Anda di halaman 1dari 5

ACARA III

SATUAN LAHAN KOTA MALANG


I. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu melakukan overlay dengan teknik intersect.
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menganalisis hasil overlay dengan teknik
intersect.
II. ALAT DAN BAHAN
a) Alat
1. Software ArGIS
2. Laptop
b) Bahan
1. Peta Jenis Tanah Kota Malang
2. Peta Penggunaan Lahan Kota Malang
3. Peta Kemiringan Lereng Kota Malang
III. DASAR TEORI

Satuan lahan adalah bagian dari lahan yang mempunyai karakteristik yang spesifik.
Sembarang bagian dari lahan yang menggambarkan karakteristik lahan yang jelas dan
nyata, tidak peduli bagaimana caranya dalam membuat batas-batasnya, dapat dipandang
sebagai satuan lahan untuk evaluasi lahan. Namun demikian evaluasi lahan akan lebih
mudah dilakukan apabila satuan lahan didefinisikan atas kriteria0kriteria karakteristik
lahan yang digunakan dalam evaluasi lahan. (FAO, 1990).

Lahan adalah merupakan lingkungan fisis dan biotik yang berkaitan dengan daya
dukungnya terhadap perikehidupan dan kesejahteraan hidup manusia. Lingkungan fisis
meliputi relief (topografi), iklim, tanah, dan air. Sedangkan lingkungan biotik meliputi
hewan, tumbuhan, dan manusia yang semuanya secara potensial akan berpengaruh
terhadap penggunaan lahan (FAO, 1976).

Lahan dalam pengertian yang lebih luas termasuk yang telah dipengaruhi oleh
berbagai aktivitas flora, fauna dan manusia baik di masa lalu maupun saat sekarang,
seperti lahan rawa dan pasang surut yang telah direklamasi atau tindakan konservasi
tanah pada suatu lahan tertentu. Penggunaan yang optimal memerlukan keterkaitan
dengan karakteristik dan kualitas lahannya. Hal tersebut disebabkan adanya keterbatasan
dalam penggunaan lahan sesuai dengan karakteristik dan kualitas lahannya, bila
dihubungkan dengan pemanfaatan lahan secara lestari dan berkesinambungan.

Lereng adalah kenampakan permukan alam disebabkan adanya beda tinggi


apabila beda tinggi dua tempat tesebut di bandingkan dengan jarak lurus mendatar
sehingga akan diperoleh besarnya kelerengan.

Bentuk lereng bergantung pada proses erosi juga gerakan tanah dan pelapukan.
Leeng merupakan parameter topografi yang terbagi dalam dua bagian yaitu kemiringan
lereng dan beda tinggi relatif, dimana kedua bagian tersebut besar pengaruhnya terhadap
penilaian suatu bahan kritis. Bila dimana suatu lahan yang lahan dapat merusak lahan
secara fisik, kimia dan biologi, sehingga akan membahayakan hidrologi produksi
pertanian dan pemukiman.

Lereng mempengaruhi erosi dalam hubungannya dengan kecuraman dan panjang


lereng. Lahan dengan kemiringan lereng yang curam (30-45%) memiliki pengaruh gaya
berat (gravity) yang lebih besar dibandingkan lahan dengan kemiringan lereng agak
curam (15-30%) dan landai (8-15%). Hal ini disebabkan gaya berat semakin besar
sejalan dengan semakin miringnya permukaan tanah dari bidang horizontal. Gaya berat
ini merupakan persyaratan mutlak terjadinya proses pengikisan (detachment),
pengangkutan (transportation), dan pengendapan (sedimentation) (Wiradisastra, 1999).

IV. LANGKAH KERJA

Langkah kerja pembuatan kemiringan lereng

1. Add data pilih shp wilayah administrasi Kota Malang dan data DEMNAS
lembar 1607 dan 1608
2. Kemudian potong DEM dengan wilayah administrasi Kota Malang, caranya
masuk ke ArcToolbox, kemudian pilih Spatial Analyst
Tools>Extraction>Extract By Mask.
3. Selanjutnya buat kemiringan lerengnya dengan masuk ke ArcToolBox, pilih
3D Analyst Tools>Raster Surface>Slope. Sehingga akan terbentuk raster baru
dengan tampilan berdasarkan kemiringan lereng. (input : data DEM yang
sudah dipotong sebelumnya , output: nama yang diinginkan dan tempat
penyimpanannya , degree di ganti percent_rise)
4. Cara untuk menentukan kelas kemiringan tersebut, masuk ke
properties>symbology>Classified>Classify. ( klasifikasi simbol persen (%) di
centang dan angka diganti 3 ,15,25,40,100
5. Kemudian ubah menjadi poligon dengan conversion tools – from raster –
raster to polygon
6. Tambahkan field baru pada untuk mengisi luas dengan blok tabel luas klik
kanan lalu calculate geometri
7. Lakukan eliminasi pada poligon yang sangat kecil Klik data management tools
– generalization – eliminated ( input: polygon , output : eliminated. Jangan di
ok dulu, klik selection-select attribute lalu masukkan rumus >= 1
8. Perhalus poligon dengan memilih Cartography tool – generalized- smooth
polygon dan peta kelas lereng sudah selesai dibuat
Langkah kerja pembuatan landuse
1. Add data peta RBI 1607-433, 1607-434, 1608-111, dan 1608-112 dan shp
wilayah kota malang
2. Beri warna hollow pada shp wilayah kota malang
3. Lakukan cut poligon pada masing – masing landuse

4. Beri keterangan tiap poligon dengan add field pilih text lalu beri nama tiap
poligon misal sawah diberi nama sw dan seterusnya pada semua poligon dan
shp landuse kota malang sudah selesai dibuat

Langkah kerja peta jenis tanah


1. Add data shp wilayah kota malang,peta jenis tanah jatim
2. Lalu clip,klik geoprosesing – clip. Isi input dengan jenis tanah dan output shp
wilayah kota malang.
3. Kemudian kilk kanan pada layer yang sudah di clip,pilih open atribut table
tambahkan tabel baru dengan jenis text beri kode pada masing – masing jenis
tanah untuk memudahkan dalam pembuatan peta satuan lahan nanti, misal
andosol diberi nama “ad”

Langkah Kerja satuan lahan


1. add data kelas lereng, landuse, dan jenis tanah
2. Lakukan overlay dengan klik geoprocessing – intersect- (input : kelas lereng,
landuse, dan jenis tanah. Output : peta satuan lahan)
3. Beri keterangan pada satuan lahan dengan klik kanan open attribute table,
kemudian tambah tabel add field dengan jenis text
4. Isi tabel yang baru dibuat tadi dengan keterangan gabungan dari kelas lereng,
landuse, dan jenis tanah, pertama klik pada table optioans pilih select by
attributes lalu isi rumus misal “GRIDCODE” = 1 AND “landuse”=’sw’ AND
“tanah” = ‘ad’ lalu klik field calculator dan isi “1SWad” lakukan seperti ini
pada semua jenis satuan lahan hingga selesai
Beri warna berdasarkan satuan lahan dan lakukan layouting
V. HASIL PRAKTIKUM
a. Peta satuan lahan kota malang
VI. PEMBAHASAN
Praktikum kartografi tematik acar 3 kali ini berupa pembuatan peta satuan lahan kota
malang dengan mengunakan software pembantu yakni ArGIS yang mengambil sumber
dari DENMAS lembar 1607-1608.
Pembuatan satuan lahan kota malang dilakukan dengan teknik yang ada pada
arctoolbox yang mana di dalam nya terdapat overlay untuk menggabungkan, menghapus,
mengubah, atau memperbarui fitur dalam dataset output. Peta satuan lahan ini meng
overlay kan 3 peta sekaligus yakni Peta Jenis Tanah Kota Malang, Peta Penggunaan
Lahan Kota Malang, dan Peta Kemiringan Lereng Kota Malang. Hasil overlay ini akan
memiliki gabungan attribut dari ketiga peta tersebt yang mana nanti akan membentuk
kelas lereng, jenis tanah, bentuk lahan dan penggunaan lahan.
Kota malang memiliki mayoritas lahan di gunakan sebagai lahan pemukiman dan
sisanya digunakan sebagi lahan terbuka, lahan terbuka, perkebunan, pertanian dan
lainnya. Untuk lahan terbuka, perkebunan, dan pertanian rata-rata terletak di pinggiran
kota malang terutama kota malang bagian barat yang berbatasan dengan langsung dengan
kota batu. Krakakteristik lahan ini sangat cocok jika di gunakan sebagai lahan
pemukiman maupun lahan pertanian, hal ini dikarenakan kota malang terletak di dataran
rendah dan jarang terjadi bencana yang merusak lingkungan. Berdasarkan hasil overlay
kota malang sendiri memiliki 62 jenis satuan lahan dengan persebaran pemukiman
penduduk merata di setiap sudut-sudut kota.
VII. KESIMPULAN
1. Satauan lahan merupakan lahan yang menggambarkan karakteristik lahan yang dapat
dipandang sebagai satuan lahan untuk evaluasi lahan.
2. Kota malang maoritas lahan sudah di gunakan sebagi lahan pemukiman dan sebagian
kecil saja di gunakan untuk perkebunan,pertanian,lahan terbuka dan lainnya.
3. Bedasarkan hasil overlay di peroleh 62 jenis stuan lahan yang dengan persebaran
pemukiman yang merata.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
FAO. 1990. Guidelines for Soil Profile Description, 3rd Edition (Revised). Soil
Resources, Management and Conservation Service, Land and Water Development
Division.
FAO (Food and Agriculture Organization). 1976. A Framework for Land Evaluation. FAO
Soil Bulletin 52. Soil Resources Management and Conservation Service Land and
Water Development Division.
Wiradisastra. (1999). Geomorfologi dan Analisis Lanskap. Laboratorium Penginderaan
Jauh dan Kartografi Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor,
Bogor.

Anda mungkin juga menyukai