Anda di halaman 1dari 12

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP 05)

Sekolah : SMK Negeri 1 Gending


Mata Pelajaran : Dasar Perancangan Teknik Mesin
Kelas/Semester : X TPm1 / Ganjil
Alokasi Waktu : 10 JP @ 45 menit

A. Kompetensi Inti

1. KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,


prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
2. KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri dan mampu melaksana-kan tugas spesifik di bawah pengawasan
langsung.

B. Kompetensi Dasar

1. KD 3.5. : Menerapkan teknik pengujian logam (ferrous dan non ferrous).


2. KD 4.5. : Melakukan pengujian logam (ferrous dannon ferrous).

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

KD 3. 5. Menerapkan teknik pengujian logam (ferrous dan non ferrous).


Siswa dapat menjelaskan:
1. Jenis-jenis pengujian logam.
a. Pengujian destruktif.
b. Pengujian non destruktif.
2. Pengujian kekerasan Rockwell.
3. Tes kekerasan Brinell.
4. Tes kekerasan Vickers.
5. Pengujian tarik.
6. Pengujian pukul takik.
7. Pengujian puntir.
8. Pengujian metalhografy.

KD 4. 5. Melakukan pengujian logam (ferrous dannon ferrous).


Siswa dapat menjelaskan:
1. Jenis-jenis pengujian logam.
a. Pengujian destruktif.
b. Pengujian non destruktif.
2. Pengujian kekerasan Rockwell.
3. Tes kekerasan Brinell.
4. Tes kekerasan Vickers.
5. Pengujian tarik.
6. Pengujian pukul takik.
7. Pengujian puntir.
8. Pengujian metalhografy.
D. Tujuan Pembelajaran

KD 3. 5. Menerapkan teknik pengujian logam (ferrous dan non ferrous).


Setelah menggali informasi, peserta didik akan dapat menjelaskan dengan santun
mengenai:
1. Jenis-jenis pengujian logam.
a. Pengujian destruktif.
b. Pengujian non destruktif.
2. Pengujian kekerasan Rockwell.
3. Tes kekerasan Brinell.
4. Tes kekerasan Vickers.
5. Pengujian tarik.
6. Pengujian pukul takik.
7. Pengujian puntir.
8. Pengujian metalhografy.

KD 4. 5. Melakukan pengujian logam (ferrous dannon ferrous).


Setelah menggali informasi, peserta didik akan dapat menjelaskan dengan santun
mengenai:
1. Jenis-jenis pengujian logam.
a. Pengujian destruktif.
b. Pengujian non destruktif.
2. Pengujian kekerasan Rockwell.
3. Tes kekerasan Brinell.
4. Tes kekerasan Vickers.
5. Pengujian tarik.
6. Pengujian pukul takik.
7. Pengujian puntir.
8. Pengujian metalhografy.

E. Materi Pembelajaran

Pengujan Logam
Pemeriksaan bahan logam adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui sifat-sifat logam, kemampuannya terhadap pembebanan
tertentu, struktur mikro dan kesalahan-kesalahan yang ada pada bahan logam.
Dengan diketahui sifat-sifat logam maka dapatlah dilakukan pemilihan bahan yang sesuai
untuk pemakaian. Demikian pula bahan-bahan dalam kontruksi misalnya pelat ketel
yang sudah lama dipakai memerlukan pemeriksaan pada waktu tertentu untuk
mendapatkan data tentang sifat-sifatnya sehubungan dengan proses penuaan, sehingga
dapatlah diambil keputusan apakah ketel dapat dilakukan dengan cara visual, yaitu
dengan mengamati objek.
Hal-hal yang dapat diketahui dengan cara ini antara lain : adanya karat, retakan yang
relatif besar, kelurusan pada sambungan las dan keadaan- keadaan lainnya yang dapat
dilihat oleh pemeriksa. Selanjutnya untuk pemeriksaan yang lebih teliti dilakukan dengan
cara menggunakan alat tertentu, misalnya untuk mengetahui kekuatan tarik, maka bahan
dengan ukuran tertentu diuji pada mesin uji tarik. Struktur mikro dari logam dapat diketahui
dengan pemeriksaan mikroskopis, adanya cacat/retakan di dalam logam dapat diperiksa
dengan ultrasonic detector

Jenis-jenis Pengujian Logam

Macam-macam pengujian logam dapat dikelompokkan ke dalam :


pengujian destruktif dan pengujian non-destruktif.
1. Pengujian Destruktif (Destructive Test – DT)
Yang dimaksud dengan pengujian destruktif ialah pengujian yang dilakukan
sehingga menimbulkan perubahan/kerusakan pada bahan uji ( test piece ).
Macam-macam pengujian yang termasuk kelompok ini ialah :
a. Pengujian Tarik
b. Pengujian Tekan
c. Pengujian Pukul-Takik
d. Pengujian Kekerasan
e. Pengujian Lengkung
f. Pengujian Geser
g. Pengujian Puntir
h. Pengujian Kelelahan
i. Pengujian Mikroskopis

2. Pengujian Non-Destruktif (Non Destruktive Test = NDT)


Yang dimaksud dengan pengujian non destruktif ialah pengujian tanpa merusak
bahan uji.
Macam-macam pengujian yang termasuk kelompok ini adalah
a. Pemeriksaan cacat luar logam dengan Magnitografi dan Dye
penetrant.
b. Pemeriksaan cacat dalam logam dengan Ultrasonic dan Radiografi.
Disamping pemeriksaan terhadap kekuatan dan cacat dari logam tersebut,
perlu pula diadakan pemeriksaan terhadap komposisi dari logam tersebut.
Pemeriksaan komposisi logam dapat dilakukan dalam laboratorium kimia.
Pemeriksaan komposisi logam tersebut meliputi:
- Pemeriksaan kadar belerang
- Pemeriksaan kadar Hidrogen
- Pemeriksaan kadar Oksigen
- Pemeriksaan kadar Carbon
- Pemeriksaan kadar Phospor
- Pemeriksaan kadar Mangan
- Pemeriksaan kadar Vanadium
- Pemeriksaan kadar Magnesium
- Pemeriksaan kadar Chroom
- dan pemeriksaan kadar dari unsur-unsur lain dari suatu logam

3. Standart
Cara-cara pelaksanaan pengujian dilakukan mengikuti standar tertentu, demikian
juga ukuran-ukuran bahan uji disesuaikan dengan standar yang dipakai.
Beberapa standar untuk pengujian logam adalah:
a). HCNN (Hoofd Commissie voor de Normalisatie ini Nederland).
b). ASTM (American Standard for Testing and Materials).
c). DIN (Deutche Industrie Normen).
d). JIS (Japan Industrial Standard).
e). ISO (International Organisation for Standardization).
f). SII (Standar Industri Indonesia).
Pengujian Kekerasan
1. Pengertian Dasar
Kekerasan suatu bahan adalah ketahanan bahan tersebut terhadap penetrasi. Bahan
yang lebih keras akan dapat mengadakan penetrasi pada bahan yang lebih lunak.Dalam
hal ini penetrasi adalah : apabila suatu bahan yang keras dibentuk dengan suatu bentuk
tertentu kemudian ditekankan pada bahan yang lebih lunak maka bahan yang keras
akan masuk (penetrasi) ke dalam bahan yang lebih lunak. Kekerasan suatu bahan tidak
ditentukan oleh komposisinya saja tetapi faktor-faktor lain seperti heat treatment, strain
hardening dan lain-lain. Faktor mekanis juga memegang peranan yang penting pada
kekerasan bahan tersebut. Kekerasan suatu bahan dapat dipakai suatu dasar penentuan
sifat-sifat mekanis bahan tersebut seperti : ketahanan terhadap deformasi elastis,
goresan, keausan, kikisan dan lain-lain.
Kekerasan suatu bahan dapat ditentukan menurut sifat pembebanannya yaitu:
kekerasan karena pembebanan statis
kekerasan karena pembebanan dinamis
Hal-hal berikut yang harus diperhatikan dalam melakukan pengujian kekerasan:
a). Penekan dan landasan harus bersih dan terpasang dengan baik.
b). Permukaan yang diuji harus bersih dan kering, halus dan bebas dari
kotoran.
c). Permukaan harus datar dan tegak lurus terhadap penekan.
d). Tebal benda uji harus tepat sedemikian rupa hingga tidak terjadi
gembung pada permukaan dibaliknya. Dianjurkan agar tebal benda uji harus
sedemikian rupa minimal 10 kali kedalaman bekas kedalaman bekas penekanan.
Pengujian dilakukan pada bahan yang tebalnya satu jenis.
e). Jarak antara 1 pengujian dengan pengujian berikut harus 3 hingga 5 x diameter
bekas penekan.
f). Kecepatan penerapan beban harus sama dengan waktu pemberian beban,
baik pada pengujian ke-1 maupun pada pengujian selanjutnya. Bila pengontrolan
beban tidak dilakukan secara hati-hati dan teratur, maka dapat terjadi variasi harga
kekerasan yang cukup besar, terutama pada bahan-bahan lunak. Untuk bahan-
bahan demikian pengembalian tuas beban benar-benar dikembalikan pada posisi
yang standar setelah setiap pengujian dilakukan.

2. Pengujian kekerasan Rockwell


Mesin yang digunakan untuk melakukan percobaan kekerasan di laboratorium
Material Test:
Tabel 1. Data mesin

Type Rockwell 523 Serie 80079


Merk Precisian Hardness Test
Buatan India – New Delhi
Tahun 1980
Beban maximum 150 kgf
Free Loading 10 kgf
a. Peralatan Standar
Satu set beban mayor yang terdiri dari 60 kg, 100 kg dan 150 kg.

Satu buah skala jarum pengukur, diameter kira-kira 80 mm.


Satu buah meja tes 50 mm diameter, yang terbuat dari baja hardened
and ground.
Satu buah meja tes 38 mm diameter, bentuk celah – Vee untuk
pekerjaan pengetesan baja yang berbentuk silinder dengan diameter 6
mm sampai dengan diameter 30 mm.
Satu buah indentor, bentuk diamond dengan sudut 120°.
Satu buah Indentor, bola baja 1/16” dengan 5 bola tambahan.
Satu buah blok test, untuk skala Rockwell “C”.
Satu buah blok test, untuk skala Rockwell “B”.
Sarung teleskopis untuk melindungi ulir utama.
Dua buah kunci Allen ( L ).
Satu botol minyak Dash – Pot.
Satu buah Clamp (Alat penjepit)
Satu buah buku petunjuk (Instruction manual)

b. Cara Bekerja Mesin


Untuk melaksanakan percobaan tes ini, ketentuan-ketentuan berikut harus
diikiuti dengan seksama.
Setiap kelalaian akan mengakibatkan kerusakan pada indentor.
Tempatkan/letakkan specimen di atas landasan sesuai dengan ketentuan pada
skala Rockwell.
Aturlah beban penekanan sesuai dengan standar yang dapat dilihat pada tabel
“Pemilihan beban dan indentor untuk berbagai macam percobaan kekerasan”
dengan memutar/menyetel pengatur beban (load selector).
Putarlah tuas penekan searah jarum jam sehingga speciment akan mendorong
indentor; dalam ha ini pada skala nilai kekerasan akan terlihat bahwa jarum
pendek menunjuk angka “3”.
Pada strip-strip merah yang letaknya bertentangan dengan angka 3 tersebut tidak
perlu di hiraukan. Jarum panjang akan otomatis berhenti pada “0” pada skala
hitam yakni “B” – 30 pada skala merah.
Jika ada kekeliruan kecil, maka jarum ini dapat dicocokkan dengan memutar
gelang luar pada skala pengukur (dial gauge). Apabila jarum pendek belum
mencapai angka “3” seperti yang dinyatakan di atas akan terasa perlawanan
maka lihatlah bahwa cleareance antara permukaan bagian dalam dari
gantungan beban dan permukaan dalam dari dua rahang baut atas akan
menjadi bertambah.
Hal yang penting untuk diperhatikan bahwa harus ada jarak terbuka kira-kira 3
mm antara permukaan dalam dari gantungan beban dengan permukaan
bagian dalam dari rahang baut atas, apabila jarum pendek dari skala pengukur
menunjuk angka “3”.
Jarak ruang ini dapat disesuaikan dengan baut tersebut di atas dan selanjutnya
dapat ditetapkan posisi yang tepat yakni dengan mengencangkan baut check
yang berdekatan.
Putarlah tuas pembebanan dari posisi “netral” ke “pembebanan”
sedemikian rupa sehingga seluruh muatan dibuat bergerak.
Apabila jarum panjang pada skala pengukur mencapai posisi yang mantap, maka
kembalikan pengumpil ke posisi “netral”. Berat beban akan terangkat tetapi beban
atau muatan awal tetap bekerja (aktif).
Bacalah angka yang di tunjuk oleh jarum panjang.
Itulah pengamatan yang langsung diketahui dari kekerasan speciment. Skala
luar pada alat pengukur harus dipakai untuk pengetesan pada skala “A” dan “C”,
dan skala dalam hanya dipakai untuk pengukuran pada skala “B”.
Longgarkan/putar kembali tuas penekan dan pindahkan lempengan speciment.
Kerjakan kembali dengan cara yang sama, untuk speciment –
speciment lebih lanjut.

Gambar 01. Mesin Uji Kekerasan Rockwell

3. Test Kekerasan Rockwell Ball


Test kekerasan Rockwell dilakukan dengan penekanan bola baja yang dikeraskan pada
bahan yang akan ditest. Diameter bola penekan yang mempunyai ukuran tertentu ditekan
pada test piece dengan beban awal sebesar Po. Bila keseimbangan telah dicapai, jarum
penunjuk yang menunjukkan dalamnya penetrasi berada pada posisi tertentu.

3. Test Kekerasan Brinnell


Test kekerasan Brineell dilakukan dengan penekanan bola baja yang telah dikeraskan
yang berdiameter D dengan suatu beban F pada sebuah test piece. Diameter hasil
penekanan (indentasi) pada permukaan test piece setelah beban dibebaskan kemudian
diukur = d. Angka kekerasan Brinell test piece tersebut ialah hasil bagi beban F yang
dinyatakan dalam kilogram oleh luas permukaan indentasi yang dinyatakan dalam mm².

4. Test Kekerasan Vickers


Indentornya ialah diamond yang berbentuk pyramid dengan alasnya bujur sangkar.
Indentor ini ditekankan pada bahan yang akan ditest kekerasannya dengan
bebas sebesar P. Indentasi yang terjadi pada permukaan test piece setelah beban
dibebaskan dianggap betul-betul berbentuk pyramid dengan dasarnya bujur sangkar.
Diagonal d1 dan d2 pada indentasi di ukur kemudia dihitung diameter rata-ratanya = d.
Angka kekerasan Vickers ialah hasil bagi beban P yang dinyatakan kilogram oleh luas
celah indentasi (sloping area dari indentasi) yang dinyatakan dalam mm².
Gambar 02. Mesin Uji Kekerasan Vickers
5. Pengujian Tarik
Semua kontruksi, peralatan dan bagian-bagian mesin membutuhkan kekuatan. Kekuatan
ini dibutuhkan untuk mengimbangi adanya beban luar yang bekerja padanya. Beban
tersebut dapat juga berupa : gaya, momen, tekanan uap, tekanan angin, tekanan air, dll.
Agar konstruksi tetap dapat memenuhi persyaratan maka beban yang bersangkutan
harus masih dalam batas-batas yang diijinkan. Untuk tidak salah dalam menafsirkan
besar atau kecilnya beban, maka yang menjadi bahan peninjauan bukan bebannya.
Ketika menghitung kekuatan bahan, yang merupakan pengukur kekuatan bahan adalah
tegangan.
Berdasarkan jenis beban, maka tegangan yang ditimbulkan dapat berupa:
1). Tegangan tarik
2). Tegangan tekanan
3). Tegangan geser, dan lain-lain.

Gambar 03. Mesin Uji Tarik

6. Pengujian Pukul Takik (Impact)


Hal-hal yang biasa menyebabkan suatu logam mudah patah adalah yang disebabkan
oleh hal-hal sebagai berikut:
1). Adanya “notch” (takikan) yang akan melemahkan kekuatan atau ketahanan
logam/material tersebut.
2). Adanya penurunan temperatur dibawah temperatur ruang padalogam
dapat menyebabkan logam menjadi brittle, dengan demikian menjadi mudah
patah.
3).Adanya kecepatan pembebanan yang besar (pembebanan kejutan =
impact loading).
4).Adanya kandungan unsur-unsur tertentu yang mempengaruhi bentuk struktur
logam, untuk baja ialah adanya kandungan unsur karbon ( C ) yang tinggi,
hydrogen, phosphor dl
7. Pengujian Puntir
Bila pada kedua ujung suatu batang bekerja gaya-gaya yang berlawanan arah yang
cenderung memutar/memilin batang tersebut maka disebut batang itu dibebani pada
puntiran. Gaya-gaya yang menyebabkan puntiran itu disebut juga gaya puntir.
Tegangan yang terjadi pada batang yang ditimbulkan oleh puntiran disebut tegangan
puntir.

Gambar 04. Mesin uji puntir

Pengujian Tidak Merusak/Non destrtructive testing (NDT)


Non destrtructive testing (NDT) adalah aktivitas tes atau inspeksi terhadap suatu benda
untuk mengetahui adanya cacat, retak, atau discontinuity lain tanpa merusak benda yang
kita tes atauinspeksi. Pada dasarnya, tes ini dilakukan untuk menjamin bahwa material
yang kita gunakan masih aman dan belum melewati damage tolerance.

F. Pendekatan, Model, Metode.


Pendekatan : Saintific
1. Mengamati
Kegiatan siswa mengidentifikasi melalui indera penglihat (membaca, menyimak),
pembau, pendengar, pengecap dan peraba pada waktu mengamati suatu objek
dengan ataupun tanpa alat bantu. Alternatif kegiatan mengamati antara lain observasi
lingkungan, mengamati gambar, video, tabel dan grafik data, menganalisis peta,
membaca berbagai informasi yang tersedia di media masa dan internet maupun
sumber lain. Bentuk hasil belajar dari kegiatan mengamati adalah siswa dapat
mengidentifikasi masalah.
2. Menanya
Kegiatan siswa mengungkapkan apa yang ingin diketahuinya baik yang berkenaan
dengan suatu objek, peristiwa, suatu proses tertentu. Dalam kegiatan menanya, siswa
membuat pertanyaan secara individu atau kelompok tentang apa yang belum
diketahuinya. Siswa dapat mengajukan pertanyaan kepada guru, narasumber, siswa
lainnya dan atau kepada diri sendiri dengan bimbingan guru hingga siswa dapat
mandiri dan menjadi kebiasaan. Pertanyaan dapat diajukan secara lisan dan tulisan
serta harus dapat membangkitkan motivasi siswa untuk tetap aktif dan gembira.
Bentuknya dapat berupa kalimat pertanyaan dan kalimat hipotesis. Hasil belajar dari
kegiatanmenanya adalah siswa dapat merumuskan masalah dan merumuskan
hipotesis.
3. Mengumpulkan Data
kegiatan siswa mencari informasi sebagai bahan untuk dianalisis dan disimpulkan.
Kegiatan mengumpulkan data dapat dilakukan dengan cara membaca buku,
mengumpulkan data sekunder, observasi lapangan, uji coba (eksperimen),
wawancara, menyebarkan kuesioner, dan lain-lain. Hasil belajar dari kegiatan
mengumpulkan data adalah siswa dapat menguji hipotesis.
4. Mengasosiasi
Kegiatan siswa mengolah data dalam bentuk serangkaian aktivitas fisik dan pikiran
dengan bantuan peralatan tertentu. Bentuk kegiatan mengolah data antara lain
melakukan klasifikasi, pengurutan (sorting), menghitung, membagi, dan menyusun
data dalam bentuk yang lebih informatif, serta menentukan sumber data sehingga
lebih bermakna. Kegiatan siswa dalam mengolah data misalnya membuat tabel,
grafik, bagan, peta konsep, menghitung, dan pemodelan. Selanjutnya siswa
menganalisis data untuk membandingkan ataupun menentukan hubungan antara data
yang telah diolahnya dengan teori yang ada sehingga dapat ditarik simpulan dan atau
ditemukannya prinsip dan konsep penting yang bermakna dalam menambah skema
kognitif, meluaskan pengalaman, dan wawasan pengetahuannya. Hasil belajar dari
kegiatan menalar/mengasosiasi adalah siswa dapat menyimpulkan hasil kajian
dari hipotesis.
5. Mengomunikasikan
Kegiatan siswa mendeskripsikan dan menyampaikan hasil temuannya dari kegiatan
mengamati, menanya, mengumpulkan dan mengolah data, serta mengasosiasi yang
ditujukan kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan dalam bentuk diagram,
bagan, gambar, dan sejenisnya dengan bantuan perangkat teknologi sederhana dan
atau teknologi informasi dan komunikasi. Hasil belajar dari
kegiatanmengomunikasikan adalah siswa dapat memformulasikan dan
mempertanggungjawabkan pembuktian hipotesis.

Model Pembelajaran:
Pembelajaran explicit instruction (model pembelajaran langsung).

Sintaks model pembelajaran explicit instruction (model pembelajaran langsung).


Sintak Pembelajaran Peran Guru Peran Peserta Didik
1. Pendahuluan Guru menjelaskan tujuan Siswa memperhatikan
pembelajaran, informasi paparan dari guru, dan
latar belakang macam- siswa mempersiapkan
macam pengujian logam diri untuk mengikuti
(ferrous dannon ferrous). latihan yang diberikan
oleh guru tentang
pengujian logam (ferrous
dannon ferrous).
2. Presentasi Guru menjelaskan Siswa memperhatikan
konsep dan memodelkan/ demonstrasi keteram-
mendemonstrasikan pilan oleh guru, sehing-
keterampilan yang ga siswa dapat mema-
menjadi tujuan hami konsep/keteram-
pembelajaran dalam pilan yang diajarkan guru
pencantuman macam- terhadap pencantuman
macam pengujian logam macam-macam
(ferrous dannon ferrous).pengujian logam (ferrous
dannon ferrous).
3. Latihan Terbimbing Guru memonitor Siswa menerapkan
kemajuan belajar siswa, materi (konsep,
memberi umpan balik keterampilan)
serta melakukan umpan balik yang
perbaikan, apabila disampaikan guru
diperlukan terhadap terhadap macam-macam
macam-macam pengujian pengujian logam (ferrous
logam (ferrous dannon dannon ferrous).
ferrous).
4. Latihan Mandiri Guru memberi Siswa menerapkan
kesempatan kepada pengetahuan atau
siswa untuk berlatih keterampilan baru secara
secara mandiri dengan mandiri sampai
tujuan tercapainya tercapainya otomatisasi
otomatisasi dan transfer dan transfer pada
pada macam-macam macam-macam
pengujian logam (ferrous pengujian logam (ferrous
dannon ferrous). dannon ferrous).

Metode Pembelajaran:
Diskusi, tugas teori (pengetahuan), tugas praktek (keterampilan).

G. Kegiatan Pembelajaran

1. Pertemuan ke-9*)
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (15 menit)
1. Mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan.
2. Mendiskusikan kompetensi yang telah dipelajari dan dikembangkan
sebelumnya terkait dengan kompetensi yang akan dipelajari.
3. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya bagi kehidupan.
4. Menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan.
5. Menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan.

b. Kegiatan Inti (60 menit)


1. Guru menjelaskan tentang jenis-jenis pengujian logam, pengujian destruktif,
pengujian non destruktif.
2. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang jenis-jenis pengujian
logam, pengujian destruktif, pengujian non destruktif.
3. Peserta didik memperhatikan secara mandiri gambar, peraga yang diberikan
dan bertanya kepada guru/teman tentang jenis-jenis pengujian logam,
pengujian destruktif, pengujian non destruktif.
4. Guru menugaskan siswa menjelaskan untuk mejelaskan tentang jenis-jenis
pengujian logam, pengujian destruktif, pengujian non destruktif.
5. Peserta didik menyelesaikan tugas dari guru tentang jenis-jenis pengujian
logam, pengujian destruktif, pengujian non destruktif.
c. Penutup (15 menit)
1. Guru dan peserta didik membuat rangkuman/simpulan pelajaran.
2. Guru merefleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
3. Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas kelompok/
perseorangan (jika diperlukan).
4. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

2. Pertemuan ke-10*)
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (15 menit)
1. Mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan.
2. Mendiskusikan kompetensi yang telah dipelajari dan dikembangkan
sebelumnya terkait dengan kompetensi yang akan dipelajari.
3. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya bagi kehidupan.
4. Menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan.
5. Menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan.

b. Kegiatan Inti (60 menit)


1. Guru menjelaskan tentang pengujian kekerasan, pengujian tarik, pengukian
pukul, pengujian puntir.
2. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru.
3. Peserta didik memperhatikan secara mandiri gambar, peraga yang diberikan
dan bertanya kepada guru/teman tentang pengujian kekerasan, pengujian tarik,
pengukian pukul, pengujian puntir.
4. Guru menugaskan peserta didik menjelaskan tentang pengujian kekerasan,
pengujian tarik, pengukian pukul, pengujian puntir.
5. Peserta didik menyelesaikan tugas dari guru tentang pengujian kekerasan,
pengujian tarik, pengukian pukul, pengujian puntir.

c. Penutup (15 menit)


1. Guru dan peserta didik membuat rangkuman/simpulan pelajaran.
2. Guru merefleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
3. Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas kelompok/
perseorangan (jika diperlukan).
4. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

H. Penilaian Pembelajaran, Remedial dan Pengayaan.


1. Teknik Penilaian : Tes Teori dan Tes praktik.
2. Instrumen Penilaian : Terlampir.
3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan.
I. Media, Alat/Bahan, dan Sumber Belajar.
Media : Laptop, LCD.
Alat : Gambar/media tentang jenis-jenis logam.
Gambar macam-macam jenis-jenis pengujian logam.
Alat peraga berupa model atau benda tentang pengujian kekerasan,
pengujian tarik, pengujian pukul, pengujian puntir.
Bahan : Bermacam-macam jenis logam.
Sumber Belajar : Internet.
Handout.
Buku pegangan siswa.

Disetujui: Diketahui :
Dibuat :
Guru Mata Pelajaran Waka Kurikulum Kepala Sekolah

IHYAK HAYATULLAH, ST IWAN ANDRIYANTO, S.Pd Drs. H. SAHUDI, M.Pd

NIP. 19711111 200903 1 002 NIP. - NIP. 19670809 199802 1 004

Anda mungkin juga menyukai