Anda di halaman 1dari 5

Jumat, 19 Desember 2008

Diet Pasca Operasi

Pengaruh operasi terhadap metabolism pasca-operasi tergantung berat ringannya operasi, keadaan gizi
pasien pasca-operasi, dan pengaruh operasi terhadap kemampuan pasien untuk mencerna dan
mengabsorpsi zat-zat gizi.

Setelah operasi sering terjadi peningkatan ekskresi nitrogen dan natrium yang dapat berlangsung selama
5-7 hari atau lebih pasca-operasi. Peningkatan ekskresi kalsium terjadi setelah operasi besar, trauma
kerangka tubuh, atau setelah lama tidak bergerak (imobilisasi). Demam meningkatkan kebutuhan
energi, sedangkan luka dan perdarahan meningkatkan kebutuhan protein, zat besi, dan vitamin C. Cairan
yang hilang perlu diganti.

Diet Pasca-operasi adalah makanan yang diberikan kepada pasien setelah menjalani pembedahan.
Pengaturan makanan sesudah pembedahan tergantung pada macam pembedahan dan jenis penyakit
penyerta.

Tujuan diet pasca-operasi adalah untuk mengupayakan agar status gizi pasien segera kembali normal
untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien, dengan cara
sebagai berikut :

1. Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein)

2. Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain

3. Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan

4. Mencegah dan menghentikan perdarahan

Diet yang disarankan adalah :

1. Mengandung cukup energi, protein, lemak, dan zat-zat gizi

2. Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan penderita

3. Menghindari makanan yang merangsang (pedas, asam, dll)

4. Suhu makanan lebih baik bersuhu dingin

5. Pembagian porsi makanan sehari diberikan sesuai dengan kemampuan dan kebiasaan makan
penderita.

Syarat diet pasca-operasi adalah memberikan makanan secara bertahap mulai dari bentuk cair, saring,
lunak, dan biasa. Pemberian makanan dari tahap ke tahap tergantung pada macam pembedahan dan
keadaan pasien, seperti :
1. Pasca-operasi kecil

Makanan diusahakan secepat mungkin kembali seperti biasa atau normal

2. Pasca-operasi besar

Makanan diberikan secara berhati-hati disesuaikan dengan kemampuan pasien untuk menerimanya.

Jenis Diet dan Indikasi Pemberian

a. Diet Pasca-Bedah I (DPB I)

Diet ini diberikan kepada semua pasien pascabedah :

1. Pasca-bedah kecil : setelah sadar dan rasa mual hilang

2. Pasca-bedah besar : setelah sadar dan rasa mual hilang serta ada tanda-tanda usus mulai bekerja

Cara Memberikan Makanan

Selama 6 jam sesudah operasi, makanan yang diberikan berupa air putih, the manis, atau cairan lain
seperti pada makanan cair jernih. Makanan ini diberikan dalam waktu sesingkat mungkin, karena kurang
dalam semua zat gizi. Selain itu diberikan makanan parenteral sesuai kebutuhan.

b. Diet Pasca-Bedah II (PDB II)

Diet pasca-bedah II diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran cerna atau sebagai perpindahan
dari Diet Pasca Bedah I

Cara Memberikan Makanan

Makanan diberikan dalam bentuk cair kental, berupa kaldu jernih, sirup, sari buah, sup, susu, dan puding
rata-rata 8-10 kali sehari selama pasien tidak tidur. Jumlah cairan yang diberikan tergantung keadaan
dan kondisi pasien. Selain itu dapat diberikan makanan parenteral bila diperlukan. DPB II diberikan
untuk waktu sesingkat mungkin karena zat gizinya kurang. Makanan yang tidak boleh diberikan pada
diet pasca-bedah II adalah air jeruk dan minuman yang mengandung karbondioksida.

c. Diet Pasca-Bedah III

Diet Pasca-Bedah III diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran cerna atau sebagai perpindahan
dari diet pasca-bedah II.
Cara Memberikan Makanan

Makanan yang diberikan berupa makanan saring ditambah susu dan biscuit. Cairan hendaknya tidak
melebihi 2000 ml sehari. Selain itu dapat memberikan makanan parenteral bila diperlukan. Makanan
yang tidak dianjurkan adalah makanan dengan bumbu tajam dan minuman yang mengandung
karbondioksida.

d. Diet Pasca-Bedah IV

Diet Pasca-Bedah IV diberikan kepada :

1. Pasien pasca bedah kecil, setelah diet pasca-bedah I

2. Pasien pascabedah besar, setelah diet Pasca-Bedah III

Cara Memberikan Makanan

Makanan diberikan berupa makanan lunak yang dibagi dalam 3 kali makanan lengkap dan 1 kali
makanan selingan..

Diet Pasca-Bedah lewat Pipa Lambung

Diet Pasca-Bedah lewat Pipa Lambung adalah pemberian makanan bagi pasien dalam keadaan khusus,
seperti koma, terbakar, gangguan psikis, di mana makanan harus diberikan lewat pipa lambung atau
enteral atau Naso Gastric Tube (NGT).

Cara Memberikan Makanan

Makanan diberikan sebagai makanan cair kental penuh, 1 kkal/ml, sebanyak 250 ml tiap 3 jam bila tidak
tidur. Makanan diharapkan dapat merangsang peristaltic lambung

Diet Pasca-Bedah lewat Pipa Jejunum

Diet Pasca-Bedah lewat Pipa Jejunum adalah pemberian makanan bagi pasien yang tidak dapat
menerima makanan melalui oral atau pipa lambung. Makanan diberikan langsung ke jejunum atau
Jejunum Feeding Fistula (JFF).

Cara Memberikan Makanan


Makanan diberikan sebagai makanan cair yang tidak memerlukan pencernaan lambung dan tidak
merangsang jejunum secara mekanis maupun osmotis. Cairan diberikan tetes demi tetes secara
perlahan, agar tidak terjadi diare atau kejang. Diet ini diberikan dalam waktu singkat karena kurang
energi, protein, vitamin, dan zat besinya.

Bahan makanan sehari diet pasca-bedah lewat jejunum adalah: susu bubuk 80 g; dekstrin maltose 20 g;
air kapur (USP) 420 ml; air ml.

Tips Perawatan Pasca-Operasi

Secara umum, untuk mempercepat proses penyembuhan dan pemulihan kondisi pasien setelah operasi,
maka perlu diperhatikan beberapa tips di bawah ini :

•Makan makanan bergizi

•Konsumsi makanan (lauk pauk) berprotein tinggi, seperti : daging, telur, ayam, ikan.

•Minum sedikitnya 8-10 gelas sehari

•Usahakan cukup istirahat

•Mobilisasi bertahap hingga dapat beraktivitas seperti biasa

•Kontrol secara teratue untuk evaluasi luka operasi dan pemeriksaan kondisi tubuh

•Minum obat sesuai anjuran dokter.

Contoh Diet Pasca-Operasi

Diet Pasca-Operasi Amandel

Biasanya setelah operasi pasien boleh makan makanan cair atau es krim. Makanan cair dapat berupa
susu, tatapi tidak boleh terlalu panas. Makanan dalam suhu dingin lebih baik karena dapat
mempercepat berhentinya perdarahan. Setelah tahap makanan cair, dapat diberikan makanan dalam
bentuk saring bertahap ke makanan lunak dan kembali seperti semasa sehat, sesuai dengan
kemampuan pasien menerima makanan.

Contoh Menu

PAGI

Bubur Sumsum

Orak-Arik Tahu
Telur Rebus Setengah Matang

Pukul 10.00

Puding caramel atau es krim

Siang

Bubur Saring

Gadon daging

orak-arik tahu

Sup Makaroni

Jus Pepaya

Pukul 16.00

Puding Saus Peach

Sore

Bubur Saring

Ayam Giling BUmbu

Tahu kukus

Sup Oyong Variasi

Anda mungkin juga menyukai