Anda di halaman 1dari 75

SOAL

Data yang diperlukan sesuai dengan desain dan telah tersedia yaitu:

- Peta Topograf

- Peta situasi sungai,skala 1:2000 dimana diketahui :


* Lebar palung sungai 80.0 m
* Elevasi dasar sungai rata-rata disekitar rencana bendun + 3.0 m

- Peta daerah irigasi dimana dikletahui :


* Luas daerah irigasi yang akan diairi 874 hektar
* Elevasi lahan yang tertinggi yang akan diairi + 9.0 m

- Debit banjir sungai rencana pada Q50 = 410 m³/det

- Debit desain intake = 1.95 m³/det

- Jenis mercu bendung = Type Mercu Bulat

- Kondisi geologis dan mekanika tanah


* Jenis batuan dilokasi bendung = fne sand
* Karakteristik fsik material tanah dilokasi bendung
» Sudut geser dalam (Φ) = 32
» Spesifc gravity (Gs) = 2.65
» Void Ratio (e) = 32 %

- Perencanaan kantong lumpur


* Selang waktu pembilasan = 3.0 minggu sekali
* Diameter butiran partikel sediment = 0.065 mm
1. Penentuan Elevasi Mercu Bendung Bulat

Gambar 1. Sketsa penentuan elevasi mercu bendung

a. Perhitungan penentuan elevasi mercu bendung dengan memperhatikan faktor


ketinggian elevasi sawah tertinggi yang akan diairi.
A. Elevasi sawah tertinggi
a.Tinggi air di sawahyang diambil
b. Kehilangan tekanan dari sawah ke sal.tersier
c. Kehilangan tekanan dari sal.tersier ke sal.sekunder
d. Kehilangan tekanan dari sal.sekunder ke sal.induk
e. Kehilangan tekanan akibat bangunan ukur
f. Kehilangan tekanan dari sedimen trap ke intake
g. Kehilangan tekanan akibat kemiringan saluran induk
ke sedimen trap
H. Kehilangan tekanan pada intake
h. Kehilangan tekanan akibat ekploitasi
Jadi, Elevasi mercu bendung rencana

b. Perhitungan penentuan elevasi mercu bendung dengan memperhatikan faktor tinggi tekanan yang diperlukan
untuk pembilasan sedimen. Bendung ini direncanakan dilengkapi dengan penagkap sedimen dan bangunan
pembilas lurus tipe undersluice. Penangkap sedimen direncanakan dengan ukuran seperti berikut:
• Panjang penangkap sedimen =
• Panjang saluran pengantar ke penangkap sedimen =
• Kemiringan permukaan dipenangkap sedimen =
• Elevasi dasar penangkap sedimen dibagian hilir =
• Elevasi muka air dipenangkap sedimen bagian hilir =
• Elevasi permukaan air dikantong sedimen bagian udik
= + 7.16 m + ( 265.42 m x 0.002
= + 7.82 m
• Elevasi permukaan air diudik sal.pengantar di hilir intake bendung
= + 7.16 m + ( 265.42 m + 20.00
= + 7.87 m

• Kehilangan tekanan pada intake = 0.20 m


• Elevasi muka air diudik intake
= + 7.87 m + 0.20 m
= + 8.07 m
• Kehilangan tekanan akibat ekploitasi = 0.10 m

jadi, ketinggian Elevasi Mercu Bendung


= Elevasi muka air di udik intake + Kehilangan tekanan akibat eksploitasi
= + 8.07 m + 0.10 m
= + 8.17 m
= + 8.20 m


 b   b 2  4 ac
2a
0, 5

• Elevasi dasar sungai diudik bendung = + 3.00 m


Tinggi mercu = Elevasi mercu rencana - elevasi dasar sungai di udik bendung
= 10.50 - 3.00 = 7.50

= 7.50

Gambar 2. Pengaturan tinggi mercu bendung, p dari lantai udik (Kp 02 Bab 4 ha

Karena tinggi mercu bendung (p), dianjurkan tidak lebih dari 4,00 m dan minimum 0,5 H.
Maka, tinggi mercu bendung yang digunakan 4,00 m. Sehingga, elevasi lantai udik ditinggikan
dari dasar sungai dengan melakukan penimbunan

Tinggi timbunan = 7.50 - 4.00 = 3.50

2. Lebar Bendung
* Perhitungan Tinggi Muka Air sebelum dibendung

Tinggi muka air banjir di hilir bendung dapat dihitung dengan sistem Trial dan Error dengan rumus :
1 KP 03 BAB
V = x R2/3 x I1/2
n

Q = V x A

A = ( b + m x h ) x h

P = b + 2 x h x 1 + m2

A
R =
P
Pada penampang sungai lokasi bendung kemiringan sungai (i)
dengan mengambil nilai manning (n)

Berdasarkan rumus diatas dapat diketahui besarnya debit untuk tiap ketinggian.
Hasil perhitungan dapat diperlihatkan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 1. Analisa Perhitungan


h1 b A P
NO m n I
(m) (m) ( m2 ) (m)
1 0.00 1 80 0 80.00 0.04 0.002
2 1.00 1 80 81.00 82.83 0.04 0.002
3 1.50 1 80 122.25 84.24 0.04 0.002
4 2.00 1 80 164.00 85.66 0.04 0.002
5 2.34 1 80 193.01 86.63 0.04 0.002
6 2.50 1 80 206.25 87.07 0.04 0.002
7 3.00 1 80 249.00 88.49 0.04 0.002
Sumber : Hasil Perhitunga

GRAFIK LENGKUNG DEBIT SUNGAI SEBELUM DIBENDUNG


3.0

f(x) = - 4.9962440786304E-06x^2 + 0.0076268451x + 0.1281840743


2.5 R² = 0.9897374113

2.0
m
3.0

f(x) = - 4.9962440786304E-06x^2 + 0.0076268451x + 0.1281840743


2.5 R² = 0.9897374113

2.0

Tinggi muka air (h) m


1.5

1.0

0.5

0.0
0 50 100 150 200 250 300 350 400
Debit ( Q ) m³/det

Grafk 1. Grafk lengkung debit sungai sebelum dibendung

Dari perhitungan di atas didapat = 2.34 m


Elevasi pada dasar sungai = + 3.00 m

Elevasi muka air banjir di hilir bendung adalah:

= + 3.00 m + 2.34 m

= + 5.34 m
• Lebar sungai rata-rata = 80.00 m
• Lebar maksimum bendung
= 1.20 x 80.00 m
(KP-02 BAB IV Hal
= 96.00 m

• Lebar pembilas + tebal pilar


1 1
x Lebar Sungai = x 80.00 m
7 7

= 11 m
• Pembilas dibuat 4 buah dengan lebar masing-masing =
Jadi lebar total

= 4 x 1.75 m
= 7m
• Pilar pembilas dibuat 4 buah dengan tebal masing-masing =
Jadi lebar/tebal total

= 4 x 1.00 m
= 4m
Dengan demikian lebar pembilas + tebal pilar

= 7m + 4m
= 11 m

Gambar 3. Sketsa Pembilas dan Pilar Bendung

54,00
61.00

Gambar 4. Sketsa Profl Melintang Sungai


6.44
- Menghitung kecepatan aliran (V) :

Q
V =
A

A = B x a
A = 96.00 x 9.84
= 945.024 m²

410
V =
945.024

= 0.434 m/det

- Menghitung tinggi energi hulu bendung (H1)

H1 h1 V²
= +
2g
2
0.434
= 2.34 m +
2 x 9.81
= 2.354 m

- Lebar efektif bendung efektif dihitung dengan menggunakan rumus :

Be = Bb – 2 ( n.kp + ka ) H1
(KP-02 BAB IV hal. 49)

Dimana:
Be = Lebar efektif mercu bendung, m
B = Lebar mercu bendung yg sebenarnya = 96.00
n = Jumlah pilar pembilas = 4
kp = koefsien kontraksi pilar = 0.01
ka = koefsien kontraksi pangkal bendung = 0.10
H1 = tinggi energi = 2.35
P = tinggi mercu = 4.00

Jadi lebar mercu bendung efektif :


Be = B - Lebar bersih Bendung - { 2 ( n . Kp + Ka ) H1 }

= 96.00 m - 11 - { 2 ( 4 x 0.01 +

= 84.34 m ≈ 84.50 m 0.659

- Perhitungan koefsien debit (Cd) :


r = 0.6 x H1 (KP-02 hal. 29)

= 0.6 x 2.35
= 1.41 = 1.400

P 4.00
=
r 1.400

= 2.86

H1 2.354
=
r 1.400

= 1.681

P = 4.00
H1 2.35
= 1.70

Grafk 2. Harga- harga koefsien C0, untuk bendung ambang bulat sebagai fung

(KP-02 BAB IV hal. 53)


C0 = 1.30 …………
Grafk 3. Koefsien C1, sebagai fungsi perbandingan P/H1

C1 = 1.000 …………
(KP-02 BAB IV hal. 54)

Grafk 4. Koefsien C2, sebagai fungsi perbandingan P/H1

C2 = 0.992 …………
(KP-02 hal. 118)

Q = Cd . 2/3 . ( 2/3 . g )1/2 . Be . H11,5 (KP-02 hal. 119)

2 2 1.5
= 1.29 x x ( x 9.81 x 84.50 )1/2 x 2.35
3 3

= 73 m³/det

Untuk hasil selanjutnya dapat dilihat pada tabel :


Tabel 2. Analisa Perhitungan
No hd A V H1 r P/r H1/r P/H1 C0 C1
1 1.00 85 0.86 1.038 0.622808 6 1.6666666667 4 1.3 1.000
2 1.50 127 0.58 1.517 0.910137 4 1.6666666667 2.6 1.3 1.000
3 2.00 169 0.43 2.010 1.205702 3 1.6666666667 2.0 1.3 1.000
4 2.348 198 0.37 2.355 1.4129 3 1.6666666667 1.7 1.3 1.000
5 2.50 211 0.35 2.506 1.503649 3 1.6666666667 1.6 1.3 1.000
6 3.00 254 0.29 3.004 1.802534 2 1.6666666667 1.3 1.3 1.000
7 3.50 296 0.25 3.503 2.101862 2 1.6666666667 1.1 1.3 1.000

Chart Title
4.00

3.50
f(x) = - 5.93933666963104E-05x^2 + 0.0313487609x + 0.3772967026
R² = 0.9996000931
3.00

2.50
Tinggi Muka Air (hd)

2.00

1.50

1.00

0.50

0.00
0.0 20.0 40.0 60.0 80.0

Debit (Q)

Grafk 5. Grafk lengkung debit sungai sesud


Dari hasil perhitungan didapat :

hd = 2.348 m

H1 = 2.355 m
r = 0.6 x H1
= 0.6 x 2.355
= 1.41 ≈ 1.40 m

Sehingga :

Be = B - Lebar bersih Bendung - 2 ( n . Kp + Ka ) H1


= 96.0 m - 11 - { 2 ( 4 x 0.01 +
= 85.7 m

Gambar 5. Sketsa Lebar Mercu setelah di bendung

3. Tipe Mercu Bendung


Sungai ini membawa pasir halus ( Fine Sand ) yang sulit terangkut melewati bendung.
Untuk mengatasi hal ini maka sebaiknya dipilih mercu bendung type bulat dan bidang tubuh
bendung bagian hilir permukaannya bentuk miring dengan perbandingan 1:1.

+3,5
+0,5
+3

Gambar 6. Bentuk mercu bulat bendung


4. Penentuan Elevasi Dekzert

* Pada saat kondisi banjir Q50


Q = V x A KP 03 BAB III Hal. 20
Q50
Vo =
( h1 ) Be

410
=
( 2.35 ) 85.7 m

= 2.04 m/dtk

Vo2
He =
2g

2.04
=
2 x 9,81

= 0.212 m
Elevasi Dekzert : 10.50 + 2.35 + 0.212 = + 13.06 m
Untuk lebih amannya elevasi Dekzert ditambahkan dengan tinggi jagaan sebesar 1 m
sehingga menjadi = + 14.06 m

Gambar 6. Sketsa Elevasi Dekzert

5. Kolam Olak

Untuk menentukan tipe kolam yang digunakan maka tergantung pada sedimen disungai
tersebut dan nilai Froud Number nya (Fr)

Debit desain persatuan lebar :


Q
q =
Bef

410
=
85.66

= 4.79 m3/dtk/m
Tinggi air kritis di atas bendung :

3 q2
hc = (KP 02. BAB IV. Halaman 73)
g

3 4.79 2
=
9.81

= 1.327 m

Tinggi energi pada hulu bendung (H)


= P' + H1 + He
H

= 7.50 + 2.35 + 0.212 m ###

= 10.07 m

Tinggi energi pada hilir bendung (H2)


V0²
H2 = H1 +
2g
2.039 2
= 2.35 +
2 x 9.81
= 2.57 m
ΔH = H - H2

= 10.067 - 2.567

= 7.50 m
Tinggi air minimum dihilir (Tmin)
ΔH 7.50 m
=
hc 1.33 m
= 5.65 m dari grafik USBR didapat:

T min ΔH 0.330
= 1.70 x (KP 02
hc hc

7.50 m 0.330
= 1.70 x
1.33 m

= 3.01

T min = 3.01 x hc

= 3.01 x 1.33 m

= 3.99 m

Untuk amannya ditambahkan 20% sehingga menjadi =

Nilai Froud Number (Fr)


1
V1 = 2g x ( H1 + Z ) (KP 02
2

Dimana
V1 = Kecepatan awal loncatan ( m/dtk )
H1 = Tinggi energi di atas ambang (m)
Z = Tinggi jatuh ( m)
g = percepatan gravitasi, ( m/dtk )

Perhitungan :
1
V1 = 2g x ( H1 + Z )
2

Elevasi muka air minimum = 10.50 - 4.80


= + 5.70 m

Elevasi olak = 5.70 - 4.80


= + 0.9 m

Z = 10.50 - 0.9
= 9.60 m

V1 = √ 2 x 9.81 (
1
2
x 2.35 + 9.60 m

= 14.54 m/dtk

q
yu =
V1

4.786
= = 0.3292 ≈ 0.30 m
14.541

V1
Fr = (KP 02. B
√g x yu

14.54 m/dtk
=
9.81 x 0.3

= 8.48 ( Kolam olak USBR III Fr > 4,5


Gambar 7. Karakteristik kolam olak untuk dipakai dengan bilangan Fro
kolam USBR tipe III

y2
yu
=
1
2
x √ 1 + 8 x Fr
2
- 1 (KP

Dimana
y2 = Kedalaman air di atas ambang ujung ( m)
yu = Kedalaman air di awal loncat air ( m)
Fr = Bilangan Froude

Perhitungan :

yu
y2
=
1
2
x √ 1 + 8 x Fr
2
- 1

=
1
2
x √ 1 + 8 x 8.476
2
- 1

y2 = yu x
1
2
x √ 1 + 8 x 8.48
2

= 0.30 x
1
2
x √ 1 + 8 x 8.48

= 3.4494 m

yu ( 18 + Fr )
n = (KP 02. BAB
18

0.30 ( 18 + 8.48 )
=
18
= 0.44 m

L = 2.7 x y2
(KP 02. BAB

= 2.7 x 3.45 m
= 9.31 m ≈ 9.30 m

Jarak antara blok halang dan blok muka


L' = 0.82 x y2
(KP 02. BAB

= 0.82 x 3.45 m
= 2.83 m ≈ 2.80 m

Tinggi blok halang (n3)


yu ( 4 + Fr )
n3 = (KP
6

0.30 ( 4 + 8.48 )
=
6

= 0.62 m ≈ 0.60 m

Tebal blok halang


(KP 02. BAB
= 0.2 x n3

= 0.2 x 0.60 m = 0.12 m

jarak blok halang


(KP 02. BAB
= 0.75 x n3
= 0.75 x 0.60 m = 0.45 m

0,80
Gambar 8. Proyeksi Kolam Olak USBR Type III
12.625

139,34 1

0,5 2,389
136,5

132,5

0,5
132

Gambar 9. Sketsa Kolam Olak USBR Type III

6. Intake Bendung

a. Bentuk Intake
Direncanakan bangunan undersluice sama tinggi dengan lantai udik bendung
Tinggi lubang undersluice = 1.00 m
Tebal Plat undersluise = 0.25 m
Elevasi udik bendung = + 6.50 m
Elevasi plat atas undersluice = + 7.75 m
Elevasi lantai intake = + 7.75 m

b. Dimensi Lubang Intake


Rumus pengaliran :
(KP 02. BAB V.
Q = μ x b x a √ 2gz
Dimana :
Q = Debit Intake = 1.95
μ = Koefsien Debit 0,80 = 0.80
b = Lebar Bukaan, m = 2.20
a = Tinggi Bukaan = 0.50
g = Percepatan Gravitasi ( 9,81 ) = 9.81
z = Kehilangan Tinggi Energi pada Bukaan = 0.25

Sehingga:
1.95 = 0.8 x b x 0.50 x √ 2x 9.81 x 0.25

1.95
b =
0.8 x 0.50 x √ 2x 9.81 x 0.25

= 2.20 m ≈ 2.20 m

c. Pemeriksaan Diameter Sedimen yang masuk ke Intake

Rumus yang digunakan untuk memperkirakan diameter partikel yang akan


masuk ke intake,yaitu:
v = 0.396 x ( ( Qs x 1 ) x d )0,5

Dimana :
v = kecepatan aliran, m/det
Gs = berat jenis partikel = 2.65
d = diameter partikel = 0.065 mm

Kecepatan aliran yang mendekat ke intake dihitung dengan rumus :

Q = A x v = m³/detik

Q
v = = m/detik
A

Dimana :
Q = Debit Intake = 1.95 m³/det
A = Luas Penampang Basah , m²
v = Kecepatan Aliran ,m/det

Perhitungan :

Q A = 2.20 x 0.50 =
v =
A
1.95
= = 1.77 m/det
1.10

Diameter partikel yang akan masuk ke intake diperkirakan

7. Perhitungan Kantong Sedimen

- Ukuran partikel sedimen diketahui sebesar (D) kp 02 hal 138

- Volume kantong sedimen (V)


Sedimen yang terangkat dan masuk melebihi intake antara antara 0.1⁰/00 s/d 0.5⁰/00
dari debit air yang masuk

Dik =
Q = 1.95

T = Periode pembilasan 3 minggu sekali


= 21 x ( 24 x 3600 )
= 1814400 detik

Penyelesaian :
V = 0.0005 Q x T
= 0.0005 x 1.95 x 1814400 detik
= 1769 m
3

- Estimasi awal panjang kantong sedimen (L)


Q
LB = (KP 02. BAB VII. Halaman 169)
w

Dimana :
w = kecepatan endapan sedimen = 0.0045 m/dtk
(dari grafk hubungan antara diameter saringan dan
kecepatan endap untuk air tenang) (KP-02 hal. 166)
B = Lebar kantong sedimen
Q = 1.95 m³/detik

1.95
LB =
0.0045 m/dtk

= 433 m

L L
> 8 = 8
B B

L x B = 433m 8B 2 = 433m

8B x B = 433m = 433m
B2
8

B =
√ 54.1666667

B = 7.36m

B < 7.40 m
L = 8 B

= 8 ( 7.40 m )

= 59.2 m L > 59.2 m

- Penentuan kemiringan hidrolis In (saat eksploitasi normal,kantong sedimen dianggap penuh)


Untuk mencegah tumbuhnya vegetasi dan agar partikel-partikel yang besar tidak lebih
langsung mengendap dihilir bangunan pengambilan diasumsikan
Q
An =
Vn

1.95
=
0.40

= 4.88 m²

Dengan B = 7.4 m maka hn :


An
hn =
B

4.875
=
7.4 134.8

= 0.7 m

Keliling basah (Pn) :

Pn = B + 2 x hn

= 7.4 + 2 x 0.7

= 8.72 m

Jari-jari hidrolis (Rn) :

An
Rn =
Pn

4.88
=
8.72

= 0.6 m

Kemiringan normal In :

Vn2
In =
( Rn 2/3
x K )2

0.40 m 2 K = 40
= 2/3
( 0.6 x 40 )2
= 0.000217

- Penentuan kemiringan dasar kantong sedimen Is ( saat pembilas,kantong lumpur kosong)


Sedimen yang mengendap dikantong lumpur berupa pasir halus,maka diasumsikan
kecepatan aliran untuk pembilasan (Vs) = 1.00 m/dtk

- Debit pembilasan

Qs = 1.20 x Q

= 1.20 x 1.95

= 2.340 m³/det

Qs
As =
Vs

2.340
= = 2.34 m²
1.00

Dengan B = 7.4 m maka hs:

= As 2.34
hs = = 0.3 m
B 7.4

Keliling basah (Ps) :

Ps = B + 2 x hs

= 7.40 + 2 x 0.32

= 8.032 m

Jari-jari hidrolis (Rs) :

As 2.34
Rs = = = 0.29 m
Ps 8.03

Tinggi Jagaan (w) : 0.475 (0,3 +0,25*hn)

Kemiringan normal Is :
Vs2
Is =
( Rs2/3 x K )2

1.00 m/dtk K = 40
= 2/3
( 0.29 x 40 )2

= 0.00324

Agar pembilasan dapat dilakukan dengan baik,kecepatan aliran harus tetap dijaga agar
subkritis atau Fr < 1.

Vs
Fr =
g x ks

1.00 m/dtk
=
9.81 x 40

= 0.05

Panjang kantong sedimen ( L )

Volume kantong sedimen yang diperlukan adalah 1769 m3


Panjang kantong sedimen yang dibutuhkan dihitung dengan persamaan :

V = 0.50 x B x L + 0.5 x (Is-In) x

1769 = 0.5 x 7.4 x L + 0.5 x ( 0.00324 - 0.000217

1769 = 3.7 x L + 0.0111714 x L²

0.0111714 x L² + 3.7 x L - 1769.0 = 0

Dengan rumus ABC, didapatkan :


- 3.70 ( 4 2 - 4 x 0.0111714 x - 1769.0
=
L1,2 2 x 0.0111714

L 1, 2 - 3.700 9.6302
=
0.02234

L1 5.93 L2 -13.330
= =
0.02234 0.02234

= 265.42 = -596.62

8. Perhitungan Panjang Lantai Udik


Rumus yang digunakan berdasarkan teori Lane's :
1
C = Lv + L
3 H
H
Dimana: `
C = Angka rembesan lane
Lv = panjang total vetikal rayapan (m)
LH = panjang total hoizontal rayapan (m)
ΔH = kehilngan tekanan

Tabel 3. Nilai minimum angka rembesan lane ( C )


Jenis material dibawah bendung Ang
Pasir sangat halus atau lanau 8.5
Pasir halus 7.0
Pasir sedang 6.0
Pasir kasar 5.0
Kerikil halus 4.0
Kerikil sedang 3.5
Kerikil kasar termasuk berangkal 3.0
Bongkah dengan sedikit berangkal dan kerikil 2.5
Lempung lunak 3.0
Lempung sedang 2.0
Lempung Keras 1.8
Lempung sangat keras 1.6
KP 0
Perhitungan :
Jadi panjang lantai minimum Lm
Lm = C x ∆H

= 7.0 x 7.50

= 52.50 ≈ 52.5 m

Faktor keamanan (SF) = 2 ,sehingga panjang lantai udik adalah :

Lb = 52.5 x 2

= 105.0 m
Tabel 4. Panjang Creep Line Bendung Balanae
Panjang (L)
No Bagian
Horizontal (Lh) Vertikal (Lv)
1 a-b - 3.00
2 b-c 0.60 -
3 c-d 0.70 2.00
4 d-e 1.10 -
5 e-f - 2.00
6 f-g 0.60 -
7 g-h - 2.00
8 h-i 3.00 -
9 i-j - 2.00
10 j-k 0.60 -
11 k-l - 2.00
12 l-m 3.00
13 m-n - 2.00
14 n-o 0.60 -
15 o-p - 2.00
16 p-q 3.00 -
17 q-r - 2.00
18 r-s 0.60 -
19 s-t - 2.00
20 t-u 3.00 -
21 u-v - 2.00
22 v-w 0.60 -
23 w-x - 2.00
24 x-y 3.00 -
25 y-z - 2.00
26 z-aa 0.60 -
27 aa-ab - 2.00
28 ab-ac 3.00 -
29 ac-ad - 2.00
30 ad-ae 0.60 -
31 ae-af - 2.00
32 af-ag 3.00 -
33 ag-ah - 2.00
34 ah-ai 0.60 -
35 ai-aj - 2.00
36 aj-ak 3.00 -
37 ak-al - 2.00
38 al-am 0.60 -
39 am-an - 2.00
40 an-ao 3.00 -
41 ao-ap - 2.00
42 ap-aq 0.60 -
43 aq-ar - 2.00
44 ar-as 3.00 -
45 as-at - 2.00
46 at-au 0.60 -
47 au-av - 2.00
48 av-aw 3.00 -
49 aw-ax - 2.00
50 ax-ay 0.60 -
51 ay-az - 2.00
52 az-ba 3.00 -
53 ba-bb - 2.00
54 bb-bc 0.60 -
55 bc-bd - 2.00
56 bd-be 3.00 -
57 be-bf - 2.00
58 bf-bg 0.60 -
59 bg-bh - 2.00
60 bh-bi 3.00 -
61 bi-bj - 2.00
62 bj-bk 0.60 -
63 bk-bl - 2.00
64 bl-bn 3.00 -
65 bm-bn - 2.00

Jumlah 56.40 67.00


Sumber : Hasil Perhitungan

1
Lp = Lv + x Lh
3

1
= 67.00 + x 56.4
3

= 85.80 m

Jadi : Lb yang dibutuhkan = 105.00 m

Lp hasil perhitungan = 85.80 m

Lp = 85.80 > Lb = 105.00 ………………… OK

9. Penentuan Dimensi Tembok Pangkal dan Tembok Sayap


a. Tembok Pangkal
- Ujung tembok pangkal bendung tegak kearah hilir ditempatkan ditengah-tengah
panjang lantai peredam energi. Dalam desain ini,panjang dari mercu
bendung sampai dengan ujung ambang akhir yaitu 18.90 m
jadi, ujung tembok pangkal bendung tegak kearah hilir panjangnya

- Panjang pangkal tembok bendung tegak bagian udik dihitung dari mercu
bendung,dambil sama dengan panjang lantai peredam energi yaitu

- Elevasi dekzert tembok pangkal dihulu mercu :


Elevasi mercu bendung + h1 + jagaan
= + 10.50 m + 2.3 m + 1
= + 13.85 m

- Elevasi dekzert tembok pangkal hilir mercu :


Elevasi dasar sungai + y2 + jagaan
= + 132.6 m + 3.45 + 1
= + 137.10 m

b. Tembok sayap
- Panjang tembok sayap hilir :
Lsi = 1.5 x Ls
Lsi = 1.5 x 9.30 m = 14.0 m

- Elevasi dekzert tembok sayap hilir = + 137.10 m

10. Perhitungan Ukuran Pintu Kayu dan Stang Pintu


a).Ukuran tebal pintu
Lebar pintu = 1.0 m (L)
Lebar teoritis = 2.25 m (Lt)
Tinggi pintu = 4.00 m
Tinggi satu blok diambil = 0.20cm
Muka air banjir = + 12.85 m

Gaya tekanan air dihitung dengan rumus:


P1 = γw x h Bendung Tetap hal. 85

Gaya tekanan lumpur dihitung dengan rumus :


1 1 - sin θ
P2 = γs h2 x (
2 1 + sin θ
dimana:
γs = berat jenis lumpur
h = tinggi lumpur = 1.00 m
θ = sudut geser lumpur = 30 ̊

M. A. B

3.60

P1
P2

t =

Tekanan air dan lumpur:

- dibagian b
1 1 -
P1 = γw x h1 + γs h12 x (
2 1+

1
= 1 x ( 6.3 - 0.20 ) + x 2.65 x (
2

= 6.15 + 1.06
= 7.21 t/m
- dibagian a
1 1 -
P2 = γw x h1 + γs h12 x (
2 1+

1 2
= 1 x 6.35 + x 2.65 x 1 x
2

= 6.35 + 0.43725

= 6.79 t/m
Jadi tekanan
P1 + P2
P = ( ) x t
2

7.21 + 6.79
= ( ) x 0.20
2
= 1.40 t/m

b
P1
0.20
P2 a

Momen maximum pada pintu :


1
M max = x P x 2l
8
1
= x 1.40 x 2.25 2
8
= 0.885510 t/m

= 88551.04 kgm

Digunakan kayu jati ζ = 80 kg/cm²


M
W perlu =
ζd
88551
=
80
= 1106.8879394531
1
W = x t x b2
6
1
1106.88794 = x 0.20 x b2
6

6 x W
b =
t

6 x 1106.8879394531
b =
20

= 18.22cm
Ukuran pintu direncanakan ;

lebar = 18.2 cm
tinggi = 20.0 cm

Kontrol tegangan :
M
ζ =
W

88551
=
1
x 20 x 18.22
6

= 80 kg/cm ………….OK

b). Ukuran Stang Pintu


Pintu bilas direncanakan dengan ukuran seperti dibawah :
Lebar pintu = 1.00 m
Lebar antara anslag tembaga = 2.25 m
Tinggi angkat = 1.00 m
Koefsien Geser = 0.40
Tekanan:

Tekanan air pada P1 = 2.3 x 1000 = 2348

Tekanan air pada P3 = 7.21 x 1000 = 7208

P1 + P3
Tekanan air =
2

2348 + 7208
=
2

= 4778.0 kg/m²

Jumlah tekanan pada pintu:

2.25 x 2.3 x 4.778 = 25 ton

Kekuatan tarik = Jumlah tekanan pada pintu x koef.G x +

Berat sendiri kayu = 4.00 x 2 x


= 0.29 ton

Berat sendiri besi = 0.70 ton

Kekuatan tarik = 25 x 0.4 + ( 0.29


= 11.08 ton

11.08
Untuk 1 stang =
2

= 5.54 ton ≈ 5.50 ton

Kekuatan tekan = Jumlah tekanan pada pintu x Koef.Geser

= 25.24 x 0.40 - ( 0.29 + 0.7

= 9.11 ton

9.11
Untuk 1 stang =
2

= 4.554 ton ≈ 4.60 ton

Perhitungan pada tarik :

1
P = x µ x d² x 6 (kg/mm)
4

1
5500 = x 3.14 x d² x 6
4

5500
d² =
1
x 3.14 x 6
4

d = 1167.7282378

d = 34.17 ≈ 34.20 mm

Perhitungan pada tekan:

Angka keamanan 5 x

= µ² x E x I 1
5 x P ............... i besi =
L² 64

µ³ x d4 x E
5 x 5500 = ………. E besi = 2
64 x L²
313 x d x 2 x 10 6
5 x 5500 = ………. L
64 x 580 2

5 x 5500 x 64 x 580
d4 = = 9549.42
31 x 2 x 1000000

d = 9.9cm ≈ 10cm

Jadi ukuran stang pintu dengan diameter (d) = 10cm

11. Tebal lantai olak

Px - Wx
dx > S
γ

dimana :
dx = tebal lantai pada titik x,m
Px = gaya angkat pada titik x,m
Wx = kedalaman air pada titik x,m
γ = berat jenis beton ( 2,4 ton/m³)
S = faktor keamanan 1,5 ( pada kondisi normal )

Penyelesaian :
Hx = elevasi mercu - ( elevasi dasar olakan - dx )

= + 10.50 m - ( + 0.90 m - 1.9

= 11.50 3.8

ΔH = elevasi mercu - elevasi dasar olakan

= + 10.50 m - + 0.90 m

= 9.60

Lx = 105.0 m

L = 67.00

Lx
Px = Hx - ( ( ) ) x ΔH )
Px = Hx - ( ( ) ) x ΔH )
L

105.0 m
= 11.50 - ( ( ) ) 9.60 )
67.00

= 11.50 - ( ( 15.0447761194 ) ) = -3.54

-3.54 - 0.30
dx > 1.5 x
2.4

1.9 > -2.4029851 ……………. OK


bendung

Kp 05 tersier hal 57

= + 9.0 m
= 0.10 m
= 0.10 m
= 0.10 m
= 0.10 m
= 0.40 m
= 0.25 m

= 0.15 m
= 0.20 m
= 0.10 m +
= 10.50 m

n yang diperlukan
men dan bangunan

265.42 m
20.00 m
0.002
+ 6.50 m
+ 7.16 m

0.002 )
20.00 ) x 0.002

k bendung
m

udik (Kp 02 Bab 4 hal 52)

mum 0,5 H.
udik ditinggikan

3.50 m

or dengan rumus :
KP 03 BAB III HAL 20

= 0.002
= 0.04

V Q
I
( m/ dtk ) ( m3/dtk )
0.002 0.000 0.0 0.0 0.000
0.002 1.227 99.4 99.4 1.000
0.002 1.596 195.2 195.2 1.500
0.002 1.920 315.0 315.0 2.000
0.002 2.125 410.09 410.1 2.344
0.002 2.213 456.5 456.5 2.500
0.002 2.483 618.2 618.2 3.000
mber : Hasil Perhitungan

M DIBENDUNG
350 400 450 500

elum dibendung

(KP-02 BAB IV Hal.48)

(KP-02 BAB V Hal.116)

1.75 m
1.00 m

dan Pilar Bendung

g Sungai

Gam
0.0095936315

49=114

-02 BAB IV hal. 49)

m
buah
(KP-02 BAB IV hal. 50)

0.1 ) 2.35 }

84.3

2 hal. 29)
ng bulat sebagai fungsi perbandingan H 1/r

V hal. 53)
ndingan P/H1

e
BAB IV hal. 54)

n P/H1

l. 118)

l. 119)
C2 Cd Beff Q
0.992 1.290 84.5 21.4 21.4 1.00
0.992 1.290 84.5 37.8 37.8 1.50
0.992 1.290 84.5 57.6 57.6 2.00
0.992 1.290 84.5 73.04 73.0 2.35
0.992 1.290 84.5 80.2 80.2 2.50
0.992 1.290 84.5 105.2 105.2 3.00
0.992 1.290 84.5 132.5 132.5 3.50
Sumber : Hasil Perhitungan

Title

3772967026

80.0 100.0 120.0 140.0

bit (Q)

ng debit sungai sesudah dibendung


0.1 ) 2.355 }

i bendung.
dang tubuh
9.8

+ 13.06 m

138.889

n disungai
AB IV. Halaman 73)

###
6
###
(KP 02. BAB IV. Halaman 75)

4.79 m ≈ 4.8 m

(KP 02. BAB IV. Halaman 67)


)

n3
H
h
Fru
yu
n
y2
(KP 02. BAB IV. Halaman 68)

0.60 m
10.067
1.33 m
8.48
) 0.30 m
0.44 m
3.4493662

10.8161137307
0.12
6.53 0.405
0.45
0.15
2.828480294
9.3132887728
kai dengan bilangan Froude di atas 4,5,
ipe III

(KP 02. BAB IV. Halaman 68)

- 1

2
- 1

9.313 9.31329

(KP 02. BAB IV. Halaman 70)

(KP 02. BAB IV. Halaman 70)


(KP 02. BAB IV. Halaman 70)

(KP 02. BAB IV. Halaman 70)

0.12

(KP 02. BAB IV. Halaman 70)

0.12 m

(KP 02. BAB IV. Halaman 70)


0.45 m

0.45
0.405
R Type III

9.6625

138.889
132.65

139.355

12.625

R Type III

7.00

direncanakan

(KP 02. BAB V. Halaman 113)


1.95 m
0.80 m
2.20 m²/det
0.50 m
9.81
0.25

0.25

1.10 m2
= 0.065 mm

kp 02 hal 138

0 s/d 0.5⁰/00

00 detik
Halaman 169)

0.0045 m/dtk

(KP-02 hal. 166)

= 54.1667

433m

54.1666667

≈ 7.40m
Vn = 0.40 m/dtk

(KP 02 HAL 172)

Nilai kekasaran strickler


pur kosong)

….(KP-02 hal. 166)


Nilai kekasaran strickler

L² x B

0.000217 ) x L² x 7.4

0.0111714 x L2 + 3.7
1769.0 )1/2

Angka rembesan lane ( C )


KP 02. BAB VIII (halama 150)

L
∆H =
C
0.43
0.09
0.29
0.16
0.29
0.09
0.29
0.43
0.29
0.09
0.29
0.43
0.29
0.09
0.29
0.43
0.29
0.09
0.29
0.43
0.29
0.09
0.29
0.43
0.29
0.09
0.29
0.43
0.29
0.09
0.29
0.43
0.29
0.09
0.29
0.43
0.29
0.09
0.29
0.43
0.29
0.09
0.29
0.43
0.29
0.09
0.29
0.43
0.29
0.09
0.29
0.43
0.29
0.09
0.29
0.43
0.29
0.09
0.29
0.43
0.29
0.09
0.29
0.43
0.29

17.53
r : Hasil Perhitungan
18.90 m
9.45 m

9.30 m

+ 137.10 m

dung Tetap hal. 85

)
sin θ
)
sin θ

1.00 - 0.20 )

sin θ
)
sin θ

1
3
kg/m²

kg/m²

berat sendiri pintu

0.20 x 0.16

+ 0.70 )
- berat sendiri pintu

4
x µ x d

x 10 6
= 580 cm

38.5 30.7
7.8
6000
Gambar 4. Sketsa tinggi muka air banjir sebelum dibendung
0 ###
0.5 ###
1 ###
1 ###

2 ###
2.5 ###
x L - 1769.0 = 0

Anda mungkin juga menyukai