Anda di halaman 1dari 3

Contoh Naskah Drama Untuk 5 Orang

Perempuan by Selvi Oktaviani


Hallo~ ^^
Disini aku mau mempublishkan naskah drama pendekku yang berjudul
Maaf *ayey*. Jujur aja aku gak bisa bikin sebuah cerita loh~ tapi karna
disekolah ada tugas membuat naskah drama pendek dan harus
dipraktekkan. Aku terpaksa membuatnya dan jadilah seperti ini. Ini sangat
jelek *menurutku*. Semoga kalian suka membacanya... dan kalau mau
copas izin dulu ya~ ^^
~Happy reading~
.
.
.
MAAF
Disebuah ruangan, terlihat lima orang perempuan yang masih memakai
seragam sekolah sedang membicarakan sesuatu. Mereka duduk melingkar
dengan raut wajah yang serius. Namun ada salah satu temannya yang
diketahui bernama Nana itu sedang sibuk memainkan handphone miliknya.
Terlihat dia sedang senyum-senyum sendirian tidak menghiraukan tatapan
teman-temannya padanya.
Puput : ekheeemmm (sambil mendelik sebal pada Nana)
Nana : kenapa?
Puput : kita sedang berdiskusi, bisakah kau tidak memegang
handphonemu itu? Kita harus menyelesaikan tugas ini secepat mungkin.
Nana : iya iya.. (jawab Nana malas)
Puput : baiklah, diskusi kita mulai.
Mela : Ok, pertama-tama kita harus membagi siapa-siapa yang
menjadi peran dalam novel ini. (sambil meletakkan sebuah novel)
Lia : baiklah, aku dan Nisa sudah membaca novel ini.
Nana : Oh, terus siapa saja tokoh-tokoh itu?
Lia : yang menjadi pemeran utamanya bernama Lulu, dia anaknya
sangat culun dan pemalu, dan dia selalu dijauhi oleh teman-temannya.
Mela : terus siapa lagi?
Nisa : dan ada tiga orang perempuan yang diketahui mereka itu
sangatlah cantik namun mereka itu sangat sombong, mereka bertiga ini
membuat sebuah kelompok yang bernama The Girls.
Lia : tiga perempuan ini bernama jessica, Putri, dan Meymey.
Nisa : oh ya, dan satu orang perempuan lagi, Sarah, dia adalah
temannya Lulu, dia sangat cantik dan baik. Tapi dia tidak pemalu seperti
Lulu. Dia pemberani. Dia selalu melindungi Lulu dari kejailan geng The
Girls.
Nana & Mela: oh, aku mengerti. (jawab mereka berbarengan)
Puput : baiklah, aku selaku ketua di kelompok ini, akan membagikan
siapa saja peran-peran untuk kalian.
Semuanya menganggukkan kepala.
Puput : Ok.. Lia, Mela, dan aku yang akan menjadi pemeran antagonis.
Lihatlah wajah kami bertiga, kami pantas memerankan tokoh antagonis,
benar?
Mela : Oh tentu saja.
Puput : dan kau, Nisa, kau berperan sebagai Sarah.
Nisa : Eh? Aku? (tanya nisa sambil menunjuk dirinya sendiri)
Puput : Iya.
Nisa : Oh, baiklah. Aku mau.
Nana : tunggu. Lalu yang jadi pemeran utama itu siapa? Jangan
bilang kalau itu aku. (sambil mendelik tidak suka)
Lia : Tentu saja, kau.
Nana : tidak, aku tidak mau. Aku tidak mau menjadi peran yang
harus ditindas. Aku tidak mau.
Mela : Mau tidak mau, kau harus mau, Nana.
Nana : Aku bilang tidak, ya, tidak!
Puput : Nana, dengarkan aku! Kau pantas memerankan tokoh ini,
aktingmu sangat bagus, dan dilihat dari raut wajahmu, kau pantas
memerankan tokoh ini.
Nana : jadi kau bilang, wajahku ini wajah yang harus dikasihani,
begitu?! Aku tidak suka.
Nisa : bukan begitu, maksud kami kau sangat berbakat dalam
memerankan tokoh ini.
Braaakk.
Nana memukul meja dengan keras sehingga semua orang yang ada
disekeliling Nana terlonjak kaget.
Puput : NANA! (teriak puput marah)
Nana : Mentang-mentang kau ditunjuk sebagai ketua dalam kelompok
ini, kau seenaknya sendiri menentukan peran orang? Cih, sangat
memalukan.
Puput : tutup mulutmu, Nana!
Nana : Cih, kalian semua menyebalkan. Aku benci kalian.
Plak. Nisa menampar pipi Nana sangat keras. Sontak saja Nana dan
semuanya kaget melihat Nisa menampar pipi Nana.
Nana : Kau..
Lia : Nana..
Nana : kau.. aku benci padamu. Aku benci. Benci. Benci. (teriak
Nana sambil meninggalkan ruangan dengan wajah yang menangis)
Nisa : Apa yang telah aku lakukan? Aku menampar pipi Nana. Oh
tuhan.. maafkan aku... (lirih Nisa)
Mela : Jangan menangis, lebih baik besok kau meminta maaf pada
Nana.
Nisa hanya menganggukkan kepalanya dan mereka pun saling memeluk
satu sama lain.
Keesokan harinya di kelas, terlihat Nana sedang duduk dengan raut wajah
yang murung. Tiba-tiba Nisa, Puput, Lia dan Mela datang menghampiri
bangku Nana.
Nisa : Nana... (panggil Nisa dengan nada lirih)
Nana mendelik tidak suka dan hendak meninggalkan bangkunya, namun
pergelangan tangan Nana ditahan oleh Nisa.
Nisa : Nana.. maafkan aku. Aku tidak sengaja menampar pipimu
kemarin.
Nana menepis paksa tangan Nisa.
Nana : Dengan semudah itu kau meminta maaf? Cih, minggir! Aku
mau ke kantin.
Mela : Nana, tunggu jangan pergi dulu. Kami minta maaf kalau kami
salah padamu. Kami minta maaf.
Puput : Iya, aku minta maaf karna telah seenaknya memilih kau
sebagai tokoh itu.
Lia : Aku juga minta maaf.
Semuanya terdiam, tubuh Nana bergetas menahan tangis, wajahnya sudah
memerah dan matanya berkaca-kaca.
Nisa : Apakah kau mau memaafkan aku?
Nana : hikss.. kau... kalian.. (Nana menangis)
Nisa, Puput, Mela dan Lia memeluk tubuh Nana. Mereka menangis bersama-
sama.
Nisa : Maafkan aku.
Puput : Maafkan kami semua..
Nana : Aku juga minta maaf karena selama ini aku egois. Aku hanya
mementingkan diriku sendiri. Maafkan aku.
Nisa : Kami memaafkanmu..
Nana : terima kasih, teman-teman.
Lalu mereka pun saling memaafkan dan tersenyum satu sama lain.
Lia : kita tetap akan jadi sahabat kan?
Nana : tentu saja.
Mereka pun tertawa dan tersenyum senang.
TAMAT

Anda mungkin juga menyukai