Anda di halaman 1dari 16

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

TUGAS KELOMPOK

FITOTERAPI

OLEH

KELOMPOK 1

NAMA :KAUSAR (15020150047)


MUH. AGUS SALIM
ATIKA AFIFA FATA
YULINAR
KELAS : C 12

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2018
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah


melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusun memperoleh
kesehatan dan kekuatan untuk dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Klasifikasi Fitoterapi Kelas A” sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini disusun bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fitoterapi.
Pada kesempatan kali ini penulis tidak lupa menyampaikan rasa syukur
dan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini dan orang-orang yang telah banyak memberikan dukungan kepada
penulis.
Penyusun menyadari sepenuhnya atas keterbatasan ilmu maupun dari
segi penyampaian yang menjadikan makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan dari semua
pihak untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna untuk para pembaca.
Aamiin.

Makassar, Oktober 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Definisi Fitoterapi
2.2. Klasifikasi fitoterapi
2.3. Contoh Tanaman fitoterapi kelas A
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat tradisional masih selalu
digunakan masyarakat Indonesia terutama di daerah pedesaan yang
masih kaya dengan keanekaragaman tumbuhannya.Sejak ribuan tahun
yang lalu, obat dan pengobatan tradisional sudah ada di Indonesia, jauh
sebelum pelayanan kesehatan formal dengan obat-obatan modernnya
dikenal masyarakat.Berdasarkan perkiraan World Health Organization
(WHO), lebih dari 80% penduduk negara-negara berkembang tergantung
pada obat tradisional untuk mengatasi masalah kesehatan.
Fitoterapi adalah pengobatan dan pencegahan penyakit
menggunakan tanaman, bagian tanaman, dan sediaan yang terbuat dari
tanaman. Tumbuhan herbal atau obat adalah tanaman yang secara
tradisional digunakan untuk fitoterapi. Bagian penting dari fitoterapi
adalah tanaman atau bagian tanaman yang dapat berfungsi sebagai
obat. Definisi isolasi dan kimia dari konstituen tanaman menjadi batas
wilayah definisi fitoterapi. Madaus, salah satu industri farmasi dari
Jerman menerbitkan definisi untuk Fitoterapi, yaitu obat-obatan yang
berasal dari bahan alami. Menurut komisi para pendiri Kantor Kesehatan
Federal Jerman yang membuat monograf tanaman, zat kimia yang
diisolasi dari tanaman tidak dapt didefinisikan sebagai obat herbal
(Fitoterapi).
Di lain pihak Fritzz Weiss, menerima pendapat bahwa zat kimia yang
diisolasi dari tanaman dapat dikategorikan sebagai fitoterapi dan
mengklasifikasikan zat-zat kimia tersebut sebagai obta-obat herbal yang
potent (forte). Zat kimia yang secara langsung diekstraksi dari tanaman
seperti digoxin dan digitoxin diisolasi dari spesies Digitalis
lanata danDigitalis purpurea. Turunan dari senyawa tersebut yang
diperoleh dengna cara disintesa (contoh:asetildigoxin dan metildigoxin)
tidak dapat dimasukkan ke dalam golongan obat herbal. Senyawa turunan
tersebut diproduksi secara sintesis.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
1. Apa yang di maksud fitoterapi ?
2. Apa saja klasifikasi fitoterapi
3. Tanaman yang termasuk klasifikasi fitoterapi kelas A?
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan fitoterapi
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari fitoterapi
3. Untuk mengetahui tanaman yang termasuk dalam kelas A
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Fitoterapi


Fitoterapi pertama kali dikenalkan pada tahun 1021 M, oleh Ibnu
Sina. Pada saat itu Ibnu Sina melakukan pengobatan dengan menggunakan
Taxus baccata L yaitu konifer yang banyak ditemukan di daerah Eropa
bagian barat dan selatan, barat laut Afrika, dan daerah barat daya Asia.
Pohon ini termasuk spesies yang paling mematikan diantara banyak pohon
yang ada di muka bumi ini. Pohon konifer dikenal juga dengan sebutan Yew
atau English Yew atau Europen Yew.
Dalam praktek medis modern pohon Yew dianggap terlalu berbahaya
untuk pengobatan. Racun utama Yew adalah taxin, yang berfungsi
sebagai depresan jantung. Sayang, pohon Yew saat ini terancam punah
dikarenakan banyaknya penebangan pohon Yew sebagai akibat dari
meningkatnya permintaan dari perusahaan farmasi dan rumah sakit.
Ramuan obat yang dibuat oleh Ibnu Sina diberi nama 'Zarnab', yang
digunakan untuk penyembuhan penyakit jantung. Penemuan Ibnu Sina
sebagaimana tertulis dalam bukunya yang berjudul Canon of Medicine ini
telah diakui oleh Yalcin Tekol, seorang sarjana Barat melalui karyanya, 'The
Medieval Physician Avicenna Used an Herbal Calcium Channel Blocker, Taxus
bacca L'.
Dalam fitoterapi dikenal beberapa konsep terapeutika yang diawali
dengan konsep terapeutika manusia purba, konsep terapeutika masa
Romawi - Yunani, konsep terapeutika Islam, konsep terepeutika tradisional
China, dan konsep terapeutika Ayurveda. Dari berbagai konsep terapeutika
tersebut dapat terlihat bahwa dasar-dasar farmakologi sudah mulai
diperkenalkan pada masanya masing-masing.
Definisi fitoterapi menyatakan bahwa seorang ahli tanaman obat
(herbalis) harus mengetahui tanaman itu sendiri selain itu juga harus
memiliki pengetahuan mengenai lingkungan alami, komponen zat kimia, dan
komposisi dari komponen zat kimia tersebut agar dapat mengidentifikasi
keistimewaan khusus dari tanaman tersebut dan membedakan dengan
tanaman yang lain. Seperti Goethe pernah ungkapkan, pemahaman
mengenai pengetahuan mengenai komposisi kimia tanaman dirasa tidak
mencukupi jika kita tidak mengeksplorasi komponen-komponen hidup
tanaman tersebut, seperti rahasia komposisi tanaman tersebut.
Aturan fitoterapi yang lain menyatakan bahwa, jika menggunakan
komponen kimia khusus atau derivat kimia yang diisolasi dari tanaman
maupun bagian dari tanaman, terjadi kekhususan dalam transisi dari efikasi
terapetik keseluruhan ke efek yang dapat ditentukan secara farmakologis.
Kekhususan tersebut dapat dijelaskan menggunakan biji tanaman Silybum
marianum. Biji tanaman ini digunakan untuk mengobati berbagai macam
indikasi selama berabad-abad, namun efek spesifik terhadap organ hati telah
lama diabaikan. Seorang dokter dari Jerman, Johann Gottfried Rademacher
(1772-1850) pertama kali menemukan bahwa Silybum
marianum mempunyai kemampuan untuk mengobati berbagai macam
penyakit hati (hepatopati). Selanjutnya Rademacher mengembangkan
tingtur yang terbuat dari tanaman tersebut, sehingga disebut Tingtur
Rademacher, yang kemudian direkomendasikan untuk mengobati penyakit
hati. Pada wal tahun 1830an, Hỗrhammer menemukan metode untuk
mengekstraksi silymarin dari Silybum marianum. Silymarin merupakan
campuran dari flavon, yang terdiri dari 3 komponen,silychristin, silydianin,
dan silybinin. Farmakologi modern dan pengujian klinis menunjukkan bahwa
silymarin mempunyai efek protektif dan kuratif terhadap penyakit hati yang
toksis (hepatosis). Antidot yang spesifik untuk keracunan hati akut dan
mengancam jiwa akibat jamur Amanita dikembangkan menggunakan
Silybinin sintetik dan larut air (garam disodium silybinin-C 2,3-dihydrogen
sucinate. Perubahan transisi penggunaan tanaman untuk pengobatan yang
luas dan tidak spesifik menjadi lebih umum tetapi spesifik untuk organ
spesifik, kemudian berubah menjadi penggunaan untuk indikasi yang lebih
sempit seperti untuk pengobatan pentakit hati yang toksis, mewakili salah
satu contoh kekhususan atau penyempitan spektrum terapetik.
Aturan-aturan tersebut menyampaikan pada pembaca bahwa pendapat
yang menyatakan sebuah penyakit dapat diobati dengan tepat dan lebih
efektif dengan pendekatan model holistik saja sama kelirunya dengan
pendapat sekarang yang dominan menyatakan bahwa hasil terapetik yang
dipercaya dapat dicapai hanya dengan menggunakan definisi kimia, dan
isolasi kimia. Gambaran klinis itu sendiri menentukan mana dari
kemungkinan-kemungkinan tersebut yang menjadi pilihan terapetik yang
terbaik.
2.2. Klasifikasi Fitoterapi
Penggolongan Obat herbal berdasarkan data uji klinik yang ditetapkan
tingkat pembuktiannya (Level of Evidence Grade) oleh Natural
Standard/Harvard Medical School yang memusatkan informasi berbasis
evidence mengenai keamanan, bahaya, interaksi, dan dosis, di dalam
formularium ini beberapa obat herbal dibagi menjadi 5 tingkat pembuktian
sebagai berikut:
Grade A : Bukti ilmiah kuat (Strong Scientific Evidence), Obat Herbal
terbukti bermanfaat secara statistik yang disertai disertai bukti pendukung
dalam ilmu dasar, penelitian binatang, atau teori. Bukti manfaat yang
bermakna secara statistik dari > 2 Randomize Control Trial (RCT) yang
memenuhi syarat, atau bukti dari 1 RCT yang memenuhi syarat dan 1 meta-
analisis yang memenuhi ketentuan, atau pembuktian dari multiple RCT
dengan mayoritas dari uji klinik yang dilakukan sesuai persyaratan.
Grade B : Bukti ilmiah Baik (Good Scientific Evidence), Bukti manfaat
yang bermakna secara statistik dari 1-2 uji klinik yang dilakukan secara
random (acak), atau bukti manfaat dari > 1 meta-analisis yang memenuhi
ketentuan atau bukti manfaat dari > 1 kohort/case-control/ uji klinik yang
tidak random disertai bukti pendukung dalam ilmu dasar, penelitian
binatang, atau teori.
Grade C : Pembuktian yang tidak jelas atau bukti ilmiah yang
diperdebatkan (Unclear or Conflicting Scientific Evidence), Bukti manfaat
dari > 1 RCT yang kecil tanpa jumlah sampel, power, tingkat kemaknaan,
atau kualitas disain yang adekuat atau bukti yang diperdebatkan dari banyak
RCT tanpa mayoritas dari uji klinik yang memenuhi persyaratan,
menunjukkan bukti manfaat atau ketidak efektifan, atau bukti manfaat dari
> 1 kohort/case-control/uji klinik yang tidak random, dan tidak disertai bukti
pendukung dalam ilmu dasar, penelitian binatang, atau teori, atau bukti
efikasi hanya dari ilmu dasar, penelitian binatang, atau teori.
Grade D : Pembuktian ilmiah Negatif (Fair Negative Scientific
Evidence), Bukti manfaat tidak bermakna secara statistik (tidak terbukti
bermanfaat) dari kohort/case-control/uji klinik yang tidak random, dan bukti
dari ilmu dasar, penelitian binatang, atau teori, menunjukkan tidak ada
manfaat. Tingkat ini juga diterapkan pada keadaan dimana > 1 RCT dengan
disain yang baik melaporkan hasil negatif,walaupun ada hasil efikasi positif
dilaporkan oleh uji klinik atau meta-analisis dengan disain yang kurang baik.
(NB: bila ada > 1 RCT dengan disain yang baik dan sangat meyakinkan
menunjukkan hasil negative, maka dimasukkan menjadi tingkat “F”
walaupun ada hasil positif dari studi-studi lain dengan disain yang kurang
baik).
Grade E : Pembuktian Ilmiah Sangat Negatif (Strong Negative Scientific
Evidence), Bukti statistik tidak bermakna (tidak terbukti bermanfaat) dari > 1
RCT dengan kriteria objektif mempunyai power yang adekuat dan disain
yang berkualitas tinggi (kriteria objektif sesuai validated instruments for
evaluating study quality, termasuk skala 5 point yang dikembangkan oleh
Jadad et al, dimana skor < 4 menunjukkan metode dengan kualitas yang
kurang).
2.3. Contoh Tanaman Kelas A
1. Tabel

2. Tanaman Grade A
A. Aloe vera
Klasifikasi
Kerajaan : Plantae
Clade : Angiosperma
Clade : Monokotil
Order : Asparagales
Keluarga : Xanthorrhoeaceae
Subfamili : Asphodeloideae
Genus : Pohon gaharu
Spesies : A. vera
Mekanisme Aksi Lidah buaya
Lidah buaya memiliki sifat antivirus, yang berisi asetilmannan
polisakarida yang larut air. Lidah buaya telah terbukti dapat merangsang
sistem kekebalan tubuh dengan mengaktifkan makropag. Prinsip
merangsang makropag dari asetilmannan pada berat molekul yang
tinggi polisakarida aloeride. Efek antivirus dari lidah buaya dari
hasil inferensi dengan sintesis DNA. Menurut penelitian in vitro,
acemannan bertindak sinergis dengan azidothymidine(AZT) dan asiklovir
(antivirus) untuk menghambat replikasi HIV1 dan HSV 1. Efek
antivirus terkait dengan modifikasi dari glikosilasi dari glikoprotein
virus. Acetylmannans juga menunjukkan efek langsung pada virus HSV
dan penghambatan replikasi. asetilmanan telah terbukti untuk
meningkatkan respon limfatik alloantigens dengan meningkatkan
pelepasan interleukin 1 dari monosit.
Bukti keefektifan
Virus herpes simpleks, menurut uji coba terkontrol secara
acak (RCT), aplikasi topical dari lidah buaya mungkin bermanfaat
untuk herpes genital pada pria. waktu penyembuhan lebih rendah dari
crem lidah buaya dibanding gel Human immunodeficiency virus (HIV).
Hasil Studi menunjukkan potensi manfaat lidah buaya dalam kombinasi
dengan antivirus lainnya (contoh: AZT) untuk pengobatan HIV.
Acemanan menaikkan tingkat CD8 + namun tidak berpengaruh pada
jumlah CD4 pada pasien yang terinfeksi HIV. Kenaikan juga dicatat
dalam sirkulasi monosit dan makrofag, pagositosit aktif dan mutlak T4,
T8 dan p24 pada tingkat inti antigen. Penelitian klinis lain tidak
menemukan efek menguntungkan ketika acemannan digunakan sebagai
tambahan terhadap terapi antiretroviral.
Dosis
Untuk herpes genital, pasien telah diobati dengan penggunaan
topikal dari 0,5% krim lidah buaya atau gel hidrofilik digunakan sehari
tiga kali, sampai 2 minggu. Standar Ekstrak acetylmannan telah
diberikan secara oral dalam dosis mulai dari 800 sampai 1600mg setiap
hari dalam standar terapi antiretroviral.
B. Nanas
Klasifikasi tanaman nanas adalah:
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi : SpermatopHyta (tumbuhan berbiji)
Kelas : Angiospermae (berbiji tertutup)
Ordo : Farinosae (Bromeliales)
Famili : Bromiliaceae
Genus : Ananas
Species : Ananas comosus (L.)
Komposisi Nanas
Menurut Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan
Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi buah nanas
mengandung: vitamin (A, B12,CdanE),asam, biotin, kalium, Iodium,
sulfur, khlorkalsium, fosfor, magnesium, besi, natrium, dekstrosa,
sukrosa (gula tebu), saponin, tlavonoida, polifenol, dan Enzim Bromelain
(protease).Bromelain berkhasiat antiradang, membantu melunakkan
makanan di lambung, mengganggu pertumbuhan sel kanker,
menghambat agregasi platelet, dan mempunyai aktivitas
fibrinolitik.Kandungan seratnya dapat mempermudah buang air besar
pada penderita sembelit (konstipasi). Berdasarkan hasil penelitian, buah
nanas yang masih hijau atau belum matang, ternyata mengandung
bromelin lebih sedikit dibandingkan buah nanas segar yang matang.
Nanas juga mengandung Enzim Bromelain, dekstrosa, laevulosa, manit,
sakarosa, asam organik, ergosterol peroksida, asam ananasat, asam
sitrat dan gula. (Buletin Teknopro Hortikultura edisi 71 tahun 2004)
Enzim Bromelain
Enzim Bromelain mencerna protein di dalam makanan dan
menyiapkannya agar mudah untuk diserap oleh tubuh.Nanas juga dapat
digunakan untuk mengempukkan daging. Selain kegunaan di atas, nanas
mengandung citric dan malic acid yang memberi rasa manis dan asam
pada buahnya. Asam ini membuat nanas menjadi bahan makanan yang
digunakan secara luas untuk membuat masakan asam manis. Buah
nanas banyak mengandung Enzim Bromelain, tapi kandungan bromelain
di dalam kulitnya lebih banyak lagi.Karena itu, jangan membuang kulit
nanas, karena bisa dimanfaatkan sebagai bahan pengempuk
alami.Enzim Bromelain mampu menguraikan serat-serat daging,
sehingga daging menjadi lebih empuk.
Bukti ilmiah efektivitas
Dari hasil sebuah studi RCT ditemukan perbaikan dalam gejala
subyektif, termasuk rasa sakit dan pola buang air kecil, pada pasien
infeksi saluran kemih dengan menggunakan produk yang mengandung
bromelain ( kimotab ). Dengan gejala, seperti hematuria dan urin
protein, WBCs, RBCs, ephitelia, dan bakteri, ditampilkan ke arah
trend perbaikan.
Dosis
Dosis dari bromelain untuk infeksi saluran kemih belum ditemukan,
namun suatu study dengan menggunakan Kimotab mengandung 50 mg
(20.000 unit) dari bromelain 1 mg (2500 unit) dari tripsin, terbukti dapat
mengobati infeksi saluran kemih dengan sukses.
C. Daun Sendok
Klasifikasi Tanaman Daun Sendok
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Plantaginales
Famili : Plantaginaceae
Genus : Plantago
Spesies : Plantago major L.
Sebagai tumbuhan obat, daun sendok dapat digunakan sebagai
anti radang, melancarkan air kemih, peluruh dahak, menghentikan
batuk, memperbaiki penglihatan dan menormalkan aktivitas hati yang
berlebihan. Kandungan kimia daun sendok diantaranya
flavonoid dan polifenol, disamping itu daunnya mengandung vitamin
C, asam sitrat dan tanin. Kandungan tanin pada daun sendok
diperkirakan mempunyai efek sebagai adstrigen sehingga dapat
mengurangi diare dengan menciutkan selaput lndir usus.
Uji Klinik dan Dosis
Studi klinik menggunakan 100% dekokta daun sendok segar, dosis
60-120 mL setiap hari pada 43 kasus akut dan 45 kasus kronik
disentri basiler menunjukkan bahwa gejala demam mulai berkurang
dalam 1,3 dan 1,8 hari, sakit perut dan lendir serta mukus
menghilang dalam 10 hari, dengan tingkat efektivitas mencapai 84%.
Dekokta tersebut juga efektif terhadap disentri basiler pada anak-
anak, dimana gejala teratasi dalam 2 hari dan frekuensi pergerakan
usus menjadi normal.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Fitoterapi adalah pengobatan dan pencegahan penyakit menggunakan
tanaman, bagian tanaman, dan sediaan yang terbuat dari tanaman.
Tumbuhan herbal atau obat adalah tanaman yang secara tradisional
digunakan untuk fitoterapi. Bagian penting dari fitoterapi adalah tanaman
atau bagian tanaman yang dapat berfungsi sebagai obat.
Klasifikasi fitoterapi yaitu : kelas A (bukti ilmiah yang kuat), kelas B (bukti
ilmiah baik), kelas C (bukti ilmiah tidak jelas), kelas D (bukti ilmiah negatif),
kelas E (bukti ilmiah sangat negatif).
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Herbal Plants Collection of Biopharmaca Conservation and Cultivation


Station. ITB : Biopharmaca Research Center.

Dewoto, H. R. 2007. Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi


Fitofarmaka. Majalah Kedokteran Indonesia.Vol. 57 (7).

Ditjen POM.1980. Materi Medika Indonesia. Jakarta. Departeman Kesehatan


Republik Indonesia.

Mun'im, Abdul dan Hanani, Endang. 2012. Fitoterapi Dasar. Dian rakyat : Jakarta.

Rahayu, Mulyani, dkk. 2016. Pemanfaatan Tumbuhan Tradisional oleh


Masyarakat Lokal di Pulau Wawonii Sulawesi Tenggara. Biodiversitas
Vol.7. LIPI : Bogor.

Anda mungkin juga menyukai