Anda di halaman 1dari 4

2

beras saja. tetapi, ada indomie. Penurunan dari tahun lalu 124 kg sekarang jadi

114 kg per tahun dan itu hasil BPS. Dalam pengukuran itu dipakai empat takaran

berbeda, dari Susenas 87,63 kg per tahun atau 240 gr per hari. Kedua berdasar data

BPS/Kemendag 114 kg per tahun atau 312 gr per hari. Maka, untuk satu kali makan,

tiap orang butuh 100 gram beras. Jika dalam satu hari ia makan tiga kali, maka

dalam sehari orang butuh 300 gram beras. Dalam setahun, ini sama dengan 109,5

kilogram.

Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Jawa Barat menyatakan tingkat

konsumsi beras penduduk Jawa Barat pada 2016 sebesar 86,7 kg per kapita per

tahun atau naik sekitar 0,47 kg dibandingkan pada tahun 2015 yakni sebesar 86,23

per kapita per tahun.

Kepala Bidang Produksi dan Serealis Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan

Ciamis, Ma'mun mengatakan dengan jumlah penduduk Ciamis sebanyak 137.848

jiwa, kebutuhan beras per tahun mencapai 148.267 ton dari lahan persawahan di

Ciamis seluas 35.518 hektar. Dari hasil data diatas maka masyarakat di kabupaten

ciamis masih memerlukan tambahan gabah lebih banyak lagi.

Pengering gabah merupakan suatau alat yang sangat di butuhkan bagi para

petani terutama pada musim hujan. Gabah yang sudah di panen oleh para petani

tidak akan cepat kering dikarenankan musim hujan tersebut. Dan hal ini akan

menjadi kerugian bagi para petani, karena hasil panenya tidak akan cepat kering,

dan hasil berasnya pun akan jelek misalnya warnanya menjadi agak kuning dan

rasanya pun tidak seenak nasi yang normnal dalam cara pengeringannya.
3

Alat pengering gabah merupakan suatu alat yang bisa membantu bagi para

petani untuk mengeringkan gabahnya. Alat pengering gabah ini berbentuk kotak

yang terdiri dari 3 plat yang di sekat-sekat, pemanas listrik, thermometer ruangan,

dan thermocopel. Di antara sekat-sekat tersebut terdapat redaman isolasi oleh

gaspul yang berfungsi untuk menstabilkan panas dalam ruangan pengering gabah

agar panasnya tetap konstan. Dengan adanya alat ini akan membantu para petani

dalam cara mengeringkan hasil panen gabahnya di saat musim hujan.

1.1 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana performa alat

pengering gabah yang paling optimum dalam proses pengeringan gabah.

1.2 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan hasil analisis yang ingin di

dapat adalah :

1. Mengetahui cara kerja alat pengering gabah dengan menggunakan

bahan bakar gas .

2. Mengetahui berapa lama waktu pengeringan.

3. Mengetahui penurunan pengurangan kadar air pada gabah.

1.3 Kerangka Pemikiran

Alat pengering gabah dengan menggunakan kolektor sekunder dengan

spesifikasi : bahan yang digunakan adalah pelat seng tebal 0,2 mm, ukuran alat

pengering 3100 × 500 x 1936 mm, ukuran plat absorber 500 × 1000 x 0.2 mm,

ukuran rak pengering 500 × 500 × 80 mm, tebal kaca penutup 20 mm, ukuran

saluran udara masuk masing-masing kolektor 20 x 500 mm, diameter cerobong 87


4

mm dengan tinggi 500 mm.. Kadar air sebelum dikeringkan sebesar 24.75% dan

sesudah dikeringkan berkisar antara 13.4% sampai dengan 13.8%. (Doddy

Suanggana, dkk : 2012)

Gabah basah sebanyak 10.000 kg (10 t) varietas ciherang kadar air awal 27,50%

dimasukan ke dalam bak pengering. Untuk menurunkan kadar air gabah dari 27,5%

menjadi 14,10% diperlukan waktu selama 12 jam, atau laju pengeringan sebesar

1,12% per jam. Proses pengringan berlangsung pada suhu rata-rata 42ºC. (Sutrisno,

dan Budi Raharjo)

Pada pengujian algoritma sistem kendali pengeringan 5 kg gabah dengan suhu

lingkungan rata-rata 35.6OC dan RH rata-rata 51.3% mampu menurunkan kadar air

tumpukan atas dari 42.5% b.k menjadi 18.3% b.k dan pada tumpukan bawah dari

kadar air 42.2% b.k menjadi 16.1% b.k selama 10 jam. (Fakhrul Irfan Khalil : 2016)

Lama pengeringan untuk mendapatkan kadar air yang sama dipengaruhi oleh

ketebalan tumpukan bahan dan suhu udara pengeringan. Gabah basah

sebanyak 15-25 kg (kadar air 24 % bb - 26 % bb) dikeringkan hingga mencapai

kadar air rata-rata sebesar 13,80 % bb memerlukan waktu pengeringan rata-rata 11

jam 7 menit. Efisiensi pengeringan rata-rata secara penelitian adalah sebesar 3,36 %

lebih rendah daripada efisiensi secara teori sebesar 74,7 %. (Sri Rezeky Meylani

Nainggolan, dkk : 2013 )

Untuk waktu 100 menit didapatkan hasil penurunan massa padi rata – rata yaitu

berkisar antara 963,13 gr sampai dengan 833,88 gr dan perubahan massa air dalam
5

padi rata – rata yaitu berkisar antara 36,88 gr sampai dengan 166,13 gr.

(Nusyirwan : 2014 )

Disini peneliti berencana menggunakan pengering gabah dengan

menggunakan alat-alat sederhana dan mudah untuk didapat diantaranya adalah 3

plat yang disekat-sekat, pemanas sistem konduksi dengan menggunakan bahan

bakar gas, dan alat ukur yan di gunakan thermometer ruangan, dan thermocopel.

Di antara sekat-sekat tersebut terdapat redaman isolasi oleh gaspul yang berfungsi

untuk menstabilkan panas dalam ruangan pengering gabah agar panasnya tetap

konstan. Peneliti akan menganalisis waktu, suhu, dan kadar air gabah seberat 5kg.

1.4 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini masalah dibatasi pada analisis sistem pengering gabah

dengan kapasitas 5kg

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah di perolehnya data-data tentang performa alat

pengering gabah yang paling optimum dalam proses pengeringan gabah .

Anda mungkin juga menyukai