Satuan lahan adalah bagian dari lahan yang mempunyai karakteristik yang spesifik.
Sembarang bagian dari lahan yang menggambarkan karakteristik lahan yang jelas dan
nyata, tidak peduli bagaimana caranya dalam membuat batas-batasnya, dapat dipandang
sebagai satuan lahan untuk evaluasi lahan. Namun demikian evaluasi lahan akan lebih
mudah dilakukan apabila satuan lahan didefinisikan atas kriteria0kriteria karakteristik
lahan yang digunakan dalam evaluasi lahan. (FAO, 1990).
Lahan adalah merupakan lingkungan fisis dan biotik yang berkaitan dengan daya
dukungnya terhadap perikehidupan dan kesejahteraan hidup manusia. Lingkungan fisis
meliputi relief (topografi), iklim, tanah, dan air. Sedangkan lingkungan biotik meliputi
hewan, tumbuhan, dan manusia yang semuanya secara potensial akan berpengaruh
terhadap penggunaan lahan (FAO, 1976).
Lahan dalam pengertian yang lebih luas termasuk yang telah dipengaruhi oleh
berbagai aktivitas flora, fauna dan manusia baik di masa lalu maupun saat sekarang,
seperti lahan rawa dan pasang surut yang telah direklamasi atau tindakan konservasi
tanah pada suatu lahan tertentu. Penggunaan yang optimal memerlukan keterkaitan
dengan karakteristik dan kualitas lahannya. Hal tersebut disebabkan adanya keterbatasan
dalam penggunaan lahan sesuai dengan karakteristik dan kualitas lahannya, bila
dihubungkan dengan pemanfaatan lahan secara lestari dan berkesinambungan.
Bentuk lereng bergantung pada proses erosi juga gerakan tanah dan pelapukan.
Leeng merupakan parameter topografi yang terbagi dalam dua bagian yaitu kemiringan
lereng dan beda tinggi relatif, dimana kedua bagian tersebut besar pengaruhnya terhadap
penilaian suatu bahan kritis. Bila dimana suatu lahan yang lahan dapat merusak lahan
secara fisik, kimia dan biologi, sehingga akan membahayakan hidrologi produksi
pertanian dan pemukiman.
1. Add data pilih shp wilayah administrasi Kota Malang dan data DEMNAS
lembar 1607 dan 1608
2. Kemudian potong DEM dengan wilayah administrasi Kota Malang, caranya
masuk ke ArcToolbox, kemudian pilih Spatial Analyst
Tools>Extraction>Extract By Mask.
3. Selanjutnya buat kemiringan lerengnya dengan masuk ke ArcToolBox, pilih
3D Analyst Tools>Raster Surface>Slope. Sehingga akan terbentuk raster baru
dengan tampilan berdasarkan kemiringan lereng. (input : data DEM yang
sudah dipotong sebelumnya , output: nama yang diinginkan dan tempat
penyimpanannya , degree di ganti percent_rise)
4. Cara untuk menentukan kelas kemiringan tersebut, masuk ke
properties>symbology>Classified>Classify. ( klasifikasi simbol persen (%) di
centang dan angka diganti 3 ,15,25,40,100
5. Kemudian ubah menjadi poligon dengan conversion tools – from raster –
raster to polygon
6. Tambahkan field baru pada untuk mengisi luas dengan blok tabel luas klik
kanan lalu calculate geometri
7. Lakukan eliminasi pada poligon yang sangat kecil Klik data management tools
– generalization – eliminated ( input: polygon , output : eliminated. Jangan di
ok dulu, klik selection-select attribute lalu masukkan rumus >= 1
8. Perhalus poligon dengan memilih Cartography tool – generalized- smooth
polygon dan peta kelas lereng sudah selesai dibuat
Langkah kerja pembuatan landuse
1. Add data peta RBI 1607-433, 1607-434, 1608-111, dan 1608-112 dan shp
wilayah kota malang
2. Beri warna hollow pada shp wilayah kota malang
3. Lakukan cut poligon pada masing – masing landuse
4. Beri keterangan tiap poligon dengan add field pilih text lalu beri nama tiap
poligon misal sawah diberi nama sw dan seterusnya pada semua poligon dan
shp landuse kota malang sudah selesai dibuat