Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PROSES PENGERINGAN PADI DENGAN SISTEM PEMANAS

KONDUKSI

Mesin pengering padi merupakan suatu alat yang berfungsi untuk

mengeringkan padi dengan menggunakan sebuah mesin dalam proses

pengeringannya. Mesin pengering padi sangat di butuhkan oleh para petani pada

saat musim hujan, karena pada saat musim hujan para petani akan susah untuk

mengeringkan padinya.

Dalam proses pengeringan padi ini menggunakan mesin pengering padi

otomatis tanpa di jemur manual oleh sinar matahari dengan kapasitas maksimal 20

kg. Mesin ini menggunakan sistem pemanas konduksi dengan bahan bakar gas dan

di putarkan dengan menggunakan motor listrik dan gear box dalam proses

pengerinngannya. Kelebihan dari penggunaan mesin ini adalah memperoleh

penghematan terhadap waktu, tenaga, dan juga lebih efektif dan efisien dalam

proses pengeringannya.

4.1 Tahapan persiapan

Pada tahapan persiapan ini ada beberapa hal yang perlu di persispkan untuk

memulainya proses pengeringan padi, di antaranya mesin pengering padi, padi

basah yang akan di keringkan seberat 5kg, gas LPG 3 kg, thermocople, higrometer,

dan stopwatch.

4.2 Sfesifikasi Mesin Pengering Padi


Mesin pengering padi ini berkapasitas maksimal 20 kg, dengan motor

penggerak menggunakan motor listrik Orientali Motor tipe 5Rk 90 a-cw, gear box

Bonpiglioli tipe vf 44/n 1=60 0,22 Hp, sistem pemanas konduksi, dan menggunakan

isolasi thermal Glass Wool.

4.3 Konduktifitas Thermal Glass Wool

Fiberglass Wol adalah produk fiber glass ringan , yang dirancang untuk isolasi

ekonomi dan efektif perlindungan termal , akustik dan api bangunan , industri ,

peralatan pabrik dan industri kelautan . Ini terdiri dari panjang , serat kaca halus

terikat dengan resin thermosetting .

Manfaat dan Fitur :

 Rendah Konduktivitas termal ( 0.034 W / mk )

 Wide Range Suhu Operasional ( 100 ° C – 450A untuk ° C )

 Tidak - mudah terbakar

 Baik Korosi dan Moisture Resistance


 Sangat Ringan

 Unggul Acoustical Properti

 Asbes bebas

4.4 Pengujian Mesin Pengering Padi

4.4.1 Metode Pengujian

4.4.2 Data Hasil Pengujian Suhu Pada Mesin Pengering Padi

 Suhu yang di dapat dalam rentan waktu 5 menit


Waktu Suhu (°C)
T1 T2 T3 T4 T5
0 27 27 27 27 27
5 56 64 47 45 31
10 64 72 54 53 31
15 76 80 72 64 31
20 80 84 82 68 31

Suhu yang di dapat dalam rentan waktu 5 menit


90
80
70
60 T1
Suhu (˚C)

50 T2
40
T3
30
T4
20
T5
10
0
0 5 10 15 20
Waktu (menit)
 Suhu yang di dapat dalam rentan waktu 10 menit
Waktu Suhu (°C)
T1 T2 T3 T4 T5
0 27 27 27 27 27
10 64 72 54 53 31
20 80 84 82 68 31
30 88 91 88 74 32
40 93 110 104 84 32

Suhu yang di dapat dalam rentan waktu 10 menit


120
100
80 T1
Suhu (˚C)

60 T2
T3
40
T4
20 T5

0
0 10 20 30 40
Waktu (menit)

 Suhu yang di dapat dalam rentan waktu 15 menit


Waktu Suhu (°C)
T1 T2 T3 T4 T5
0 27 27 27 27 27
15 76 80 72 64 31
30 88 91 88 74 32
45 98 117 111 95 34
60 106 132 127 115 35
Suhu yang di dapat dalam rentan waktu 15 menit
140
120
100
T1
Suhu (˚C)

80
T2
60 T3
40 T4
20 T5

0
0 15 30 45 60
Waktu (menit)

4.4.3 Pengujian Waktu Pada Mesin Pengering Padi

 Waktu yang di dapat dalam kenaikan suhu 5°C


Suhu (°C) Waktu (menit)
t1 t2 t3 t4
30 0,13 0,42 2,00 3,02
35 0,20 1,19 2,52 4,00
40 1,25 1,52 3,39 4,47
45 1,52 2,27 4,45 5,04
50 3,03 3,03 5,50 6,21

Waktu yang di dapat dalam kenaikan suhu 15˚C


50

40
Waktu (menit)

30 t1
t2
20
t3
10 t4

0
30 45 60 75 90
Suhu (˚C)
 Waktu yang di dapat dalam kenaikan suhu 10°C
Suhu (°C) Waktu (menit)
t1 t2 t3 t4
30 0,13 0,42 2,00 3,02
40 1,25 1,52 3,39 4,47
50 3,03 3,05 5,50 6,21
60 5,57 4,26 9,14 9,57
70 7,55 7,46 13,48 15,27

Waktu yang di dapat dalam kenaikan suhu 10˚C


18
16
14
Waktu (menit)

12
10 t1
8 t2
6 t3
4 t4
2
0
30 40 50 60 70
Suhu (˚C)

 Waktu yang di dapat dalam kenaikan suhu 15°C


Suhu (°C) Waktu (menit)
t1 t2 t3 t4
30 0,13 0,42 2,00 3,02
45 1,52 2,27 4,45 5,04
60 5,57 4,29 9,14 9,57
75 9,09 9,50 17,48 20,50
90 13,26 21,41 31,37 45,20
Waktu yang di dapat dalam kenaikan suhu 15˚C
50

40
Waktu (menit)

30 t1
t2
20
t3
10 t4

0
30 45 60 75 90
Suhu (˚C)

4.5 Analisis Proses Pengeringan Padi

4.5.1 Waktu pengeringan

 Pengujian ke 1 pada proses pengeringan padi 5 kg

m1 m2 Pengurangan kadar air (kg) t

5 kg

 Pengujian ke 2 pada proses pengeringan padi 5 kg

m1 m2 Pengurangan kadar air (kg) t

5 kg

 Pengujian ke 3 pada proses pengeringan padi 5 kg

m1 m2 Pengurangan kadar air (kg) t

5kg
4.5.2 Penurunan Kadar Air Padi

Kandungan air suatu bahan dapat dinyatakan dalam wet basis (basis basah)

atau drybasis (basis kering). Kandungan kelembaban dalam wetbasis menyatakan

perbandinganmassa air dalam bahan dengan massa total bahan. Persentase kadar

air dari sampel bahanberdasarkan basis basah sesuai dengan persamaan (Syukri

Himran, 2011):

𝑤−𝑑
𝑀= 100 %
𝑤

dimana :

M = persentase kadar air sampel (%)

w = massa sampel basah (kg)

d = massa sampel kering (kg)

Percobaan w d M

4.5.3 Massa Air Yang Diuapkan

Selama proses pengeringan, temperatur bola kering berkurang sedangkan

kelembaban absolut dan kelembaban relatif bertambah, temperatur bola basah dan

entalpi tetap, daridiagram psikrometrik juga bisa didapatkan jumlah massa air yang

diuapkan dan dapatdihitung dengan persamaan berikut (Syukri Himran, 2011):

mw = ma × (2 - 1) (kg)

Dimana :
Mw = massa air yang diuapkan (kg)

Ma = massa udara pengering (kg)

1 = rasio kelembaban pada awal pengeringan (kg air/kg udara kering)

2 = rasio kelembaban setelah pengeringan (kg air/kg udara kering)

4.5.4 Laju Perpindahan Panas


ΔT
q = 𝑘𝐴 = ΔX

Dimana :

q = Laju Perpindahan Panas

k = Konduktifitas Material

A = Luas Selimut Tabung

ΔT = Selisih Suhu / temperatur (̊C)

Δx =

4.6 K

4.7 L

4.8 l

Anda mungkin juga menyukai