RPP 5-2
RPP 5-2
(RPP 05)
A. Kompetensi Inti
B. Kompetensi Dasar
E. Materi Pembelajaran
Pengujan Logam
Pemeriksaan bahan logam adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui sifat-sifat logam, kemampuannya terhadap pembebanan
tertentu, struktur mikro dan kesalahan-kesalahan yang ada pada bahan logam.
Dengan diketahui sifat-sifat logam maka dapatlah dilakukan pemilihan bahan yang sesuai
untuk pemakaian. Demikian pula bahan-bahan dalam kontruksi misalnya pelat ketel
yang sudah lama dipakai memerlukan pemeriksaan pada waktu tertentu untuk
mendapatkan data tentang sifat-sifatnya sehubungan dengan proses penuaan, sehingga
dapatlah diambil keputusan apakah ketel dapat dilakukan dengan cara visual, yaitu
dengan mengamati objek.
Hal-hal yang dapat diketahui dengan cara ini antara lain : adanya karat, retakan yang
relatif besar, kelurusan pada sambungan las dan keadaan- keadaan lainnya yang dapat
dilihat oleh pemeriksa. Selanjutnya untuk pemeriksaan yang lebih teliti dilakukan dengan
cara menggunakan alat tertentu, misalnya untuk mengetahui kekuatan tarik, maka bahan
dengan ukuran tertentu diuji pada mesin uji tarik. Struktur mikro dari logam dapat diketahui
dengan pemeriksaan mikroskopis, adanya cacat/retakan di dalam logam dapat diperiksa
dengan ultrasonic detector
3. Standart
Cara-cara pelaksanaan pengujian dilakukan mengikuti standar tertentu, demikian
juga ukuran-ukuran bahan uji disesuaikan dengan standar yang dipakai.
Beberapa standar untuk pengujian logam adalah:
a). HCNN (Hoofd Commissie voor de Normalisatie ini Nederland).
b). ASTM (American Standard for Testing and Materials).
c). DIN (Deutche Industrie Normen).
d). JIS (Japan Industrial Standard).
e). ISO (International Organisation for Standardization).
f). SII (Standar Industri Indonesia).
Pengujian Kekerasan
1. Pengertian Dasar
Kekerasan suatu bahan adalah ketahanan bahan tersebut terhadap penetrasi. Bahan
yang lebih keras akan dapat mengadakan penetrasi pada bahan yang lebih lunak.Dalam
hal ini penetrasi adalah : apabila suatu bahan yang keras dibentuk dengan suatu bentuk
tertentu kemudian ditekankan pada bahan yang lebih lunak maka bahan yang keras
akan masuk (penetrasi) ke dalam bahan yang lebih lunak. Kekerasan suatu bahan tidak
ditentukan oleh komposisinya saja tetapi faktor-faktor lain seperti heat treatment, strain
hardening dan lain-lain. Faktor mekanis juga memegang peranan yang penting pada
kekerasan bahan tersebut. Kekerasan suatu bahan dapat dipakai suatu dasar penentuan
sifat-sifat mekanis bahan tersebut seperti : ketahanan terhadap deformasi elastis,
goresan, keausan, kikisan dan lain-lain.
Kekerasan suatu bahan dapat ditentukan menurut sifat pembebanannya yaitu:
kekerasan karena pembebanan statis
kekerasan karena pembebanan dinamis
Hal-hal berikut yang harus diperhatikan dalam melakukan pengujian kekerasan:
a). Penekan dan landasan harus bersih dan terpasang dengan baik.
b). Permukaan yang diuji harus bersih dan kering, halus dan bebas dari
kotoran.
c). Permukaan harus datar dan tegak lurus terhadap penekan.
d). Tebal benda uji harus tepat sedemikian rupa hingga tidak terjadi
gembung pada permukaan dibaliknya. Dianjurkan agar tebal benda uji harus
sedemikian rupa minimal 10 kali kedalaman bekas kedalaman bekas penekanan.
Pengujian dilakukan pada bahan yang tebalnya satu jenis.
e). Jarak antara 1 pengujian dengan pengujian berikut harus 3 hingga 5 x diameter
bekas penekan.
f). Kecepatan penerapan beban harus sama dengan waktu pemberian beban,
baik pada pengujian ke-1 maupun pada pengujian selanjutnya. Bila pengontrolan
beban tidak dilakukan secara hati-hati dan teratur, maka dapat terjadi variasi harga
kekerasan yang cukup besar, terutama pada bahan-bahan lunak. Untuk bahan-
bahan demikian pengembalian tuas beban benar-benar dikembalikan pada posisi
yang standar setelah setiap pengujian dilakukan.
Model Pembelajaran:
Pembelajaran explicit instruction (model pembelajaran langsung).
Metode Pembelajaran:
Diskusi, tugas teori (pengetahuan), tugas praktek (keterampilan).
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan ke-9*)
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (15 menit)
1. Mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan.
2. Mendiskusikan kompetensi yang telah dipelajari dan dikembangkan
sebelumnya terkait dengan kompetensi yang akan dipelajari.
3. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya bagi kehidupan.
4. Menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan.
5. Menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan.
2. Pertemuan ke-10*)
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (15 menit)
1. Mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan.
2. Mendiskusikan kompetensi yang telah dipelajari dan dikembangkan
sebelumnya terkait dengan kompetensi yang akan dipelajari.
3. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya bagi kehidupan.
4. Menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan.
5. Menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan.
Disetujui: Diketahui :
Dibuat :
Guru Mata Pelajaran Waka Kurikulum Kepala Sekolah