Anda di halaman 1dari 3

Tema : Persahabatan

Judul : Maaf
Penokohan : Nenda berperan sebagai Nana [Egois]
Wilda berperan sebagai Puput [Tegas]
Nisa berperan sebagai Nisa [Tegas]
Yayu berperan sebagai Mela
Rizka berperan sebagai Lia
Wina sebagai prolog

MAAF
Disebuah ruangan, terlihat lima orang perempuan yang masih memakai
seragam sekolah sedang membicarakan sesuatu. Mereka berkumpul
dengan raut wajah yang serius. Namun ada salah satu temannya yang
diketahui bernama Nana itu sedang sibuk memainkan handphone
miliknya. Terlihat dia sedang senyum-senyum sendirian tidak
menghiraukan tatapan teman-temannya padanya.
Puput : “ekheeemmm” (sambil mendelik sebal pada Nana)
Nana : “kenapa?”
Puput : “kita sedang berdiskusi, bisakah kau tidak memegang
handphonemu itu? Kita harus menyelesaikan tugas ini secepat mungkin.”
Nana : “iya iya..” (jawab Nana malas)
Puput : “baiklah, diskusi kita mulai.”
Mela : “Ok, pertama-tama kita harus membagi siapa-siapa yang
menjadi peran dalam novel ini.” (sambil meletakkan sebuah novel)
Lia : “baiklah, aku dan Nisa sudah membaca novel ini.”
Nana : “Oh, terus siapa saja tokoh-tokoh itu?”
Lia : “yang menjadi pemeran utamanya bernama Lulu, dia
anaknya sangat culun dan pemalu, dan dia selalu dijauhi oleh
teman-temannya.”
Mela : “terus siapa lagi?”
Nisa : “ dan ada tiga orang perempuan yang diketahui mereka itu
sangatlah cantik namun mereka itu sangat sombong, mereka bertiga ini
membuat sebuah kelompok yang bernama ‘The Girls’.”
Lia : “tiga perempuan ini bernama jessica, Putri, dan Meymey.”
Nisa : “oh ya, dan satu orang perempuan lagi, Sarah, dia adalah
temannya Lulu, dia sangat cantik dan baik. Tapi dia tidak pemalu seperti
Lulu. Dia pemberani. Dia selalu melindungi Lulu dari kejailan geng ‘The
Girls’.”
Nana & Mela: “oh, aku mengerti.” (jawab mereka berbarengan)
Puput : “baiklah, aku selaku ketua di kelompok ini, akan
membagikan siapa saja peran-peran untuk kalian.”
Semuanya menganggukkan kepala.
Puput : “Ok.. Lia, Mela, dan aku yang akan menjadi pemeran
antagonis. Lihatlah wajah kami bertiga, kami pantas memerankan tokoh
antagonis, benar?”
Mela : “Oh tentu saja.”
Puput : “dan kau, Nisa, kau berperan sebagai Sarah.”
Nisa : “Eh? Aku?” (tanya nisa sambil menunjuk dirinya sendiri)
Puput : “Iya.”
Nisa : “Oh, baiklah. Aku mau.”
Nana : “tunggu. Lalu yang jadi pemeran utama itu siapa? Jangan
bilang kalau itu aku.” (sambil mendelik tidak suka)
Lia : “Tentu saja, kau.”
Nana : “tidak, aku tidak mau. Aku tidak mau menjadi peran yang
harus ditindas. Aku tidak mau.”
Mela : “Mau tidak mau, kau harus mau, Nana.”
Nana : “Aku bilang tidak, ya, tidak!”
Puput : “Nana, dengarkan aku! Kau pantas memerankan tokoh ini,
aktingmu sangat bagus, dan dilihat dari raut wajahmu, kau pantas
memerankan tokoh ini.”
Nana : “jadi kau bilang, wajahku ini wajah yang harus dikasihani,
begitu?! Aku tidak suka.”
Nisa : “bukan begitu, maksud kami kau sangat berbakat dalam
memerankan tokoh ini.”
Braaakk.
Nana memukul meja dengan keras sehingga semua orang yang ada
disekeliling Nana terlonjak kaget.
Puput : “NANA!” (teriak puput marah)
Nana : “Mentang-mentang kau ditunjuk sebagai ketua dalam
kelompok ini, kau seenaknya sendiri menentukan peran orang? sangat
memalukan.”
Puput : “tutup mulutmu, Nana!”
Nana : “kalian semua menyebalkan. Aku benci kalian.”
Plak. Nisa menampar pipi Nana sangat keras. Sontak saja Nana dan
semuanya kaget melihat Nisa menampar pipi Nana.
Nana : “Kau..”
Lia : “Nana..”
Nana : “kau.. aku benci padamu. Aku benci. Benci. Benci.” (teriak
Nana sambil meninggalkan ruangan dengan wajah yang menangis)
Nisa : “Apa yang telah aku lakukan? Aku menampar pipi Nana. Oh
tuhan.. maafkan aku...” (lirih Nisa)
Mela : “Jangan menangis, lebih baik besok kau meminta maaf pada
Nana.”
Nisa hanya menganggukkan kepalanya dan mereka pun saling memeluk
satu sama lain.
Keesokan harinya di kelas, terlihat Nana sedang duduk dengan raut wajah
yang murung. Tiba-tiba Nisa, Puput, Lia dan Mela datang menghampiri
bangku Nana.
Nisa : “Nana...” (panggil Nisa dengan nada lirih)
Nana mendelik tidak suka dan hendak meninggalkan bangkunya, namun
pergelangan tangan Nana ditahan oleh Nisa.
Nisa : “Nana.. maafkan aku. Aku tidak sengaja menampar pipimu
kemarin.”
Nana menepis paksa tangan Nisa.
Nana : “Dengan semudah itu kau meminta maaf?minggir! Aku mau
ke kantin.”
Mela : “Nana, tunggu jangan pergi dulu. Kami minta maaf kalau
kami salah padamu. Kami minta maaf.”
Puput : “Iya, aku minta maaf karna telah seenaknya memilih kau
sebagai tokoh itu.”
Lia : “Aku juga minta maaf.”
Semuanya terdiam, tubuh Nana bergetas menahan tangis, wajahnya
sudah memerah dan matanya berkaca-kaca.
Nisa : “Apakah kau mau memaafkan aku?”
Nana : “hikss.. kau... kalian..” (Nana menangis)
Nisa, Puput, Mela dan Lia memeluk tubuh Nana. Mereka menangis
bersama-sama.
Nisa : “Maafkan aku.”
Puput : “Maafkan kami semua..”
Nana : “Aku juga minta maaf karena selama ini aku egois. Aku
hanya mementingkan diriku sendiri. Maafkan aku.”
Nisa : “Kami memaafkanmu..”
Nana : “terima kasih, teman-teman.”
Lalu mereka pun saling memaafkan dan tersenyum satu sama lain.
Lia : “kita tetap akan jadi sahabat kan?”
Nana : “tentu saja.”
Mereka pun tertawa dan tersenyum senang.
TAMAT

Anda mungkin juga menyukai