Bab Ii PDF
Bab Ii PDF
TINJAUAN PUSTAKA
6
7
a) Faktor keturunan
Dari data statistik membuktikan bahwa seorang anak
yang orang tuanya menderita hipertensi memiliki
kemungkinan yang besar untuk terkena hipertensi juga
b) Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi terkena hipertensi
diantanya adalah umur (umur yang bertambah maka untuk
terkena hipertensi akan meningkat), jenis kelamin (pria lebih
tinggi terkena dibanding wanita) dan ras (ras yang berkulit
hitam lebih banyak dari yang berkulit putih)
c) Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang menyebaabkan hipertensi adalah
kebiasaan mengkonsumsi garam yang tinggi (lebih dari 30 g),
kegemukan atau makan berlebihan, stres, merokok, minum
alkohol, minum obat-obatan (efedrin, prednison, epinefrin).
2) Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder terjadi akibat penyebab yang jelas.
Sebagai contohnya adalah hipertensi vaskular renal,yang terjadi
akibat stenosis arteri renalis.
b. Klasifikasi berdasarkan derajat hipertensi
Menurut Amin Huda Nurarif (2015, h.102)
Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah untuk Dewasa diatas 18 tahun
3. Etiologi
Menurut Reny Yuli Aspiani (2016, h.213) pada umumnya hipertensi
tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi sebagai
respon dari peningkatan curah jantung atau peningkatan tekanan perifer.
Akan tetapi ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya
hipertensi,antara lain :
a. Genetik : respon neurologis terhadap stres atau kelainan ekskresi
atau transpor Na
b. Obesitas : terkait dengan tingkat insulin yang tinggi yang
mengakibatkan tekanan darah meningkat,
c. Stres karena lingkungan
d. Hilangnya elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua
serta pelebaran pembuluh darah.
4. Patofisiologi
Kepastian mengenai patofisiologi hipertensi masih dipenuhi ketidak
pastian. Sejumlah kecil pasien (antara 2% dan 5%) memiliki penyakit
dasar ginjal atau adrenal yang menyebabkan peningkatan tekanan darah.
Namun, masih belum ada penyebab tunggal yang dapat diidentifikasi dan
kondisi inilah yang disebut sebagai hipertensi esensial sejumlah
mekanisme fisiologi terlibat dalam pengaturan tekanan darah normal,
yang kemudiaan dapat tumbuh turut berperan dalam terjadinya hipertensi
esensial.
Beberapa faktor yang saling berhubungan mungkin juga turut serta
menyebabkan peningkatan tekanan darah pada pasien hipertensi dan
peran mereka berbeda pada setiap individu. Diantara faktor-faktor yang
9
Perubahan struktur
Penyumbatan pembuluh
darah
6. Manifestasi klinis
Menurut Amin Huda Nurarif (2015, h.102) jilid 2 tanda dan gejala
pada hipertensi dibedakan menjadi :
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selaian penentuan tekanan arteri oleh
dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan
pernah didiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur
b. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa terlazim yang menyertai hipertensi meliputi
nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan
gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari
pertolongan medis.
7. Pemeriksaan penunjang
Menurut Reny Yuli Aspiani (2016, h.217) pemeriksaan penunjang
pada hipertensi meliputi :
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Hb/Ht : untuk mengkaji hubunngan dari sel-sel terhadap volume
cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko
seperti hipokoagulabillitas, anemia
12
8. Penatalaksanaan
Menurut Andra Saferi Wijaya (2013, h.56-57) penatalaksanaan
hipertensi terdiri dari:
a. Penatalaksanaan non farmakologis
Penatalaksanaan hipertensi dengan non farmakologis terdiri dari
berbagai macam modifikasi gaya hidup untuk menurunkan tekanan
darah yaitu :
1) Mempertahankan berat badan ideal
Mengatasi obesitas (kegemukan) juga dapat dilakukan
dengan melakukan diet rendah kolesterol namun kaya serat dan
protein, dan jika berhasil menurunkan berat badan 2,5-5 kg
maka tekanan darah diastolik dapat diturunkan sebanyak 5
mmHg (Radmarssy, 2007)
2) Mengurangi asupan natrium
Pengurangan konsumsi garam menjadi ½ sendok teh/ hari,
dapat menurunkan tekanan darah sistolik sebanyak 5 mmHg dan
tekanan siastolik sekitar 2,5 mmHg (Radmarssy, 2007)
13
9. Komplikasi
Menurut Reni Yuli Aspiani (2016, h. 220), hipertensi dapat
menyebabkan berbagai komplikasi dintaranya stroke, infark miokard,
gagal ginjal, ensefalopati serta kejang pada wanita preeklamsia.
oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan yang cukup didalam domain
kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu: (Notoadmodjo, 2003 dalam
A.Wawan, 2010)
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat
ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifik
dan seluruh yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Oleh
sebab itu “tahu’ ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling
rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu apa yang
dipelajari yaitu menyabutkan, menguraikan, mengidentifikasi,
menyatakan dan sebagainya.
2) Memahami (Comprehention)
Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan
dimana dapat menginteprestasikan secara benar. Orang yang
telah paham terhadap objek atau materi terus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan
sebagainya terhadap suatu objek yang dipelajari
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi riil
(sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau
penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan
sebagainya dalam konteks yang lain.
4) Analisis ( Analysis)
Analisis adalah sauatu kemampuan menyatakan untuk
materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi
masih didalam struktur organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya satu sama lain
16
5) Sintesis (Syntesis)
Sistesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dan informasi yang ada
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
c. Cara memperoleh pengetahuan
Cara memperoleh pengetahuan menurut Notoatmojo 2003 yang
dikutip oleh A.Wawan 2010 adalah sebagai berikut :
1) Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan
a) Cara coba salah (Trial and Error)
Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan
kemungkinan dengan memecahkan masalah apabila
kemungkinan itu tidak berhasil maka dicoba
kemungkinanan yang lain sampai masalah tersebut dapat
dipecahkan.
b) Cara kekuasaan atau otoritas
Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-
pemimpin masyarakat baik formal atau informal, ahli
agama, pemegang pemerintah, dan berbagai prinsip orang
lain yang menerima mempunyai otoritas, tanpa menguji
terlebih dahulu atau membuktikan kebenarannya baik
berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri
c) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya
memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali
pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi masa lalu
2) Cara modern dalam memperoleh pengetahuan
Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atas lebih popular
atau disebut metodologi penelitian. Cara itu mula-mula
17
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang muncul pada pasien hipertensi yanng kurang
pengetahuan adalah kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan
hipertensi berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses
penyakit dan perawatan diri (Andra Saferi Wijaya, 2013)
21
4. Tindakan Keperawatan
Implementasi adalah pelaksanaan rencana keperawatan oleh perawat
dan klien. Perawat bertanggung jawab terhadap asuhan keperawatan yang
berfokus pada klien dan berorientasi pada hasil, sebagaimana digambarkan
22
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah suatu proses yang terencana dan sistematis dalam
mengumpulkan, mengorganisasi, menganalisis, dan membandingkan
status kesehatan klien dengan kriteria hasil yang diinginkan, serta menilai
derajat pencapaian hasil klien. Evaluasi adalah suatu aktivitas yang terus-
menerus, berkelanjutan, dan terncana yang melibatkan klien, keluarga,
perawat, dan anggota tim kesehatan lain. Pengetahuan mengenai
kesehatan, patofisiologi, strategi intervensi keperawatan dan metode
evaluasi dibutuhkan agar evaluasi efektif.
Evaluasi memiliki beberapa tujuan. Tujuan utamanya adalah
menetukan kemajuan klien dalam mencapai kriteria hasil yang sudah
dirancang. Tujuan penting lainnya adalah menilai efektivitas komponen
proses keperawatan dalam membantu klien mencapai kriteria hasil.
Evaluasi juga digunakan untuk menentukan kualitas asuhan keseluruhan
yang sudah diberikan kepada suatu kelompok klien, melalui perbaikan
kualitas dan program manajemen kualitas. (Janet W. Kenney, 2009)