencucian.
ü Alat–alat disposable yang sudah dipakai dimasukkan ke dalam kantong atau tempat khusus dan
dikirim ke bagian pembakaran.
D. Tata Laksana Pembedahan pada Penderita dengan HIV dan Hepatitis B dan C
1. Penderita direncanakan dilakukan operasi terakhir, supaya kamar operasi bisa langsung
dibersihkan setelah selesai pembedahan.
3. Harus disiapkan:
d. Kantong plastik yang tebal dan kedap air dengan tanda khusus untuk tempat kotor yang
terkontaminasi.
4. Personil kamar operasi harus memakai celemek plastik kedap air di bawah jas operasi
memakai pelindung mata (kaca mata) dan pelindung muka, memakai sarung tangan rangkap dua.
5. Personil dalam kamar operasi sesedikit mungkin dan alat-alat yang diperlukan saja, harus ada
dua orang perawat keliling: 1 orang di dalam dan 1 orang lagi di luar untuk menghindari
kontaminasi ke luar ruangan.
6. Perawat keliling juga harus menggunakan sarung tangan, pelindung mata dan muka, celemek
kedap air di bawah jas operasi yang steril.
7. Harus memakai linen disposable, meja operasi tertutup dan kain yang kedap air, kemudian
ditutup lagi dengan kain disposable.
8. Penderita dibawa ruang pemulihan setelah sadar benar.
9. Instrumen yang telah dipakai harus dicuci dengan sabun air panas sebelum di autoclave.
Instrumen yang tidak dapat di-autoclave setelah dicuci dengan sabun air panas harus direndam
dengan sterilicide atau Natrium dichloroisocyanurate atau NaDCC (Solution) sesuai kebutuhan.
10. Perawat yang mencuci instrumen tersebut harus memakai perlengkapan seperti:
c. Pelindung mata (kaca mata), pelindung wajah ini sangat penting dengan banyaknya percikan-
percikan air yang mengandung kuman.
12. Setelah pembedahan, kamar operasi dan alat-alat yang telah dipakai harus segera dibersihkan
dengan air sabun panas.
15. Kamar operasi segera harus disterilkan sesuai prosedur yang berlaku di kamar operasi (1 kali
saja)
1. Semua petugas di ruang sadar pulih harus bebas dari penyakit yang menular melalui
pernapasan atau udara dan bebas dari luka terbuka.
2. Prosedur kewaspadaan universal harus dipatuhi dengan merujuk pada penularan lewat darah.
3. Sebelum masuk ruang sadar pulih semua petugas harus mengganti pakaian dengan pakaian
yang khusus dipakai untuk bekerja di ruang tersebut, termasuk alas kaki, pakaian tersebut tidak
diperbolehkan dibawa ke luar ruangan, dan pakaian dari luar tidak boleh dibawa masuk.
4. Semua pengunjung harus mengenakan gaun pelindung atau gaun dan alas kaki pelindung yang
disediakan sebelum memasuki ruangan.
5. Petugas diharuskan selalu mencuci tangan dengan sabun antiseptik setiap kali kontak dengan
pasien.
BAB V
LOGISTIK
KESELAMATAN PASIEN
BAB VII
Ø Semua petugas di ruang sadar pulih harus bebas dari penyakit yang menular melalui
pernafasan/udara dan bebas dari luka terbuka.
Ø Prosedur kewaspadaan universal harus dipatuhi dengan merujuk pada penularan lewat darah.
Ø Sebelum masuk ruang sadar pulih semua petugas harus menganti pakaian dengan pakaian
yang khusus dipakai untuk bekerja diruang tersebut, termasuk alas kaki,pakaian tersebut tidak
diperbolehkan dibawa ke luar ruangan, dan pakaian dari luar tidak boleh dibawa masuk.
Ø Semua pengunjung harus mengenakan gaun pelindung/skort dan alas kaki pelindung yang
disediakan sebelum memasuki ruangan.
Ø Petugas diharuskan selalu mencuci tangan dengan sabun anntiseptik setiap kali kontak dengan
pasien.
BAB IX – PENUTUP
This entry was posted in Akreditasi 2012 by admin. Bookmark the permalink.
Translate
Pilih Bahasa ▼
Widget by seo.uk.net
Artikel Lain :
Delivered by FeedBurner
Categories
00-Khusus / Perdana
02.HPK – Hak Px & Keluarga
03.AP – Asesmen Pasien
04.PP – Pelayanan Pasien
05.PAB – Pelay. Anestesi & Bedah
06.MPO – Penggunaan Obat
07.PPK – Pend. Px & Keluarga
08.PMKP – Mutu & Keselamatan Px
09-PPI – P. Pengendalian Infeksi
10.TKP – T Kelola & Kepemimpinan
11.MFK – Manaj. Fas. & Keselamatan
12.KPS – Kualifikasi & Pend. Staf
13.MKI – Manaj. Kom. Informasi
14.SKP – Sasaran Keselamatan Px.
15.MDGS Ponek
Administrasi Manajemen
Akreditasi 2012
Artikel Kesehatan
Artikel Lainnya
Gawat Darurat
Intensive Care (ICU)
Kebijakan
Kebijakan RS
Keperawatan
Panduan
Panduan Praktek Klinis
Pedoman Pelayanan
Pedoman Pengorganisasian
Pelayanan Medis
Pemasaran Rumah Sakit
Persetujuan Tindakan Medik
PKRS – Prom. Kesehatan RS
Program Kegiatan
Regulasi RI
rekam medis
SPO – Stand. Prosedur Operasional
Uncategorized
06.MPO - Managemen & Penggunaan Obat akreditasi anak askep assestment case
manager cuci tangan dokter
dokumen akreditasi gawat darurat gizi ibu icu IGD IPS kebijakan keperawatan kesehatan Klinis
komite medik komite medis kredensial Laboratorium mdgs medis Pedoman Pelayanan perbaikan sarana PKRS
PMKP ppk PPKlinis prasarana program program kerja Prosedur protap rekam medis rumah sakit sampah
Sarana SOP spo standart profesi tindakan medis
D
O
W
N
L
O
A
D
KONFIRMASI DONASI :
SMS O852587OOO22 / Jokoblitar(at)gmail.com, Anda Kami Berikan Hak Akses Data di
drive.google.com ! .
atau KLIK GOOGLE IKLAN untuk DONASI
Categories
00-Khusus / Perdana
02.HPK – Hak Px & Keluarga
03.AP – Asesmen Pasien
04.PP – Pelayanan Pasien
05.PAB – Pelay. Anestesi & Bedah
06.MPO – Penggunaan Obat
07.PPK – Pend. Px & Keluarga
08.PMKP – Mutu & Keselamatan Px
09-PPI – P. Pengendalian Infeksi
10.TKP – T Kelola & Kepemimpinan
11.MFK – Manaj. Fas. & Keselamatan
12.KPS – Kualifikasi & Pend. Staf
13.MKI – Manaj. Kom. Informasi
14.SKP – Sasaran Keselamatan Px.
15.MDGS Ponek
Administrasi Manajemen
Akreditasi 2012
Artikel Kesehatan
Artikel Lainnya
Gawat Darurat
Intensive Care (ICU)
Kebijakan
Kebijakan RS
Keperawatan
Panduan
Panduan Praktek Klinis
Pedoman Pelayanan
Pedoman Pengorganisasian
Pelayanan Medis
Pemasaran Rumah Sakit
Persetujuan Tindakan Medik
PKRS – Prom. Kesehatan RS
Program Kegiatan
Regulasi RI
rekam medis
SPO – Stand. Prosedur Operasional
Uncategorized
Alexa
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt, Font
color: Blue
facebook
Akreditasi Rumah Sakit