BLUDRSUD A 1 DARI 3
H.PADJONGA
DAENGNGALLE
DISAHKAN OLEH,
STANDAR Direktur ,
PROSEDUR TANGGALTERBIT
OPERASIONAL
(SPO) dr. NILAL FAUZIAH,M.KES
NIP :19760821 200312 2 009
Suatu langkah penting yang dilakukan untuk memastikan bahwa
PENGERTIAN operasi dilakukan pada orang yang benar, lokasi yang benar dan
dilakukan dengan prosedur yang benar.
Tujuan • Memastikani lokasi, prosedur, dan pasien yang benar;
• Memastikan bahwa semua dokumen, foto
(imaging), hasil pemeriksaan yang relevan tersedia, diberi
label dengan baik, dan dipampang;
• Lakukan peninjauan ketersediaan setiap peralatan
Khusus dan/atau implant-implant yang dibutuhkan.
Kebijakan Peraturan Direktur No.1 tahun 2016 tentang Kebijakan
Pelayanan di RSUD Jend. A Yani Metro
Prosedur 1. Sign in
a. Perawat mengevaluasi kembali rekam medis pasien
yang bersangkutan dan berkaitan dengan identitas.
b. Perawat memeriksa kembali dokumen termasuk
surat persetujuan pembedahan atau informed concent.
c. Perawat mengukuran vital sign terakhir.
d. Perawat memeriksa riwayat alergi.
e. Dokter anestesi menjelaskan tentang
prosedur pembiusan.
f. Dokter anestesi mengantisipasi resiko kehilangan
darah saat pembedahan, resiko gangguan pada jalan nafas
dan keamanan prosedur anesthesi yang akan dikerjakan.
2. Time Out
a. Dokter bedah meninjau kembali lokasi insisi pada
tubuh pasien.
b. Perawat melaporkan kesiapan alat / instrument.
c. Perawat melaporkan keadaan sterilitas alat dan
termasuk perhitungan jumlah kasa.
d. Dokter anestesi menyampaikan mengenai obat antibiotika
profilaksis yang telah diberikan beserta hasil pemeriksaan
penunjang.
e. Dokter anestesi menyampaikan tentang
kemungkinan resiko pembiusan selama berlangsungnya
operasi.
3. Sign Out
a. Dokter bedah mendokumentasikan prosedur yang telah
dilakukan sebelumnya.
b. Perawat menghitung jumlah instrumen, jarum dan kasa
secara benar –jika digunakan selama operasi.
c. Perawat melaporkan jika ada permasalahan pada alat
atau bahan habis pakai lainnya.
d. Perawat memberikan label sesuai identitas pasien pada
jaringan yang telah diangkat dari tubuh pasien.
e. Dokter bedah sebagai operator beserta dokter anestesi
menyampaikan hal-hal yang perlu diperhatikan pada masa
pemulihan pasien dan perawatan pasca operasi
selanjutnya.
Unit Terkait Instalasi Bedah Sentral.
SMF Anestesi
ALAT PEMBUKA GIPS
BLUDRSUD A 1 DARI 3
H.PADJONGA
DAENGNGALLE
DISAHKAN OLEH,
STANDAR Direktur ,
PROSEDUR TANGGALTERBIT
OPERASIONAL
(SPO) dr. NILAL FAUZIAH,M.KES
NIP :19760821 200312 2 009
Pengertian Alat elektronik yang digunakan untuk membuka gips.
Prosedur 1. Sambungkan stiker pada stop kontak dengan tegangan 220 volt.
2. Tekan tombol on menghidupkan gergaji.
3. Penggunaan dengan tekanan atas bawah pada permukaan gips.
4. Setelah selesai matikan mesin.
5. Buka gips dengan pembuka gips.
6. Gunting kapas bagian dalam dengan gunting gips.
7. Lepaskan gips.
8. Bersihkan bagian tubuh yang digips dengan lap basah dan lap
kering.
9. Bersihkan alat dan kembalikan ke tempatnya.
Unit Terkait Instalasi Bedah Sentral.
ALUR MEMBAWA INSTRUMEN KOTOR SETELAH
OPERASI
BLUDRSUD A 1 DARI 3
H.PADJONGA
DAENGNGALLE
DISAHKAN OLEH,
STANDAR Direktur ,
PROSEDUR TANGGALTERBIT
OPERASIONAL
(SPO) dr. NILAL FAUZIAH,M.KES
NIP :19760821 200312 2 009
Pengertian Membawa instrumen kotor setelah operasi dari kamar operasi ke
tempat pencucian alat
PELAYANAN ANESTESI
NO. DOKUMEN : NO. REVISI: HALAMAN :
A 1 DARI 3
BLUDRSUD
H.PADJONGA
DAENGNGALLE
DISAHKAN OLEH,
STANDAR Direktur ,
PROSEDUR TANGGALTERBIT
OPERASIONAL
(SPO) dr. NILAL FAUZIAH,M.KES
NIP :19760821 200312 2 009
Pengertian 1. Masih adanya personil yang melakukan tindakan anestesi
belum ditulis secara lengkap dalam rekam medis pasien
2. Peningkatan mutu pelayanan Anestesi
3. Tertib administrasi
Tujuan Menciptakan suatu pelayanan yang berkesinambungan dari
pelayanan anestesi pre, intra dan pasca anestesi dan adanya
bukti pendokumentasian sesuai pedoman yang ditetapkan
rumah sakit.
Kebijakan Peraturan Direktur No.1 tahun 2016 tentang Kebijakan Pelayanan
di Rumah Sakit Umum Daerah Jend. A Yani Metro
Prosedur
1. Pelaksanaan operasi sesuai dengan prosedur oleh operator
terkait.
2. Penemuan adanya ketidaksesuaian dengan informasi sebelum
operasi.
3. Penjelasan oleh operator kepada keluarga pasien ( Orang tua /
suami / isteri / anak atau pengampu yang lain ).
4. Pembuatan dan penandatanganan informed consent baru.
5. Melanjutkan operasi oleh operator sesuai dengan informed
consent baru.
Unit Terkait 1. SMF terkait
2. Komite Medik
Mulai
Pembuatan &
penandatanganan informed
consent baru
Selesai
Prosedur 1. Jadwal piket Tim Cito di sampaikan ke unit terkait dan Bidang
Keperawatan pada setiap awal bulan.
2. Setelah pasien dinyatakan operasi harus di siapkan
pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan sesuai prosedur
pasien operasi.
3. Perawat/Bidan Jaga menghubungi tim bedah cito
4. Yang perlu di sampaikan adalah indikasi/diagnosa, hasil
pemeriksaan penunjang, dan jam operasi.
5. Jika ada tim yang tidak bisa dihubungi, maka Perawat/bidan
jaga segera menghubungi kepala ruang OK, dan apabila masih
ada kesulitan, maka menghubungi Kabid Keperawatan.
6. Bagi anggota tim yang berhalangan mohon mencari pengganti
7. Petugas supervisi memastikan bahwa tim operasi telah
lengkap dan siap untuk melakukan operasi
Unit Terkait 1. IBS
2. Rawat Inap
3. Poliklinik
4. ICU
5. IGD
- Sulfas atropin.
- Adrenalin.
- Decamekson.
2. Obat sedasi :
- Midazolam.
- Propofol.
3. Peralatan :
- Sat O2.
- Ambubag.
- O2 nasal.
- Jackson rees.
- O2 transfer
- Spuit
- Alkohol swab
Pelaksanaan :
SMF Anestesi
Instalasi Radiologi
DISAHKAN OLEH,
STANDAR Direktur ,
PROSEDUR TANGGALTERBIT
OPERASIONAL
(SPO) dr. NILAL FAUZIAH,M.KES
NIP :19760821 200312 2 009
Pengertian Prosedur untuk pemberian sedativa sebelum pasien menjalani
tindakan operatif di kamar operasi.
15. Pasien boleh keluar dari ruang pemulihan bila nilai skor
aldrete > 8.
Unit Terkait Instalasi Bedah Sentral.
SMF Anestesi
PEMBERSIHAN KAMAR OPERASI MINGGUAN
e. Sepatu boot
Cleaning Service.
PEMERIKSAAN IDENTITAS PASIEN
Poliklinik IGD
PENANDAAN AREA OPERASI
SMF Anestesi
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PERALATAN DI
KAMAR OPERASI
BLUDRSUD A 1 DARI 3
H.PADJONGA
DAENGNGALLE
DISAHKAN OLEH,
STANDAR Direktur ,
PROSEDUR TANGGALTERBIT
OPERASIONAL
(SPO) dr. NILAL FAUZIAH,M.KES
NIP :19760821 200312 2 009
Pengertian Suatu tindakan untuk memelihara dan memperbaiki peralatan di
kamar operasi
Prosedur 15. Petugas unit terkait menghubungi Ketua Tim IBS segera
setelah:
a. Diputuskan bahwa pasien akan dilakukan operasi
b. Lembar informasi dan persetujuan tindakan medik operasi
telah ditandatangani oleh pasien/keluarga, operator dan
saksi
c. Lembar informasi dan persetujuan tindakan anestesi telah
ditandatangani oleh pasien/keluarga, dr.anestesi dan saksi
16. Petugas unit terkait memastikan:
a. Pengantar/instruksi tertulis dari dokter ahli yang
bersangkutan telah tersedia
b. Lembar persetujuan tindakan medis dan anestesi telah
ditandatangani
c. Pasien telah diperiksa dan lokasi operasi telah diberi tanda
oleh dokter yang akan melaksanakan tindakan operasi
d. Setelah ruang operasi dan tim siap, petugas IBS
menghubungi petugas unit terkait agar pasien segera
diantar ke kamar operasi
Poliklinik
Poliklinik
Rawat Inap.
Prosedur 1. Setiap selesai operasi seluruh tim operasi keluar dari kamar
operasi
2. Perawat sirkuler memanggil petugas kebersihan (cleaning
servis) memberitahukan bahwa operasi telah selesai dan agar
segera dibersihkan
3. Petugas kebersihan (cleaning servis) menyiapkan seluruh
peralatan kebersihan yang diperlukan dan membawanya
menuju kamar operasi dengan trolly tertutup khusus alat, linen
dan limbah kotor bekas operasi
4. Petugas kebersihan membersihkan kamar operasi dengan
mengenakan alat pelindung diri
5. Instrument yang belum terpakai dimasukkan ke dalam trolley
tertutup pada rak bagian atas
6. Linen yang masih bersih belum terpakai dimasukkan ke dalam
trolley tertutup pada rak bagian atas
7. Instrument bekas operasi yang telah digunakan direndam
dalam bak dengan cairan dekontaminasi gigazyme 0,5% dan
dimasukkan ke dalam trolley tertutup pada rak bagian bawah
8. Linen kotor bekas operasi dimasukkan ke dalam plastik kuning
dimasukkan ke dalam kantong linen dimasukkan ke dalam
ember tertutup dimasukkan ke dalam trolley tertutup pada rak
bagian bawah
9. Limbah medis dimasukkan ke dalam plastik kuning dan
dimasukkan ke dalam trolley tertutup
10. Setelah seluruh alat, linen dan limbah bekas operasi
dimasukkan ke dalam trolley dan kamar operasi telah
dibersihkan petugas kebersihan member aba-aba sebagai
rambu-rambu bahwa alat, linen dan limbah bekas operasi
akan melintas
11. Setelah diberi aba-aba oleh petugas, tim operasi tidak
diperkenankan berpapasan dengan trolley yang membawa
alat, linen dan limbah bekas operasi
Unit Terkait IBS
kamar operasi.
Prosedur 1. Mengecek setiap hari isi dan kebocoran dari setiap tabung
O2 dan N2O di setiap kamar operasi.
2. Bila tabung O2 atau N2O habis, ambil tabung di
gudang persediaan anestesi.
11. Bila kebocoran tetap terjadi setelah diberi TBA, ganti tabung
yang rusak dengan yang baru dan segera konfirmasi dengan
bagian pengadaan tentang tabung yang rusak.
SMF Anestesi.
SMF Anestesi.
Unit Terkait
(ALDRETE SCORE )
2. Respirasi
Bernafas dalam dan batuk secara 2
adekuat
Sesak nafas dangkal atau nafas terbatas 1
Henti nafas 0
3. Sirkulasi
Tekanan darah 20 mmHg lebih tinggi atau 2
rendah dari Level Pre anestesi
Tekanan darah 20 - 50 mmHg lebih tinggi 1
atau rendah Level Pre anestesi
Tekanan darah 50 mmHg lebih tinggi 0
atau dibawah Level Pre anestesi
4. Kesadaran
Sadar penuh 2
Tidak respon 0
5. Saturasi Oksigen
Tujuan Sebagai acuan langkah – angkah pasien yang perlu operasi cito
DI KAMAR OPERASI
Rawat Inap
Poliklinik
ICU
IGD
1. Meja instrument
6. Benang Steril
Cara pelaksanaannya :
TIME OUT
anestesi datang.
SMF Anestesi
BLUDRSUD A 1 DARI 3
H.PADJONGA
DAENGNGALLE
DISAHKAN OLEH,
STANDAR Direktur ,
PROSEDUR TANGGALTERBIT
OPERASIONAL
(SPO) dr. NILAL FAUZIAH,M.KES
NIP :19760821 200312 2 009
Pengertian Memberikan penjelasan langsung kepada pasien/keluarga melalui
komunikasi.
Tujuan Agar pasien mengerti maksud dan tujuan operasi dan setelah
operasi hingga menimbulkan rasa nyaman dan aman.
SMF Anestesi
DISAHKAN OLEH,
STANDAR Direktur ,
PROSEDUR TANGGALTERBIT
OPERASIONAL
(SPO) dr. NILAL FAUZIAH,M.KES
NIP :19760821 200312 2 009
Pengertian Prosedur untuk memindahkan pasien dari kamar operasi ke
perawatan selanjutnya, dimana pasien memerlukan perawatan
intesif.
• B2 : fungsi kardiovaskuler
• B3 : fungsi kesadaran
Sadar baik, respon to verbal
• B4 : fungsi ginjal
• B5 : fungsi pencernaan
SMF Anestesi.
Rawat Inap
ICU
DISAHKAN OLEH,
STANDAR Direktur ,
PROSEDUR TANGGALTERBIT
OPERASIONAL
(SPO) dr. NILAL FAUZIAH,M.KES
NIP :19760821 200312 2 009
Pengertian Prosedur untuk penulisan dan penyusunan laporan operasi.
Prosedur PERSIAPAN
Konsultasi
Pemeriksaan Penunjang
Obat :
a. Ranitidine 50 mg
b. Metoklorpramid 10 mg iv
c. Fentanyl 1-2 ug/kgbb iv
Induksi : dapat menggunakan salah satu obat dibawah
(sesuai kondisi pasien)
a. Propofol 2 mg / KgBB i v
b. Penthotal 3 – 5 mg / KgBB i v
c. Ketalar 1 – 2 mg mg / KgBB i v
Pelumpuhan Otot
1.1. PENATALAKSANAAN
a. Pasien masuk kamar operasi sudah terpasang
infuse
b. Obat premedikasi diberikan sesuai kebutuhan
c. Monitor dipasang
d. Obat induksi diberikan kemudian
e. Pasien diberikan oksigen 100% untuk preoksigenasi
f. Dilakukan pemasangan LMA
g. Pada LMA setelah terpasang langsung ke 10
h. Obat pelumpuh otot diberikan untuk fasilitas intubasi
dan pemeliharaan
i. Setelah onset obat tercapai dilakukan intubasi
orotrakheal dengan laringoskop dan ETT yang
sesuai dengan pasien.
j. Agen pemeliharaan dibuka, bersamaan dengan O2
dan N2O
Alat :
a. Spinal set
b. Jarum spinal No 25, 26, 27 (sesuai kebutuhan)
c. Spuit 3 cc atau 5 cc
Obat :
a. Lidokain 2%, 5%
b. Bupivakain 0,5%
2.1. PENATALAKSANAAN ANESTESI
a. Pasien masuk kamar operasi sudah terpasang
infus
b. Persiapan peralatan regional anestesi maupun
general anestesi
c. Monitor dipasang
d. Pasien diposisikan untuk melakukan spinal
anestesi
e. Obat spinal anestesi disuntikan
f. Setelah blok tercapai operasi dapat dimulai
g. Monitoring dan evaluasi kondisi pasien durante
operasi
h. Kalau dibutuhkan dapat diberikan sedasi
2.2. RUANG PULIH SADAR
a. Pasien dipindahkan ke ruang pulih sadar
b. Pasien dimonitor dan dievaluasi setelah kondisi
stabil dan skore Lockharte/Aldrete > 7 baru
dipindah keruang rawat.
3. REGIONAL ANESTESI EPIDURAL
PERSIAPAN
a. Epidural set
b. Spuit 20 cc
c. Plester
Obat :
a. Bupivakain 0,25%
b. Ropivakain 0,75%
3.1. PENATALAKSANAAN
a. Pasien masuk kamar operasi sudah terpasang
infuse
b. Monitor dipasang
c. Pasien diposisikan untuk melakukan epidural
anestesi
d. Obat epidural anestesi disuntikan
e. Setelah blok tercapai operasi dapat dimulai
f. Monitoring dan evaluasi kondisi pasien durante
operasi
g. Kalau dibutuhkan dapat diberikan sedasi
3.2. PEMELIHARAAN ANESTESI
a. Anestesi epidural dapat dengan epidural kontinyu
b. Epidural kontinyu post op dapat diberikan
bupivacain 0,125% tiap 4 jam
3.3. RUANG PULIH SADAR
a. Pasien dipindahkan ke ruang pulih sadar
b. Pasien dimonitor dan dievaluasi setelah kondisi stabil
dan
skore Lockharte/Aldrete > 7 baru dipindah keruang rawat
Prosedur 1. PERSIAPAN
a. Kunjungan Pra operasi
Menilai kondisi dan mempersiapkan status fisik
pasien
pada keadaan optimal untuk operasi dan
menjelaskan prosedur anestesi
b. Konsultasi
Kalau diperlukan konsul bagian lain yang terkait
dengan kelainan / penyakit yang diderita pasien.
c. Pemeriksaan Penunjang
Lab Darah Rutin, PTT, APTT, BUN, Creatinin,
Elektrolit, GDR Pemeriksaan lain sesuai indikasi
Rontgen Thorak PA,pemeriksaan lain sesuai
indikasi
EKG Wajib diatas umur 40 th, atau sesuai
indikasi
Obat :
PENATALAKSANAAN
PENGAKHIRAN ANESTESI
RAWAT INAP
KOMITE MEDIS
IGD
ICU
SMF TERKAIT
Prosedur 1. PERSIAPAN
a. Kunjungan Pra operasi menilai kondisi dan status fisik
pasien.
mempersiapkan pasien dalam kondisi optimal untuk
dilakukan anestesi dan pembedahan
Menjelaskan prosedur anestesi yang akan dilakukan
a. Konsultasi
Dengan bagian lain terkait penyakit yang diderita
pasien.
b. Pemeriksaan Penunjang
Laborat : Darah Rutin, APTT, PTT, BUN,
Creatinin, Elektrolit, GDR pemeriksaan lain
sesuai indikasi
Rontgen : Thorak PA, pemeriksaan lain sesuai
indikasi
EKG : Wajib diatas umur 40 th, sesuai
indikasi
c. Dokter anestesi memeriksa kelengkapan rekam
medis sebelum dilakukan tindakan anestesi.
d. Dokter anestesi memberikan informasi dan
penjelasan tentang tindakan anestesi yang akan
dilakukan.
e. Teknik anestesi yang digunakan adalah GA
Intubasi/LMA
f. Dosis obat, penambahan obat dapat berubah
sewaktu-waktu jika diperlukan atau terjadi
perubahan kondisi pasien secara mendadak.
g. Pemberian anestesi bila perlu menggunakan teknik
hipotensi karena merupakan bedah mikro.
h. Pemakaian N2O dihindari jika dilakukan
pemasangan membrane timpani buatan, untuk
mencegah peningkatan tekanan dalam rongga
telinga tengah.
2. ANESTESI UMUM
PERSIAPAN
3. Pelumpuh Otot
a. Depolarisasi : - Suksinilkolin : 1 – 1,5 mg / Kg BB
b. Non Depol : - Atrakurium : 0,5 mg / Kg BB
- Rokuronium : 0,6 mg / KgBB
4. Penatalaksanaan
a. Pasien masuk kamar operasi sudah terpasang infus
b. Obat premedikasi diberikan sesuai kebutuhan
c. Monitor dipasang
d. Obat induksi diberikan
e. Pasien diberikan oksigen 100% untuk preoksigenasi
f. Pada teknik LMA setelah terpasang langsung ke 9
g. Obat pelumpuh otot diberikan untuk fasilitas intubasi
dan pemeliharaan
h. Setelah onset obat tercapai dilakukan intubasi
orotrakheal dengan laringoskop dan ETT yang
sesuai.
i. Agen pemeliharaan dibuka, bersamaan dengan O 2
dan N2O
5. Pengakhiran anestesi
a. Agen anestesi dihentikan setelah operasi berakhir
b. Pemberian obat penawar pelumpuh otot diberikan
hanya
Jika terjadi pemanjangan masa kerja pelumpuh otot setelah
operasi selesai.
Prosedur PERSIAPAN
Obat :
Premedikasi : Midazolam 0,05 mg / Kg BB/ iv
1.1. PENATALAKSANAAN
a. Pasien masuk kamar operasi sudah terpasang
infus
b. Obat premedikasi diberikan sesuai kebutuhan
c. Monitor dipasang
d. Obat induksi diberikan
e. Pasien diberikan oksigen 100% untuk
preoksigenasi
f. Pada teknik LMA setelah terpasang langsung ke 9
g. Obat pelumpuh otot diberikan untuk fasilitas
intubasi dan pemeliharaan
h. Setelah onset obat tercapai dilakukan intubasi
orotrakheal maupun nasal dengan laringoskop
dan ETT yang sesuai dengan pasien.
i. Agen pemeliharaan dibuka, bersamaan dengan O 2
dan N2O
1.2. PENGAKHIRAN ANESTESI
Agen pemeliharaan anestesi dihentikan setelah operasi terakhir
b. Bupivakain 0,25%, 0,
2.1. PENATALAKSANAAN
a. Pasien masuk kamar operasi sudah terpasang
infuse
b. Monitor dipasang
c. Pasien diposisikan untuk melakukan spinal anestesi
d. Obat spinal anestesi disuntikkan
e. Setelah blok tercapai operasi dapat dimulai
f. Monitoring dan evaluasi kondisi pasien durante
operasi
g. Kalau dibutuhkan dapat diberikan sedasi
2.2. RUANG PULIH SADAR
c. Pasien dipindahkan ke ruang pulih sadar
d. Pasien dimonitor dan dievaluasi setelah kondisi
stabil dan skore Lockharte/Aldrete > 7 baru
dipindah keruang rawat.
3. REGIONAL ANESTESI EPIDURAL
PERSIAPAN
- Epidural set
- Spuit 20 cc, 3 c
Obat : - Bupivakin 0,5%
- Ropivakin 0,75%
3.1. PENATALAKSANAAN
a. Pasien masuk kamar operasi sudah terpasang infuse
b. Monitor dipasang
c. Pasien diposisikan untuk melakukan epidural
anestesi
d. Obat epidural anestesi disuntikkan
e. Setelah blok tercapai operasi dapat dimulai
f. Monitoring dan evaluasi kondisi pasien durante
operasi
g. Kalau dibutuhkan dapat diberikan sedasi
3.2. RUANG PULIH SADAR
a. Pasien dipindahkan ke ruang pulih sadar
b. Pasien dimonitor dan dievaluasi setelah kondisi stabil
dan
skore Lockharte/Aldrete > 7 baru dipindah keruang rawat
Prosedur 1. PERSIAPAN
a. Kunjungan Pra operasi menilai kondisi dan status
fisik pasien, mempersiapkan pasien dalam keadaan
optimal untuk operasi, penjelasan prosedur tindakan
anestesi
b. Konsultasi
Dengan bagian lain terkait kelainan / penyakit yang
diderita pasien
c. Pemeriksaan Penunjang
Laborat : Darah Rutin, PTT, APTT, BUN,
Creatinin, Elektrolit, GDRTSH, T3, T4
Pemeriksaan lain sesuai indikasi
Rontgen : Thorak PA, pemeriksaan lain sesuai
indikasi
EKG : Wajib diatas umur 40 th, atau sesuai
indikasi
d. Dokter anestesi memeriksa kelengkapan rekam
medis sebelum dilakukan tindakan anestesi .
e. Dokter anestesi memberikan informasi dan
penjelasan tentang tindakan anestesi yang akan
dilakukan.
f. Teknik anestesi yang digunakan adalah GA (LMA
atau Intubasi)
g. Dosis obat, penambahan obat dapat berubah
sewaktu-waktu jika diperlukan
h. Pasien harus sudah dalam keadaan eutiroid.
i. Pemeriksaan soft tissue leher sesuai kebutuhan
2. ANESTESI UMUM
Persiapan
Obat :
Pelumpuh Otot
RAWAT JALAN
KONSULTASI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Obat :
a. Proppfol 2 mg / KgBB i v
b. Penthotal 3 – 5 mg / KgBB i v
c. Ketalar 1 – 2 mg mg / KgBB i v
d. Midazolam 0,15 – 0,2 mg / KgBB i v
Pemeliharaan : dapat menggunakan agen
3. PELUMPUHAN OTOT :
a. Depolarisasi : - suksinilkolin : 1 – 1,5 mg / KgBB
b. Non Depol : - Atrakurium : 0,5 mg / KgBB
- Rokuronium : 0,6 mg / KgBB
4. PENATALAKSANAAN
a. Pasien masuk kamar operasi sudah terpasang infuse
b. Obat premedikasi diberikan sesuai kebutuhan
c. Monitor dipasang
d. Obat induksi diberikan kemudian
e. Pasien diberikan oksigen 100% untuk preoksigenasi
f. Dilakukan facemask atau pemasangan LMA
g. Setelah LMA terpasang langsung ke10
h. Obat pelumpuh otot diberikan untuk fasilitas intubasi
dan pemeliharaan
i. Setelah onset obat tercapai dilakukan intubasi
orotrakehal dengan laringoskop dan ETT yang sesuai
dengan pasien.
j. Agen pemeliharaan dibuka, bersamaan dengan O2 dan
N2O.
k. Dapat menggunakan teknik TIVA atau Facemask
5. PENGAKHIRAN ANESTESI
Agen pemeliharaan anestesi dihentikan setelah operasi berakhir
BLUDRSUD A 1 DARI 3
H.PADJONGA
DAENGNGALLE
DISAHKAN OLEH,
STANDAR Direktur ,
PROSEDUR TANGGALTERBIT
OPERASIONAL
(SPO) dr. NILAL FAUZIAH,M.KES
NIP :19760821 200312 2 009
Pengertian Merupakan tindakan anestesi pada pasien dengan tindakan
saluran kencing bagian bawah dan prostat dengan cara
menghilangkan rasa sakit, menstabilkan fungsi otonom,
memberikan kondisi yang baik dan mencegah terjadinya
komplikasi perioperatif, mempertahankan fungsi-fungsi organ vital
dan mencukupi kebutuhan metabolismenya (oksigen, cairan,
elektrolit)
Prosedur 1. PERSIAPAN
KUNJUNGAN PRA OPERASI
KONSULTASI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Alat
a. Spinal net
b. Jarum spinal No 25, 26, 27 (sesuai kebutuhan)
c. Spuit 3 cc atau 5 cc
Obat :
a. Lidokain 2%, 5%
b. Bupivakain 0,25%, 05%
3. PENATALAKSANAAN
a. Pasien masuk kamar operasi sudah terpasang infuse
b. Monitor dipasang
c. Pasien diposisikan untuk melakukan spinal anestesi
d. Obat spinal anestesi disuntikkan
e. Setelah blok tercapai operasi dapat dimulai
f. Monitoring dan evaluasi kondisi pasien durante operasi
g. Kalau dibutuhkan dapat diberikan sedasi
4. RUANG PULIH SADAR
a. Pasien dipindahkan ke ruang pulih sadar
b. Pasien dimonitor dan dievaluasi setelah kondisi stabil dan
skore Lockharte/Aldrete > 7 baru dipindah ke bangsal asal
Unit Terkait 6. IBS
7. KOMITE MEDIS
8. IGD
9. ICU
10. RAWAT INAP
TRANSPORT PASIEN
ANESTESI UMUM
DISAHKAN OLEH,
STANDAR Direktur ,
PROSEDUR TANGGALTERBIT
OPERASIONAL
(SPO) dr. NILAL FAUZIAH,M.KES
NIP :19760821 200312 2 009
Pengertian Merupakan teknik anestesi dengan cara memberikan obat-obat
anestesi peroral, intra muskuler, pembuluh darah atau salura
napas untuk mencapai sedasi, analgesia, relaksasi dan
kesimbangan otonom.
Rawat Inap
IGD
ICU
i. Pengakhiran Anestesi :
3. Diberikan obat analgesi dan pencegahan mual muntah
sesuai kebutuhan dan kondisi pasien.
4. Obat-obat pemeliharaan anestesi dihentikan setelah
operasi selesai.
SMF Anestesi
Rawat Inap
ICU
PELAYANAN ANESTESI PADA OPERASI CITO
Prosedur 1. Dokter Anestesi akan menilai indikator medis sesuai unit kerja
lokasi penilaian indikator terkait.
2. Pencatatan data indikator medis dilakukan ditempat sesuai
lokasi unit kerja dalam form pencatatan terpisah.
3. Dokter Anestesi yang telah ditunjuk akan mengumpulkan data
indikator pelayanan medis yang sudah ditentukan setiap bulan.
4. Data indikator pelayanan didapat dari hasil pencatatan
pelayanan Anestesi dan sedasi serta unit terkait, dengan menilai
persentase dari jumlah pasien yang dilakukan tindakan anestesi
dalam satu bulan.
5. Indikator medis Anestesi dan sedasi yang dinilai adalah:
a. Kesulitan atau kegagalan intubasi
b. Komplikasi Pemasangan Central Vein Catheter (CVC)
c. Kelengkapan Informed Consent sebelum masuk ruang
operasi
d. VAS > 4 dalam 30 menit setelah sadar di RR
e. Pasien pasca bedah di ruang pulih yang mengalami
masalah jalan nafas dan membutuhkan bantuan jalan nafas
di RR
f. Rawat ICU tak terencana pasien pasca bedah
6. Setelah seluruh data indikator medis terkumpul setiap
bulannya maka dilakukan presentasi oleh Dokter Anestesi
7. Secara periodik (3 bulan) standar indikator medis akan
dinilai ulang oleh dokter Anestesi sesuai evaluasi di
lapangan dan dapat dilakukan perubahan dari standar
tersebut
8. Setiap perubahan dari standar tersebut akan disosialisasikan
kepada seluruh dokter Anestesi
Prosedur 1. Setiap pasien yang akan menjalani anestesia dan sedasi harus
dilakukan penilaian praanestesi
2. Penilaian praanestesia dan sedasu dilakukan oleh dokter
spesialis anestesia setelah menerima konsultasi atau jadwal
tindakan yang membutuhkan anestesia dan sedasi
3. Pasien atau keluarga pasien sebelumnya diminta untuk
mempelajari dan mengisi formulir praanestesia dengan dibantu
oleh perawat, yang berisi antara lain:
a. Identitas pasien
b. Riwayat kebiasaan, obat-obatan yang sedang dikonsumsi,
riwayat
alergi, keluarga, penyakit pasien, operasi dan riwayat anestesia
sebelumnya
DISAHKAN OLEH,
STANDAR Direktur ,
PROSEDUR TANGGALTERBIT
OPERASIONAL
(SPO) dr. NILAL FAUZIAH,M.KES
NIP :19760821 200312 2 009
Pengertian Penilaian pra Induksi anestesi dan sedasi adalah penilaian di
ruang operasi sebelum pasien diberikan obat-obat induksi anestesi
dan sedasi.
Tujuan Sebagai acuan dalam melepas linen dan menghitung linen setelah
operasi selesai.
Prosedur 1. Lepas duk klem dari duk ( linen ) yang masih menutup pasien
saat setelah luka operasi tertutup kasa steril.
2. Perhatikan alat – alat atau instrument lain, bila masih ada
pindahkan pada tempatnya.
3. Lepas duk ( linen ) setelah satu per satu perhatikan bahwa
sudah tidak alat & instrument.
4. Gulung linen kotor dengan cara :
a. Mulai dari daerah yang kotor ( daerah yang dekat dengan
luka operasi ) ke daerah bersih ( daerah yang jauh dari
luka operasi ).
b. Lipat gulungan linen kotor sehingga noda darah berada di
dalam gulungan dan lipatan.
5. Masukkan linen yang telah dilipat kedalam kantong linen kotor
yang telah disediakan dan hitung.
6. Isi chek list linen yang telah disediakan bubuhkan tanda
tangan dan nama terang.
7. Ikat kantong linen kotor dengan kuat dan jangan dibuka lagi
sampai di tempat penghitungan di Instalasi Laundry.
8. Ikat chek list yang sudah lengkap dengan benang dan kantong
linen kotor.
9. Kirim segera kantong berisi linen kotor lengkap dengan chek
list ke ruang penampungan sementara
Perhatian :
DISAHKAN OLEH,
STANDAR Direktur ,
PROSEDUR TANGGALTERBIT
OPERASIONAL
(SPO) dr. NILAL FAUZIAH,M.KES
NIP :19760821 200312 2 009
Pengertian Untuk memberi informasi dan edukasi pasien mengenai kondisi
klinis dan rencana perawatan yang sudah direncanakan.
BLUDRSUD A 1 DARI 3
H.PADJONGA
DAENGNGALLE
DISAHKAN OLEH,
STANDAR Direktur ,
PROSEDUR TANGGALTERBIT
OPERASIONAL
(SPO) dr. NILAL FAUZIAH,M.KES
NIP :19760821 200312 2 009
Pengertian Suatu proses mendapatkan persetujuan pasien atas tindakan
medis yang akan dijalani, setelah memberikan penjelasan yang
dimengerti sepenuhnya oleh pasien.
Prosedur 1. PERSIAPAN
Kunjungan Pra operasi
a. SA 0,01 mg / KgBB
b. Midazolam 0,05-0,1 mg/KgBB
Induksi : dapat menggunakan salah satu obat dibawah
(sesuai kondisi pasien)
b. Propofol 2 mg / Kg BB/ iv
c. Penthotal 3 – 5 mg / Kg BB/iv
d. Ketalar 1 – 2 mg mg / Kg BB/ iv
a. halothan atau
b. sevofluran.
Pelumpuhan Otot :
3. PENATALAKSANAAN
a. Pasien masuk kamar operasi sudah terpasang infuse
b. Obat premedikasi diberikan sesuai kebutuhan
c. Monitor di pasang
d. Obat induksi diberikan kemudian
e. Pasien diberikan oksigen 100% untuk preoksigenasi
f. Dilakukan facemask atau pemasangan LMA
g. Setelah LMA terpasang langsung ke j
h. Obat pelumpuh otot diberikan untuk fasilitas intubasi
dan pemeliharaan, kecuali pada bayi
i. Setelah onset obat tercapai dilakukan intubasi
orotrakheal dengan laringoskop dan ETT yang sesuai
dengan pasien.
j. Agen pemeliharaan dibuka, bersamaan dengan O2
dan N2O
4. PENGAKHIRAN ANESTESI
Agen pemeliharaan anestesi dihentikan setelah operasi berakhir
BLUDRSUD A 1 DARI 3
H.PADJONGA
DAENGNGALLE
DISAHKAN OLEH,
STANDAR Direktur ,
PROSEDUR TANGGALTERBIT
OPERASIONAL
(SPO) dr. NILAL FAUZIAH,M.KES
NIP :19760821 200312 2 009
Pengertian Suatu proses penggantian baju pasien dari ruangan dan digantikan
dengan baju dan topi khusus yang disiapkan oleh kamar operasi.
BROMAGE SCORE
BLUDRSUD A 1 DARI 3
H.PADJONGA
DAENGNGALLE
DISAHKAN OLEH,
STANDAR Direktur ,
PROSEDUR TANGGALTERBIT
OPERASIONAL
(SPO) dr. NILAL FAUZIAH,M.KES
NIP :19760821 200312 2 009
Pengertian Prosedur untuk memindahkan pasien dari kamar operasi ke
perawatan selanjutnya, dimana pasien memerlukan perawatan
intesif.
• B2 : fungsi kardiovaskuler
• B3 : fungsi kesadaran
• B4 : fungsi ginjal
• B5 : fungsi pencernaan
SMF Anestesi.
Rawat Inap
ICU
BLUDRSUD A 1 DARI 3
H.PADJONGA
DAENGNGALLE
DISAHKAN OLEH,
STANDAR Direktur ,
PROSEDUR TANGGALTERBIT
OPERASIONAL
(SPO) dr. NILAL FAUZIAH,M.KES
NIP :19760821 200312 2 009
Pengertian Prosedur untuk memindahkan pasien pasca operasi dari
ruang pulih sadar/recovery room ke rawat inap.
• B2 : fungsi kardiovaskuler
• B3 : fungsi kesadaran
• B4 : fungsi ginjal
• B5 : fungsi pencernaan
2. Rawat Inap
3. SMF Anestesi
PEMBUATAN DAN REVISI PEDOMAN PELAYANAN MEDIS
ANESTESI
BLUDRSUD A 1 DARI 3
H.PADJONGA
DAENGNGALLE
DISAHKAN OLEH,
STANDAR Direktur ,
PROSEDUR TANGGALTERBIT
OPERASIONAL
(SPO) dr. NILAL FAUZIAH,M.KES
NIP :19760821 200312 2 009
Pengertian Pembuatan dan Revisi Pedoman Pelayanan Medis Anestesi yang
menuntun diagnosis dan tatalaksana pelayanan anestesi dan
sedasi.
BLUDRSUD A 1 DARI 3
H.PADJONGA
DAENGNGALLE
DISAHKAN OLEH,
STANDAR Direktur ,
PROSEDUR TANGGALTERBIT
OPERASIONAL
(SPO) dr. NILAL FAUZIAH,M.KES
NIP :19760821 200312 2 009
Pengertian Keadaan yang harus dilaporkan kepada dokter anestesi pada saat
pasien berada di ruang pemulihan
BLUDRSUD A 1 DARI 3
H.PADJONGA
DAENGNGALLE
DISAHKAN OLEH,
STANDAR Direktur ,
PROSEDUR TANGGALTERBIT
OPERASIONAL
(SPO) dr. NILAL FAUZIAH,M.KES
NIP :19760821 200312 2 009
Pengertian Suatu proses penatalaksanaan pemulihan pasien dari tindakan
anestesi meliputi serah terima pasien, pemantauan tanda vital,
penanganan komplikasi pasca anestesia, menentukan kriteria
discharge , instruksi dan pencatatan rekam medis selama di ruang
pemulihan.
Prosedur 12. Ambil sarung tangan dan masukkan jari tangan dari
kedua belah tangan ke dalam lipatan sarung tangan, dan
buka lebar-lebar serta pertahankan sarung tangan dalam
posisi setinggi diatas pinggul.
13. Persilakan pemakai memasukkan jari-jari tangannya.
14. Tahan sarung tangan agar pada saat pemakai sarung
memasukkan tangannya sarung tangan tidak turun di
bawah sejajar pinggul.
KONSULEN JAGA
KONSULTASI ANASTESI
Rawat Inap
KUNJUNGAN PRA ANESTESI
DAN OPERASI
2. ICU
3. RawatInap
BLUDRSUD A 1 DARI 3
H.PADJONGA
DAENGNGALLE
DISAHKAN OLEH,
STANDAR Direktur ,
PROSEDUR TANGGALTERBIT
OPERASIONAL
(SPO) dr. NILAL FAUZIAH,M.KES
NIP :19760821 200312 2 009
Pengertian Melakukan serah terima pasien pra anestesi dengan segala
perlengkapannya sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan
pada pasien tersebut.
c. Standar infus
d. Alat pencukur
e. Termometer
f. Sphignomanometer
b. Umur
c. Jenis kelamin
d. Diagnosa
e. Berat badan
11.
EDUKASI PASIEN